Anda di halaman 1dari 15

PUBLICATION MANUSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

CORRELATION OF GENITAL HYGIENE WITH THE INCIDENCE


OF FLUOR ALBUS AMONG TEENAGERS OF MADRASAH
ALIYAH SABILARRASYAD SAMARINDA IN YEAR 2015

HUBUNGAN HYGIENE GENETALIA DENGAN KEJADIAN


KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI
MADRASAH ALIYAH SABILARRASYAD
SAMARINDA TAHUN 2015

Aslinda¹, Hansen², Sri Sunarti³

DIAJUKAN OLEH:

ASLINDA

11.113082.4.0108

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIAYAH
SAMARINDA TAHUN 2015
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN HYGIENE GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN


(FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH
SABILARRASYAD SAMARINDA
TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

DI SUSUN OLEH:
ASLINDA
11.113082.4.0108
Disetujui Untuk Diujikan
PadaTanggal, 14 Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Hansen, S.KM, M.KL Sri Sunarti, S.KM


NIDN. 0710087805 NIDN. 1115037801

Mengetahui,
Koordinator Mata KuliahSkripsi

Lisa WahidatulOktaviani, S.KM, M.PH


NIDN. 1108108707
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN HYGIENE GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN


(FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH
SABILARRASYAD SAMARINDA
TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

DI SUSUN OLEH :
ASLINDA
11.113082.4.0108

Diseminarkan dan Diujikan


PadaTanggal, 14 Agustus 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Yannie Isworo, S.KM, M.Kes Hansen, S.KM, M.KL Sri Sunarti, S.KM
NIDN. 11122067902 NIDN. 0710087805 NIDN. 1115037801

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 KesehatanMasyarakat

Sri Sunarti, S.KM


NIDN. 1115037801
HUBUNGAN HYGIENE GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS)
PADA REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH SABILARRASYAD
SAMARINDA TAHUN 2015

INTISARI

Aslinda¹, Hansen², Sri Sunarti³

Latar Belakang: Hygiene genetalia pada semua individu khususnya bagi remaja putri
merupakan perilaku yang memegang peranan penting dalam menentukan status kesehatan
terutama bagi kesehatan reproduksi wanita agar terhindar dari berbagai jenis penyakit infeksi
reproduksi. Perawatan genitalia yang tidak baik akan menjadi pemicu terjadinya keputihan
yang patologis. Faktanya banyak remaja putri yang belum mengerti dan peduli bagaimana
cara merawat organ reproduksinya.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan hygiene genetalia dengan kejadian
keputihan (Fluor Albus) pada remaja putri Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda tahun
2015.
Metode Penelitian: Menggunakan desain analitik dengan rancangan Cross Sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswi di Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda yang
berjumlah 57 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random
Sampling.
Hasil Penelitian: Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square pada variabel hygiene
genetalia menunjukkan p value 0,007<0,05 dengan kejadian keputihan (Fluor Albus) pada
remaja putri Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda tahun 2015.
Kesimpulan: Terdapat hubungan hygiene genetalia dengan kejadian keputihan (Fluor Albus)
pada remaja Putri Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda tahun 2015.

Kata Kunci: Hygiene Genetalia, keputihan (Fluor Albus).


¹Mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIKES Muhammadiyah Samarinda
²Dosen STIKES Muhammadiyah Samarinda
³Dosen STIKES Muhammadiyah Samarinda
CORRELATION OF GENITAL HYGIENE WITH THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS
AMONG TEENAGERS OF MADRASAH ALIYAH SABILARRASYAD
SAMARINDA IN YEAR 2015

ABSTRACK

Aslinda¹, Hansen², Sri Sunarti³

Background: Genital hygiene of people, especially for young women is a behaviour that an
important thing in determining health status, especially for womens reproductive health to
avoid from various reproductive infection diseases. Health awareness and proper treatment
are essential factors in preserving the health of reproduction system. Unfortunately, the fact
shows that many young women do not have sufficient knowledge in taking care of their
reproduction organs.
Purposes of the Research: This research aimed at finding out the relationship between
genital hygiene with the incidence of fluor albus among teenagers of Madrasah Aliyah
Sabilarrasyad Samarinda in year 2015.
Research Method: This research employed the analytical design with a cross-sectional
approach. The sample in this research included among teenagers, with the total number of
57. The sample was taken by using Stratified Random Sampling technique.
Research Findings: The statistical measurement using the Chi Square towards the “genital
hygiene” variable showed that the p value obtained was 0.007<0.05, with the incidence of
fluor albus among teenagers of Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda in year 2015.
Conclusion: There was a correlation between the genital hygiene with the incidence of fluor
albus among teenagers of Madrasah Aliyah Sabilarrasyad Samarinda in year 2015.

Keywords: Genital Hygiene, Fluor Albus


¹Student at Public Health Program, STIKES Muhammadiyah Samarinda
²Lecture at STIKES Muhammadiyah Samarinda
³Lecture at STIKES Muhammadiyah Samarinda
PENDAHULUAN Data Departemen Kesehatan RI
(2009), di Indonesia diperkirakan 52 juta
Kesehatan reproduksi di kalangan perempuan Indonesia beresiko terkena
wanita harus memperoleh perhatian yang kanker serviks, sementara 36%
serius karena dapat menyebabkan perempuan dari seluruh penderita kanker
berbagai macam penyakit infeksi saluran adalah pasien kanker serviks. Ada 15.000
reproduksi. Salah satu gejala dan tanda- kasus baru kanker serviks terjadi dengan
tanda penyakit infeksi organ reproduksi angka kematian 7.500 kasus per tahun.
wanita adalah terjadinya keputihan. Kanker serviks merupakan kanker yang
Keputihan merupakan salah satu masalah paling sering terjadi pada perempuan
yang sejak lama menjadi persoalan bagi Indonesia. Tingginya angka kejadian
kaum wanita. Banyak kaum wanita di kanker serviks di Indonesia merupakan
Indonesia yang tidak tahu tentang beban kesehatan, ekonomi dan sosial
keputihan sehingga mereka menganggap bagi perempuan di manapun.
keputihan sebagai hal yang umum dan Berdasarkan data penelitian yang
sepele, disamping itu rasa malu ketika dilakukan oleh Ayuningtyas (2011) pada
mengalami keputihan kerap membuat remaja putri di SMA Negeri 4 Semarang
wanita enggan berkonsultasi ke dokter. angka kejadian keputihan sangat tinggi
Padahal keputihan tidak bisa dianggap yaitu sebanyak 62 responden (96,9%)
sepele, karena akibat dari keputihan ini mengalami keputihan. Di daerah Provinsi
sangat fatal bila lambat ditangani tidak Kalimantan khususnya daerah terpencil
hanya bisa mengakibatkan kemandulan atau pedalaman tercatat hanya 40%
dan hamil di luar kandungan, keputihan remaja putri yang mengetahui penyebab
juga bisa merupakan gejala awal dari keputihan serta bagaimana cara
kanker leher yang berujung kematian pencegahannya terkait masalah hygiene
(Sugi, 2009). genetalia (Elistiawaty, 2008).
Keputihan merupakan gejala awal dari Data yang diperoleh dari hasil
kanker mulut rahim. Diseluruh dunia, kini kunjungan sekolah Madrasah Aliyah
terdapat sekitar 2,2 juta penderita kanker Sabilarrsyad tahun 2014 masalah terbesar
serviks. Kanker serviks atau kanker leher yang terjadi pada remaja putri/santri wati
rahim adalah tumor ganas yang yaitu masalah keputihan sebanyak 62 dari
menyerang leher rahim yang disebabkan 72 jumlah santri putri kelas X, XI, dan XII,
virus Human Papilloma Virus (HPV), pada dimana mereka mengaku merasa kurang
awalnya kenker serviks tidak nyaman pada saat beraktivitas, sehingga
menimbulkan gejala, namun bila sudah hal tersebut menjadi masalah bagi santri
berkembang menjadi kanker serviks putri.
barulah muncul gejala-gejala klinis, seperti Berdasarkan hasil dari wawancara
keputihan yang berbau dan bercampur yang mengalami keputihan sebagian
darah, pendarahan di luar haid, sakit saat besar mengatakan bahwa mereka
buang air kecil dan rasa sakit yang luar mengganti celana dalam hanya pada saat
biasa pada panggul (Dwiana, 2008). Dari sore hari dikarenakan aktivitas mereka
berbagai penelitian 30 tahun terakhir yang lumayan padat. Selain itu, ada yang
menunjukkan bahwa infeksi saluran mengatakan bahwa mereka terkadang
reproduksi, Human Papilloma Virus menggunakan handuk secara bergantian
(HPV), disebabkan karena kurangnya dikarenakan sekamar, dan ternyata
pengetahuan seorang wanita dalam mereka mengaku bahwa masih kurang
menjaga kebersihan terutama kebersihan memperhatikan masalah kebersihan
wanita pada saat keputihan sehingga organ reproduksi mereka.
virus tersebut akan berkembang biak Madrasah Aliyah Sabilarrasyad
dalam organ kelamin wanita dalam kondisi merupakan sekolah yang terletak di
lembab ( Proverawati, 2009). daerah pedalaman yang jauh dari
pelayanan kesehatan, dan merupakan METODE PENELITIAN
salah satu sekolah yang memiliki data
tertinggi masalah keputihan yaitu A. Rancangan Penelitian
sebanyak 62 remaja putri (86%) Penelitian ini adalah analitik
mengalami keputihan dibanding kuantitatif korelasion dengan
Pesantren Nabil Husein yang hanya 37 menggunakan pendekatan Cross
remaja putri (46%) mengalami keputihan. Sectional. Dalam hal ini, tiap subyek
Selain itu, Madrasah Aliyah penelitian hanya diobservasi sekali
sabilarrasayad sangat membutuhkan saja dan dilakukan terhadap status
adanya penelitian terkait masalah karakter atau variabel subyek pada
kesehatan reproduksi, karena sekolah saat pemeriksaan, untuk menganalisis
tersebut sebelumnya memang belum hubungan hygiene genetalia dengan
pernah dilakukan penelitian apapun yang kejadian keputihan (Fluor Albus) pada
berhubungan dengan kesehatan remaja putri Madrasah Aliyah
reproduksi. Berdasarkan hal tersebut Sabilarrasyad Samarinda.
peneliti memilih wilayah tersebut menjadi
tempat penelitian. B. Populasi dan Sampel
Berdasarkan latar belakang di atas Populasi dari penelitian ini adalah
maka peneliti tertarik untuk melakukan seluruh santri wati Madrasah Aliyah
penelitian tentang Hubungan Hygiene Sabilarrasyad kelas X dan XI tahun
Genetalia dengan Kejadian Keputihan 2015 yaitu sebanyak 67 santri wati.
(Fluor Albus) pada Remaja Putri Jumlah santri wati kelas X sebanyak
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad 37 orang dan santri wati kelas XI
Samarinda. sebanyak 32 orang. Sedangkan
sampel dalam penelitian ini adalah
TUJUAN PENELITIAN sebanyak 57 santri wati.
Teknik pengambilan sampel
A. Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah dengan
Berdasarkan uraian dari latar menggunakan Stratified Random
belakang maka dapat dirumuskan Sampling yaitu suatu cara
masalah peneliti adalah “Hygiene pengambilan sampel yang digunakan
Genetalia dengan Kejadian Keputihan atas kelompok homogen atau
(Fluor Albus) pada Remaja Putri berstrata secara proporsional.
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad
Samarinda Tahun 2015”. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
karakteristik remaja putri Lokasi penelitian dilaksanakan di
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad. Madrasah Aliyah Sabilarrsyad
2. Mengetahui hygiene genetalia Samarinda yang berada di jalan
Madrsah Aliyah Sabilarrasyad. Pustaka, RT. 17, Sungai Kunjang
3. Mengetahui terjadinya keputihan Kecamatan Samarinda Ilir Kota
(Fluor Albus) pada remaja putri Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad. Penelitian dilakukan pada tanggal 29
4. Menganalisa hubungan antara Mei 2015.
hygiene genetalia dengan Jumlah siswa dan siswi Madrasah
kejadian keputihan (Fluor Albus) Aliyah Sabilarrasyad Samarinda kelas
pada remaja putri Madrasah X berjumlah 15 siswa laki-laki dan 35
Aliyah Sabilarrasyad. siswa perempuan, kelas XI berjumlah
14 siswa laki-laki dan 32 siswa
perempuan, dan kelas XII berjumlah 7 C. Analisis Univariat
siswa laki-laki dan 19 siswa Analisis univariat dilakukan untuk
perempuan. menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel yang
B. Karakteristik Responden diteliti, dalam penelitian ini variabel
Berdasarkan hasil penelitian yang independen yaitu perilaku hygiene
dilakukan terhadap 57 responden genetalia dan variabel dependen yaitu
siswi Madrasah Aliyah Sabilarrasyad kejadian keputihan (Fluor Albus) pada
Samarinda, data umum disajikan remaja putri Madrasah Aliyah
berupa nomor responden, kelas dan Sabilarrasyad Samarinda.
umur responden. Setelah data 1. Variabel Independen
terkumpul dilakukan uji analisis Variabel independen dalam
univariat, sehingga diperoleh hasil penelitian ini adalah perilaku
sebagai berikut: hygiene genetalia terhadap
1. Karakteristik Responden kejadian keputihan (Fluor Albus).
Berdasarkan Kelas Hygiene genetalia merupakan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi suatu tindakan untuk memelihara
Berdasarkan Tingkat Kelas Siswi kebersihan organ kewanitaan
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad bagian luar (vulva) yang dilakukan
Samarinda Tahun 2015 untuk mempertahankan
No Kelas F % kesehatan dan mencegah infeksi
1 X 35 61,4 (Ayu, 2010).
2 XI 22 38,6 Perilaku hygiene genetalia
Total 57 100,0 dalam hal ini adalah sejauh mana
Sumber: Data Primer perilaku responden dalam sehari-
Berdasarkan tabel diatas, hari terkait masalah kebersihan
diketahui bahwa jumlah organ genetalia siswi Madrasah
responden tertinggi adalah siswi Aliyah Sabilarrasyad Samarinda.
kelas X yaitu sebanyak 35 Dapat dilihat pada tabel berikut:
responden (61,4%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
2. Karakteristik Responden Perilaku Hygiene Genetalia Siswi
Berdasarkan Umur Madrasah Aliyah Sabilarrasyad
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Samarinda Tahun 2015
Berdasarkan Usia Responden No Perilaku F %
Sekarang Siswi Madrasah Aliyah 1 Kurang 20 35,1
Sabilarrasyad Samarinda Tahun 2 Cukup 20 35,1
2015. 3 Baik 17 29,8
No Umur F % Total 57 100,0
1 14 16 28,1 Sumber: Data Primer
2 15 13 22,8 Berdasarkan tabel diatas,
3 16 16 28,1 dapat dilihat bahwa dari 57
4 17 12 21,0 responden sebagian besar
Total 57 100,0 responden memiliki perilaku
Sumber: Data Primer cukup dan kurang dengan nilai
Berdasarkan tabel diatas, yang sama yaitu sebanyak 20
usia responden sekarang adalah responden (35,1%).
mayoritas terbanyak dengan usia Berdasarkan hasil penelitian
14 dan 16 tahun yaitu sebanyak diperoleh sebagian besar
16 responden (28,1%). responden termasuk dalam
kategori perilaku kurang baik dan
cukup baik. Dalam hal ini dimana
siswi selalu menggunakan siswi Madrasah Aliyah
pengharum atau sabun antiseptik Sabilarrasyad Samarinda.
setiap saat. Selain itu, Menurut Kusmiran (2011),
berdasarkan hasil dari wawancara keputihan adalah keluarnya cairan
kepada siswi ternyata mereka selain darah dari liang vagina di
terkadang masih menggunakan luar kebiasaan, baik berbau
handuk secara bergantian dengan maupun tidak berbau dan disertai
teman sekamar, hal tersebut rasa gatal setempat. Data-data
karena mereka tinggal sekamar kejadian keputihan
dengan jumlah yang banyak diklasifikasikan menjadi data
sehingga potensi untuk kategorik yaitu positif dan negatif
bergantian handuk dengan sebagai berikut:
sesama teman kemungkinan pasti Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
terjadi. Selain itu ketika mereka Berdasarkan Kejadian Keputihan
sudah beraktivitas sehari penuh (Fluor Albus) Pada Siswi
terkadang mereka hanya Madrasah Aliyah Sabilarrasyad
mengganti celana dalam ketika Samarinda Tahun 2015.
sore hari. Hal tersebut No Keputihan F %
dikarenakan masih kurangnya 1 Positif 40 70,2
kesadaran individu dalam hal 2 Negatif 17 29,8
menjaga kebersihan organ Total 57 100,0
genetalia. Sumber: Data Primer
Berdasarkan teori dari Eni Berdasarkan tabel diatas dari
(2011), mengatakan bahwa 57 jumlah responden sebagian
menjaga kesehatan berawal dari besar responden positif
menjaga kebersihan diri sendiri. mengalami keputihan yaitu
Terutama bagi kesehatan organ- sebanyak 40 responden (70,2%).
organ seksual. Cara memelihara Hasil penelitian diperoleh
organ intim tanpa kuman pada siswi Madrasah Aliyah
dilakukan sehari-hari dimulai dari Sabilarrasyad Samarinda bahwa
dengan menggunakan celana sebagian besar responden positif
dalam yang bersih dan berbahan mengalami keputihan dan
katun, mengganti celana dalam sebagian kecil tidak mengalami
bila sudah terasa lembab, tidak keputihan. Dapat dilihat dari hasil
menggunakan handuk secara penelitian bahwa sebagian besar
bergantian dan menghindari responden mengalami keputihan
penggunaan cairan antiseptik berdasarkan hasil dari
yang berlebihan atau terus- pemeriksaan visual yang
menerus. dilakukan oleh dokter pada saat
Hasil penelitian ini juga penelitian. Sebelum melakukan
didukung dengan hasil penelitian pemeriksaan dokter terlebih
Ayuningtyas, (2012) yang dahulu melakukan wawancara
mengatakan bahwa sebagian kepada siswi terkait gejala-gejala
besar siswi masih kurang keputihan yang dialami oleh siswi.
memperhatikan bagaimana cara Berdasarkan hasil wawancara
membersihkan genetalia eksterna kepada dokter yang melakukan
dengan cara yang baik dan benar. pemeriksaan tersebut yaitu
2. Variabel Dependen dinyatakan bahwa keputihan yang
Variabel dependen pada terjadi pada siswi adalah
penelitian ini adalah kejadian keputihan normal atau fisiologis.
keputihan (Fluor Albus) pada
Frekuensi keputihan normal sendiri yang dimulai dari hal kecil
yaitu cairan yang keluar terkadang masih dianggap sepele
transparan atau sedikit putih dibandingkan dengan siswi yang
bening, tanpa bau dan tidak memiliki perilaku baik. Dapat
begitu kental. Sedangkan dilihat dari hasil penelitian bahwa
keputihan yang tidak normal yaitu siswi yang memiliki perilaku
warna kekuning-kuningan atau kurang sebagian besar positif
kehijau-hijauan, putih pekat mengalami keputihan dan yang
seperti susu dan menimbulkan memiliki perilaku baik sebagian
bau yang tidak sedap (Ginekolog, besar tidak mengalami keputihan.
2011). Selain itu, usia juga berpengaruh
Faktor lain yang dapat pada terjadinya keputihan
menyebabkan terjadinya dimana, jika usia seseorang
keputihan salah satunya adalah mencapai masa pubertas dimana
faktor dari stres, dimana seseorang sudah mengalami
responden terutama kelas X masa menstruasi maka dapat
masih dalam proses adaptasi ditandai pula dengan terjadinya
dengan lingkungannya dan juga keputihan. Faktor lain yang dapat
menyesuaiakan diri dengan menyebabkan terjadinya
proses belajar yang berbeda yang keputihan salah satunya adalah
bisa menyebabkan siswi faktor dari stres, dimana
mengalami stres. responden terutama kelas X
masih dalam proses adaptasi
D. Analisis Bivariat dengan lingkungannya dan juga
Analisis bivariat dilakukan untuk menyesuaiakan diri dengan
mengetahui besarnya hubungan proses belajar yang berbeda
antara variabel independen yaitu yang bisa menyebabkan siswi
perilaku mengenai hygiene genetalia mengalami stres.
terhadap variabel dependen yaitu Di dapatkan hasil penelitian
kejadian keputihan (Fluor Albus) yang menunjukkan bahwa pada item
dilakukan perhitungan dengan pertanyaan menggunakan
menggunakan metode Chi Square. handuk secara bergantian
1. Hubungan Perilaku Hygiene sebagian besar responden
Genetalia dengan Kejadian menjawab kadang-kadang masih
Keputihan (Fluor Albus) menggunakan secara bergantian
dengan teman sekamar. Pada
Berdasarkan hasil penelitian di item pertanyaan mengganti
Madrasah Aliyah Sabilarrasyad celana dalam apabila sudah
Samarinda diperoleh hasil terasa lembab sebagian besar
sebagian besar responden responden menjawab kadang-
memiliki perilaku kurang baik kadang. Selain itu pada item
dengan positif mengalami pertanyaan penggunaan
keputihan (Fluor Albus). Hal ini pengharum atau sabun antiseptik
dikarenakan masih ada sebagian setiap saat sebagian besar juga
banyak siswi yang tidak begitu responden menjawab selalu. Hal
memperhatikan mengenai ini disebabkan karena mereka
masalah kebersihan diri sendiri sudah terbiasa menggunakan
terutama masalah hygiene antiseptik sejak awal dimana
genetalia. Sebagian besar siswi mereka merasa nyaman ketika
yang memiliki perilaku kurang menggunakannya. Namun,
baik juga terkadang menganggap sebenarnya penggunaan cairan
bahwa masalah kebersihan diri
antiseptik tidak dianjurkan Berdasarkan hasil uji Chi
digunakan secara terus-menerus. Square yang telah dilakukan,
Hasil penelitian sebagian diperoleh nilai P-Value sebesar
kecil siswi yang memiliki perilaku 0,007, nilai ini lebih kecil dari taraf
hygiene genetalia kurang baik signifikan yaitu 0,05. Sehingga
dengan negatif tidak mengalami dapat disimpulkan bahwa terdapat
keputihan. Hal tersebut hubungan antara perilaku hygiene
disebabkan karena masalah genetalia dengan kejadian
kebersihan reproduksi besar keputihan (Fluor Albus) pada
pengaruhnya terhadap terjadinya remaja Putri Madarasah Aliyah
masalah keputihan. Sabilarrasyad Samarinda Tahun
Hal ini sejalan dengan 2015.
pendapat Army (2007) bahwa
salah satu cara untuk KESIMPULAN DAN SARAN
menghindari terjadinya keputihan
adalah dengan menjaga A. Kesimpulan
kebersihan organ genetalia salah Dari tujuan penelitian ini dapat diambil
satunya adalah mencuci bagian beberapa kesimpulan, diantaranya
vulva (bagian luar vagina) setiap sebagai berikut:
hari dan menjaga agar tetap 1. Karakteristik responden
kering untuk mencegah menunjukkan bahwa mayoritas
tumbuhnya bakteri dan jamur. usia responden terbanyak adalah
Hubungan Perilaku Hygiene usia 14 dan 16 tahun yaitu
Genetalia dengan Kejadian sebanyak 16 responden (28,1%).
Keputihan (Fluor Albus) pada 2. Perilaku mengenai hygiene
remaja putri Madrasah Aliyah genatalia responden memiliki
Sabilarrasyad Samarinda Tahun perilaku baik sebesar 17
2015 didapatkan hasil sebagai responden (29,8%), responden
berikut: memiliki perilaku cukup sebesar
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik 20 responden (35,1%), dan yang
Hygiene Genetalia dengan memiliki perilaku kurang baik
Kejadian Keputihan (Fluor Albus) sebesar 20 responden (35,1%).
3. Sebagian besar responden
pada Remaja Putri Madrasah
mengalami positif keputihan
Aliyah Sabilarrasya Samarinda sebanyak 40 responden (70,2%)
Tahun 2015. dan negatif sebanyak 17
Value Df Asymp responden (29,8%).
. Sig. 4. Berdasarkan hasil analisa uji
(2- bivarit terdapat hubungan yang
Sided) signifikan antara hygiene
Person 9.853 2 .007 genetalia (p value 0.007<0.05)
Chi-
dengan kejadian keputihan (Fluor
Square
Likelihoo 9.509 2 .009
Albus) pada siswi Madrasah
d Ratio Aliyah Sabilarrasyad Samarinda
Linear- 7.941 1 .005 tahun 2015.
by-Linear
Associati B. Saran
on 1. Bagi Madrasah Aliyah
N of Valid 57 Sabilarrasyad Samarinda
Cases a. Meningkatkan pengetahuan
Sumber: Data Primer siswi dalam memahami
pentingnya menjaga faktor-faktor lain yang dapat
kebersihan genetalia baik menyebabkan terjadinya
dalam bentuk diskusi keputihan.
kesehatan kelompok teman
sebaya di sekolah maupun di DAFTAR PUSTAKA
asrama antar sesama siswi
dengan bimbingan dan Adnin S. 2014. Faktor-faktor yang
panduan guru yang bisa Berhubungan dengan Perilaku
saling bertukar informasi Hygiene Menstruasi Siswi di SMP
mengenai masalah kesehatan Muhammadiyah 1 Samarinda.
yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi. Army. 2007. Kesehatan Reproduksi dan
b. Bekerja sama dengan tenaga Pencegahan Keputihan. Jakarta
kesehatan setempat yang
dapat diundang untuk berbagi Asyrina, S. 2014. Hubungan Tingkat
atau memberikan informasi Pengetahuan Dan Sikap Remaja
kepada siswi mengenai Putri Tentang Personal Hygiene
pentingnya menjaga Dengan Kejadian Keputihan Pada
kebersihan organ reproduksi Remaja Putri Kelas Xi Di Sman 5
serta melakukan pemeriksaan Kota Bukittinggi Tahun 2013.
kepada siswi agar dapat Diakses pada tanggal 16 Februari
mencegah terjadinya infeksi 2015.
reproduksi.
2. Bagi STIKES Muhammadiyah Ayuningtyas. 2011. Hubungan Antara
Samarinda Pengetahuan dan Perilaku
a. Memberikan gambaran dan Menjaga Kebersihan Genetalia
informasi sebagai upaya Eksterna dengan Kejadian
untuk meningkatkan Keputihan padaa Siswi SMA
pengetahuan sehingga Negeri 4 Semarang. Semarang.
menghasilkan calon tenaga Diakses pada tanggal 16 Maret
kesehatan yang profesional. 2015.
b. Penelitian ini dapat dijadikan
sebagai sumber referensi di Budiman.C. 2008. Metodologi Penelitian
Institusi Prodi S1 Kesehatan Kesehatan. Editor Fema Solekhah
Masyarakat sebagai bahan Belawati. Penerbit Buku
penelitian selanjutnya. Kedokteran EGC : Jakarta
c. Perlu ditambahnya referensi
mengenai hygiene genetalia Dahlan S. 2009. Statistik Untuk
yang termasuk dalam hygiene Kedokteran dan Kesehatan edisi
personal di perpustakaan 4. Penerbit Salemba Medika:
Stikes Muhammadiyah Jakarta
Samarinda.
3. Bagi Peneliti Depkes RI. 2008. Program Kesehatan
a. Bagi peneliti selanjutnya Reproduksi dan Pelayanan
diharapkan hasil penelitian ini Integratif di Tingkat Pelayanan
dapat dipergunakan sebagai Dasar. Diakses pada tanggal 15
data dasar untuk acuan dan Agustus 2015.
pedoman dalam melakukan
sebuah penelitian. Depkes RI, 2009. Komunikasi, Informasi,
b. Perlu penelitian yang lebih Edukasi Kesehatan Reproduksi.
dalam lagi dengan meneliti
Direktorat Jenderal Pelayanan Kasdu & Dini. 2005. Solusi Problem
Medik. Jakarta Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa
Swara
Depkes RI. 2009. Materi Inti Kesehatan
Reproduksi Remaja. Direktorat Kusmiran. 2011. Kesehatan Reproduksi
Jenderal Pelayanan Medik. Remaja dan Wanita. Jakarta:
Jakarta Salemba Medika.

Donatila. 2011. Hubungan Antara Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian


Pengetahuan Dan Perilaku Pendidikan. PT. Rineka Cipta:
Menjaga Kebersihan Genitalia Jakarta
Eksterna Dengan Kejadian
Keputihan Pada Siswi Sma Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi.
Negeri 4: Semarang. Diakses Pustaka Pelajar : Yogyakarta
pada tanggal 16 Februari 2015.
Najmah. 2011. Management dan Analisa
Dwiana. 2008. Dalam jurnal penelitian Data Kesehatan. Jakarta
Indriyani 2008 tentang hubungan
personal hygiene dengan kejadian Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian
keputihan pada siswi MA AL- Kesehatan. PT. Rineka Cipta :
Hikmah Aeng Deke Bluto. Bluto. Jakarta
Diakses pada tanggal 16 Maret
2015. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Hartanto. 2013. Instrumen Penelitian. Cipta
Jakarta. Diakses pada tanggal 16
Februari 2015 Permatasari, M. W., Mulyono, B., &
Istiana, S. 2013. Hubungan
Hurlock, G. 1993. Psikologi Tingkat Pengetahuan Remaja
Perkembangan Suatu Putri Tentang Personal Hygiene
Pendekatan Sepanjang Rentan Dengan Tindakan Pencegahan
Kehidupa. Jakarta: Penerbit Keputihan Di Sma Negeri 9
Erlangga. Semarang Tahun 2012.
Semarang. Diakses pada tanggal
Indarti. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. 16 Februari 2015.
Jakarta: Salemba Medika
Sarwono. 2011. Batasan-batasan Remaja.
Indriyani. R, dkk. 2012. Hubungan Medika:Jakarta
Personal Hygiene dengan
Kejadian Keputihan pada Siswi Stikes Muhammadiyah Samarinda. 2014.
MA AL-Hikmah Aeng Deke Bluto. Pedoman Penyusunan Skripsi.
Bluto. Diakses pada tanggal 16 Samarinda
Maret 2015.
Sugi. 2009. Dalam jurnal penelitian
Joseph dan Nugroho. 2010. Indikasi Indriyani 2008 tentang hubungan
Keputihan. Jakarta: Salemba personal hygiene dengan kejadian
Medika keputihan pada siswi MA AL-
Hikmah Aeng Deke Bluto. Bluto.
Kasdu. 2005. Parasitologi Untuk Diakses pada tanggal 16 Maret
Keperawatan. Jakarta: Penerbit 2015.
Buku Kedokteran ECG.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.
Alfabeta : Bandung

Tulus, C. (2013). Hubungan Pengetahuan


Dan Perilaku Dengan Terjadinya
Keputihan Pada Remaja Putri
Kelas Xi Di Sma Kristen 1
Tomohon. Tomohon. Diakses
pada tanggal 04 Agustus 2015.

Utami, P.A.S, Dkk. 2013. Pengaruh Peer


Education Terhadap Perilaku
Personal Hygiene Genetalia
Dalam Pencegahan Kanker
Serviks Pada Remaja Putri Di
Smp Negeri 10 Denpasar.
Denpasar. Diakses pada tanggal
20 April 2015.

Usman, B. 2013. Hubungan Perilaku


Hygiene Organ Genetalia
Eksterna dengan Kejadian
Keputihan pada Ibu Hamil Usia
Gestasi 11-24 Minggu. Jakarta.
Diakses pada tanggal 20 April
2015.

Wahyuni Sri. 2013. Tingkat Pengetahuan


Siswi Kelas XI Tentang Personal
Hygiene Dalam Mencegah
Keputihan. Surakarta. Diakses
pada tanggal 16 Februari 2015

Yulistasari. Y, dkk. 2011. Efektivitas


Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Media Audiovisual
Terhadap Perilaku Personal
Hygiene (Genetalia) Remaja Putri
dalam Mencegah Keputihan.
Diakses npada tanggal 15
Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai