SKRIPSI
Oleh:
FIEKI AMALIA
11151010000067
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
JAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
FIEKI AMALIA
11151010000067
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
JAKARTA
Anemia pada ibu hamil masih menjadi salah satu masalah kesehatan ibu di
Indonesia. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
sebesar 37,1%. Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ciputat
lebih tinggi dari angka nasional yaitu 48,8%. Ibu hamil yang mengalami anemia
sangat rentan untuk mengalami perdarahan, kesakitan bahkan kematian. Upaya
pemerintah dalam mencegah anemia salah satunya dengan adanya kunjungan ANC
bagi ibu hamil sehingga deteksi dini bahaya dan komplikasi kehamilan dapat
dicegah. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui hubungan kunjungan antenatal
care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Ciputat
tahun 2019.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ibu hamil
yang melakukan kunjungan ANC tidak sesuai dengan ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC sesuai terhadap kejadian anemia setelah dikontrol oleh variabel konsumsi
tablet Fe dengan nilai OR 1,276 (CI 95% = 0,536-3,036). Oleh karena itu, peneliti
menyarankan kepada bidan Puskesmas Ciputat untuk melakukan pemantauan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil serta penekanan konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil yang mengalami anemia.
Referensi: 87 (1998-2019)
i
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
MAJORING IN EPIDEMIOLOGY
ABSTRACT
Anemia in pregnant women is still one of the maternal health problems in
Indonesia. The prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia is still high
at 37,1%. While the prevalence of anemia among pregnant women at the Ciputat
Community health Center is higher than national rate (48,8%). Pregnant women
with anemia are high risk to bleeding, morbidity and death. One of the
government’s efforts to prevent anemia is doing antenatal care visit for pregnant
women as early detection of the dangers and prevention of complications during
pregnancy. The aim of this study was to determine the relationship of antenatal care
visits (ANC) and anemia among pregnant women in the working area of Ciputat
community health center in South Tangerang City in 2019.
This study used a cross sectional study design. The sampling technique in
this study was a purposive sampling technique by involving 145 pregnant women
with third trimester as the respondents. Data were collected using a questionnaire
through interviews with the pregnant women. The data were analyzed using
multiple logistic regression analysis of risk factor models.
The result of this study indicates that there was no difference between
pregnant women who did ANC visit inappropriately and those who did ANC visits
appropriately to anemia after being controlled by the Fe tablets consumption (Odd
Ratio 1,276; CI 95% = 0,536-3,036). Therefore, the researcher suggests that Ciputat
community health center’s midwife should monitor the consumption of Fe tablets
among pregnant women and encourage consumption of Fe tablets among pregnant
women with anemia.
Keyword: Anemia, Antenatal Care (ANC) visit, pregnant women
Reference: 87 (1998-2019)
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Agama : Islam
Email : fiekiamelia@gmail.com
No. Hp : 081314410807
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
2019.
vi
2. Anggota Departemen Komunikasi, Media dan Informasi Himpunan
September 2018.
Maret 2019.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, krena atas berkah
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019” dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima
2. Kedua orang tua H. Drs. Sudirman dan Hj. Ulianah, S. Pd, Kakak Adik
Pahlevi yang telah memberikan dukungan penuh dan motivasi serta doa
3. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku ketua Program Studi Kesehatan
5. Ibu Narila Mutia Nasir, SKM, M.Kes, Ph.D selaku pembimbingan terbaik
6. Ibu Dela Aristi, MKM dan Ibu Dr.Laily Hanifah, M.Kes selaku penguji
skripsi ini yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini
di wilayah kerjanya.
viii
8. Azmi Aghnia Jannati, Syifa Putri Permatasari, dan Ainun Nurul Azizah
Hanifati Safira, Zahra Saniyah, Bellie, Ivi, Rabiatul, Viqha, Nadya, Ani,
10. Semua pihak yang mendukung kelancaran penelitian ini yang tidak bisa
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran apabila
Teimakasih.
Fieki Amalia
ix
DAFTAR ISI
D. Tujuan ........................................................................................................ 7
E. Manfaat ........................................................................................................ 8
4. Gejala anemia.......................................................................................... 18
x
7. Patofisiologis anemia pada ibu hamil ....................................................... 21
3. Paritas .................................................................................................. 28
E. Kerangka teori......................................................................................... 42
B. Definisi operasional................................................................................. 46
C. Hipotesis ................................................................................................. 50
xi
A. Desain penelitian ..................................................................................... 51
1. Populasi ............................................................................................... 51
2. Sampel................................................................................................. 51
1. Pengumpulan data................................................................................ 54
F. Analisis data............................................................................................ 56
B. Analisis Univariat.................................................................................... 60
2019 ........................................................................................................... 61
xii
3. Gambaran Kunjungan Antenatal Care (ANC) Berdasarkan Anemia pada
6. PEMBAHASAN ......................................................................................... 69
7. PENUTUP .................................................................................................. 86
A. Simpulan ................................................................................................. 86
B. Saran ....................................................................................................... 87
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Mineral Untuk Orang Indonesia (Per Hari) ........... 36
Tabel 5.1 Gambaran Status Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 5.2 Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun
2019................................................................................................................... 61
Tabel 5.3 Gambaran Status Anemia pada Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2019 .......... 61
Tabel 5.5 Gambaran Komponen Antenat Care (ANC) pada Ibu Hamil di Puskesmas
Ciputat ............................................................................................................... 63
Tabel 5.6 Seleksi Kandidat Variabel Independen dan Variabel Kontrol dengan
Tabel 5.7 Hasil Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2019 ........ 66
Tabel 5.8 Nilai OR Crude Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2019
.......................................................................................................................... 66
xiv
Tabel 5.9 Hasil OR Adjusted Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan
Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun
2019................................................................................................................... 66
Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun
2019................................................................................................................... 67
Tabel 5.11 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2019
.......................................................................................................................... 68
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
Hb : Hemoglobin
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
hampir 75% dari semua kematian ibu salah satunya adalah perdarahan hebat
(WHO, 2019b). Perdarahan erat kaitannya dengan anemia pada ibu hamil
umum anemia secara global. Meskipun ada beberapa hal lain yang bisa
disebabkan karena kekurangan zat besi. Ibu hamil dikatakan anemia jika
Indonesia, 2016).
Secara global, 38,2% anemia terjadi pada wanita hamil, dan negara
1
(WHO, 2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar menyebutkan terdapat 37,1%
kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia, 36,4% ibu hamil perkotaan
kasus sebesar 1,72% dimana, prevalensi anemia pada ibu hamil sebelumnya
anemia dengan perdarahan saat hamil. Ibu hamil dengan anemia memiliki
resiko 4 kali mengalami perdarahan daripada ibu hamil yang tidak anemia.
bahwa dari bulan Januari sampai Juni tahun 2019 di Puskesmas Ciputat,
2
prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia <11 gr/dl sebesar 48,8% dari
499 total ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.
prematur. Selain itu juga, anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat
yang diakibatkan defisiensi zat besi pada ibu hamil, yakni dengan cara
bahwa, cakupan ibu hamil yang menerima tablet Fe sebesar 87,1% (Badan
Pusat Statistik Provinsi Banten, 2018). Data Profil Dinas kesehatan Kota
Ciputat tahun 2018, ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe saat kunjungan
98%. Maka, ketiga angka capaian cakupan pemberian tablet Fe pada ibu
3
(SDKI), tahun 2017 pemeriksaan kehamilan di Indonesia meliputi
usia ibu, tingkat pendidikan, status gizi kurang energi kronis, frekuensi
kehamilan, jarak kehamilan, konsumsi tablet besi dan (ANC) (Tanziha dkk,
2016)
ANC dengan anemia pada ibu hamil. Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan ANC tidak baik memiliki peluang 1,82 kali lebih tinggi untuk
tidak mengkonsumsi tablet besi secara teratur dibandingkan ibu hamil yang
antenatal care terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil. (Lesilolo dkk,
2016)
ayam dan pengobatan merupakan determinan anemia pada ibu hamil yang
melakukan ANC. Selain itu didapatkan hasil yang signifikan variabel usia
4
kehamilan terdapat hubungannya dengan kejadian anemia pada ibu hamil
suplemen Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan ANC.
anemia pada usia kehamilan trimester pertama dan 45,5% pada usia
trimester ketiga (Lelissa, 2015). Maka dari itu, peneliti ingin melihat apakah
B. Rumusan masalah
langsung dapat menyebabkan kematian ibu. Dari 499 ibu hamil yang
anemia dimana sebagian besar anemia terjadi pada ibu hamil trimester III.
Hal ini dapat disebabkan oleh cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5
belum mencapai target Renstra, secara tidak langsung memungkinan
C. Pertanyaan penelitian
paritas, status gizi, dan jarak kehamilan, usia kehamilan dan asupan
2019?
6
D. Tujuan
1. Tujuan umum
tahun 2019.
2. Tujuan khusus
2019.
2019.
7
E. Manfaat
hamil.
anemia pada ibu hamil. Serta informasi data yang dapat dijadikan
evaluasi program.
F. Ruang lingkup
8
penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di
Puskesmas Ciputat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Anemia
manusia dan hewan. Jumlah zat besi pada manusia terdapat sebanyak 3-
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, sebagai alat
angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi
tetapi defisiensi nutrisi lainnya (termasuk folat, vitamin B12 dan vitamin
A), peradangan akut dan kronis, infeksi parasit, dan gangguan yang
darah merah produksi atau kelangsungan hidup sel darah merah, semua
Organization, 2011).
10
Gejala Klinis
yang lebih tinggi selama aktivitas, atau ketika terjadi gangguan mekanisme
utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat istirahat, fatigue,
gejala dan tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadi kuat, jantung berdebar,
dan telinga berdenging). Pada anemia yang lebih berat, dapat timbul letargi,
otot. Gejala dapat berlanjut menjadi postural dizzines, letargi, sinkop pada
11
keadaan berat, dapat terjadi hipotensi persisten, syok, dan kematian.
(Oehadian, 2012).
1. Klasifikasi anemia
• Anemia makrositik
MCV di atas 100 fL. Anemia makrositik dapat disebabkan oleh 1,6
• Anemia mikrositik
sel darah merah yang kecil (MCV kurang dari 80 fL). Anemia
12
defisiensi tembaga, berkurangnya sintesis heme: keracunan logam,
• Anemia normositik
Anemia hemolitik
Thalasemia
13
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia sideroblastik
Anemia aplastik-hipoplastik
Anemia mieloptisik
3. Anemia makrosite
1. Anemia megaloblastik
2. Nonmegaloblastik
sindroma mielodisplastik.
14
1. Kekurangan bahan untuk eritrosit yaitu besi: anemia defisiensi besi
megaloblastik.
anemia sideroblastik.
b. Kehilangan eritosit dari tubuh yaitu anemia pasca perdarahan akut dan
hemoglobin.
d. Bentuk campuran
2. Etiologi anemia
15
2. Pendekatan morfologi Pendekatan ini mengkategorikan anemia
berkurangnya masa hidup sel darah merah (kurang dari 100 hari).
Pada keadaan normal, umur sel darah merah 110 atau 120 hari.
16
Anemia hemolitik terjadi bila, sumsum tulang tidak dapat mengatasi
(Oehadian, 2012)
3. Patofisiologi anemia
pengikatan besi.
cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb. Bila sebagian dari
17
keadaan anemia gizi bila, kadar feritin serumnya <12 mg/ml. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak
status besi yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar
3. Umur
4. Gejala anemia
golongan:
yang timbul pada semua jenis anemia, pada kadar hemoglobin yang
18
sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik tertentu. Gejala ini
berikut:
seperti:
angularis
infeksi
19
Gejala ini terjadi karena penyakit-penyakit yang mendasari
5. Pengertian kehamilan
adalah masa dimulai dari saat konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
Anemia pada ibu hamil jika, kadar Hb saat hamil < 11 g/dl (pada
trimester I dan III) atau <10,5 g/dl (pada trimester II) (Kemenkes RI,
20
7. Patofisiologis anemia pada ibu hamil
peningkatan sel darah 18% sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%.
hemoglobin ibu sekitar 200mg atau lebih keluar melalui usus, urin
dan kulit. Jika di total, menjadi 1000 mg yang dimana hal ini
21
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat
22
dan arthritis remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring
darah merah.
vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, hal ini ditandai
halus.
5. Anemia hemolitik
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Hal ini dapat
23
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
2016).
Persalinan prematuritas
Mola hidatidosa
Hipermesis gravidarum
Perdarahan antepartum
24
Anemia pada ibu hamil mampu mengurangi kemampuan
Abortus
Inteligensia rendah
1. Jarak kehamilan
kepada ibu untuk pulih secara fisik, dan emosi sebelum mengalami
kelahiran kedua atau lebih yang terjadi dengan jarak waktu kurang
25
SDKI 2012 secara umum, median jarak antar kelahiran adalah 60,2
2. Konsumsi tablet Fe
1. Deskripsi Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu
tua.
26
2. Komposisi Setiap tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan
3. Spesifikasi Produk
stabilitas dan kualitas tablet tambah darah bagi wanita usia subur
2014)
dengan anemia pada ibu hamil dengan pvalue 0,001. Ibu hamil
anemia pada ibu hamil. Dimana, ibu hamil yang tidak patuh
27
mengonsumsi tablet Fe memiliki peluang 4,6 kali menderita
3. Paritas
ibu, baik melahirkan yang lahir hidup ataupun lahir mati. Resiko
kehamilan zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
anemia pada ibu hamil dimana ibu hamil dengan status paritas <3
Andyarini, 2018).
28
(70,4%) dibandingkan yang <3 orang (33,8%) (Ristica, 2013)
4. Status gizi
fisik dan kognitif janin yang berusia 1000 hari pertama kehidupan
karena gizi janin tergatung pada nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu.
cm. Selain itu dampak yang dapat terjadi adalah anemia pada ibu
anemia pada ibu hamil dengan pvalue 0,001. Ibu hamil dengan
29
status gizi KEK lebih beresiko 4,5 kali menderita anemia
5. Penyakit infeksi
diteliti terinfeksi dengan dua atau lebih cacing usus. Cacing usus
30
5.2. Infeksi malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
daya tahan tubuh pejamu menurun. Pada tahun 2013 proporsi ibu
komplikasi yang berbahaya bagi ibu, janin dan bayinya. Jika hal
antara infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil. Hal ini
malaria.
6. Usia kehamilan
31
terjadi sekitar 2 minggu sebelum ovulasi dan sekitar 3 minggu
kelahiran
kronologis.
7. Asupan makanan
Selama kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk mendapatkan
32
Secara rata-rata, wanita mendapatkan Fe melalui diet
dan telur tetapi, dipengaruhi juga oleh variasi penyerapan Fe. Variasi
33
asupan besi makanan terutama besi heme (Tambunan, 2011).
Zat besi non heme yang membentuk zat Fe dari makanan non
bahan seperti sitrat, malat, laktat, suksinat dan asam tartat dapat
34
meningkatkan penyerapan zat besi pada kondisi tertentu. Hal ini
(2018).
ini adalah kopi dan teh. Kopi dan teh mengandung tanin yang
ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit
35
Roosley (2016). Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
(Salmariantity, 2012).
dari makanan yang dikonsumsi ibu, dan simpanan zat gizi dalam
tubuh ibu. Oleh karena itu, jumlah makanan ibu harus ditambah
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Mineral Untuk Orang Indonesia (Per Hari)
36
50-64 tahun 12
65-80 tahun 12
80+ tahun 12
Hamil (+an)
Trimester 1 +0
Trimester 2 +9
Trimester 3 +1
Menyusui
6 bulan +6
6 bulan kedua +8
Sumber: Pedoman Gizi Seimbang Kemenkes RI Tahun 2014
1. Antenatal Care
37
Menurut Permenkes Republik Indonesia No.97 tahun 2014 indikator
38
pengukuran tinggi badan bertujuan untuk mengurangi adanya
faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu yang kurang dari
Pelvic Disproportion)
terjadinya BBLR.
janin.
39
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imuniasi tetanus
8. Pemeriksaan laboratorium
9. Penanganan kasus
10. Konseling
40
1. Kesehatan ibu
3. Peran suami/keluarga
9. KB paska persalinan
10. Imunisasi
(Permenkes, 2014)
Indonesia, 2017).
41
Berdasarkan beberapa penelitian, hubungan frekuensi
tidak anemia sebesar 9,8 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak
tablet Fe atau tablet tambah darah (TTD) yang dilengkapi dengan asam folat
seperti daging, unggas, seafood, telur, susu dan hasil olahannya. Sedangkan
makanan sumber asam folat antara lain asparagus, bayam, buncis, hati sapi,
kapri, kacang tanah, jus jeruk, almond, beras merah/tumbuk, kembang kol,
telur, selada dan sereal instant. Selain itu buah berwarna jingga dan merah
segar seperti jeruk, pisang, kiwi, semangka, atau nanas dan makanan
(Roosleyn, 2016).
42
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia juga
terpadu. Dimana salah satu pelayanan antenatal terpadu ini mendeteksi dini
masalah dan penyakit yang daialami ibu hamil. Selain itu terdapat pelayanan
yang berkualitas sesuai standar dalam kunjungan ANC salah satunya adalah
(Permenkes, 2014).
43
E. Kerangka teori
paritas, usia kehamilan, jarak kehamilan, konsumsi tablet Fe status gizi dan
2013).
42
Anemia pada ibu hamil
gizi
langsung
the USAID (2013), Irul Hidayati (2018), Willy Astriana (2017), Desi Winda (2016)
Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil, maka peneliti
(penyebab yang mendasar) pada penelitian ini adalah kunjungan ANC, sedangkan
untuk kerangka kedua adalah faktor langsung yang menyebabkan anemia pada ibu
hamil yaitu paritas, status gizi, penyakit infeksi, jarak kehamilan konsumsi tablet
Fe dan usia kehamilan. Dan akibat dari penyebab dasar dan penyebab langsung
adalah anemia.
43
BAB III
A. Kerangka konsep
Variabel kontrol
1. Konsumsi tablet Fe
2. Paritas
3. Status gizi
4. Jarak kehamilan
5. Usia kehamilan
6. Asupan makanan
kemudian variabel kontrol yang terdiri dari variabel usia kehamilan, paritas,
dependen penelitian ini adalah anemia pada ibu hamil. Variabel kunjungan
ANC merupakan variabel tidak langsung terhadap anemia pada ibu hamil
maka dari itu perlu adanya kontrol dari faktor langsung yang menyebabkan
anemia pada ibu hamil agar tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti. Terdapat variabel yang tidak diteliti yaitu penyakit infeksi. Hal ini
44
pada penelitian ini. Sedangkan penelitian ini ingin mengontrol variabel
langsung yang menyebabkan anemia pada ibu hamil. Dan fokus penelitian
ini juga pada anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi akibat perubahan
45
B. Definisi operasional
No. Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
1. Anemia Ibu hamil yang terdiagnosis Data Rekam 0. Anemia (<11 mg/L) Ordinal
anemia berdasarkan hasil sekunder medik 1. Tidak Anemia (11
pemeriksaan kadar Hb pada saat mg/L)
melakukan kunjungan ANC (Kemenkes RI, 2013)
2. Kunjungan Antenatal Ibu hamil yang datang ke Data Rekam 0. Tidak sesuai Ordinal
care pelayanan kesehatan untuk sekunder medik/ 1. Sesuai
memeriksa kehamilan buku KIA
berdasarkan usia kehamilan
(minimal 1 kali trimester 1, 1 kali
trimester 2 dan 1 kali trimester 3)
dan mendapatkan pemberian
tablet Fe oleh petugas.
3. Konsumsi tablet Fe Tablet Fe yang di konsumsi ibu Wawancara Kuesioner 0. Tidak cukup (<90 Ordinal
selama hamil sampai saat tablet Fe)
penelitian berlangsung 1. Cukup (≥90 tablet Fe)
46
(Permenkes 2014)
47
7. Usia kehamilan Usia kandungan ibu hamil yang Wawancara Kuesioner 0. minggu ke 28-33 Nominal
memasuki Trimester 3 dalam 1. minggu ke 34-37
hitungan minggu/bulan yang 2. minggu ke 38-40
dijalani oleh ibu selama Rizki dkk, (2018)
kehamilan dihitung sejak hari
pertama haid terakhir sampai saat
penelitian berlangsung
8. Asupan makanan Jumlah asupan zat besi ke dalam Pengisian Frequency 0. Kurang,jika konsumsi Ordinal
tubuh yang berasal dari makanan FFQ oleh Food zat besi total dalam
dan minuman sehari-hari dan responden Quesionare mg/hari kurang dari
diukur dengan menggunakan (FFQ) Angka Kecukupan
FFQ Gizi (AKG) yang
dianjurkan
1. Cukup, jika konsumsi
zat besi total dalam
mg/ hari sesuai/cukup
dengan Angka
Kecukupan Gizi
(AKG) yang
dianjurkan
48
49
C. Hipotesis
dikontrol oleh paritas, jarak kehamilan, usia kehamilan, konsumsi tablet Fe,
50
BAB IV
METODE PENELITIAN
4. METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
studi cross sectional. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada
satu waktu. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena untuk
1. Populasi
Ciputat dari bulan Juli sampai dengan bulan September pada tahun
2019.
2. Sampel
51
1. Kriteria inklusi
(ANC).
2. Kriteria ekslusi
seperti talasemia.
3. Besar sampel
Keterangan:
52
P1 : Proporsi kejadian pada kelompok yang beresiko
beresiko
konsumsi tablet Fe, paritas, status gizi, jarak kehamilan, usia kehamilan dan
asupan makanan di kontrol secara statistik dalam penelitian ini, hal tersebut
53
Sampel pada penelitian ini didapatkan dari ibu hamil yang datang
kunjungan ANC atau buku KIA yang dimiliki ibu hamil. Kuesioner yang
E. Manajemen data
1. Pengumpulan data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
54
2. Pengolahan data
2.1 Editing
2.2 Coding
55
2.3 Entry
2.4 Cleaning
F. Analisis data
1. Analisis univariat
56
2. Uji Hipotesis
variabel kontrol).
57
4. Tahap terakhir adalah penilaian konfonding. Tahap ini
model satu per satu dimulai dari yang memiliki nilai pvalue
model.
G. Uji validitas
H. Etika penelitian
kerahasiaan responden.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN
5. HASIL PENELITIAN
dengan rincian Kelurahan Ciputat memiliki luas wilayah 18.334 km2 dan
darah, urin utin, pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ), konsultasi dan
akan diberikan kepada ibu hamil yang memiliki Hb dibawah 11gr/dl yaitu
biskuit yang mengandung Fe untuk tambahan zat besi ibu. Selain itu, ibu
hamil juga akan mendapatkan tablet Fe yang diberikan setiap kunjungan. Ibu
59
untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu.
Kelas ibu hamil juga disediakan oleh Puskesmas Ciputat Kota Tangerang
kehamilan.
B. Analisis Univariat
Puskesmas Ciputat.
anemia pada ibu hamil, sebagian besar ibu hamil tidak mengalami
60
2. Gambaran Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019
Karakteristik ibu dalam penelian ini terdapat satu variabel yaitu usia
usia dari ibu hamil. Berikut adalah distribusi deskriptif usia ibu.
(91,7%).
kategori yaitu tidak sesuai standar minimal dan sesuai standar minimal
Tabel 5.3 Gambaran Status Anemia pada Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan
ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun
2019
Status anemia
Kunjungan Antenatal care
Anemia Tidak anemia
(ANC)
N % N %
Tidak sesuai 22 56,4 17 43,6
Sesuai 36 34,0 70 66,0
61
Dari tabel 5.3, dapat diketahui bahwa, ibu hamil yang melakukan
62
Cukup 17 20,5 66 79,5
Asupan makanan
Kurang dari AKG 52 39,1 81 60,9
Cukup dari AKG 6 50,0 6 50,0
yang tidak cukup (66,1%) dan asupan makanan yang cukup dari Angka
Tabel 5.5 Gambaran Komponen Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil di
Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2019
Ya Tidak
Komponen ANC
N % N %
139 95,9 6 4,1
Pemeriksaan tinggi badan
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan berat badan
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan tekanan darah
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan LILA
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan tinggi Rahim
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan letak janin
145 100,0 0 0,0
Pemeriksaan denyut jantung janin
57 39,3 88 60,7
Konseling
60 41,4 85 59,6
Tindakan/tatalaksana
63
diperiksa tinggi rahim (100%), diperiksa letak janian (100%), diperiksa
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji multivariat
variabel dependen yaitu anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
melakukan uji bivariat. Dari uji bivariat kemudian, dilihat pvalue hubungan
kontrol tersebut masuk kedalam model uji multivariat. Berikut hasil analisis
bivariat.
Tabel 5.6 Seleksi Kandidat Variabel Independen dan Variabel Kontrol dengan
Analisis Bivariat
64
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, variabel yang masuk
lengkap (full model) dan penilaian interaksi. Pada tahap model lengkap
paritas) serta semua variabel interaksi (kunjungan ANC dengan status gizi,
variabel konfonding jika hasil OR > 10%. Pada penelitian ini, variabel status
65
Tabel 5.7 Hasil Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang
Selatan Tahun 2019
kunjungan ANC dengan variabel kovariat yaitu variabel status gizi (pvalue=
0,003) dan variabel konsumsi tablet Fe (pvalue= 0,000). Dari tabel diatas
diketahui juga bahwa status paritas memiliki pvalue 0,354 dan tidak ada
Tabel 5.8 Nilai OR Crude Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019
No. Variabel OR
1. Kunjungan ANC 1,359
2. Status gizi 4,571*
3. Konsumsi tablet Fe 6,881*
Ket: * pvalue <0,05
66
Ket: *OR Adj merupakan OR kunjungan ANC yang didapatkan setelah mengeleminasi variabel status paritas
variabel konfonding.
𝑂𝑅 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑−𝑂𝑅 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒
Delta OR = x 100%
𝑂𝑅 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒
1,276−1,359
Delta OR = x 100%
1,359
Delta OR = -6,1%
Delta OR < 10% artinya, variabel status gizi bukan merupakan variabel
𝑂𝑅 𝑎𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑−𝑂𝑅 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒
Delta OR = x 100%
𝑂𝑅 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒
67
2,516−1,359
Delta OR = x 100%
1,359
Delta OR = 85,13%
didapatkan nilai bahwa Delta OR > 10% artinya, variabel konsumsi tablet
analisis.
Tabel 5.11 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2019
sebesar 1,276 artinya, tidak ada perbedaan antara ibu yang melakukan
kunjungan ANC tidak sesuai standar dengan ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC sesuai dengan standar terhadap kejadian anemia pada ibu
68
BAB VI
PEMBAHASAN
6. PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya adalah tempat
penelitian ini hanya sampai pada wilayah kerja puskesmas dan teknik
ke area yang lebih luas karena keterbatasan waktu dan biaya selain itu juga
ibu hamil yang memiliki kadar Hb <11 mg/L (infodatin gizi, 2016). Dan
dalam penelitian ini anemia didefinisikan kadar Hb ibu yang kurang dar
Dalam hasil penelitian ini, yang dilakukan pada 145 ibu hamil
69
Menurut Serudji (2017) anemia sering terjadi pada trimester ke-3
dalam kandungan sangat tergantung pada gizi yang ibu konsumsi. Makanan
yang ibu konsumsi akan disalurkan kepada janin melalui plasenta. Selain
Akibat dari anemia pada kehamilan adalah dapat menjadi salah satu
disebabkan oleh berkurangnya jumlah oksigen yang diikat dalam darah dan
(2010) hal ini juga dibenarkan oleh Saputri (2017) menyatakan bahwa
semakin rendah kadar Hb pada ibu hamil semakin besar resiko ibu
perdarahan postpartum.
70
Ibu hamil dengan usia kandungan memasuki trimester 3 dan
Audrey (2016) mengatakan bahwa ibu hamil pada trimester 3 dan anemia
memiliki resiko yang besar terhadap berat bayi lahir rendah (BBLR). Resiko
ibu hamil dengan usia kehamilan trimester ke-3 memiliki hubungan yang
untuk memakan makanan yang halal dan baik untuk tubuh. Seperti firman
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
Allah telah memberi anugerah kepada hamba-Nya dengan apa yang Dia
71
ciptakan di dalam lautan untuk mereka (hamba), membuatnya mudah untuk
mengarungi lautan dan menjadikan didalam laut terdapat ikan besar dan
ikan kecil dan dijadikan-Nya daging yang halal. Selain itu, dalam penelitian
(Usman, 2013) Ayat ini menjelaskan bahwa memakan daging yang segar
seperti daging ikan dapat membantu tumbuh kembang janin dalam rahim.
Hal ini merupakan suatu bukti bahwa di dalam daging ikan terdapat salah
satu sumber zat besi yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil yang sangat
seperti buah-buahan juga terdapat unsur zat besi yang dapat dikonsumsi ibu.
Maksud dari ayat ini adalah Allah memberi kenikmatan melalui air
hujan. Dimana air hujan yang turun dari langit dapat menumbuhkan
72
baunya dan bentuknya (Muhammad, 2003). Anemia defisiensi besi selain
Sebagaimana yang telah dijelaskan dari ayat diatas, Allah telah memberikan
anugerah berupa aneka jenis buah dari warna sampai rasa. Hal ini
anggur merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin C dan sangat
apa yang ibu lakukan, dan apa yang ibu makan akan memengaruhi janin
dalam rahim. Sehingga dianjurkan untuk ibu agar tidak berperilaku dan
bersabda:
Selain itu, faktor lain seperti kunjungan ANC, paritas, status gizi,
konsumsi tablet Fe, jarak kehamilan, umur kehamilan dan asupan konsumsi
diduga dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Pada hasil
penelitian ini, kejadian anemia paling banyak terjadi pada ibu yang berstatus
paritas tidak berisiko (≤3 anak) yaitu sebesar 46,2%. Hal ini dapat terjadi
73
walaupun ibu dengan status paritas tidak berisiko, kejadian anemia masih
dapat terjadi seperti yang dikatakan oleh (Darlina, 2003) usia kehamilan
dilahirkan oleh seorang wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Data SDKI 2017 menunjukan angka fertilitas total sebesar 2,4 yang
sebanyak 13% (2,3 anak). Selain usia kehamilan, jarak kehamilan yang
kurang dari 2 tahun juga dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Walaupun ibu hamil tidak berisiko dalam status paritas namun, jarak
pada ibu hamil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana, sebagian
besar ibu hamil yang mengalami anemia adalah ibu yang jarak
jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun memiliki hubungan yang bermana
dengan kejadian anemia. Jarak yang terlalu dekat membuat ibu tidak
diduga memegaruhi anemia. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu hamil
74
selama kehamilan yaitu sebesar 66,1%. Sebesar 7,29% pemberian tablet Fe
dinyatakan dalam (%). Sehingga jika ibu meminum tablet Fe sesuai dengan
bahwa ibu hamil yang mengonsumsi tablet Fe <90 tablet berstatus anemia
sebesar 29,4%. Putri (2015) juga mengatakan 20% ibu hamil yang
mengalami anemia tidak baik dalam mengonsumsi tablet Fe, tidak ada
Status anemia pada ibu hamil juga diduga dipengaruhi oleh status
gizi ibu hamil. Dalam penelitian ini, sebagian besar ibu hamil memiliki
status gizi kurang yaitu sebesar 67,6%. Hal ini kemungkinan terjadi karena
status gizi ibu dipengaruhi oleh zat gizi yang ibu konsumsi. Sedangkan,
banyak ibu hamil yang mengalami anemia berstatus gizi kurang dan asupan
gizi makro dan mikro juga kurang. Asupan zat gizi yang rendah juga
kemungkinan disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil yang minim akan zat
gizi yang cukup dan kurang Mulyani (2013). Hal ini didukung oleh
diakibatkan dari kurangnya asupan zat besi dan protein dalam makanan
75
sehari-hari. Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari kekurangan energi kronis
berdasarkan ukuran LILA, ibu hamil yang mengalami status gizi kurang
akibat yang akan timbul adalah keguguran, bayi lahir mati, BBLR dan
kehamilan. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu hamil memiliki jarak
kehamilan anak < 2 tahun (75,0%). Jarak kehamilan yang kurang dari 2
tahun dapat berisiko untuk terjadinya anemia menurut Anggraini (2018) ibu
hamil yang memiliki jarak <2 tahun lebih berisiko mengalami anemia
sebelum hamil dan berisiko mengalami anemia. Dan anemia terjadi pada
ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan terlalu dekat akibat dari tubuh dari
ibu yang belum cukup untuk memenuhi cadangan nutrisi setelah melalui
kehamilan dengan kejadian pada ibu hamil. Kesamaan hasil penelitian ini
mungkin dikarenakan desain studi yang digunakan sama dan dengan sampel
yang sama yaitu ibu hamil trimester ke-3 dan pengambilan data yang
kejadian anemia pada ibu hamil. Akibatnya, jarak kehamilan yang kurang
dari 24 bulan memiliki risiko tinggi kesakitan dan kematian anak (SDKI,
2017). Selain itu, persepsi orang tua terhadap nilai anak juga diduga dapat
76
memengaruhi pengaturan jarak kehamilan. Dalam mengatur jarak
anak sebagai beban juga masih menjadi pertimbangan untuk mengatur jarak
anemia. Maka variabel tersebut, tidak masuk dalam model dan tidak diuji
hipotesis.
anemia pada ibu hamil. Dalam penelitian ini, sebagian besar ibu hamil yang
mengalami anemia terjadi pada usia kehamilan aterm yaitu sebesar 46,2%.
hamil. Hal itu dikarenakan pada usia 5-8 bulan terjadi pengenceran darah
menurun dan menyebabkan anemia pada ibu. Sehingga semakin besar usia
hemodilusi pada ibu hamil terjadi usia kehamilan 34 minggu. Hal ini sejalan
dengan penelitian ini, sebagian besar usia kehamilan pada ibu hamil adalah
77
terdapatnya ibu hamil yang mengalami anemia pada usia kehamilan akhir
hamil. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil
mengonsumsi makanan yang bersumber zat besi cukup dari AKG yaitu
besi yang diperlukan oleh tubuh. Jika asupan makanan ibu kurang baik
terutama zat besinya, kemungkinan dapat terjadi anemia pada ibu hamil.
Hasil dari penelitian ini, sebagian besar ibu hamil yang mengalami
anemia memiliki asupan gizi cukup hal ini kemungkinan terjadi karena ibu
penyerapan zat besi seperti konsumsi teh atau kopi. Kopi atau teh dapat
mengikat zat mineral salah satunya zat besi. Sehingga zat besi yang diserap
oleh tubuh tidak sesuai dengan yang dikonsumsi oleh ibu hamil yang
teh beresiko mengalami anemia 2,785 kali lebih besar dibandingkan ibu
mengonsumsi teh dengan anemia pada ibu hamil, tanin yang merupakan
polifenol yang terdapat dalam teh atau kopi yang dapat menghambat
absorpsi dengan cara mengikat besi. (Afiyah, 2015) mengatakan bahwa ibu
78
hamil yang mengonsumsi teh sebagian besar mengalami anemi sedangkan
dari 7 ibu hamil yang tidak mengonsumsi teh seluruhnya tidak mengalami
pola konsumsi non heme dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Sejalan
antara asupan zat besi dengan anemia pada ibu hamil. Namun, jika dilihat
mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dapat dipengaruhi oleh usia
dan daerah tempat tinggal dimana, pada ibu yang berusia 30-39 sebanyak
71,2% yang mengonsumsi makanan yang bersumber zat besi, dan bertempat
anemia pada ibu hamil, faktor lain yang paling memungkinkan terjadi
konfonding. Selain itu, dari hasil penelitian ini sebagian besar ibu yang
mengonsumsi asupan zat besi cukup dari AKG yaitu sebesar 50,0%.
Ditambah lagi dengan usia kehamilan ibu dalam penelitian ini yaitu
memasuki usia kehamilan trimester ke-3. Dari hasil penelitian ini, ibu
79
itu variabel asupan makanan tidak terdapat hubungan dan tidak masuk
dokter umum dan atau dokter kandungan, bidan dan perawat. Terdapat dua
pelayanan masa kehamilan yang dilakukan oleh ibu hamil sebanyak satu
pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 SDKI (2017). Sedangkan,
pada penelitian ini Kunjungan ANC didefiniskan sebagai ibu hamil dengan
minimal (1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 1 kali pada
trimester III) dan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC tidak sesuai
harus dilakukan sedini mungkin oleh ibu hamil dalam mencegah terjadinya
anemia pada ibu hamil, meningkatkan deteksi dini resiko kehamilan, dan
80
Kunjungan ANC menjadi suatu hal yang penting karena pada saat
kunjungan. Komponen pelayanan yang akan ibu dapat pada saat kunjungan
ANC adalah pemeriksaan perut, tekanan darah, denyut jantung janin, tinggi
rahim, lingkar lengan atas, tinggi badan, darah, timbang berat badan,
yang kemungkinan timbul pada kehamilan agar segera diketahui dan diatasi
kejadian anemia pada ibu hamil. Hasilnya menunjukkan bahwa ibu hamil
yang melakukan ANC tidak sesuai standar minimal dan mengalami anemia
81
dapat mengetahui resiko yang terjadi dalam kehamilannya dan tidak dapat
tidak terdapat hubungan yang nyata antara kunjungan ANC dengan kejadian
anemia pada ibu hamil. Selain itu, Tristiyanti (2006) mengatakan bahwa
tidak adanya hubungan antara kunjungan ANC dengan kadar Hb. Namun,
anemia. Karena jika ibu tidak melakukan kunjungan ANC, ibu tidak
anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh variabel konsumsi tablet Fe. Dari
dari pada responden yang mengkonsumsi tablet Fe >90 butir. Hal in diduga
82
Hal ini mungkin dapat terjadi karena tidak semua tablet Fe yang ibu
Hasil penelitian ini, sebagian besar ibu hamil mendapatkan tablet Fe lebih
dari 90 tablet yaitu sebesar 75, 2%. Kemungkinan lain terkait kurangnya
jumlah konsumsi tablet Fe dengan yang diterima oleh ibu adalah faktor
internal dari ibu. Faktor internal ibu meliputi pengetahuan tentang manfat
tablet Fe, cara meminum tablet dengan benar, waktu yang tepat untuk
meminum tablet dan efek samping dari tablet tersebut. Efek samping dari
obat berupa rasa mual, bau obat yang tidak enak dan muntah setelah
mengonsumsi tablet setiap hari sesuai dosis Wahyuni (2010). Puspasari dkk
frekuensi konsumsi tablet per hari. Budiarti dkk (2011) mengatakan bahwa
ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet Fe 4 kali lebih berisiko
tablet Fe.
kunjungan ANC, dapat diketahui bahwa ibu hamil yang konsumsi tablet Fe
<90 tablet adalah yang melakukan kunjungan ANC sesuai standar minimal
yaitu sebesar 32,1%. Ibu yang melakukan kunjungan ANC tidak sesuai
standar minimal memiliki risiko sebesar 5,019 kali untuk mengonsumsi <90
83
minimal. Hasil ini mendukung pengaruh konsumsi tablet Fe terhadap
pada ibu hamil dapat terjadi dikarenakan hal ini sesuai dengan teori yang
ada. Secara teori, konsumsi tablet Fe <90 tablet dapat menjadi resiko
terjadinya anemia pada ibu hamil. Dalam penelitian ini, sebagian besar ibu
kehamilan sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi ibu
hamil dan janin Milah (2019). Selain itu, konsumsi tablet Fe > 90 tablet
konsumsi <90 tablet Fe (Aryani, 2016). Dan pada penelitian ini, didapatkan
dipengaruhi oleh status gizi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor.
Dalam penelitian ini, status gizi merupakan salah satu faktor yang
tidak memengaruhi anemia pada ibu hamil. Hal ini dapat terjadi karena
berdasarkan teori, ibu hamil yang memiliki status gizi LILA <23,5 beresiko
84
energy dan protein dalam intake makanan sehari-hari yang biasanya juga
diiringi kekurangan zat gizi lain. Dan ibu hamil yang memiliki KEK
(2013) mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki status gizi beresiko
KEK memiliki peluang untuk anemia dari pada ibu hamil yang memilki
mengalami anemia adalah ibu hamil yang memiliki status gizi kurang atau
85
BAB VII
PENUTUP
7. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka
2019 banyak terjadi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC
20-35 tahun.
ANC tidak sesuai dengan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC
tablet Fe.
86
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dimana
hubungan kunjungan ANC pada ibu hamil dipengaruhi oleh konsumsi tablet
1. Puskesmas Ciputat
anemia.
pada ibu hamil terkait bahaya anemia yang terjadi pada kehamilan
2. Ibu hamil
dosis.
diberikan oleh bidan, walaupun terjadi rasa mual atau efek samping
87
mengurangi rasa mual tanpa mengurangi penyerapan zat besi saat
3. Penelitian selanjutnya
anemia.
b. Agar meneliti lebih lanjut tentang anemia pada ibu hamil dengan
tingkat.
88
8. DAFTAR PUSTAKA
114(5):1362–64.
Pada Ibu Hamil Di Wilayah BPS NY. Nurs Isnafiyah Bringin Wetan Taman
Sidoarjo.” 143–51.
Alamsyah, Putri Rahmah and Dini Ririn Andrias. 2018. “Hubungan Kecukupan Zat
Gizi Dan Konsumsi Makanan Penghambat Zat Besi Dengan Kejadian Anemia
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
1(1):12–36.
89
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Aryani, Feny. 2017. “Hubungan Anemia Pada Saat Kehamilan Dengan Kejadian
Univesitas Aisyiyah.
Asyirah, Sitti. 2012. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Audrey, Hillary Meita. 2016. “Hubungan Antara Status Anemia Ibu Hamil
Trimester III Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja
71.
Azra, Putri Aulia and Bunga Christitha Rosha. 2017. “Faktor-Faktor Yang
Reproduksi 6(2):89–96.
90
Bakta, I. Made. 2014. Hematologi Klinik Ringkas. edited by D. L. & K. Purba.
Budiarti, Meilina and Lider Umar. 2011. “Hubungan Jarak Kehamilan Dan
Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil Kek (Kurang Energi Kronis) Di Wilayah
Darlina and Hardinsyah. 2003. “Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota
7(1):14–22.
91
Dinas kesehatan, KotaTangerang Selatan. 2015. “Profil Dinas Kesehatan Kota
Fida, Dyah Puspasari, Saryono, and Rahmawati Dian. 2008. “Faktor-Faktor Yang
81.
Handaria, Diana, Andra Novitasari, and Anada Kaporina. 2011. “Perdarahan Post
Hidayati, Irul and Esti Novi Andyarini. 2018. “Hubungan Jumlah Paritas Dan Umur
Husin. 2014. “Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Paradigma Baru Dalam Asuhan
92
Kebidanan.”
Tahun 2009.”
Kemenkes RI. 2013. “Buku Saku Kesehatan Ibu Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan.”
62.
93
Kementrian Kesehatan RI 2018.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. “Situasi Gizi.” Pusat Data Dan
4(3):79.
4.
Kotamobagu.”
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
94
Marlapan, Sandrayayuk, Benny Wantouw, and Jolie Sambeka. 2013. “Hubungan
Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
UNSRAT 1(1):1–7.
II(1):140–45.
Muhammad, Abdullah Bin. 2003. “Tafsir Ibnu Katsir.” Bogor: Pustaka Imam asy-
Syafi’i.
Mutiara Sabrina, Cut and Joserizal Serudji. 2017. “Gambaran Anemia Pada
Andalas 6(1):142–46.
95
Oehadian, Amaylia. 2012. “Pendekatan Klinis Dan Diagnosis Anemia.” Cdk
39(6):407–12.
Prihandini, Shandra Riestya, Wahyu Pujiastuti, and Tulus Puji Hastuti. 2016. “Usia
Besi Dan Vitamin C Dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Desa Joho
151:10–17.
96
Rahmi, Laila. 2016. “Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir Bayi.” Jurnal
Ratih, Rini Hariani. 2018. “Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) Terhadap
Rimawati, Eti, Erna Kusumawati, Elviera Gamelia, Sumarah Sumarah, and Sri
Masyarakat 9(3):161–70.
Rini, Astuti. 2019. “Gambaran Status Gizi Dan Asupan Zat Gizi Pada Ibu Hamil Di
2013 1–384.
Rista Andaruni, Nurul Qamariah and Baiq Nurbaety. 2018. “Efektivitas Pemberian
Tablet Zat Besi (Fe), Vitamin C Dan Jus Buah Jambu Biji Terhadap
Mataram 3(2):104.
Ristica, Octa Dwienda. 2013. “Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
97
Risk Factors Related to Anemia in Pregnant Women.” Jurnal Kesehatan
Komunitas 2(2):78–82.
Rizki, Fadina, Nur Indrawati Lipoeto, and Hirowati Ali. 2018. “Hubungan
6(3):502–6.
Sahrul, Mulya Sari and Handini Listyani Refti. 2014. “Persepsi Nilai Anak Dalam
Saputri, Helda Elita. 2017. “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian
2016.”
Septiawan, Yudi and Erta Sugerta. 2015. “Hubungan Kebiasaan Minum Teh Pada
98
Ibu Hamil Trimester II Di Puskesmas Kotabumi.” Jurnal Kesehatan 6(2):117–
22.
Sri Agustini. 2012. Pengetahuan Ibu..., Sri Agustini, FKM UI, 2012.
Sri, Mulyani. 2013. “Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kadar Hemoglobin
Ibu Hamil Minum Tablet Besi.” Jurnal Gizi Klinik Indonesia 8(1):7.
99
Apung Kabupaten Asahan Tahun 2011.” Skripsi.
Tanziha, Ikeu, M. Rizal M. Damanik, Lalu Juntra Utama, and Risti Rosmiati. 2016.
11(2):143–52.
3(2):41–53.
USAID. 2013. “Conceptual Frameworks for Anemia.” Usaid Task Force for
Anaemia (October).
Usman, Arifa. 2013. “Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care Pada NY, ‘J’
Wabula, Widy Markosia, Nyoman Tigeh Suryadhi, and Luh Seri Ani. 2014.
Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota Ambon.” Public Health and Preventive
100
Wahyuni, Tri. 2010. “Compliance Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi
Wati, Desi Winda, Fatmalina Febry, and Anita Rahmiwati. 2016. “FAKTOR-
room/fact-sheets/detail/maternal-mortality).
Windarti. 2012. “Gambaran Kejadian Anemia Ibu Hami Dan Faktor-Faktor Yang
2012.”
101
Wuryanti, Ayu. 2010. “Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan
(February):210.
102
9. LAMPIRAN
LAMPIRAN
103
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Assalamua’alaikum, Wr Wb
Ciputat, ………………2019
Peneliti Responden
(…………………) (……………………)
104
Petunjuk pengisian :
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia!
105
4. Perawatan
B5 Dimana ibu paling sering melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC)?
1. RS Pemerintah 1. Ya 2. Tidak
2. RS Swasta 1. Ya 2. Tidak
3. Klinik 1. Ya 2. Tidak
4. Puskesmas/Pustu/Pusling 1. Ya 2. Tidak
( )
5. Praktek dokter mandiri 1. Ya 2. Tidak
6. Praktek bidan mandiri 1. Ya 2. Tidak
7. Poskendes/Polindes 1. Ya 2. Tidak
8. Posyandu 1. Ya 2. Tidak
9. Praktek perawat 1. Ya 2. Tidak
10. Rumah 1. Ya 2. Tidak
B6 Selama kehamilan ibu, apakah ibu mendapat
pemeriksaan
a. Pengukuran tinggi badan 1. Ya 2. Tidak ( )
b. Penimbangan berat badan 1. Ya 2. Tidak ( )
c. Pengukuran tekanan darah 1. Ya 2. Tidak ( )
d. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) 1. Ya 2. Tidak ( )
e. Pengukuran tinggi Rahim 1. Ya 2. Tidak ( )
f. Penentuan letak janin 1. Ya 2. Tidak ( )
g. Perhitunga denyut jantung janin (DJJ) 1. Ya 2. Tidak ( )
h. Konseling dan tata laksana kasus
(tindakan) 1. Ya 2. Tidak
1. Konseling/penjelasan/nasehat 1. Ya 2. Tidak ( )
2. Tindakan/tata laksana 1. Ya 2. Tidak
3. Tidak memperoleh keduanya
B7 a. Apakah selama kehamilan ibu, mendapat 1. Ya ( )
tablet Fe? 2. Tidak B9
b. Pada usia kehamilan berapa pertama kali ibu ( )
( )
mendapatkan tablet Fe? minggu/bulan
c. Berapa butir tablet Fe yang ibu dapatkan pada
setiap trimester dibawah ini
Trimester I ( ) butir ( )
Trimester II ( ) butir
Trimester III ( ) butir
d. Berapa total butir tablet Fe yang diperoleh
( ) butir
sampai saat ini?
e. Berapa jumlah tablet Fe yang ibu minum
( ) butir
selama kehamilan?
B8 Jika yang diminum lebih sedikit dari yang diperoleh, apa alasan utama tablet Fe
tidak minum/ tidak menghabiskan?
a. Tidak suka 1. Ya 2. Tidak ( )
b. Mual/ muntah karena proses kehamilan 1. Ya 2. Tidak ( )
c. Bosan 1. Ya 2. Tidak ( )
d. Lupa 1. Ya 2. Tidak ( )
e. Efek samping (mual, sembelit) 1. Ya 2. Tidak ( )
106
f. Belum wakutnya habis 1. Ya 2. Tidak ( )
B9 Apakah saat hamil, ibu melakukan pemeriksaan laboratorium?
a. Tes gluko-protein 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
( )
urin
b. Tes darah 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
( )
hemoglobin (Hb)
c. Tes HIV 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu ( )
d. Tes golongan 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
( )
darah
e. Tes lainnya, 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
( )
sebutkan…….
107
Lampiran 2 Frequency Food Questionnaire (FFQ)
Frekuensi
Jenis bahan
No.
makanan Tidak
Per /hari Per/ minggu Per/ bulan
pernah
1. Heme
Hati sapi
Hati ayam
Daging sapi
Ayam
Ikan
2. Non heme
Sayur bayam
Brokoli
Kubis
108
Kangkung
Rumput laut
Kacang tanah
Kacang hijau
Kacang kedelai
Tempe
Tahu
Kiwi
Jambu biji
Jeruk
Papaya
Pisang
Nanas
109
Strawberi
Anggur
Apel
Pear
Kopi
Teh
110
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
111
Lampiran 4 Persetujuan Etik
112
Lampiran 5 Dokumentasi
DOKUMENTASI
113
Lampiran 6 Output SPSS
status_anemia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid anemia 58 40.0 40.0 40.0
tidak anemia 87 60.0 60.0 100.0
Total 145 100.0 100.0
2. Antenatal care
kunjungan_ANC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak sesuai standar
42 29.0 29.0 29.0
minimal
sesuai standar minimal 103 71.0 71.0 100.0
Total 145 100.0 100.0
3. Konsumsi tablet Fe
konsumsi_tablet_Fe
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak cukup 62 42.8 42.8 42.8
Cukup 83 57.2 57.2 100.0
Total 145 100.0 100.0
4. Paritas
status_paritas
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Beresiko 119 82.1 82.1 82.1
tidak beresiko 26 17.9 17.9 100.0
Total 145 100.0 100.0
114
5. Status gizi
status_gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid status gizi kurang 34 23.4 23.4 23.4
status gizi cukup 111 76.6 76.6 100.0
Total 145 100.0 100.0
6. Jarak kehamilan
jarak_hamil
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <2 tahun 84 57.9 57.9 57.9
>2 tahun 61 42.1 42.1 100.0
Total 145 100.0 100.0
7. Usia kehamilan
umur_kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Preterm 98 67.6 67.6 67.6
late preterm 34 23.4 23.4 91.0
Aterm 13 9.0 9.0 100.0
Total 145 100.0 100.0
8. Asupan makanan
asupan_iron
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 133 91.7 91.7 91.7
1 12 8.3 8.3 100.0
Total 145 100.0 100.0
115
9. Usia ibu
Usia_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang dari 20 tahun 2 1.4 1.4 1.4
20-35 tahun 133 91.7 91.7 93.1
lebih dari 35 tahun 10 6.9 6.9 100.0
Total 145 100.0 100.0
116
UJI DIAGNOSA
1. Hubungan ANC dengan anemia
kunjungan_ANC * status_anemia Crosstabulation
status_anemia
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.821a 1 .001
b
Continuity Correction 10.571 1 .001
117
% within
20.5% 79.5% 100.0%
konsumsi_tablet_Fe
Total Count 58 87 145
% within
40.0% 60.0% 100.0%
konsumsi_tablet_Fe
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significanc Exact Sig. Exact Sig.
Value df e (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 30.812a 1 .000
Continuity
28.939 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 31.628 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
30.599 1 .000
Association
N of Valid Cases 145
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
24.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.145a 1 .000
118
Continuity Correctionb 12.680 1 .000
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.531a 1 .112
b
Continuity Correction 1.877 1 .171
119
5. Hubungan jarak kehamilan dengan anemia
jarak_hamil * status_anemia Crosstabulation
status_anemia
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.363a 1 .243
Continuity Correctionb .992 1 .319
120
% within
46.2% 53.8% 100.0%
umur_kehamilan
Total Count 58 87 145
% within
40.0% 60.0% 100.0%
umur_kehamilan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .545a 1 .460
Continuity Correctionb .185 1 .667
Likelihood Ratio .535 1 .464
Fisher's Exact Test .544 .329
Linear-by-Linear Association .541 1 .462
N of Valid Cases 145
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.80.
b. Computed only for a 2x2 table
121
UJI HIPOTESIS
1. Full model
122
status_gizi 1.399 .483 8.397 1 .004 4.052 1.573 10.438
anc_by_konsumsi_fe -1.732 1.254 1.907 1 .167 .177 .015 2.067
Constant -2.535 .684 13.744 1 .000 .079
a. Variable(s) entered on step 1: anc_by_konsumsi_fe.
3. Penilaian konfonding
a. Full model
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step antenatal_care .317 .466 .463 1 .496 1.373 .551 3.419
1a PARITAS .273 .295 .860 1 .354 1.314 .738 2.341
konsumsi_tablet_Fe 1.938 .424 20.865 1 .000 6.945 3.024 15.952
status_gizi 1.445 .482 8.991 1 .003 4.243 1.650 10.915
Constant -2.249 .635 12.556 1 .000 .106
a. Variable(s) entered on step 1: antenatal_care, PARITAS, konsumsi_tablet_Fe, status_gizi.
123
c. Mengeluarkan variabel status gizi
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step antenatal_care .244 .442 .303 1 .582 1.276 .536 3.036
a
1 konsumsi_tablet_Fe 1.952 .402 23.529 1 .000 7.044 3.201 15.502
4. Model akhir
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step antenatal_care .244 .442 .303 1 .582 1.276 .536 3.036
a
1 konsumsi_tablet_Fe 1.952 .402 23.529 1 .000 7.044 3.201 15.502
ANALISIS SILANG
Hubungan kunjungan ANC dengan konsumsi tablet Fe
124
sesuai standar minimal Count 34 72 106
% within antenatal_care 32.1% 67.9% 100.0%
Total Count 62 83 145
% within antenatal_care 42.8% 57.2% 100.0%
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for antenatal_care (tidak 5.390 2.403 12.092
sesuai standar minimal / sesuai standar
minimal)
Konsumsi tablet Fe
Konsumsi tablet Fe ≥ 90
Kunjungan ANC <90
N % n %
125