Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P DENGAN DIABETES
MELLITUS TIPE II FOKUS STUDI PENGELOLAAN GANGGUAN
NUTRISI DIRUANG MAWAR RSUD dr. RAA SOEWONDO PATI

Disusun Oleh :
Sinta Lailatul F
P1337420418107

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN BLORA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dan disahkan “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P DENGAN
DIABETES MELLITUS TIPE II FOKUS STUDI PENGELOLAAN
GANGGUAN NUTRISI DIRANG MAWAR RSUD dr. RAA SOEWONDO
PATI” pada :
Hari :
Tangal :
Mengetahui
Dosen Pembimbing Akademik CI Ruang Mawar
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETESMELLITUSTIPE II
1. Konsep Dasar
A. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati (Yuliana Elin, 2009 dalam Nurarif dan Kusuma, 2015,
p.188).
Menurut (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) PERKENI
(2019) menyatakan “Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya”
(p. 7).
B. Etiologi
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) menyatakan “Diabetes
mellitus tipe II disebabkan oleh kegagalan relevasi sel beta dan
resistensi insulin, Faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya Diabetes Mellitus tipe II : Usia, Kegemukan dan Riwayat
dan Keluarga” (p. 188).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus dikaitkan dengan konsekuensi
metabolic defisiensi insulin (price & Wilson dalam Nurarif Kusuma,
2015, p.189) :
1. Kadar gula puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi
dieresis osmotic (meningkatkan jumlah cairan tubuh) yang
meningkatkan pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus
(polydipsia).
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), berat badan berkurang.
4. Lelah dan mengantuk.
5. Gejala lain yang dikeluarkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva.
Kriteria diagnosis Diabetes Mellitus (Sudoyo aru dkk, dalam Nurarif
dan Kusuma, 2015, p.189) :
1. Gejala klasik Diabetes Mellitus + glukosa plasma sewaktu ≥ 200
mg/dL (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatau hari tanpa memperhatikan waktu.
3. Gejala klasik Diabetes Mellitus + glukosa plasma ≥ 126 mg/ dL
(7,0 mmol/L), puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam.
4. Glukosa plasma dua jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO)
≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L), tes toleransi glukosa oral (TTGO)
dilakukan dengan standar World Health Organization (WHO),
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa
dilarutkan kedalam air (Price & Wilson dalam Nurarif dan
Kusuma, 2015, p.189).
D. Patofisiologi
Menurut Corwin, EJ. (2009) menyatakan “Pada Diabetes Mellitus
tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel”.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi
insulin pada Diabetes Mellitus tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel. insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan (Corwin, EJ, 2009).
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu,
keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
meningkat (Corwin, EJ, 2009).
Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadi Diabetes Mellitus tipe II. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas Diabetes Mellitus
tipe II, namun masih terdapat insulin dengan junlah yang adekuat
produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis
diabetik tidak terjadi pada Diabetes Mellitus tipe II. Dabetes Mellitus
tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya
yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik
(HHNK). Diabetes Mellitus tipe II paling sering terjadi pada penderita
diabetes mellitus yang berusia lebih dari 30 taun dan obesitas. Akibat
intoleransi glukosa yang berlangsung lambat atau selama bertahun-
tahun dan progrsif, maka awalan Diabetes Mellitus tipe II dapat
berjalan tanpa terdeteksi. Gejala tersebut sering bersifat ringan dan
dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, polidipsi, luka pada kulit yang
lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (Corwin, EJ,
2009).
E. Pathway
DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi Autoimun Usia, genetic, Obesitas

Sel β pancreas hancur Jml sel pancreas menurun

Defisiensi Insulin

Hiperglikemia katabolisme protein meningkat Lipolisis meningkat

Pembatasan diit Penurunan BB

Intake tidak adekuat Resiko nutrisi kurang


Fleksibilitas darah
merah

Pelepasan O2 poliuria Defisit volume cairan

Hipoksia perifer Perfusi jaringan perifer tidak


efektif

Nyeri

Sumber : Diabetes Mellitus (Corwin, EJ. 2009)


F. Penatalaksanaan
Menurut (Mansjoer, A dkk. 2008) penataaksanaan medis yaitu
tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap
tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e) Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet DM adalah


a) Jumlah sesuai kebutuhan
b) Jadwal diet ketat
c) Jenis : boleh dimakan / tidak

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti


pedoman 3 J yaitu :
a) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi
atau ditambah.
b) Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
c) Jenis makanan yang manis harus dihindari
2. Latihan/ Olah raga
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½
jam. Adanya kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran
darah dan penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes
dengan kadar glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya
keton dalam urine tidak boleh melakukan latihan sebelum
pemeriksaan keton urin menunjukkan hasil negatif dan kadar
glukosa darah mendekati normal. Latihan dengan kadar glukosa
tinggi akan meningkatkan sekresi glukagon, growth hormon dan
katekolamin. Peningkatan hormon ini membuat hati melepas lebih
banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa
darah.Untuk pasien yang menggunakan insulin setelah latihan
dianjurkan makan camilan untuk mencegah hipoglikemia dan
mengurangi dosis insulinnya yang akan memuncak pada saat
latihan.
3. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan
kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara
atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi
kelompok, dan sebagainya.
4. Obat-Obatan
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral
(OHO)
Mekanisme kerja sulfanilurea Obat ini bekerja dengan cara
menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan
ambang sekresi insulin dam meningkatkan sekresi insulin sebagai
akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan
pada penderita dengan berat badan normal dan masih bisa dipakai
pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.
Mekanisme kerja Biguanida Biguanida tidak mempunyai efek
pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan
efektivitas insulin.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
I. Identitas Klien : Berisikan nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama,
Bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
nomor rekam medis, tanggal masuk rumah sakit, dan Diagnosa medis.
II. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada
umumnya keluhan utamanya yakni adanya rasa kesemutan pada
kaki atau tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka
yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Menggambarkan perjalanan penyakit yang saat ini sedang
dialaminya. Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab
terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita
untuk mengatasinya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit Diabetes Mellitus atau penyakit-
penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin
misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung,
obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah
didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu
anggota keluarga yang juga menderita Diabetes Mellitus atau
penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin misal diabetes mellitus, sertakan genogram tiga generasi
pasien Diabetes Mellitus untuk menggambarkan kondisi
lingkungan keseharian pasien.
III. Pengkajian tinjauan sistem
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus
otot menurun, gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas, letargi, disorientasi, koma.
2. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut,
klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun,
disritmia, krekels, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata
cekung.
3. Integriras Ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri
terbakar, kesulitan berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah,
hiperaktif pada diare.
5. Makanan / Cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi
abdomen, muntah, pembesaran tiroid, napas bau aseton.
6. Neurosensoris
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parastesia, gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan
memori, refleks tendon menurun, kejang.
7. Respirasi
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa
sputum. Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
8. Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita.

9. Interaksi Sosial
Berisi tentang status perkawinan saat ini, tinggal dengan, peran
dalam struktur keluarga, masalah yang berhubungan dangan
penyakit.
10. Belajar / Mengajar
Berisi tentang Bahasa yyang sering diigunaka, pendidikan
terakhir, ketidakmampuan belajar, keterbatasan kognitif,
keyakinan tentang kesehatan, factor resiko keluarga.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda-tanda vital.
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada
leher, telinga kadang-kadang berdering, adakah gangguan
pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludahmenjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur atau ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembapan dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangrene, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku.
4. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
Diabetes Mellitus mudah terjadi infeksi.
5. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi parifer lemah atau berkurang,
takikardi atau brakikardi, diabetes mellitus atau hipotensi,
aritmia, kardiomegalis.

6. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagia, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
7. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
8. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangrene di
ekstrimitas.
V. Diagnosa Keperawatan
Menurut PPNI (2016) dalam buku ajar Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia, Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada penderita Diabetes Mellitus adalah.
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
a) Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan.
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
4) Peningkatan metabolisme.
5) Faktor ekonomi.
6) Faktor psikologi.
b) Gejala dan tanda Mayor
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang.
c) Gejala dan Tanda Minor.
1) Bising usus hiperaktif.
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah.
4) Membrane mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebih.
8) Diare
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit.
Definisi : beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau
percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial
atau intraseluler.
a) Penyebab
1) Defisiensi volume cairan.
2) Disfungsi endokrin
3) Muntah
b) Gejala dan tanda mayor
1) Membrane mukosa lembab
2) Asupan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan
harian
3) Turgor jaringan baik
4) Tidak ada tanda edema atau dehidrasi.
c) Gejala dan tanda minor
1) Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam
rentang normal.
2) Haluaran urin sesuai dengan asupan
3) Berat badan stabil.
VI. Intervensi Keperawatan
Perencanaaan Asuhan Keperawatan diabetes mellitus menurut
NANDA NIC NOC (2015) adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Setelah dilakukan tindakan rencana keperawatan diharapkan
nutrisi dapat terpenuhi dengan Kriteria Hasil :
1) Klien tidak mual muntah
2) Badan pasien tidak lemah
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5) Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak terjadi penurunan berat badan
7) Mampu mengontrol kadar glukosa darah dlm batas normal.
Intervensi :
1) Merencanakan Monitor berat badan pasien dalam batas
normal
2) Kaji adanya alergi makanan
3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
4) Berikan substansi gula
5) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
6) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
7) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
8) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi).
b. Resiko ketidakseimbangan elektrolit.
Setelah dilakukan tindakan rencana keperawatan diharapkan
nutrisi dapat terpenuhi dengan Kriteria Hasil :
1) Mukosa bibir tidak kering
2) Turgor kulit membaik.
3) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine noemal, HT normal.
4) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
5) Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan.
Intervensi :
1) Monitor vital sign
2) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
harian.
3) Kolaborasi pemberian cairan IV

VII. Implmentasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan
dalam rencana keperawatan. Mencakup tindakan mandiri dan
tindakan kolaborasi. Pada tahap ini perawat menggunakan semua
kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan
keperawatan terhadap pasien baik secara umum maupun secara
khusus pada pasien Diabetes Mellitus pada pelaksanaan ini perawat
melakukan fungsi secara independen, interdependen dan dependen.
(Tarwoto & Wartonah, 2011).
a. Melakukan monitor berat badan pasien supaya teap dalam batas
normal.
b. Mendiskusikan pentingnya meningkatkan konsumsi protein dan
vitamin C (melakukan penkes).
c. Mendiskusikan tentang pentingnya diet yang mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi.
d. Melakukan monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang
terpilih (sudah dikonsulkan dengan ahli gizi).
VIII. Evaluasi
Merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk mencapai
kemampuan klien dan tujuan dengan melihat perkembangan
klien. Evaluasi klien Diabetes Mellitus dilakukan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada tujuan (Herdman,
2015).
Evaluasi yang diharapkan dari pasien DM adalah :
a. Pasien memiliki berat badan ideal normal.
b. Pasien dan keluarga mampu memahami apa saja yang harus
dikonsumsi oleh pasien.
c. Pasien dan keluarga mampu menunjukkan ekspresi paham
setelah dilakukan penyuluhan tentang Diabetes Mellitus.
d. Pasien dan keluarga mampu melakukan tindakan yang sudah
direncanakan kepada pasien.

BAB 2
TINJAUAN KASUS
Nama mahasiswa : Sinta Lailatul Fitriani
Tempat praktek : RSUD dr. RAA Soewondo Pati di ruang Mawar
Tanggal : 15-20 Maret 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. P
Umur : 58 Tahun
Kelamin : Perempuan
Alamat : Gembong
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Pedagang
Tgl Masuk RS : 12-03-2021
Tgl Pengkajian : 16-03-2021
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
Penanggung Jawab
Nama : Tn.G
Hubungan dengan pasien : Keponakan
Alamat : Gembong
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Uama : Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh badannya
terasa lemah dan mual.
2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengatakan badannya lemah dan
disertai mual dan munta, nafsu makan berkurang, berat badan menurun,
mukosa bibir kering, kemudian pasien dibawa ke RSUD dr. RAA
Seowondo Pati di ruang IGD kemudian di bawa ke ruang Mawar pada
tanggal 15 Maret 2021.
3. Riwayat penyakit dahulu : Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan
sudah memiliki riwayat Diabetes Mellitus.
4. Diagnose Medik : DM, Defisiensi Nutrisi, hipoglikemia
5. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium, Radiologi.
III. PENGKAJIAN TINJAUN SISTEM
1. Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan melakukan aktivitas sendiri seperti
mandi, berpakaian, makan, minum, BAK, BAB, dll.
Sesudah sakit : klien mengatakan bisa bangun dari tempat tidur sendiri
tetapi saat melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga.
2. Istirahat
Sebelum sakit : klien mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 8-10
jam, dari pukul 20.00-05.00.
Sesudah sakit : klien mengatakan tidur s iang 2-3 jam dan tidur malam 8-9
jam tetapi terkadang terbangun-bangun.
3. Sirkulasi
Sebelum sakit : klien sudah memiliki riwayat DM.
Sesudah sakit : -
4. Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAK 5-6 x sehari dengan warna kuning
jernih BAB 1 x sehari dengan konsistensi lembek warna coklat
kekuningan.
Sesudah sakit : klien mengataka BAB 1x sehari konsistensi lembek warna
kuning, BAK 2-3 x sehri.
5. Makan/nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan pola makan baik 3 x sehari, dengan
konsumsi nasi, lauk pauk, sayur dan porsinya dihabiskan. Minum 4-6
gelas/hari. BB pasien : 67 kg, TB : 150 cm.
Sesudah sakit : klien mengatakan pola makan sedikit menurun 3 x shari,
komposisi nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Porsi makanan di maka hanya
5 sendok karea merasa mual, minum 3-4 gelas/hari, BB pasien : 60 kg.
6. Hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan saat dirumah mandi 2x sehari pagi dan
sore.
Perubahan saat sakit : klien mngatakan hanya sibin dibantu keluarga
karena badnnya masih terasa lemas.
7. Nyeri
Lokasi : - Intensitas (1-10) : -
Frekuensi : - Kualitas : -
Durasi : - Radiasi : -
Faktor Pencetus : -
Cara mengatasi : -
8. Respirasi
 Dispnea  Batuk  Sputum
Riwayat :  Bronkitis  Asma
 Tuberkulosis  Emfisema
 Pnemonia  Lain .........
 Perokok, Bungkus / hari Lama
mekokok : -
 Alat Bantu pernapasan  Oksigen
9. Keamanan
 Alergi / Sensitivitas :  Reaksi :
 Riwayat Penyakit menular seksual :
 Tranfusi darah :  Reaksi :
Riwayat Cedera :  Fraktur / Dislokasi :
 Artritis
 Gangguan Tulang Belakang
Gangguan :  Penglihatan  Pendengaran
 Protesa  Alat bantu jalan
 Ekspresi ide kekerasan
10. Seksualitas
Wanita
 Usia menarke : 12 Tahun  Lama Siklus : 28 Hari
 Haid terakhir : -  Menopause : Ya
 Perdarahan Vagina : -  Gangguan menstruasi : -
 Periksa payudara mandiri : -  PAP smear : -
 Cara KB : -
11. Interaksi Sosial
 Status perkawinan : Menikah  Lama berhubungan : -
 Tinggal dengan : Keponakan
 Masalah : -  Stres : -
 Anggota keluarga yang tinggal di rumah : Suami, Anak, Keponakan.
 Peran dalam struktur keluarga : Ibu Rumah Tangga
 Masalah yg berhubungan dgn penyakit : -
 Perilaku koping : -
 Orang lain bergantung pada anda : -
 Frekuensi kontak sosial (selain bekerja ) : -
12. Belajar/mengajar
 Bahasa yang sering digunakan : Bahasa Jawa
 Pendidikan terakhir : SD
 Ketidakmampuan belajar : -
 Keterbatasan kognitif : -
 Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin akan sembuh.
Faktor risiko keluarga :
 Diabetes : Ya  Tuberkulosis
 Penyakit jantung  Stroke
 Hipertensi  Epilepsi
 Penyakit ginjal  Kanker
 Penyakit jiwa  Lainya : ...........
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
TD : 129/100 mmHg
S : 37,4 C
N : 84 x/mnt
P : 24 x/mnt
GDS : 30
2. Kepala : mesocephal
3. Leher : dbn
4. Thoraks : simetris
5. Abdomen : BU (+) N, S -1-
6. Genital : dbn
7. Ekstremitas : dbn
V. PROGRAM TERAPI
- Infus D10 20 tpm
- Inj D40 4 flacc bolus IV
- Inj Esola 1x1 amp
- Sucralfat 3x1 cth
- Inj ceftriaxone 2x1
VI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI


HEMATOLOGI RUJUKAN
Hematolgi Analyser
Jumlah Lekosit 7,8 10^3/Ul 3,6-11,0
Jumlah Eritrosit 4,68 10^6/Ul 4,2-5,4
Hemoglobin 12,4 g/dL 11,7-15,5
Hematocrit 36 % 35-43
MCV 80,6 Fl 80-100
MCH 29,5 Pg 26-34
MCHC H 36,6 % 32-36
Jumlah Trombosit 354 10^3/Ul 150-400
RDW-CV H 15,1 % 11,5-14,5
RDW-SD 43,6 Fl 35-47
PDW 13,8 Fl 9,0-13,0
MPV H 10,8 Fl 6,9-10,0
P-RCR 30,2 %

Hitung Jenis
Netrofil 56,00 % 50,0-70,0
Limfosit L 23,60 % 25,0-40,0
Absolute Lymphocyte 1811 /mm3
Count 7,4
NLR H 12,70 % 2,0-3,0
Monosit H 7,20 % 2-4
Rasinofil 0,50 % 0-2
Basophil

KIMIA KLINIK
Glukos Darah Swkt/PP LL 30 Mg/dL 70-160
Ureum 24,0 Mg/dL 10-50
Creatinine H 1,56 Mg/dL 0,60-1,20
Natrium Darah 136,1 Mg/Dl 135-155

VII. ANALISA DATA


TGL / JAM DATA PENYEBAB MASALAH
16 Maret 2021 S : pasien mengatakaan Defisiensi insulin Ketidakseimban
badannya terasa lemah dan absolute gan nutrisi
mual muntah, nfsu makan kurang dari
menurun. Protolisis kebutuhan
O: tubuh.
- Wajah pasien tampak Asam amino m naik
pucat.
- Berat badan menurun Gluconeogenesis
dari semula 67 kg
menjadi 60 kg. Ketogenesis
- TTV
TD : 129/100 mmHg Ketonemia
S : 37,4 C
N : 84 x/mnt P menurun PH
P : 24 x/mnt
GDS : 30 Penurunan BB

16 Maret 2021 S : pasien mengatakan Resiko defisiensi Kekurangan


haustetapi mual muntah, volume cairan volume cairan
saat diberikan makanan tubuh
juga dimuntahkan.
O:
- mukosa bibir kering.
- Turgor kulit jelek.
- Mata cowong.

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2 Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan Kehilangan volume
cairan secara aktif.
IX. RENCANA KEPERAWATAN
TGL/JAM NO TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI PARAF
DX HASIL
16 Maret I Setelah dilakukan tindakan 1. Moitor KU
2021 keperawatan selama 3x5 jam 2. Monitor Vital sign
di harapkan kebutuhan nutrisi
3. Rencanakan Monitor
tubuh pasien tercukupi dengan
kriteria hasil : berat badan pasien
- Pasien tidak mual muntah dalam batas normal
- Badan pasien tidak lemah 4. Kaji adanya alergi
- Mampu mengidentifikasi makanan
kebutuhan nutrisi 5. Anjurkan pasien untuk
- Tidak ada tanda-tanda meningkatkan protein
malnutrisi dan vitamin C.
- Menunjukan peningkatan 6. Berikan substansi gula.
fungsi pengecapan dari 7. Yakinkan diet yang
menelan. dimakan mengandung
- Tidak terjadi penurunan tinggi serat untuk
berat badan. mencegah konstipasi.
- Mampu mengontrol kadar 8. Berikan informasi
glukosa darah dlm batas tentang kebutuhan
normal. nutrisi.
16 Maret II Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
2021 keperawatan selama 3x5 jam 2. Monitor masukan
di harapkan kebutuhan cairan
makanan / cairan dan
elektrlit tercukupi dengan
kriteria hasil : hitung intake kalori
- Mukosa bibir sudah tidak harian.
kering 3. Kolaborasi pemberian
- Turgor kulit membaik.
cairan IV.
- Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia
dan BB, BJ urine noemal,
HT normal.
- Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal.
- Tidak ada tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit
baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL/ NO IMPLEMENTASI RESPONS PARAF
JAM DK
16 I Monitor KU S : pasien mengatakan
Maret badanya tarasa lemah, mual
2021 dan muntah.
16.00- O : pasien tampak lemas
21.00 dan pucat.
Monitor vital sig da GDS S : psien mengatakan mau
dilakukan pengecekan Vital
sign dan GDS
O : TTV dan GDS
TD :129/100 mmHg
S : 37,4 C
N : 84 x/mnt
P : 24 x/mnt
GDS : 30
Merencanakan Monitor S : Pasien mengatakan
berat badan pasien dalam bajunya terasa longgar.
batas normal O : BB pasien sebelum
masuk Rumah sakit 67 kg
sekarang menjadi 60 kg.
Mengkaji adanya alergi S : pasien mengatakan tidak
makanan memiliki alergi terhadap
makanan.
O:-
S : pasien bersedi diberikan
memberikan substansi gula. substansi gula.
O : pasien diberikan invus
D10.
S:-
Meyakinkan diet yang O : pasien Nampak
dimakan mengandung tinggi memakan makanan yang di
serat untuk mencegah beikan oleh ahli gizi dan
konstipasi. sesuai dengan program
terapi.
S : pasien tampak paham
Memberikan informasi saat diberikan kejelasan
tentang kebutuhan nutrisi. tentang kebutuhan nutrisi
yang dapat mengontrol gula
darah.
O : pasien tampak mengerti
menu makan apa saja yang
dapat mengontrol gula
darah.
S : mukosa bibir pasien
II Monitor KU tampak kering.
O : pasien tampak berbaring
lemah.
S : pasien bersedia dilaukan
Memonitor vital sign pengecekan Vital sign
O : TTV
TD : 129/100 mmHg
S : 37,4 C
N : 84 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : pasien mengatakan
Memonitor masukan bersedia.
makanan / cairan dan hitung O : pasien tampak memakan
intake kalori harian. makanan dari ahli gizi
rumah sakit dan meminum
banyak air putih.
S : pasien mengatakan mau
saat diberikan cairan IV.
Mengkolaborasi pemberian O : pasien tampak
cairan IV. kooperatif.

17 I Moitor KU S : pasien mengatakan


Maret badannya tidak terlalu
2021 lemah, tetapi masih terasa
07.00- mual.
12.00 Monitor vital sig da GDS O : pasien tampak berbarig
di tempat tidur.
S : psien mengatakan mau
dilakukan pengecekan Vital
sign dan GDS
O : TTV dan GDS
TD :140/100 mmHg
S : 37,4 C
N : 84 x/mnt
P : 24 x/mnt
GDS : 112 ,g/dL
memberikan substansi gula. S : pasien bersedi diberikan
substansi gula.
O : pasien diberikan invus
D10.
Meyakinkan diet yang S : -
dimakan mengandung tinggi O : pasien Nampak
serat untuk mencegah memakan makanan yang di
konstipasi. beikan oleh ahli gizi dan
sesuai dengan program
terapi.
II Memonitor masukan S : pasien mengatakan
makanan / cairan dan hitung bersedia.
intake kalori harian. O : pasien tampak memakan
makanan dari ahli gizi
rumah sakit dan meminum
banyak air putih.
S : pasien mengatakan mau
Mengkolaborasi pemberian saat diberikan cairan IV.
cairan IV. O : pasien tampak
kooperatif.

18 I Moitor KU S : pasien mengatakan


Maret badannya sudah tidak lemah
2021 dan sudah tidak mual.
07.00- O : pasien tampak berbarig
12.00 di tempat tidur.

Monitor vital sig da GDS S : psien mengatakan mau


dilakukan pengecekan Vital
sign dan GDS
O : TTV dan GDS
TD :110/80 mmHg
S : 37 C
N : 80 x/mnt
P : 24 x/mnt
GDS : 125 g/dL
memberikan substansi gula. S : pasien bersedi diberikan
substansi gula.
O : pasien diberikan invus
D10.
Meyakinkan diet yang S : -
dimakan mengandung tinggi O : pasien Nampak
serat untuk mencegah memakan makanan yang di
konstipasi. beikan oleh ahli gizi dan
sesuai dengan program
terapi.
Memonitor masukan
II makanan / cairan dan hitung S : mukosa bibir pasien
intake kalori harian. sudah tiak kering.
O : pasien tampak memakan
makanan dari rumah sakit
dan meminum banyak air
Mengkolaborasi pemberian putih.
cairan IV. S : pasien mengatakan mau
saat diberikan cairan IV.
O : pasien tampak
kooperatif.
XI. EVALUASI KEPERAWATAN
TGL/ NO EVALUASI KEP PARAF
JAM DK (SOAPIER)
18 I S : pasien mengatakan badannya sudah tidak lemah dan
Maret sudah tidak mual muntah.
2021 O : TTV dan GDS
07.00- TD :110/80 mmHg
12.00 S : 37 C
N : 80 x/mnt
P : 24 x/mnt
GDS : 125 g/Dl
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan Intervensi.

II S : mukosa bibir sudah tidak kering dan sudah tidak


tampak lagi tanda-tanda dehidrasi.
O:
- Muksa bibir pasien sudah tidak kering.
- Turgoe kulit membaik
A : masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC

Damayanti, S. (2016). Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan


Keperawatan. Yogyakarta:Nuha Medika

Notoatmodjo, (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta ;


Rineka Cipta.

Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC, Jilid 1.
Yogyakarta : Mediaction

Potter, P. A & Perry, A, G. (2011). Buku Ajar Fundamental


Keperawatan : Konsep,. Proses, dan Praktik. Edisi 7
Volume 1. Jakarta : EGC

Soegondo, S dkk. (2018). Penatalaksanaan Diabetes Melitus


Terpadu. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Satianingrum, E. (2018). Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Fokus


Pengelolaan Gangguan Nutrisi. KTI tidak dipublikasikan.
Blora : Program Studi D III Keperawatan Blora.

Suryono, (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :


Mitra Cendikia Press

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta

Wijayaningsih, K. S. (2013). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta :


CV. Trans Info Medika
Akmaliyah, N. (2018). Pengaturan Pola Makan Diabetes. (Online),
(http://lagizi.com/pengaturan-pola-makan-diabetes/) diakses
tanggal 02 Oktober 2020.

Decroli, E. (2019). Diabetes Mellitus Tipe 2. Padang : Pusat Penerbit


Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang. (Online),
(http://repo.unand.ac.id/21867/1/Buku%20Diabetes
%20Melitus%20%28Lengkap%29.pdf) diakses tanggal 20
Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai