Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERAN MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS DAN MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi

Disusun Oleh :
Sinta Lailatul Fitriani
P1337420418107

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BLORA


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh
masyarakat nasional maupun internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan politik,
juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional,
kesejahteraan sosial, dan pembangunan nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat
“warisan haram” tanpa surat wasiat.
Faktor internal penyebab korupsi dari diri pribadi sedang faktor eksternal
adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar. Faktor
internal terdiri aspek moral, aspek sikap atau perilaku dan aspek sosial. Faktor
eksternal dilacak dari aspek ekonomi, aspek politis, aspek manajemen dan organisasi,
aspek hukum dan lemahnya penegakkan hukum,  serta aspek social yaitu lingkungan
atau masyarakat kurang mendukung perilaku anti korupsi.   Korupsi tidak hanya
berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino
yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Korupsi memiliki berbagai efek
penghancuran yang hebat, khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama
kesejahteraan masyarakat. Pada keadaan ini, inefisiensi terjadi, yaitu ketika
pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namum disertai dengan maraknya
praktek korupsi, bukannya memberikan nilai positif  yang semakin tertata, namun
memberikan efek negative bagi perekonomian secara umum.  Salah satu upaya jangka
panjang yang terbaik mengatasi korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti
korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang khususnya mahasiswa di
Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa adalah generasi penerus yang akan
menggantikan kedudukan para penjabat terdahulu. Juga karena generasi muda sangat
mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi, kita lebih mudah mendidik
dan memengaruhi generasi muda supaya tidak melakukan tindak pidana korupsi
sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh “budaya” korupsi dari generasi
pendahulunya.
II. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Maksud dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang peran mahasiswa di lingkungan kampus dan masyarakat, dan sebagai
mahasiswa tentu kami ingin memberikan kontribusi untuk mencegah terjadinya
korupsi, karena mahasiswa adalah lapisan masyarakat yang memepunyai ideologi
tinggi dan mampu memberikan pengawasan terhadap kinerja instansi
pemerintahan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dapi penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari korupsi.
2. Mengetahui gambaran umum tentang korupsi yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui persepsi masyarakat tentang korupsi.
4. Mengetahui peran serta Mahasiswa di lingkungan kampus dan masyarakat
5. Mengetahui dampak dari korupsi
BAB II
LANDASAN TEORI

Pengertian Korupsi secara Teoritis


Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan,  dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington(1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka
dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan
masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari struktrur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna
yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara
dengan menggunakan wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan
hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan
pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan
bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari
seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan
hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim
menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang
pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang
yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam
keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah
tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan
kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Di lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus
dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan
untuk komunitas mahasiswa. Untuk konteks individu, seseorang mahasiswa
diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak akan berperilaku koruptif dan
tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas seorang mahasiswa diharapkan
dapat mencegah rekan-rekannya sesame mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan
kampus untuk tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

B. Di Masyarakat Sekitar
Hal yang sama dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk
mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:
1) Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan
kehilangan. Adakah biaya yang diperlukan untuk pembuatan surat menyurat,
pembuatan suratsurat atau dokumen tersebut? wajarkah jumlah biaya tersebut?
2) Apakah akses publik kepada berbagai informasi sudah didapatkan?
3) Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai? misalnya:
pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai