Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Masalah Post Operasi Fraktur Femur

Pada Ny. R Di Desa Dluwangan Wilayah Kerja Puskesmas Blora”

Dosen Pembimbing : M. Zainal Abidin, S.Kep., Ners., M.Kes (Epid)

Disusun oleh :

1. Diana Tri Oktafiani P1337420418011 (3A)

2. Kukuh Apriliyanto P1337420418024 (3A)

3. M. Riza Bayhaqi P1337420418028 (3A)

4. Sinta Lailatul F. P1337420418107 (3A)

5. Risa Dwi Aprillia P1337420418012 (3B)

6. Zellina Putri R. P1337420418042 (3B)

7. Mentari Tashabrina P1337420418082 (3B)

8. Sri Setyani P1337420418115 (3B)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA

2020

1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. H

DENGAN MASALAH POST-OP FRAKTUR FEMUR PADA NY.R

DI DESA DLUWANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLORA

Laporan Kasus

A. Pengkajian

I. Data Umum

1. Kepala Keluarga (KK) : Tn.H

2. Alamat : Ds Dluwangan, Mlangsen

3. Pekerjaan KK : Wiraswasta

4. Pendidikan KK : DIII

5. Komposisi Keluarga :

Status Imunisasi

Polio DPT Hepatitis C


a
Ket
Hub. m
Nama JK Umur Pendidikan
dg KK p
BCG
a
k

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn.P L Kakek 70 th SMK Sehat

Ny. R P Nenek 61 th SD Fraktur


femur
Tn. H L Suami 31 th DIII Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Sehat
Ny.H P Istri 30 th SMP Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Sehat
An. P P Anak 13 th SMP Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Sehat
An. R L Anak 7 th SD Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ
Sehat
An. F L Ponakan 17 th SMK Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ

2
Sehat

Genogram

Keterangan :

laki-laki

perempuan

tinggal dalam satu rumah

klien

meninggal

3
6. Tipe Keluarga:

Tipe keluarga Ny. R adalah the extended family yang merupakan

sebuah keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu

rumah.

7. Suku atau Bangsa:

Keluarga Ny. R berasal dari Suku Jawa, Indonesia. Bahasa sehari-hari

yang digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi adalah Bahasa Jawa.

8. Agama:

Keluarga Ny. R menganut Agama Islam.

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga:

Ny. R dan Tn. P (kakek dan nenek) sudah tidak berpenghasilan lagi

dikarenakan sudah lansia. Kebutuhan hidup Ny. R dan Tn. P sepenuhnya

ditanggung oleh anak ketiganya yang tinggal serumah dengan mereka yaitu Tn

H dan Ny. H yang bekerja sebagai wiraswasta (mempunyai toko sejenis SRC

di rumah). Penghasilan Tn. H sebagai wiraswasta mencapai Rp. 5.000.000 /

bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga:

Ny. R dan keluarganya mengisi waktu luang untuk menonton tv

bersama, bersantai dan berkomunikasi di ruang keluarga.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini:

4
Keluarga Ny. R berada pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut,

berikut adalah tugas perkembangan keluarga usia lanjut:

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,

pendapatan

c) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat

d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e) Melakukan live review

12. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi:

Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Terdapat tugas keluarga yang belum optimal yaitu dalam merawat kesehatan

keluarga (Ny. R) yang mengalami fraktur femur dimana Ny. R memerlukan

perawatan dan perhatian khusus.

13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti:

Dalam keluarga Ny. R, tidak ada riwayat perceraian, kehilangan,

penyakit mental, dan cacat fisik. Ny. R menderita fraktur femur. Ny. R juga

mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular

seperti HIV, TB Paru.

14. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya:

Ny. R mengatakan tidak pernah mengalami fraktur sebelum ini.

III.Data Lingkungan

15. Karakteristik Rumah:

5
Bangunan rumah terdiri dari 1 lantai. Ukuran rumah adalah tipe 21

yang terdiri dari toko berada di depan rumah, 1 ruang tamu yang jadi satu

dengan ruang keluarga, 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 ruang dapur, dan

gudang. Bangunan rumah bersifat permanen. Dinding rumah dari tembok,

lantai rumah terbuat dari keramik dengan keadaan bersih dan penataan alat

serta perabotan rumah tangga yang cukup rapi. Setiap kamar tidur memiliki

jendela dan penerangan yang cukup.

Denah:

B C

D G

H I

K L M

6
Keterangan:

A : Pintu

B : Ruang tamu

C : Toko

D : Kamar 1

E : Kamar 2

F : Kamar mandi 1

G : Gudang

H : Kamar 3

I : Kamar 4

J : Kamar mandi 2

K : Dapur

L :

M : Kamar mandi 3

16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas:

Di lingkungan Ds. Dluwangan, penduduknya cukup padat, jarak antar

rumah warga tidak berdempetan. Kondisi lingkungan sekitarnya cukup bersih

dan tidak terdapat sumber polusi dari pabrik. Fasilitas yang terdapat di

komunitas yaitu puskesmas, masjid, transportasi umum.

7
17. Mobilitas Geografis Keluarga:

Selama ini, Ny. R dan keluarga menetap di Jawa tepatnya di Desa

Dluwangan. Alat transportasi yang ada di daerah cukup memadai seperti

angkutan kota (bus umum, grab, gojek, becak, andong, dll). Biasanya keluarga

Ny. R menggunakan jasa angkutan umum atau sepeda motor pribadi untuk

bepergian.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat:

Ny. R dan keluarganya hampir setiap hari berinteraksi dengan

tetangganya karena tetangga Ny. R seringkali datang ke toko untuk membeli

kebutuhan. Ny. R mengatakan seringkali mengikuti pengajian Selasa di

lingkungannya.

19. Sistem Pendukung Keluarga:

Untuk pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn. H sebagai kepala

keluarga.

IV. Struktur Keluarga

20. Struktur Peran:

Ny. R sebagai seorang nenek membantu dalam merawat cucu-cucunya,

Tn. P juga demikian. Tn. H sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga

dan mencari nafkah. Ny. H sebagai istri Tn. H yang membantu berjualan di

toko dan merawat anak-anak serta keluarganya. An. P, An. R, dan An. F masih

duduk di bangku sekolah dan belum bekerja.

21. Nilai atau Norma Keluarga:

Nilai dan norma keluarga yang dianut keluarga Ny. R adalah Budaya

Jawa dan nilai-nilai dalam Agama Islam.

22. Pola Komunikasi Keluarga:

8
Keluarga Ny. R berkomunikasi secara dua arah, saling menghargai bila

ada anggota keluarga yang sedang berbicara. Jika ada anggota keluarga yang

sedang menghadapi masalah dibicarakan secara terbuka dan diselesaikan

dengan cara musyawarah.

23. Struktur Kekuatan Keluarga:

Dalam pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn. H sebagai kepala

keluarga yang sebelumnya di musyawarahkan terlebih dahulu.

V. Fungsi Keluarga

24. Fungsi Afektif:

Semua anggota keluarga Ny. R tampak saling menyayangi, saling

menghargai, dan saling percaya.

25. Fungsi Sosialisasi:

Seluruh anggota keluarga Ny. R dapat berinteraksi dengan baik di

dalam lingkungannya.

26. Fungsi Reproduksi:

Ny. R memiliki 4 orang anak yang semuanya sudah berkeluarga. Ny. R

sudah mengalami menopause.

27. Fungsi Ekonomi:

Ny. R sudah tidak berpenghasilan lagi karena sudah pensiun dan lanjut

usia. Kebutuhan hidup Ny. R sepenuhnya ditanggung oleh anak ketiganya

yang tinggal serumah yaitu Tn H dan Ny. H yang bekerja sebagai wiraswasta

(mempunyai toko sejenis SRC di rumah). Penghasilan Tn. H sebagai

wiraswasta mencapai Rp. 5.000.000 / bulan.

9
28. Fungsi Perawatan Kesehatan

a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Ny. R mengatakan mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda

motor, tertabrak mobil, terpental ke trotoar pada tanggal 02 September

2020 pukul 15:30 WIB, kecelakaan itu terjadi di daerah Seso. Kemudian

pasien dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Blora kemudian dirujuk ke RS

PKU Cepu dan di rawat inap. Pada tanggal 14 September 2020, klien

diperbolehkan pulang ke rumah, pada saat pengkajian klien mengeluh

nyeri di paha kaki sebelah kanan, nyeri yang dirasa seperti tertusuk-tusuk

dan hilang timbul, skala nyeri 6, ekspresi wajah menyeringai kesakitan,

nyeri bertambah saat dibuat bergerak, gerakan juga terbatas, semua

aktivitas di bantu oleh keluarga.

b) Memutuskan tindakan yang tepat

Keluarga Ny. R mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

dengan musyawarah.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Anggota keluarga Ny. R mengerti tentang perawatan pada Ny. R yang

sedang sakit, terbukti Ny. R selalu berobat rutin setiap 1 bulan di

Poliklinik Orthopedi RS PKU Cepu diantar oleh keluarganya.

d) Memodifikasi lingkungan

Keluarga Ny. R sudah mengerti tentang PHBS, terbukti rumah dan

lingkungannya bersih dan terawat.

e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan

Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit dibawa ke klinik atau

bidan terdekat.

10
VI. Stress dan Koping Keluarga

29. Stressor Jangka Pendek dan Panjang:

Stressor jangka pendek yang dialami oleh keluarga Ny. R adalah Ny. R

mengalami fraktur femur, keluarga tidak memiliki stressor jangka panjang.

30. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor:

Keluarga mengatakan apabila ada masalah selalu di musyawarahkan

guna menemukan jalan keluar atau solusi.

31. Strategi Koping yang Digunakan:

Anggota keluarga Ny. R selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan

masalah.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional:

Tidak didapatkan adanya cara keluarga mengatasi masalah secara mal-

adaptif.

33. Harapan Keluarga:

Keluarga sangat berharap agar Ny. R mendapatkan pelayanan

kesehatan dan pengobatan secara maksimal.

VII. Pemeriksaan Kesehatan (tiap individu anggota keluarga)

Pemeriksaan Ny. R Ny. P


TTV :
TD 130/80 mmHg 125/90 mmHg
N 84 x / menit 78 x / menit
S 37 o C 37,2 o C
RR 22 x / menit 20 x / menit
Ekstermitas, Pergerakan sendi terbatas Tidak ada masalah.

persendian, dan karena fraktur, terpasang Tidak terdapat edema.

11
integument. tansocrepe, tonus otot

tangan kanan 5, tangan kiri

5, kaki kanan 2, kaki kiri 5,

turgor kulit baik.

VIII. Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan laboratorium)

Pemeriksaan Hasil Laboratorium Nilai Normal


Hematologi

(darah lengkap) :
Hemoglobin 14,32 g/dl 11,4-17,7 g/dl
Leukosit 14,52/cmm 4.700-10.300/cmm
Hematokrit 43,89% 37-48%
Eritrosit 5.180 jt/us 4-50jt/us
Trombosit 250.000/cmm 150.000-350.000/cmm
Hitung Jenis :
Eosinofil 0,0% 1-3%
Basofil
Batang 3-5%
Segmen 50-650%

12
Limfosit 4,7% 25-53%
Monosit 0,9% 4-10%

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah

Dx

Kep
1. Data subyektif: Trauma Hambatan

-Ny. R mengatakan setelah mobilitas fisik

operasi paha kaki sebelah Fraktur

kanan sulit digerakkan.

Data obyektif: Kerusakan/pergeseran

-Pasien tampak berbaring di fragmen tulang

tempat tidur, rentang gerak

terganggu pada ekstermitas ORIF

yang mengalami fraktur.

-ADL pasien dibantu oleh Pemasangan

13
keluarga dan perawat. pen/platina/fiksasi

-Kaki yang mengalami fraktur eksternal

terpasang tansocrepe.

-Postur pasien tidak stabil, Gangguan fungsi

ada deformitas, perubahan tulang

bentuk (bengkak) pada

ekstermitas yang mengalami Hambatan mobilitas

fraktur. fisik
2. Data subyektif: Agen injury fisik Nyeri akut

-Ny. R mengatakan setelah

operasi paha kaki sebelah

kanan terasa nyeri.

P: luka bekas operasi pasang

pen

Q: nyeri ringan (masih bisa di

toleransi)

R: paha kaki sebelah kanan

S: 3

T: saat digerakkan

Data obyektif:

-Pasien tampak meringis

kesakitan.

-TTV:

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x / menit

S : 36,9oC

14
RR : 22 x / menit

2. Penilaian / Skoring

Dx Kep :

I. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x Ny. R mengatakan

1= setelah operasi paha


Skala :
kaki sebelah kanan
2/3
Tidak/kurang sehat 3 1
sulit digerakkan.

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah 1/2 x Pasien sudah

dapat diubah 2= mengalami fraktur

hingga dilakukan
Skala : 1
operasi sehingga
Mudah
2 2 kemungkinan

Sebagian masalah dapat

15
Tidak dapat 1 diubah sebagian.

3. Potensial masalah untuk 2/3 x Potensial masalah

dicegah 1= untuk dicegah adalah

cukup karena Ny. R


Skala : 2/3
3 1
dan keluarga rutin
Tinggi
2 kontrol di Poliklinik

Cukup Orthopedi.
1

Rendah

4. Menonjolnya masalah 2/2 x Keluarga menyadari

1= perlunya perawatan
Skala :
mobilisasi fisik.
1
Masalah berat, harus 2

segera ditangani
1

Ada masalah tetapi tidak


1
perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan


0

Jumlah 3 1/3

16
II. Nyeri akut b.d agen injury fisik

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3 x Ny. R mengatakan

1= setelah operasi paha


Skala :
kaki sebelah kanan
1
Tidak/kurang sehat 3 1
terasa nyeri.

Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah 2/2 x Kemungkinan

dapat diubah 2= masalah dapat

diubah adalah
Skala : 2
mudah karena
Mudah
2 2 masalah sudah ada

Sebagian dan terjadi.


1

Tidak dapat
0

3. Potensial masalah untuk 2/3 x Potensial masalah

dicegah 1= untuk dicegah adalah

cukup karena

17
Skala : 2/3 masalah sudah

terjadi cukup lama.


Tinggi 3 1

Cukup 2

Rendah 1

4. Menonjolnya masalah 1/2 x Nyeri akut yang bisa

1= ditoleransi sifatnya
Skala :
ringan sehingga
1/2
Masalah berat, harus 2
tidak perlu ditangani
segera ditangani
1 segera.

Ada masalah tetapi tidak


1
perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan


0

Jumlah 2 5/6

3. Perumusan Prioritas Diagnosa Keperawatan

I. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular (Skor = 3 1/3)

II. Nyeri akut b.d agen injury fisik (Skor = 2 5/6)

18
C. Rencana Keperawatan Keluarga (Intervensi)

No Dx. Kep. Tujuan Tujuan Kriteria Intervensi TT


D
. Keluarga Umum Khusus Hasil
1. Hambatan Setelah Setelah -Klien -Kaji ƪ
mobilitas fisik dilakukan dilakukan mampu kemampuan

b.d gangguan tindakan kunjungan 2x meningkatka mobilisasi.

neuromuscular keperawata dalam 1 n aktivitas -Monitor

. n selama 2x minggu, fisik. penggunaan

kunjungan mobilisasi -Klien alat bantu

dalam 1 klien menunjukkan berjalan.

minggu, meningkat. kemampuan -Latih

diharapkan dalam kemampuan

tidak terjadi mobilisasi klien dalam

keterbatasa fisik. pemenuhan

n dalam ADL secara

gerakan mandiri.

fisik. -Ajarkan

kepada klien

latihan ROM.
2. Nyeri akut b.d Setelah Setelah -Klien -Kaji nyeri ƪ
agen injury dilakukan dilakukan tampak rileks secara

fisik. tindakan kunjungan 2x dan tenang. komprehensif

keperawata dalam 1 -Skala nyeri .

19
n selama 2x minggu, dalam batas -Monitor

kunjungan klien mampu 0-1. TTV.

dalam 1 menggunaka -TTV dalam -Ajarkan

minggu, n teknik non- batas normal. teknik

diharapkan farmakologi distraksi dan

nyeri dapat untuk relaksasi.

terkontrol. mengurangi -Tingkatkan

nyeri. istirahat.

D. Implementasi

Tgl/Jam No. Implementasi Respon TTD

Dx
06/10/202 I Mengkaji kemampuan S: Pasien mengatakan setelah ƪ
0 mobilisasi. operasi paha kaki sebelah

07.30 WIB kanan sulit digerakkan.

O: Pasien tampak kesulitan

menggerakkan kaki sebelah

kanan.
07.45 WIB II Memonitor TTV. S: - ƪ
O:

-TD: 130/80 mmHg

-N: 80x / menit

-S: 36,9oC

-RR: 22x / menit


07.50 WIB I Melatih kemampuan S: Pasien mengatakan setelah ƪ
pemenuhan ADL secara di operasi ia kesulitan dalam

mandiri. melakukan pemenuhan ADL.

20
O: ADL pasien tampak

dibantu oleh keluarga.


08.00 WIB I Mengajarkan latihan S: - ƪ
ROM. O: Pasien tampak kooperatif.
08.10 WIB II Mengkaji nyeri secara S: Pasien mengatakan setelah ƪ
komprehensif. operasi paha kaki sebelah

kanan terasa nyeri.

-P: luka bekas operasi pasang

pen

-Q: nyeri ringan karena masih

bisa ditoleransi

-R: paha kaki sebelah kanan

-S: 3

-T: saat digerakkan

O : Pasien tampak tidak

nyaman (merintih).
08.20 WIB II Mengajarkan teknik S: Pasien mengatakan belum ƪ
distraksi dan relaksasi mengetahui cara mengontrol

(teknik mengontrol nyeri non-farmakologi.

nyeri non-farmakologi). O: Pasien tampak

mendengarkan penjelasan dari

perawat.
08.35 WIB II Meningkatkan istirahat. S: - ƪ
O: Pasien tampak tenang.
07/10/202 I Mengkaji kemampuan S: Pasien mengatakan gerak ƪ
0 mobilisasi. fisiknya cukup meningkat.

09.00 WIB O: Pasien mampu

menunjukkan perkembangan

21
dalam melakukan mobilisasi.
09.10 WIB I Memonitor penggunaan S: - ƪ
alat bantu berjalan. O: Pasien mampu melakukan

jalan sesuai alat bantu

berjalan yaitu kursi roda.


09.25 WIB I Melatih kemampuan S: - ƪ
pemenuhan ADL secara O: Pasien mampu melakukan

mandiri. ADL secara mandiri seperti

makan, minum.
09.35 WIB I Mengajarkan kembali S: - ƪ
latihan ROM. O: Pasien mampu melakukan

ROM secara mandiri.


09.45 WIB II Mengkaji nyeri secara S: Pasien mengatakan nyeri ƪ
komprehensif. berkurang.

-P: luka bekas operasi pasang

pen

-Q: nyeri sangat ringan

-R: paha kaki sebelah kanan

-S: 1

-T: saat digerakkan

O: Pasien tampak lebih rileks.


09.55 WIB II Memonitor TTV. S: - ƪ
O:

-TD: 120/80 mmHg

-N: 76x / menit

-S: 36,2oC

-RR: 20x / menit


10.00 WIB II Mengajarkan kembali S: - ƪ

22
teknik distraksi dan O: Pasien mampu

relaksasi. mempraktikkan/menggunakan

teknik distraksi dan relaksasi.


10.10 WIB II Meningkatkan istirahat. S: - ƪ
O: Pasien tampak tenang.

E. Evaluasi

Tgl/Jam No Evaluasi TTD

Dx
10.15 WIB I S: Pasien mengatakan gerak fisiknya cukup meningkat. ƪ
O: Pasien mampu menunjukkan perkembangan dalam

melakukan mobilisasi. Contoh : pasien mampu

melakukan ADL secara mandiri seperti makan, minum,

berdandan.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.
10.15 WIB II S: Pasien mengatakan nyeri berkurang. ƪ
-P: luka bekas operasi pasang pen

-Q: nyeri sangat ringan

-R: paha kaki sebelah kanan

-S: 1

-T: saat digerakkan

O: Pasien tampak lebih rileks.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &

Praktik, Edisi 5. Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muhlisin, Abi. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publising

Kusuma & Nur Arif. (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1-3. Yogyakarta: MediAction

24
25

Anda mungkin juga menyukai