Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Matematika III
Aplikasi Nilai Eigen

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Oleh

13
Teknik Teknik Sipil W111700035 Satria Wibawa, S.Si., MM

Abstract Kompetensi
Di modul ini akan dipelajari Agar Mahasiswa :
bagaimana menyelesaikan suatu Dapat menyelesaikan suatu SPL
SPL dengan menggunakan nilai dengan menggunakan nilai eigen
eigen.
Masalah untuk menentukan nilai eigen dan vector eigen dari suatu matriks
disebut masalah nilai eigen. Masalah dari tipe ini muncul dalam kaitannya dengan
penerapan fisika dan rekayasa. Untuk dapat memahami bagaimana cara penyelesaian
suatu SPL dengan menggunakan nilai Eigen.
Untuk mencari nilai eigen dari matrik A yang berukuran n x n yang memenuhi persamaan
:Ax = λx dapat ditulis sebagai : Ax = λIx atau ekivalen : (λI – A)x = 0. Sistem persamaan
tersebut memiliki jawab bukan nol (singular), jika dan hanya jika :  I  A  0
Ini disebut sebagai persamaan karakteristik (polinomial dalam λ)
Yang perlu menjadi catatan adalah :
1. Untuk kasus yang khusus, jika A memiliki n buah nilai eigen = λ, maka akan memiliki
nilai eigen λk.
2. Jika banyaknya nilai eigen dari Ak sebanyak n juga, maka basis ruang eigennya
tetap sama.
3. Tetapi jika jumlah nilai eigennya kurang dari n (terjadi jika ada nilai eigen yang saling
berlawanan tanda), maka salah satu nilai eigennya akan memiliki basis ruang eigen
yang berbeda
contoh :
 3 0  2
 2 
B = A =  2
2 1
  1 0 2 

Maka nilai eigen untuk B = -12, 12, 22, dengan basis ruang eigen untuk
1  0 
  1
λ = 1 , basis ruang eigennya 0 dan  

1 
 
0 

 2
 
λ = 4, basis ruang eigennya  2 

 1 

contoh :
3 1 1
 2
Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari A , bila : A =  2
5 4 

1 1 3

Jawab :
Nilai eigen dari A5 adalah nilai eigen dari A dipangkatkan 5 sehingga diperoleh : 25
dan 65. Sedangkan vektor eigen untuk λ =25 tetap sama dengan vektor eigen λ = 2

2020 Matematika III


2 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 1  1
 1   
yaitu :   dan  0 

 0 
 
 1 

1 
 
Serta vektor eigen untuk λ =6 sama seperti λ = 6 yaitu :  2
5

1 
 

berikut akan diberikan beberapa contoh aplikasi yang melibatkan nilai eigen :
Contoh 1:
Dalam suatu kota, 30% dari wanita yang sudah menikah cerai setiap tahun, dan 20% dari
wanita lajang menikah setiap tahun. Di kota tersebut ada 8000 wanita sudah menikah dan
2000 wanita lajang, sedangkan populasi total adalah konstan. Selidiki prospek jangka
panjangnya, jika prosentase perkawinan dan perceraian berlangsung secara terus menerus
dimasa mendatang.
Jawab:
Dari permasalahan di atas dimisalkan W0 adalah matriks banyaknya wanita. Dan Matriks A
adalah prosentase status wanita. Untuk mendapatkan jumlah wanita yang sudah menikah
dan masih lajang setelah satu tahun, kita kalikan vector

8000 
W0 =   dan
2000

0,7 0,2
A =
 0,3 0,8 

Jumlah wanita yang sudah menikah dan yang masih lajang setelah satu tahun, ditunjukkan
dengan persamaan :

0,7 0,2 8000  6000


W1  A.W0   
 0,3 0,8   2000 4000

Untuk menentukan jumlah wanita, yang sudah menikah dan yang masih lajang setelah dua
tahun adalah sebagai berikut :
W1  A.W1  A 2 .W0

Secara umum untuk n tahun = Wn = AnW0

2020 Matematika III


3 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hitung W10, W20, W30 dengan rumus diatas, bulatkan setiap entri pada bilangan bulat
terdekat :

 4004
W10   
5996
4000
W20   
6000
4000
W30   
6000
Setelah tahap tertentu selalu mendapatkan jawaban yang sama, kenyataannya

4000
W12   
6000

dan karena

0,7 0,2 4000 4000


A.W20   
 0,3 0,8  6000 6000

dari persamaan ini terlihat bahwa semua vektor sesudahnya didalam deret tetap tidak
berubah, maka

4000
vector   disebut sebagai Seady-state Vcktor
6000
Misalkan :
 2
X1   
 3
Dan
 1
W2   
1
Maka
0,7 0,2 2  2
A. X 1    = X1
 0,3 0,8  3  3

dan

0,7 0,2  1  2 
1

A.X 2        1  = X2
 0,3 0,8   1   2 
Pada vector awal :

2020 Matematika III


4 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8000 
W0    sebagai kombinasi linier
 2000
 2  1
W0  2000   4000 
 3 1
W0  2000 X 1  4000 X 2

W1  A..W0  2000 A. X 1  4000 A. X 2  2000 X 1  4000( 12 ) X 2

W2  A..W1  2000 X 1  4000( 12 ) 2 X 2

Sehingga :
W n  A 2 ..W0  2000 X 1  4000( 12 ) n X 2

Misalkan pada awalnya terdapat sejumlah P wanita yang sudah menikah oleh karena
seluruhnya ada 10.000 wanita, maka jumlah wanita yang masih lajang adalah 10.000 – P,
maka vector awal :
 P 
W0   
10.000  P 

kita menyatakan w0 sebagai suatu kombinasi linear C1 X1 + C2 X2, maka seperti sebelumnya
Wn  A n ..W0  C1 X 1  ( 12 ) n C 2 X 2

W 0  C1 X 1  C 2 X 2

Suatu system linear


2C1 – C2 = P
3C1 + C2 = 10.000 - P

Dengan menjumlahkan kedua persamaan, didapatkan,


C1 = 2000
jadi untuk sembarang bilangan bulat diantara 0  p  10.000
Steady State Vektor menjadi :

 4000
2000 X 1   
6000 

Vektor X1 dan X2 adalah Vektor alami yang digunakan untuk menganalisa proses, karena
pengaruh Matriks A terhadap setiap Vektor sangatlah sederhana
A X1 = X1 = 1 X1
dan
A X2 = ½ X2

2020 Matematika III


5 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 2 :(Sistem getaran dua massa pada dua pegas).

Sistem pegas – pegas terdiri atas beberapa massa dapat kita perlakukukan seperti masalah
nilai eigen, misalkan telah diperoleh model matematis dari system mekanis tersebut :
y1’’ = -5y1 +2y2
y2’’= 2y1 – 2y2
akan kita tunjukkan bagaimana system ini menjadi suatu masalah nilai eigen, yang dibentuk
menjadi persmaan vector tunggal.

 y1''   5 2   y1 
y   ''   Ay  
''
 
 y2   2  2  y 2 
Selanjutnya kita masukkan gagasan melalui analogi dengan persamaan koefisien konstan
tunggal kita substitusikan y = xewt ,menghasilkan w2xewt = Axewt.
Persamaan terakhir kita kenal sebagai masalah nilai eigen. Karenanya, untuk
persamaan y = xewt. sebagai penyelesaian persamaan
y1’’ = -5y1 +2y2
y2’’= 2y1 – 2y2
yang tidak identic dengan nol, w2 = λ harus merupakan nilai eigen matriks A dan vector
eigen pada persamaan y = xewt harus merupakan nilai eigen padanannya.

Contoh 3 : (Regangan selaput elastis)

Suatu selaput elastis pada bidang x1x2 dengan lingkaran batas x12 + x22 = 1, diregangkan,
sehingga suatu titik P : (x1, x2) bergerak ketitik Q:(y1, y2) yang dinyatakan oleh :

y  5 3  x1 
y   1   Ax    
 y2  3 5  x2 
Dengan komponen – komponen
y1 = 5x1 + 3x2
y2’’= 3x1 + 5x2
Tentukan arah utama yaitu arah posisi vector x pada P dimana arah vector posisi y dari
Qadalah sama atau berlawanan. Bentuk apakah yang diambil lingkaran batas akibat
perubahan bentuk?
Jawab :
Kita akan mencari vector x sehingga y = λx. Karena y = Ax, hal ini akan memberikan Ax = λx
merupakan masalah nilai eigen, dengan komponen :
5x1 + 3x2 = λx1

2020 Matematika III


6 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3x1 + 5x2 = λx2
Atau
(5 – λ)x1 + 3x2 = 0
3x1 + (5 – λ)x2 = 0
Hal ini merupakan system persamaan linier homogeny. Persamaan ini mempunyai
penyelesaian tak trivial jika dan hanya jika koefien determinannya sama dengan nol
Karenanya kita harus mempunyai
5 3
 (5   ) 2  9  0
3 5

↔ 25 - 10λ + λ2 – 9 = 0
↔λ2 – 10λ + 16 = 0
↔(λ – 8)(λ – 2) = 0
Diperoleh nilai :
λ1 = 8 dan λ2 = 2
ini merupakan nilai eigen dari masalah tersebut. Selanjutnya kita cari vector eigen dengan
cara menyisipkan λ1 ke dalam persamaan awal selanjutnya λ2. Untuk λ = λ1 = 8, system
persamaan menjadi
(5 – 8)x1 + 3x2 = 0
3x1 +(5 – 8)x2 = 0
Didapat :
-3x1 + 3x2 = 0
3x1 - 3x2 = 0
Didapat penyelesaian x2 = x1 untuk sebarang x1
Untuk λ2 = 2, system persamaan adalah :
(5 – 2)x1 + 3x2 = 0
3x1 + (5 – 2)x2 = 0
Didapat :
3x1 + 3x2 = 0
3x1 + 3x2 = 0
Didapat penyelesaian x2 = -x1 untuk sebarang x1.
Dengan demikian didapat vector eigen, yaitu :

 x1 
 x  yang berpadanan dengan λ1, dan
 1

 x1 
 x  yang berpadanan dengan λ2
 1

2020 Matematika III


7 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nilai eigen ini menunjukkan bahwa dalam arah utama selaput tersebut diregangkan oleh
faktor 8 dan 2secara berturut – turut.
Pertanyaan selanjutnya (bentuk selaput yang mengalami perubahan) akan membantu kita
dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai apa terjadi pada selaput tersebut. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut kita perlukan invers dari matriks A.

1  5  3  165 
3 
A 1   16

A  3 5   163 5
16 
Maka transformasi invers dari persamaan

y  5 3  x1 
y   1   Ax      adalah
 y2  3 5  x2 

x1 =
5
16
y1  163 y 2
5
x2 = 
16
y1  163 y 2

sekarang lingkaran batasnya adalah x12 + x22 = 1, sehingga dari transformasi invers dapat
diperoleh

x12 + x22 =
1
 ( 5 y1 3 y2 ) 2  ( 3 y1 5 y2 ) 2   1
16 2

dengan memisahkan bentuk kuadrat dan dikalikan dengan 128, diperoleh


17y12 – 30y1y2 + 17y22 = 128
Persamaan ini membentuk ellips dengan setengah sumbu-sumbu utama 8 dan 2 (nilai eigen
A) dalam arah vector eigen.

Soal Latihan :
1. Dalam suatu desa, 25% dari wanita yang sudah menikah cerai setiap tahun, dan
30% dari wanita lajang menikah setiap tahun. Di desa tersebut ada 6000 wanita
sudah menikah dan 1500 wanita lajang, sedangkan populasi total adalah konstan.
Selidiki prospek jangka panjangnya, jika prosentase perkawinan dan perceraian
berlangsung secara terus menerus dimasa mendatang.

2020 Matematika III


8 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.Suatu selaput elastis pada bidang x1x2 dengan lingkaran batas x12 + x22 = 4,
diregangkan, sehingga suatu titik P : (x1, x2) bergerak ketitik Q:(y1, y2) yang
dinyatakan oleh :

y  10 6   x1 
y   1   Ax    
 y2   6 10  x2 
Tentukan arah utama yaitu arah posisi vector x pada P dimana arah vector posisi y
dari Q adalah sama atau berlawanan. Bentuk apakah yang diambil lingkaran batas
akibat perubahan bentuk?

Daftar Pustaka:

1. Purcell,Edwin J., Kalkulus dan Geometri Analitik II, Erlangga, Jakarta, 2003
2. Anton, Howard, Chris Rerres .,Elementery Linear Algebra,John Wiley & Sons, 2005.
3. Kreyzig, Erwin. (2003). Matematika Teknik Lanjutan. Edisi ke-6, Jakarta:
Erlangga
4. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S., Agus Sumin, Matematika dasar Untuk Perguruan
Tinggi, Ghalia Indonesia, 2004

2020 Matematika III


9 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2020 Matematika III
10 Satria Wibawa, S.Si., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai