ABSTRAK
Saat ini usia menstruasi pertama kali pada remaja putri terjadi lebih cepat dengan tidak diikuti
kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Sehingga remaja memiliki respon negatif terhadap
menarche yang dialaminya seperti merasa takut, terkejut, sedih, kecewa, malu, khawatir, dan bingung.
Pengetahuan yang baik terkait menstruasi sangat diperlukan siswi dalam menghadapi menarche, agar
mereka siap menghadapi menarche. Jika tidak, akan menimbulkan anggapan yang keliru terkait
menarche, seperti menganggap bahwa datangnya menarche sebagai suatu penyakit, sehingga
menimbulkan kecemasan, Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk
menerima menarche.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan menarche kesiapan remaja putri
menghadapi menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswi
SD tentang menstruasi dengan kesiapan siswi SD dalam menghadapi menarche. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study (study
potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas IV, V dan VI di SDN 11 Siparmahan
Kabupaten Samosir berjumlah 35 orang.
Teknik sampling yaitu total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (X2), pada tingkat kemaknaan 95% (α ≤ 0,05)
menunjukkan nilai p=0,017, nilai ini lebih kecil dari α=0,05. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah
ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SDN 11 Siparmahan
Kecamatan Harian Kabupaten Samosir .
Peristiwa paling penting pada masa yang alamiah namun tak mungkin
pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi dipungkiri, masih banyak perempuan
atau haid yang menjadi pertanda biologis terutama pada gadis kecil yang belum
dari kematangan seksual, sehingga terjadi mengerti dengan pasti apa itu menstruasi.
hormon, reaksi biologis dan reaksi psikis menjadi panik, bingung, bahkan jijik. Oleh
yang berlangsung secara siklik dan terjadi karena itu remaja puteri membutuhkan
tahun dan cepat atau lambatnya kematangan Remaja memiliki sifat khas berupa
seksual ini selain ditentukan oleh kondisi rasa keingintahuan yang besar dan
fisik individu juga dipengaruhi oleh faktor cenderung berani mengambil risiko tanpa
ras, atau suku bangsa,faktor iklim dan didahului dengan pertimbangan yang
kebiasaan hidup. Badan yang lemah atau matang. Hal tersebut memungkinkan
penyakit yang mendera seorang anak gadis remaja salah dalam mengambil keputusan
Analisis Univariat
Analisis Bivariant
Hasil analisis univariat dari penelitian ini
Untuk mengetahui hubungan
disajikan pada tabel berikut:
pengetahuan menarche dengan kesiapan
remaja putri menghadapi menarche, maka
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel
Penelitian Pada Siswi SDN 11 dilakukan analisis dengan menggunakan uji
Siparmahan Kabupaten Samosir statistik chi-square pada tingkat
Variabel Kategori F %
Umur 10 tahun 8 23% kepercayaan 95% dengan p < 0,05,
11 tahun 12 34%
12 tahun 15 43% diperoleh hasil sebagai berikut:
Pengetahuan
% Baik 13 37,1%
Cukup 16 45,8%
Kurang 6 17,1%
Kesiapan Siap 22 63% Tabel 2. Hubungan Pengetahuan
Tidak 13 37% menarche Dengan Kesiapan Remaja
Siap Putri Menghadapi Menarche Di SDN 11
Sumber Media cetak 0 0 Siparmahan Kabupaten Samosir
Informasi TV 0 0
Orang Tua 23 65,7%
Kesiapan
Teman 2 5,7%
Sekolah 10 28,6% Siap Tidak Jumlah
Pengetahuan P
Siap
n % n % n %
Berdasarkan tabel 1 dapat Baik 12 34 1 3 13 37
Cukup 8 23 8 23 16 46 0,017
diketahui bahwa dari 35 responden ,
Kurang 2 6 4 11 6 17
mayoritas berumur 12 tahun sebanyak 15 Jumlah 22 63 13 37 35 100
siswi (43%), berumur 11 tahun 12 siswi Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa
(34%) dan minoritas berumur 8 tahun nilai p-value sebesar 0,017 < 0,05 yang
sebanyak 8 siswi (23%). Berdasarkan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
tingkat pengetahuan dari 35 siswi yang yang signifikan antara pengetahuan tentang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 menstruasi dengan kesiapan menghadapi
siswi (37,1%), pengetahuan cukup 16 menarche pada siswi SDN 11 Siparmahan.
siswi (45,8%), dan yang berpengetahuan Dari 35 siswi terdapat 12 siswi yang
kurang 6 siswi (17,1%) dari ke 35 siswi memiliki pengetahuan baik dan siap
yang yang siap menghadapi menarche menghadapi menarche, dan hanya 1
sebanyak 22 siswi (63%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik namun
yang tidak siap menghadapi menarche tidak siap menghadapi menarche.
terdapat 13 siswi (37%). Selanjutnya dari 16 siswi yang memiliki
Sumber informasi yang pengetahuan cukup, terdapat 8 siswi yang
didapatkan responden sebagian besar dari siap menghadapi menarche dan 8 siswi tidak
orang tua yaitu sebanyak 23 siswi siap menghadapi menarche. Siswi dengan
(65,7%), sumber informasi dari sekolah pengetahuan kurang dan siap menghadapi
sebanyak 10 responden (28,6%), dan dari menarche yaitu 2 siswi, sedangkan 4 siswi
teman sebanyak 2 responden (5,7%). memiliki pengetahuan kurang dan tidak siap
menghadapi menarche.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
sebanyak 13 siswi (37%) memiliki
pengetahuan baik, 16 siswi (45,8%) dengan
pengetahuan cukup, dan 6 siswi (31,4%)
PEMBAHASAN memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan
hasil penelitian sebagian besar responden
1. Karakteristik Responden mendapatkan informasi mengenai
Karakteristik responden menurut menstruasi dari orang tua yaitu sebanyak 23
kelompok umur tertinggi yaitu 12 tahun siswi (65,7%), sumber informasi dari teman
sebanyak 15 siswi (43%) dan terendah yaitu sebanyak 2 siswi (5,7%), dan dari sekolah
10 tahun yaitu 8 siswi (23%) dan 11 tahun sebanyak 10 siswi (20%).
sebanyak 12 siswi (34%). Usia remaja pada Pengetahuan merupakan hasil tahu
waktu menarche di Indonesia yaitu dan ini terjadi setelah orang melakukan
bervariasi antara 10 hingga 16 tahun dan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
rata-rata menarche pada usia 12 tahun 5 Pengetahuan manusia sebagian besar
bulan (Munda et all, 2013). diperolah melalui mata dan telinga. Ada
Siswi mendapat sumber informasi beberapa hal yang mempengaruhi
diperoleh sebagian besar dari orang tua pengetahuan seseorang seperti tingkat
yaitu 23 siswi (65,7%). Menurut pendidikan, pengalaman, informasi,
Notoatmodjo (2003) sumber informasi social/budaya, ekonomi. (Notoatmojo,
adalah segala sesuatu yang menjadi 2007).
perantara dalam memyampaikan informasi, Orangtua memiliki peran yang sangat
merangsang pikiran dan kemampuan, penting dalam memberikan informasi
serta menambah pengetahuan. Komunikasi tentang menstruasi terutama ibu.
antar ibu dan anak akan memberikan Komunikasi antar orangtua khususnya ibu
informasi yang lebih dipahami oleh anak dan anak berisiko memberikan informasi
sehingga dapat menimbulkan kesiapan yang yang lebih dipahami oleh anak sehingga
positif pada diri anak dalam menghadapi akan dapat menambah pengetahuan anak.
menarche. Hasil penelitian kesiapan remaja putri
Penelitian yang dilakukan oleh Fajri menghadapi menarche menunjukan bahwa,
dan Khairani (2010), menemukan bahwa sebagian besar responden menyatakan siap
komunikasi ibu-anak memberikan peran yakni 22 siswi (63%), sedangkan yang
sebesar 30% pada kesiapan siswi SMP menyatakan tidak siap yakni 13 responden
Muhammadiyah Banda Aceh dalam (37%).
menghadapi menstruasi pertama (menarche), Hal ini dikarenakan pengetahuan
dengan p=0,000 (p<0,01) yang dimana responden yang sudah baik serta informasi
terdapat hubungan antara komunikasi Ibu- yang didapat cukup baik sehingga menimbul
Anak dengan Kesiapan Menghadapi kesiapan yang positif pada diri mereka.
Menstruasi Pertama (Menarche). Faktor keluarga mempengaruhi kesiapan
siswi dalam menghadapi menarche.
2. Analisis Univariat
Keluarga adalah pemberi pendidikan seks
pertama bagi remaja serta memliki pengaruh
terkuat (disamping teman sebaya dan media) kepercayaan 95% diperoleh nilai p= 0,017,
dalam mengembangkan nilai-nilai sek-sual atau probabilitas dibawah 0,05. Dengan
dan pemahaman seks anak - anak remaja demikian Ha diterima yaitu ada hubungan
(Proverawati, 2009). Jika dalam keluarga antara pengetahuan menarche dengan
tersebut menganggap hal yang berkaitan kesiapan remaja putri menghadapi menarche
dengan kesehatan reproduksi adalah hal di SDN 11 Siparmahan Kabupaten Samosir.
yang tabu maka anak kesulitan mendapat Kesiapan merupakan keseluruhan
informasi seputar kesehatan reproduksi dan kondisi seseorang yang membuatnya siap
menjadi kan anak tidak siap dalam untuk memberi respon /jawaban didalam
menghadapi menstruasi pertama. cara tertentu terhadap suatu situasi, dimana
Peran ibu sebagai orang tua sangat kesiapan ini dipengaruhi oleh kondisi fisik,
berguna bagi kesiapan remaja putri mental, emosional. (Slameto, 2010). Faktor
menghadapi menarche, ibu harus internal yang mempengaruhi kesiapan antara
memberikan edukasi seksual dengan lain kematangan yaitu suatu kondisi yang
menggunakan gaya bahasa dan cara dapat menimbulkan perubahan tingkah laku
penyampaian yang disesuaikan dengan usia sebagai akibat dari pertumbuhan dan
anak agar anak tidak merasa takut dan malu perkembangan, selain itu juga ada faktor
ketika ingin bertanya seputar reproduksi. kecerdasan (daya pikir) merupakan salah satu
penentu keberhasilan seseorang dalam
Hal ini mendasari penelitian dari
melaksanakan pekerjaan. Seseorang yang
Purnamawati & Fikawati (2014) tentang
memiliki kecerdasan normal atau diatas
faktor yang berhubungan dengan
normal akan lebih siap menghadapi dan
pengetahuan siswi kelas IV, V, VI tentang
mengatasi masalah masalah yang dihadapi
menstruasi menyebutkan bahwa peran guru
dibanding orang yang kecerdasannya dibawah
di sekolah, peran teman sebaya serta
normal.
keterpaparan informasi juga mempunyai
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan yang signifikan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dkk
meningkatkan pengetahuan siswi.
(2014) tentang hubungan pengetahuan
terhadap kesiapan mengahadapi menarche
3. Analisis Bivariat
yang menyatakan ada hubungan positif dan
Hasil penelitian diperoleh pada tabel signifikan antara pengetahuan terhadap
silang antara pengetahuan menarche dengan kesiapan remaja putri di SMP N 3 Tidore
kesiapan menghadapi menarche yaitu Kepulaun yaitu semakin baik pengetahuan
pengetahuan baik dan siap 34%, Siswi yang seseorang, maka semakin siap seseorang
memiliki pengetahuan cukup dan siap 23% menghadapi menarche.
siswi yang memiliki pengetahuan kurang Hasil penelitian ini juga sesuai
dan siap 6%, siswi dengan pengetahuan baik dengan penelitian Ida dan Feby (2019) ada
dan tidak siap 3%, Siswi dengan hubungan pengetahuan dan kesiapan siswi
pengetahuan cukup dan tidak siap 23%, SD dengan nilai p 0,026 yaitu jika ingin
siswi dengan pengetahuan kurang dan tidak meningkatkan kesiapan siswi dalam
siap ada 11%. Sedangkan hasil analisa menghadapi menarche maka perlu dilakukan
menggunakan uji chi-square pada tingkat peningkatan pengetahuan melalui pemberian
informasi pada siswi SD atau remaja usia Menurut Penulis menarche bukan
menarche. sesuatu hal yang perlu ditakuti ataupun
Menurut Astana Remaja putri yang dicemaskan , tetapi sesuatu hal yang
kurang pengetahuan dan informasi mengenai harusnya paling ditunggu dan dinantikan
menstruasi mengatakan menarche karna dengan menarche menunjukkan
merupakan pengalaman yang sangat buruk bahwa seseorang remaja sudah beranjak
dan membuat remaja putri panik, takut, dewasa dan harus menjaga diri dan
traumatis dan malu. Berbagai macam kebersihan diri. Dengan demikian, hasil
kondisi tersebut menunjukkan bahwa penelitian dapat disimpulkan bahwa
banyak remaja putri yang kurang pengetahuan menarche berhubungan dengan
mempunyai kesiapan dalam menghadapi kesiapan seseorang dalam menghadapi
menarche, karena mereka tidak memiliki menarche, semakin baik pengetahuan
pengetahuan dan pemahaman untuk semakin siap seorang remaja menghadapi
mempersiapkan dirinya masing-masing menarche.
(Ayu putu, 2013).
Menarche adalah hal yang wajar dan KESIMPULAN
pasti dialami oleh setiap wanita normal dan 1. Pengetahuan siswi tentang menarche
tidak perlu digelisahkan. Hal ini akan di SDN 11 Siparmahan Kabupaten
semakin parah apabila pengetahuan remaja Samosir berada dalam kategori
mengenai menstruasi ini sangat kurang dan cukup (46%), Sedangkan kesiapan
pendidikan dari orang tua yang kurang siswi dalam menghadapi menarche
(Proverawati, 2009). Remaja putri yang berada dalam kategori siap (63%).
tidak memiliki persiapan sebelumnya
terhadap menstruasi pertama cenderung 2. Ada hubungan antara pengetahuan
Tidak perlu malu atau cemas dengan adanya 11 Siparmahan Kabupaten Samosir