Disusun Oleh:
Kelompok 2
B. Kata Kunci
1. Primigravida.
2. Usia kehamilan 8 minggu.
3. Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai supir.
4. Flour albus dan gatal pada kemaluan.
5. TFU belum teraba.
6. Terdapat kutil menyerupai kembang kol pada vagina pada saat pemeriksaan.
C. Pertanyaan
1. Apa diagnosa yang sesuai pada kasus?
2. Apa penyebab penyakit pada kasus?
3. Bagaimana dampak dari penyakit pada kasus?
4. Bagaimana tatalaksana kasus yang sesuai?
D. Analisis Jawaban
1. Apa diagnosa yang sesuai pada kasus?
Diagnosa pada kasus tersebut yaitu G1P0000 8 minggu dengan kondiloma
akuminata.
Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan data subjektif seperti mengeluh adanya
pertumbuhan maupun benjolan yang tumbuh pada daerah genitalia dan menimbulkan
ketidaknyamanan, terkadang disertai rasa gatal, rasa seperti terbakar, nyeri ataupun
terjadi perdarahan pada lesi (Adjie, 2016). Menurut (Yenny and Hidayah, 2013)
terdapat juga kutil yang tidak gatal, tidak nyeri, dan tidak pernah berdarah. Pada
kasus diatas diketahui ibu hamil anak pertama dengan keluhan sering keputihan dan
merasa gatal pada kemaluannya.
Selain itu, menurut (Ratnasari, 2018) diagnosis dapat ditegakkan cukup dengan
melihat gambaran klinis. Jika gambaran lesi meragukan atau curiga adanya
keganasan maka pemeriksaan penunjang perlu dilakukan. Pada pemeriksaan fisik
pasien dengan kandiloma akuminata didapatkan papul multipel, soliter dan beberapa
papul konfluens dengan permukaan verukosa pada labia mayora, labia minora, dan
dinding vagina luar. Pemeriksaan acetowhite pada lesi dan perilesi menunjukkan
hasil positif (Yenny and Hidayah, 2013). Gejala lain yaitu adanya benjolan warna
keabuan atau sewarna dengan kulit, kecil di area genital, beberapa kutil tumbuh
berdekatan sehingga berbentuk menyerupai kembang kol (Muhlisin, 2019).
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus tersebut ditemukan kutil
yang menyerupai kembang kol pada vagina.
E. Rangkuman
Berdasarkan kasus diatas diagnosa yang sesuai adalah G1P0000 8 minggu dengan
kondiloma akuminata. Diagnosa ditegakkan dari data subjektif yaitu ibu hamil anak
pertama dengan keluhan sering keputihan dan merasa gatal pada kemaluannya serta data
objektif yaitu ditemukan kutil yang menyerupai kembang kol pada vagina saat
pemeriksaan. Kondilomata akuminata (KA) disebabkan oleh Human Papilloma Virus
(HPV) terutama tipe 6 dan 11 yang ditransmisikan paling sering melalui kontak seksual
serta faktor lainnya yang mempengaruhi seperti mempunyai pasangan lebih dari 1 orang
(multiple), aktif berhubungan sejak usia dini, merokok, kehamilan, riwayat IMS,
penurunan daya tahan tubuh. Kondilomata akuminata memiliki dampak antara lain
gangguan psikologis, komplikasi kanker mulut rahim, komplikasi persalinan,
kemungkinan risiko kontaminasi HPV pada bayi.
Dengan demikian diperlukan tatalaksana kasus yang sesuai yaitu melakukan
terapi pilihan (TCA 80-90 % dioleskan pada lesi seminggu sekali, bedah listrik, krioterapi
dengan nitrogen cair, krioterapi dengan CO2 padat, atau pembedahan), menganjurkan ibu
untuk melakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan HIV, serta
memberikan KIE kepada ibu dan pasangan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama masa pengobatan dilakukan atau menggunakan kondom jika ingin melakukan
hubungan seksual hingga dinyatakan sembuh, sering mencuci dan membersihkan daerah
vulva ditambah membersihkan vagina dengan irigasi dan menjaga tetap kering,
penjelasan mengenai efek dari hubungan seksual multiple dengan bahasa dan
penyampaian yang bisa di terima dan tidak menyinggung pasangan, membantu ibu
melakukan perencanaan persalinan dan memberitahu ibu untuk segera konsultasi dengan
dokter apabila kutil kelamin semakin besar, bertambah banyak, dan menjadi mudah
berdarah agar segera mendapatkan penanganan.
Kasus 2
Seorang perempuan G1P0000 kehamilan 10 minggu datang ke PMB dengan keluhan mual. Hasil
anamnesis: ibu sudah melakukan Pptest di rumah dan hasilnya positive. Ibu memiliki banyak
kucing peliharaan dirumah. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 110/70 mmHg, N: 84 x/mnt, P: 22
x/mnt, S: 36,5C, wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda, terdapat hiperpigmentasi pada
areola, TFU belum teraba, vulva livide, tidak ada pengeluaran pervaginam. Hasil pemeriksaan
lab : Hb :10,5gr%, HIV: negative, HbsAg negative, IgG toxo positive, IgM toxo negative.
A. Learning Outcome
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa yang sesuai pada kasus.
2. Mahasiswa mampu mengetahui penyebabnya penyakit pada kasus.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dampak dari penyakit pada kasus.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tatalaksana kasus yang sesuai.
B. Kata Kunci
1. G1P0000 Uk 10 mg
2. Memiliki banyak peliharaan kucing di rumah
3. Ig G toxo positif
4. Ig M toxo negative
5. Hb : 10,5gr%
C. Pertanyaan
1. Apa diagnosa yang tepat pada kasus tersebut?
2. Apakah penyebabnya penyakit pada kasus tersebut?
3. Apa saja dampak dari penyakit pada kasus tersebut ?
4. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus tersebut ?
D. Analisa Jawaban
1. Apa diagnosa yang tepat pada kasus tersebut?
Diagnosa pada kasus tersebut yaitu G1P0000 usia kehamilan 10 minggu dengan
anemia ringan dan riwayat toxoplasmosis.
Diagnosis anemia ringan berdasarkan pada Hb ibu yaitu 10,5gr%. Pada ibu hamil
trimester I dan III, batas kadar hemoglobin untuk anemia adalah 11 g/dl sedangkan
pada trimester II batas kadar hemoglobin adalah 10,5 g/dl (Lisfi, Serudji and Kadri,
2017). Menurut (WHO, 2011) kadar haemoglobin pada ibu hamil diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu : ringan (10 g/dl - 10,9 g/dl), sedang ( 7 g/dl – 9,9 g/dl), dan berat
(<7 g/dl).
Selanjutnya, riwayat toksoplasmosis ditegakkan dari IgG toxo positif dan IgM
toxo negative ibu. Menurut klasifikasi ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis, jika
saat pemeriksaan IgG positif dan IgM negative selama trimester pertama atau kedua
merefleksikan infeksi terjadi sebelum kehamilan sekarang (Wahyuni, 2013) yang
artinya ibu memiliki riwayat toksoplasmosis. Selain itu, diagnosis dapat diketahui
dari tanda dan gejala yang sering timbul pada ibu hamil ialah demam, sakit kepala,
dan kelelahan. Beberapa pasien menunjukkan tanda mononucleosis like syndrome
seperti demam, ruam makulopapular (Blueberry muffin) yang mirip dengan kelainan
kulit pada demam tifoid (Hökelek, 2018).
E. Rangkuman
Berdasarkan kasus di atas maka diagnose yangs sesuai yaitu G1P 0000 usia
kehamilan 10 minggu dengan anemia ringan dan riwayat toxoplasmosis. Diagnosis
ditegakkan dari kehamilan pertama, hasil pemeriksaan Hb ibu yaitu 10,5gr%, serta
pemeriksaan IgG toxo positif dan IgM toxo negative ibu. Anemia selama kehamilan
dapat disebabkan oleh multifactorial, sedangkan toksoplasmosis disebabkan oleh
Toxoplasma gondii. Dampak yang ditimbulkan oleh anemia selama kehamilan yaitu
risiko kematian ibu dan perinatal. Sedangkan dampak apabila ibu terinfeksi oleh
toksoplasmosis yaitu chorioretinitis, hydrocephalus, Intracranial calcificatio. Infeksi
kongenital dengan toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala yang serius, seperti
kebutaan, keterbelakangan mental, defisit neurologik, dan tuli.
Dengan demikian, tatalaksana yang sesuai untuk kasus tersebut yaitu memberikan
ibu tablet Fe dan menjelaskan cara konsumsinya, memberikan KIE ibu tentang konsumsi
makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam, bayam merah, daging, menjelaskan
mengenai toxoplasmosis, penyebab dan dampaknya pada kehamilannya, memberikan
KIE kepada ibu mengenai pencegahan toksoplasmosis seperti selalu mencuci tangan
terutama sesudah memegang dan membersihkan kotoran kucing, menggunakan sarung
tangan saat membuang kotoran, hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah
matang, mencuci buah dan sayur serta peralatan makan dengan bersih, serta melakukan
rujukan dan kolaborasi pemeriksaan kadar IgG dengan dokter untuk menyingkirkan
dugaan infeksi akut atau kronis.
Daftar Pustaka
Adjie, N. P. K. (2016) Kondiloma Akuminata Pada Kehamilan yang disertai Infeksi Human
Immunodeficiency Virus. Available at:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/6e877f7ba0f7e15fc9e51966fbfed9fa.pdf.
Andriyani, R. and Megasari, K. (2015) ‘Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Infeksi Toksoplasma pada Ibu Hamil di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2010-2013’,
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), pp. 485–489. doi: 10.25077/jka.v4i2.278.
Effendi, A., Silvia, E. and Hernisa, M. (2017) ‘Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondiluma akuminata di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandarlampung tahun 2016’, Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 4(1), pp. 8–11.
Hastuti, S., Chandra, D. P. and Yustin, E. (2014) ‘Penatalaksanaan Kondilomata Akuminata
Pada Wanita Hamil’, Media Dermato-Venereologica Indonesiana, 41(2), pp. 66–69.
Hökelek, M. (2018) ‘Toxoplasmosis Differential Diagnoses’, Medscape, pp. 13–19. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/229969-differential.
Kemenkes RI (2013) ‘Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan’. Jakarta: Kementrian RI.
Kemenkes RI (2018) ‘Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin’. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Lisfi, I., Serudji, J. and Kadri, H. (2017) ‘Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang’, Jurnal Kesehatan
Andalas, 6(1), p. 191. doi: 10.25077/jka.v6i1.669.
Muhlisin, A. (2019) Kondiloma akuminata : Gejala, penyebab, pengobatan | HonestDocs.
Available at: https://www.honestdocs.id/kondiloma-akuminata (Accessed: 14 October 2020).
Nyoman, N. et al. (2013) INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KEHAMILAN, Seminar
Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun. Available at:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2722 (Accessed: 15 October
2020).
Ratnasari, D. T. (2018) ‘Kondiloma Akuminata Condyloma Accuminatum’, Ilmiah Kedokteran
Wijaya Kusuma, 5(2), pp. 18–21.
Stephen, G. et al. (2018) ‘Anaemia in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors, and Adverse
Perinatal Outcomes in Northern Tanzania’, Anemia. Hindawi Limited, 2018. doi:
10.1155/2018/1846280.
Wahyuni, S. (2013) ‘Toxoplasma dalam kehamilan’, Kementrian Kesehatan Politeknik
Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan, 2(1), pp. 1–6.
WHO (2011) ‘Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of
severity’. Geneva, Switzerland: World Health Organization, pp. 1–6. doi: 2011.
Wydya Yenny, S. and Hidayah, R. (2013) Kondiloma Akuminata Pada Wanita Hamil: Salah
Satu Modalitas Terapi, Jurnal Kesehatan Andalas. Available at: http://jurnal.fk.unand.ac.id
(Accessed: 14 October 2020).
Yenny, S. W. and Hidayah, R. (2013) ‘Kondiloma Akuminata Pada Wanita Hamil: Salah Satu
Modalitas Terapi’, Jurnal Kesehatan Andalas, 2(1), p. 47. doi: 10.25077/jka.v2i1.68.
Suparman, E. (2013) ‘Toksoplasmosis Dalam Kehamilan’, Jurnal Biomedik (Jbm), 4(1), pp. 27–
32. doi: 10.35790/jbm.4.1.2012.744.