Anda di halaman 1dari 11

MODUL

PRAKTIK LABORATORIUM

KEGIATAN BELAJAR VII

SISTEM MUSKULOSKELETAL

(SEMESTER III)

DISUSUN OLEH :
SUKATEMIN, S.Kep., Ns., M.Kep., CWCS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PANIAI
TAHUN 2015
KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada sIstem musculoskeletal secara tepat

B. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
 Mampu melakukan pemeriksaan cara berjalan yang normal dan tidak normal
 Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada articulatio humeri
 Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada articulatio cubiti
 Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada articulatio coxae
 Mampu melakukan pemeriksaan fisik yang baik pada articulation genu

C. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


 Buku panduan peserta skill lab sistem emergency dan traumatology
 Boneka manikin dewasa
 Mitella
 Elastic bandage

D. INDIKASI
 Pada penderita yang mengalami gangguan cara berjalan
 Pada penderita yang mengalami gangguan articulatio humeri
 Pada penderita yang mengalami gangguan articulatio cubiti
 Pada penderita yang mengalami gangguan articulation coxae
 Pada penderita yang mengalami gangguan articulatio genu
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI
 Pengantar 5 menit  Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa
 Penjelasan singkat tentang prosedur kerja,
peran masing-masing mahasiswa dan alokasi
waktu
 Demonstrasi singkat 15 menit  Instruktur mendemostrasikan tentang defenisi
tentang pemeriksaan fisik Gait
gait  Instruktur menjelaskan tentang Gait yang
normal
 Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan
fisik pada gait yang tidak normal
 Diskusi singkat bila ada yang kurang
dimengerti
 Praktek pemeriksaan fisik 20 menit  Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan
pada articulatio humeri fisik pada articulatio humeri secara singkat
 Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik
pada articulatio humeri
 Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan pada mahasiswa
 Praktek pemeriksaan fisik 20 menit  Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan
pada articulatio cubiti fisik pada articulatio cubiti secara singkat
 Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik
pada articulatio cubiti
 Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan pada mahasiswa
 Praktek pemeriksaan fisik 20 menit  Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan
pada articulatio coxae fisik pada articulatio genu secara singkat
 Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik
pada articulatio genu
 Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan pada mahasiswa
 Praktek pemeriksaan fisik 20 menit  Instruktur menjelaskan tentang pemeriksaan
pada articulatio genu fisik pada articulatio genu secara singkat
 Mahasiswa mempraktekkan pemeriksaan fisik
pada articulation genu Instruktur
memperhatikan dan memberikan bimbingan
pada mahasiswa
Total waktu 80 menit
PEMERIKSAAN GAIT
UMUM NORMAL ABNORMAL
 Minta pasien untuk  Fase:  Antalgic gait : berjalan
berjalan  Stance (62 pincang,pasien bergerak lebih
 Amati cara berjalan %):kaki cepat pada sisi yang sakit, dengan
pasien dari bersentuhan berkurangnya fase stance
samping,depan,dan dengan tanah  Trendelenburg Gait : condong ke
belakang  Swing (38 %) : arah lateral pada sisi dimana
 Nilai panjang langkah kaki di udara ke tubuh bertumpu kelemahan
pasien dan cara berdiri depan otot gluteus medius
menggunakan masing  Spastic Gait : kelainan cara
masing kaki berjalan dimana tungkai bawah
 Siklus Gait (Interaksi bergerak dengan kaku, jari jari
yang kompleks dari kaki saat berjalan diseret
berbagi otot dan sendi  Wadling Gait : kelainan cara
pada kedua ekstremitas berjalan dimana langkah tubuh
inferior untuk dengan gerakan selang seling
menghasilkan gerakan yang berlebihan disertai
mendorong pada tubuh peninggian hip joint, berjalan
seperti bebek.
PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO COXAE
A Prosedur
• Memperkenalkan diri
• Meminta izin untuk memeriksa
• Buka pakaian pasien
• Menjelaskan pada pasien,kalau pasien akan diperiksa dengan baik tanpa membuat pasien
kesakitan

B Tanda
1 Inspeksi
• Inspeksi pasien • Depan :
dari depan,  Apakah pasien berdiri dengan lurus?
belakang, dan Apakah ada pelvic tilting?
dari samping  Apakah ada tanda dari atropi otot
paha?
 Apakah ada tanda flexion contracture
dari hip atau knee ?
 Apakah pasien menggunakan alat
bantu jalan atau tidak?
• Belakang :
 Apakah lumbar spine dari pasien
lurus atau scoliotic?
 Periksa adakah atropi,bekas luka atau
sinus dari otot gluteal?
• Samping :
 Jika didapatkan adanya flexion
contracture yang fixed dari hip
joint,biasanya disertai peningkatan
lumbar lordosis
• Amati area hip • Apakah terdapat bekas luka dari operasi
sebelumnya atau penyakit sebelumnya?
• Akan sangat berguna bila kita bertanya
dimana tepatnya pasien merasakan sakit?
• Kulit • Perubahan warna,luka Trauma
• deformitas  fraktur,dislokasi
• Laserasi,bruising,ecchymosis,edema,Nod
ules,Scar/sinuses

• Posisi • Shortening,External rotationfemoral


neck fracture,intertrochanter fracture
• Adducted,Internal rotation Hip
Posterior dislocation
• Abducted,External RotationAnterior
Dislocaion
• Flexed Hip flexion contracture
2 Palpation (FEEL)
• Selalu amati wajah pasien
• dimana letak nyerinya ?
• Selalu bandingkan satu sisi dengan sisi
lainnya
Sof t tissue • nervus ischiadicus (flexi hip) p : o -
herniasi diskus, piriformis spasm
• Muscle group setiap grup dari otot
tersebut harus simetris bilateral
 flexor group (anterior quadrant):
o M. iliopsoas: primary flexor hip,
abnormal contracture flexion
deformity of the hip
o M. Sartorius
o M. Rectus femoris
 Adductor group (medial quadrant) :
o Gracilis,pectineous,adductor
longus,adductor brevis,adductor
magnus muscles
 Abductor group (lateral quadrant) :
o M. Gluteus medius
 Extensor Group (posterior quadrant) :
o M. Gluteus maximus and
Hamstring muscles
Kontur Tulang • Aspek Anterior :SIAS, crista iliaca,
trochanter major, tuberculum pubicum
• Aspek Posterior : PSIS, trochanter major
, ischial tuberosity, sacral -prominence,
sacroiliac joint (Greater trochanter
nyeri / bursa yang teraba :
infeksi/bursitis, gluteus medius
tendinitis)
3 RANGE OF MOTION
• Flexion (120- • Supine (lutut ke dada)
135°)
• Extension (20- • Prone : tungkai bawah diangkat dari meja
30°)
• Abduction (40- • Supine (tungkai bawah ke lateral)
50°)
• Adduction (20- • Supine (tungkai bawah ke medial)
30°)
• Internal • Seated (kaki ke medial)
rotation (30) • Prone (flexi lutut tungkai bawah ke
dalam)
• External • Seated (kaki ke lateral)
rotation (50) •
Prone (flexi lutut tungkai bawah ke
luar)
4 PEMERIKSAAN KHUSUS (SPECIAL TEST)
• Thomas Sign • Supine,salah satu lutut kearah dadajika
paha yang satunya terangkat (positif)

• Leg length • True leg length :SIAS ke malleolus


Discrepancy medialis
• Apparent leg length : umbilicus ke
maleollus medialis > 1 cm (positif)

• Tredelenburg • Pasien berdiri,angkat satu lutut, jika


test pelvis dari yang terangkat naik normal,
jika kontralateral dari naiknya pelvis 
positif
• Inadekuat nya kekuatan gerakan dari hip
abductors
• Ortolani • Hips at 90,abduct hips ‘clunk’
(pediatric) mengindikasikan hip terdislokasi dan
sekarang telah tereduksi
• Barlow • Hips at 90,posterior force ‘clunk’
(pediatric) mengindikasikan hip telah
terdislokasi,dan harus direduksi dengan
ortolani
• Galeazzi • Supine,flex hip dan lutut
(pediatric) discrepancies pada tinggi lutut ,dislokasi
hip dan shortening dari femur
PEMERIKSAAN FISIK ARTICULATIO HUMERI
• Perkenalkan diri terlebih
dahulu
• Jelaskan dan meminta izin
kepada pasien bahwa akan
diperiksa bahunya.
• pasien harus dapat dilihat
kedua bahunya. Pemeriksa
harus membuka bajunya agar
dapat melihat kedua bahunya
dan meminta izin terlebih
dahulu.
1. Inspeksi Arti Klinis
• Bandingkan bahu kanan dan • Dislokasi bahu, atrofi otot,
kiri. robekan articulatio
• Kulit : perubahan warna, acromioclavicularis.
laserasi, ekimosis. • Fraktur, cedera articulatio
• Deformitas dan bengkak acromioclavicularis
• Pengecilan pada otot • kompresi pada saraf
2. Palpasi • Infeksi atau pengapuran tendon
• Nyeri menyeluruh m. supraspinatus.
• Nyeri lokal • Robekan pada Shoulder cuff
• Palpasi pada lateral clavicula dan frozen shoulder
untuk mengetahui • Nyeri merupakan adanya
articulation indikasi ketidakstabilan dari
acromioclavicularis. distal articulatio
• Palpasi acromion untuk acromioclavicular yang terpisah
menegetahui tendon • Nyeri merupakan indikasi
supraspinatus. adanya bursitis dan atau adanya
• Raba tonjolan pada lateral robekan tendon m.
caput humeri untuk meraba supraspinatus
tuberositas major humeri. • Nyeri merupakan indikasi
adanya tendinitis pada rotator
cuff atau adanya robekan pada
rotator cuff
3. Range of Motion
 Fleksi : 0 – 160/180°
 Ekstensi : 0 - 60°
 Abduksi: 0 – 160/180°
 Adduksi : 0 - 45°
 Rotasi internal : 0 -90°
 Rotasi eksternal :0 – 30/45 °
4. Tes Khusus
 Tanda Impingement : Nyeri menandakan syndrome
fleksi > 90 ° impingement.
 Tes Apprehension : Nyeri menandakan ketidakstabilan
abduksi kemudian rotasi anterior
eksternal Nyeri menandakan ketidakstabilan
 Tes Jerk: posisi supinasi, posterior
flexi 90°, dorong ke
belakang.
PEMERIKSAAN FISIK ARTICULATIO CUBITI
 Perkenalkan diri terlebih dahulu
 Jelaskan dan meminta izin
kepada pasien bahwa akan
diperiksa sikunya.
 pasien harus dapat dilihat kedua
sikunya. Pemeriksa harus
membuka bajunya agar dapat
melihat kedua bahunya dan
meminta izin terlebih dahulu.
 Bandingkan siku kiri dan kanan  Dislokasi, fraktur, bursitis
 Kulit :perubahan warna, Cubitus varus and cubitus
laserasi, ekimosis valgus
 Bengkak dan deformitas  Penjepitan pada saraf
 Carrying angel : 5°-15° (cubital tunnel syndrome)
 Atrofi otot

Palpasi  Palpasi
 Palpasi epicondylus dan  Subluksasi siku  Palpasi epicondylus
olecranon yang membentuk  Nyeri : epicondylitis dan olecranon yang
segitiga sama sisi medialis (golfer elbow), membentuk segitiga
 Palpasi epicondylus medialis fraktur sama sisi
dan garis supracondiler  Nyeri : epicondylitis  Palpasi epicondylus
 Palpasi epicondylus lateralis lateralis (tenis elbow), medialis dan garis
dan garis supracondyler fraktur. supracondiler
 Palpasi epicondylus
lateralis dan garis
supracondylar
Range of Motion
 Fleksi dan ekstensi : ekstensi
0°, fleksi 140-150 °
 Pronasi dan supinasi: supinasi
80°- 85°, pronasi 75° - 80°

Tes khusus
 Tennis elbow : membuat Nyeri pada epicondiyus
kepalan, pronasi, kemudian lateralis menandakan adanya
ekstensi sendi pergelangan epicondylitis lateralis
tangan dan jari melawan
tahanan.
 Golfer’s elbow :supinasi Nyeri pada epicondiyus
brachium, ekstensi articulatio medialis menandakan adanya
cubiti dan articulatio epicondylitis medialis
radiocarpalis

Dosen/Instuktur Skill Lab

(……………………………………)

Anda mungkin juga menyukai