Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN

TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA PELAJAR


PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH PRACTICES OF
PREVENTION OF LEUCORRHOEA AMONG FEMALE STUDENTS OF SENIOR HIGH
SCHOOL 9 MANADO

Meyni Rembang1, Franckie R.R Maramis2, Gene Kapantow3


Bidang Minat Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak

Latar Belakang : Leucorhea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Semua
wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan berdasarkan data penelitian tentang
kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan. Lebih
dari 70% wanita indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti
cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat
observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari-Mei tahun 2013 di SMA Negeri 9 Manado dengan total populasi
398 siswi dengan sampel yang diteliti berjumlah 80 siswi kelas X dan kelas XI. Instrumen dalam
penelitian yaitu menggunakkan kuisioner. Hasil dianalisa dengan menggunakan uji Fisher Exact
dengan α = 0,05. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden dengan
pengetahuan baik tentang keputihan sebanyak 72 (90,0) responden, dan pengetahuan kurang
tentang keputihan berjumlah 8 (10,0%) responden. Berdasarkan sikap pencegahan keputihan,
sikap baik berjumlah 55 (68,755%) dan sikap tidak baik berjumlah 25 (31,25%), berdasarkan
tindakan pencegahan keputihan, tindakan pencegahan baik berjumlah 45 (56,25%) responden, dan
tidak baik berjumlah 35 (43,75%) responden. Kesimpulan : Variabel sikap memiliki hubungan
bermakna dengan tindakan pencegahan keputihan (0,000). Sedangkan variabel pengetahuan tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan tindakan pencegahan keputihan (0,495).

Kata Kunci : Tindakan Pencegahan Keputihan, Pengetahuan, Sikap.

Abstract

Background : Leucorhea (white discharge, fluoride albus, white) is the name given to symptoms
of fluid removed from devices that do not form genital blood. All women of every age can
experience vaginal, discharge is based on the data on women's reproductive health research
shows 75% of women in the world would suffer from vaginal discharge. More than 70% of
Indonesian women experience vaginal discharge caused by fungi and parasites such as pinworms
or protozoa (Trichomonas vaginalis). Objective: The objective of this study was to analys the
relationship between knowledge and attitude with practices of prevention of leucorrhea among
female students of senior high school 9 Manado. Methods: The study was an observational
analytic study using cross-sectional design. This study was conducted in January-May of 2013 in
Senior High School 9 Manado with a total population of 398 students with the studied sample was
80 students of class X and class XI. Instrument used in the study was questionnaires. Data were
analyzed using Fisher's Exact test with CI of 95% the sicnificance level of 5% (α = 0,05). Results:
The results showed that respondents who had good knowledge were as many as 72 (90,0%)
respondents and 8 (10%) respondents had poor knowledge on leucorrhea. In ternt of attitude there
were 55 (69%) respondents had good attitude while 25 (31%) respondents had poor attitude of
leucorrhea. Furthermore, 45 (56%) respondents were good in act of preventing leucorrhea where
as 35 (44%) respondents were not. Conclusion: bivariate analysis indicated that attitude variable
was related with prevention action (P = 0,000) however, knowledge variable was not related with
prevention action on leucorrhea (P= 0,724). In conclusion knowledge has no relationship with
prevention practices but attitude has relationship with prevention practices on leucorrhea.
Keywords : Leucorhea, Knowledge, Attitude, Prevention
PENDAHULUAN agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab.
Leucorhea (white discharge, fluor albus, Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada mengatasi kesehatan reproduksi dikalangan remaja di
cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang antaranya melalui program Pusat Informasi dan
tidak berupa darah. Mungkin leucorhea merupakan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR)
gejala yang paling sering dijumpai pada penderita (Undang-undang Kesehatan, 2009). Berdasarkan data
ginekologik; adanya gejala ini diketahui penderita yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Manado
karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara meengenai jumlah remaja usia 15-24 tahun yang
leukorea yang fisiologik dan leukorea yang patologik. mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang- didapati di kota Manado hanya 18 orang, dan dari 18
kadang berupa mukus yang mengandung banyak orang tersebut dari kecamatan Malalayang hanya 2
epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada orang (Manado dalam Angka 2012).
leukorea patologik terdapat banyak leukosit. Penyebab Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan, sikap,
Disini cairan mengandung banyak leukosit dan dan tindakan pencegahan keputihan pada pelajar putri
warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, di SMA Negeri 9 Manado. Dan setelah peneliti
seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, berkonsultasi dengan pihak sekolah yaitu SMA Negeri
vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan 9 Manado menyatakan bahwa disekolah ini belum
leukorea patologik (Prawirohardjo S,dkk, 2007). pernah diadakannya penelitian tentang topik tersebut.
Semua wanita dengan segala umur dapat
mengalami keputihan berdasarkan data penelitian
tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan METODE PENELITIAN
75% wanita di dunia pasti menderita keputihan. Lebih Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik,
dari 70% wanita indonesia mengalami keputihan dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional
yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing Study (Potong Lintang). Penelitian ini dilakukan di
kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka SMA Negeri 9 Manado pada bulan Januari-April
ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja 2012. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswi
karena cuaca di indonesia yang lembab sehingga kelas X dan kelas XI SMA Negeri 9 Manado dengan
mudah terinfeksi jamur candida albicans yang jumlah populasi yaitu sebanyak 398 orang, yang
merupakan salah satu penyebab keputihan (Bahari, terdiri dari jumlah siswi kelas X sebanyak 141 orang
2012). Menurut Aulia (2012) di Indonesia 95% kasus dan jumlah siswi kelas XI sebanyak 257 orang.
kanker leher rahim yang terjadi pada wanita ditandai Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan
dengan keputihan. Selain itu, keputihan tidak menggunakan rumus:
mengenal usia. Cuaca lembab juga ikut N
mempengaruhi terjadinya keputihan. Keputihan yang n=
dibiarkan bisa merembet ke rongga rahim kemudian 1 + N ( d2 )
ke saluran indung telur dan sampai ke indung telur Keterangan:
yang akhirnya menjalar hingga ke rongga panggul N = Besar Populasi
(Burhani, 2012). n = Besar sampel
Menurut Undang-Undang RI No.39 Tahun d = Tingkat ketepatan yang diinginkan (10%)
2009 tentang Kesehatan pada pasalnya yang ke 137 Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah
ayat 1 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban sampel sebanyak 80 responden. Pengambilan sampel
menjamin agar remaja dapat memperoleh edukasi, yang akan menjadi responden dalam penelitian ini
informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling atau
pengambilan sampel acak kelompok, dimana Data sikap pencegahan keputihan siswi
melakukan pembagian populasi studi emnjadi berdasarkan hasil skoring yang telah di tetapkan
beberapa bagian (Blok) sebagai cluster dan dilakukan dengan menggunakan 12 item pertanyaan untuk
pengambilan sampel kelompok cluster tersebut mengukur variabel sikap pencegahan responden dalam
(Budiarto, 2001). Teknis pelaksanaan pengambilan penelitian ini, yang memiliki sikap baik tentang
sampel setelah membagi jumlah sampel ke dalam dua pencegahan keputihan sejumlah 65 (68,75%) orang,
kelompok besar sesuai dengan tingkatan kelasnya, dan presentase siswi dengan sikap pencegahan yang
kemudian tahap selanjutnya dalam pelaksanaannya tidak baik sejumlah 25 (31,25%).
pengambilan data yaitu dengan mengambil daftar Berdasarkan hasil skoring yang telah
hadir dari seluruh siswi kelas X dan XI oleh peneliti. ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan
Setelah memperoleh daftar hadir, maka peneliti untuk mengukur variabel tindakan pencegahan
kemudian mengurutkan daftar hadir siswi tersebut responden dalam penelitian ini, hasil penelitian
sesuai dengan jumlah masing-masing tingkatan kelas tindakan pencegahan keputihan merupakan hasil
yaitu kelas X di urutkan 1-141, kemudian kelas XI di akumulasi dari 10 pertanyaan tindakan pencegahan,
urutkan 1-257. Dari data yang telah diurutkan dimana yang memiliki tindakan pencegahan keputihan
tersebut, peneliti kemudian melakukan undi secara baik sejumlah 45 (56,25%), dan yang memiliki
acak dari masing-masing tingkatan kelas sesuai tindakan pencegahan tidak baik sejumlah 35
dengan perolehan perhitungan secara proporsional (43,75%).
yaitu kelas X di cabut undi secara acak sebanyak 28
orang, dan kelas XI sebanyak 52 orang. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
Tindakan Pencegahan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel silang untuk melihat hubungan antara variabel
Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 9 tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan
Manado diperoleh sampel sebanyak 80 siswi yang keputihan dapat dilihat pada tabel 1.
terdiri dari 28 siswi (35%) kelas X dan kels XI
sebanyak 52 (65%) siswi. Sebagian besar responden Tabel 1 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
dalam penelitian ini merupakan siswi dengan usia 16 tindakan
tahun sejumlah 42 (52,5%) orang, kemudian pencegahan keputihan.
responden dengan usia 15 tahun sejumlah 28 (35%) Tindakan Pencegahan
Total ρ*
orang, diikuti dengan responden yang berusia 17 Pengetahuan Tidak Baik Baik
N % N %
tahun sejumlah 8 (10%) orang, dan yang paling
sedikit responden dengan usia 14 tahun sejumlah 2 Kurang 4 5,0 4 5,0 8
0,495
(2,5%) orang. Hal tersebut menunjukan bahwa Baik 31 38,8 41 51,3 72
responden dalam penelitian ini terbanyak yaitu pada
Total 35 43,8 45 56,3 80
usia 16 tahun dimana usia ini tergolong dalam masa
remaja pertengahan (middle adolsence). * Fisher's Exact Test
Berdasarkan hasil skoring yang telah
ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan Pada tabel 1 terlihat bahwa responden dengan tingkat
untuk mengukur variabel pengetahuan responden, pengetahuan baik dengan tindakan pencegahan baik
diketahui bahwa responden yang memiliki sebanyak 41 (51,3%) responden, sedangkan dengan
pengetahuan baik tentang keputihan yaitu sejumlah 72 pengetahuan baik dan tindakan pencegahan tidak baik
(90%) orang dan sejumlah 8 (10%) orang berjumlah 31 (38,8%) responden. Kemudian untuk
pengetahuan tentang keputihannya kurang. responden dengan pengetahuan kurang namun dengan
tindakan pencegahan baik berjumlah 4 (5,0)
responden, sedangkan responden dengan pengetahuan
kurang dan tindakan pencegahan tidak baik berjumlah memiliki sikap tidak baik dengan tindakan
4 (5,0) responden. pencegahan tidak baik berjumlah 23 (28,8) responden.
Tabel 1 menunjukan bahwa hasil uji statistik Tabel 2 menunjukan bahwa hasil analisis
melalui uji chi-square dengan menggunakan bantuan hubungan menggunakan uji chi-square dengan
software SPSS versi 19, memperoleh nilai probabilitas bantuan software Statistical Product For Service
sebesar 0,495 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang Solution (SPSS) versi 19 memperoleh nilai
berarti tidak ada hubungan bermakna antara tingkat probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan
pengetahuan dengan tindakan pencegahan keputihan (α) 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna
pada siswai di SMAN 9 Manado. antara sikap dengan tindakan pencegahan keputihan
Ayiningtyas dan Suryaatmadja (2011) dalam pada Pelajar Putri SMA Negeri 9 Manado.
penelitiannya mengenai Hubungan Antara Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan yang telah dilakukan oleh Noer (2007) dimana dalam
Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada penelitiannya yang berjudul Hubungan Pengetahuan
Siswi SMA Negeri 4 Semarang mengungkapkan Dan Sikap Remaja Puteri Tentang Keputihan (Fluor
bahwa Kejadian keputihan dipengaruhi oleh tingkat Albus) Dengan Upaya Pencegahannya (Studi Pada
pengetahuan mengenai kebersihan genitalia eksterna. Siswi Tunas Patria Unggaran Tahun 2007),
mengungkapkan bahwa ada hubungan sikap siswi
Hubungan antara Sikap dengan Tindakan dengan upaya pencegahan keputihan. Demikian pula
Pencegahan penelitian yang dilakukan oleh Amelia, dkk (2011)
Tabel silang untuk melihat hubungan antara variabel dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Perilaku
Sikap dengan tindakan pencegahan keputihan dapat Remaja Putri Menjaga Kebersihan Organ Genitalia
dilihat pada tabel 2. Dalam Mencegah Keputihan mengungkapkan bahwa
sikap tentang menjaga kebersihan organ genitalia
Tabel 2 Hubungan antara sikap dengan tindakan dalam mencegah keputihan berperan penting dalam
pencegahan keputihan. membentuk tindakan remaja putri menjaga kebersihan
Tindakan Pencegahan organ genitalia dalam mencegah keputihan.
Sikap Tidak Baik Baik Total ρ*
N % N %
28, 25
2,5 PENUTUP
Tidak Baik 23 8 2 55
53, 0,000
Baik 12 15, 43 A. Kesimpulan
8
0 1. Responden yang memiliki pengetahuan baik
43, 56, 80 tentang keputihan sebanyak 72 orang (90,0)
Total 35 45
8 3 dan responden dengan pengetahuan yang
* Fisher's Exact Test kurang berjumlah 8 orang (10,0%).
2. Responden yang memiliki sikap baik
Tabel 2 menunjukan bahwa responden dengan sikap berjumlah 55 orang (68,75%) dan responden
yang baik dan memiliki tindakan pencegahan yang dengan sikap tidak baik berjumlah 25 orang
baik berjumlah 43 (53,8%) responden, sedangkan (31,25%).
yang dengan sikap baik dan memiliki tindakan 3. Responden yang memiliki tindakan
pencegahan tidak baik berjumlah 12 (15,0%) pencegahan baik berjumlah 45 orang
responden. Kemudian responden dengan sikap tidak (56,25%) dan responden dengan tindakan
baik namum memiliki tindakan pencegahan baik pencegahan tidak baik berjumlah 35 orang
berjumlah 2 (2,5) responden, sedangkan yang (43,75%).
4. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan Siswi SMA Negeri 4 Semarang.
dengan tindakan pencegahan keputihan pada Tesis.Semarang: Fakultas Kedokteran
pelajar putri SMA Negeri 9 Manado. Universitas Diponegoro.
5. Terdapat hubungan antara sikap dengan
tindakan pencegahan keputihan pada pelajar Badan Pusat Statistik. 2012. Katalog BPS Manado
putri SMA Negeri 9 Manado. Dalam Angka 2012. Bappeda Kota Manado.

Bahari,H. 2012.Cara Mudah Atasi Keputihan.


B. Saran Jogjakarta:BUKUBIRU
1. Perlunya pihak sekolah menyediakan berbagai
informasi bersifat edukatif bagi para siswa Budiarto,E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan
dan siswi berupa membentuk program Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku
Informasi dan Konseling Kesehatan Kedokteran EGC.
Reproduksi Remaja (PIK KRR) yang
berhubungan dengan organ reprooduksi dan Burhani,F.2012.Buku Pintar Miss V:Cara Cerdas
cara menjaga kesehatan organ reproduksi, Merawat Organ Intim
yang diharapkan dapat menambah Wanita.Yokyakarta:Araska
pengetahuan siswi juga menjadi tambahan
Noer,WH. 2007. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
informasi tentang permasalahan kesehatan
Dengan Remaja Putri Tentang Keputihan
reproduksi remaja khusunya bagi para siswi
(Fluor Albus) Dengan Upaya Pencegahannya
sekolah menengah atas.
(Studi Pada Siswi SMA Tunas Patria Ungaran
2. Perlunya dilakukan penelitian tentang faktor-
Tahun 2007. (Online).
faktor lain yang mempengaruhi tindakan
http://eprints.undip.ac.id/4320/1/3256.pdf .
pencegahan seperti persepsi, media massa,
Diakses pada tanggal 2 Mei 2013.
peran orang tua, dan peran guru.
Prawirohardjo S, dkk. 2007. Ilmu
Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Sarwono Prawirohardjo.
Amelia MR, Dewi YI, Karim D. Gambaran Perilaku .Undang-Undang Kesehatan. 2009.
Remaja Putri Menjaga Kebersihan Organ Bandung:Fokusmedia.
Genitalia Dalam Mencegah Keputihan.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau. (Online).
http://repository.unri.ac.id/bitstream/1234567 .
89/ 1880/1/
MANUSKRIP%20MELIZA%20RIZKY.pdf.
Diakses pada tanggal 2 Mei 2013.

Aulia.2012.Serangan-serangan Penyakit Khas Pada


Wanita Paling Sering
Terjadi.Jogjakarta:BUKUBIRU.

Ayiningtyas,D.2011.Hubungan antara Pengetahuan


dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia
Eksterna Dengan Kejadian Keputihan pada

Anda mungkin juga menyukai