Tugas Sistem Sensori Persepsi (DEAN)
Tugas Sistem Sensori Persepsi (DEAN)
Nim : 180204039
Kelas : 3.1
1. Tn. N, usia 20 tahun, datang ke IGD RSUD dr. Pirngaadi Medan pada tanggal 29
Maret jam
19.00 WIB dengan keluhan keluar cairan bening sedikit kental tidak berbau sejak
semalam. Klien sudah demam selama dua minggu dengan batuk dan pilek dengan
dahak. BAB dan BAK tidak ada masalah, tidak ada kejang, pola makan tidak ada
gangguan. Diagnosa Medis : Otitis media Akut. Hasil pemeriksaan Laboratorium :
LED 22mm/jam RBC 5.65x10^6/Ul
WBC 15.77x10^3/Ul HGB 12,7 g/Dl
Tindakan farmakologi yang diberikan adalah pemberian obat tetes telinga Akilen Ear
Drop 2x4 tetes
Tugas :
Jelaskan pengkajian, masalah keperawatan, intervensi keperawatan kolaborasi dan
rasionalisinya pada sistem sensori persepsi. Jelaskan SOP Pemberian obat tetes
telinga (sertakan referensi)
JAWABAN :
1. Pengkajian
Identitas klien : Tn. N
Umur : 20 tahun
Hasil Lab :
LED 22mm/jam
RBC 5.65x10^6/Ul
WBC 15.77x10^3/Ul
Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : Hipertermia berhubungan Proses penyakit
- klien mengatakan dengan proses infeksi (infeksi)
demam sudah 2 ditandai dengan klien
minggu sudah demam selama dua
minggu
4. Diagnosa Keperawatan
Nama : NIM:
Dosen Pengempu :
Pengertian Pengobatan telinga dengan cara meneteskan obat pada telinga melalui
kanal eksternal dalam bentuk cairan.
Tujuan 1. Untuk memberikan efek terapi obat lokal (mengurangi
peradangan, membunuh orgnisme penyebab infeksi pada
telinga)
2. Menghilangkan nyeri
3. Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
Indikasi 1. Infeksi superfisial telinga luar & tengah
2. Melepaskan serumen
Kontraindikasi 1. Infeksi akut (perdarahan)
2. Gendang telinga pecah
Jenis obat 1. Obat Erlamycetin Chloramphenicol
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau
gram negatif yang peka terhadan chloramphenicol
2. Obat Forumen
Membantu untuk mengeeluarkan kotoran telinga
3. Obat Otopraf
Otitis eksterna (radang liang telinga luar) akut dan kronis, otitis
media (radang rongga gendang), furunkulosis, kondisi
peradangan pada telinga.
1. Tahap Prainteraksi
1. Persiapan perawat:
Baca status kesehatan pasien
2. Persiapan alat:
a. Botol obat (kloromfenikol)
b. Lidi kapas
c. Tissue
d. Bola kapas
e. Handscoon bersih + masker
f. Bak instrumen
g. Bengkok
h. Perlak/pengalas & handuk kecil
i. Penlight
2. Tahap Orientasi
- Salam terapeutik
- Identifikasi klien
- Perkenalkan diri
- Jelaskan prosedur, tujuan, dan manfaat
- Kontrak waktu
- Beri kesempatan klien bertanya
- Jaga privasi klien (tutup skerem)
3. Tahap Pelaksanaan
- Cuci tangan dan keringkan
- Dekatkan alat-alat
- Pakai handscoon
- Atur posisi klien lateral ke arah telinga yang sehat/ posisi telinga
yang sakit menghadap keatas
- Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar.
- Bersihkan daun telinga dan lubang telinga menggunakan cotton bud
atau bola kapas yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan
meatus auditory
- Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-
anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang
(bayi)
- Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
- Berikan penekanan/ pijat yang lembut beberapa kali pada tragus
telinga dengan jari
- Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 2-3 menit.
- Tutupi saluran telinga dengan bola kapas jangan ditekan ± 15 menit
- Kaji respon klien. Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran,
adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
- Membantu klien kembali ke posisi semula
- Bereskan alat
- Buka handscoon
- Cuci tangan
4. Terminasi :
Kaji perasaan pasien selama prosedur dilakukan
Mengucapkan terima kasih atas kerja sama pasien dalam proses prosedur
Referensi:
https://www.scribd.com/document/424091327/02-SOP-PEMBERIAN-OBAT-TETES-
TELINGA-docx
https://www.academia.edu/28957552/Askep_OMA_OMK
Wanita usia 40 tahun datang dengan mata merah dan penurunan pengelihatan mata kanan
sejak setelah terkena semprotan cairan pembersih lantai sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien terkena cairan pembersih lantai pada saat pasien tidak sengaja menginjak botol
pembersih lantai saat posisi pasien sedang jongkok membersihkan kamar mandi, cairan
menyemprot dan mengenai mata kanan pasien. Seketika itu mata terasa perih, terasa panas
seperti terbakar, menjadi merah, dan pandangan kabur. Pasien juga merasa ada yang
mengganjal pada mata kanannya dan mata menjadi berair terus menerus. Pasien merasakan
nyeri kepala sebelah kanan berdenyut. Saat kejadian pasien tidak menggunakan kacamata,
dan setelah kejadian itu pasien mengucek matanya berulang-ulang lalu menyirami mata
kanannya dengan air mineral sebanyak dua botol besar (tiga liter). Riwayat trauma disangkal.
Riwayat penggunaaan obat- obatan yang lama disangkal. Riwayat penggunaan kacamata
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,
suhu 36,60 C. Pada pemeriksaan thoraks, jantung, abdomen dalam batas normal. Status
oftalmologis okuli dekstra visus 1/60. Bulbus oculi didapatkan epiphora (+), supersilia tidak
terdapat kerontokan, gerakan bola mata baik ke segala arah. Palpebra superior dan inferior
didapatkan edema, konjungtiva kemosis, sclera ikterik (-), kornea didapatkan erosi dan
iskemik pada sepertiga limbus temporal lateral, sinekia iris (-), pupil bulat, regular sentral,
diameter 3mm, reflex cahaya (+), lensa jernih. Fundus reflex (+), tension oculi normal pada
palpasi. Diagnosis medis pasien adalah trauma Kimia Oculi Tatalaksana non farmakologi
irigasi mata dengan NaCl 0,9% 4-5 kolf dengan teknik eversi palpebra superior sampai
didapatkan pemeriksaan kertas lakmus mencapai pH netral. Tugas : Lakukan pengkajian,
masalah keperawatan dan intervensi kolaborasi irigasi mata dengan NaCl 0,9% serta
rasionalisasi pada kasus ini. Jelaskan SOP irigasi mata pada kasus serta referensinya.?
JAWAB :
1. Pengkajian
Nama : Ny. N
Umur : 40 tahun
Ny .N usia 40 tahun dengan keluhan d mata merah dan penurunan pengelihatan mata
kanan sejak setelah terkena semprotan cairan pembersih lantai sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis,Pada pemeriksaan thoraks, jantung, abdomen dalam batas normal
TD : 100/70 mmHg
RR : 18 kali
Suhu : 36,60 C
Status oftalmologis okuli dekstra visus 1/60. Bulbus oculi didapatkan epiphora (+),
supersilia tidak terdapat kerontokan, gerakan bola mata baik ke segala arah. Palpebra
superior dan inferior didapatkan edema, konjungtiva kemosis, sclera ikterik (-),
kornea didapatkan erosi dan iskemik pada sepertiga limbus temporal lateral, sinekia
iris (-), pupil bulat, regular sentral, diameter 3mm, reflex cahaya (+), lensa jernih.
Fundus reflex (+), tension oculi normal pada palpasi
6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dapat muncul pada pasien dengan trauma okuli
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi kornea / peningkatan tekanan intraokuler
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder
terhadap interupsi permukaan tubuh.
3. Gangguan sensori dan persepsi visual berhubungan dengan cedera, inflamasi,
dan infeksi
4. Kurang pengetahuan mengenai perawatan praoperasi dan pasca operasi
7. Intervensi Keperawatan
Tindakan pada trauma kimia dapat juga tergantung dari 4 fase peristiwa, yaitu:
1. Fase kejadian (immediate)
Tujuan dari tindakan adalah untuk menghilangkan materi penyebab sebersih
mungkin, yaitu meliputi:
a. Pembilasan dengan segera, denan anestesi tapical terlebih dahulu.
b. Pembilasan dengan larutan non toxic (NaCl 0,9% ringer lastat dan sebagainya)
sampai pH air mata kembali normal.
No
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
.
1. Nyeri akut Nyeri berkurang atau a. Lakukan tindakan a. Tindakan
berhubungan hilang. penghilangan nyeri penghilangan nyeri
dengan imflamasi Kriteria hasil : yang non invasif dan yang non invasif
pada kornea atau a. Melaporkan non farmakologi, dan
peningkatan penurunan nyeri seperti berikut nonfarmakologi
tekanan progresif dan memungkinkan
1) Posisi : Tinggikan
intraokular. penghilangan nyeri klien untuk
bagian kepala
setelah intervensi. memperoleh rasa
tempat tidur,
b. Klien tidak kontrol terhadap
berubah-ubah antara
gelisah.
nyeri.
berbaring pada
punggung dan pada
sisi yang tidak sakit.
2) Distraksi
3) Latihan relaksasi
.
b. Tehnik aseptik
b. Gunakan tehnik
meminimalkan
aseptik untuk
masuknya
meneteskan tetes
mikroorganisme
mata : Cuci tangan
dan mengurangi
sebelum memulai.
risiko infeksi.
1. Pegang alat
penetes agak jauh
dari mata.
2. Ketika
meneteskan,
hindari kontak
antara mata,
tetesan dan alat
penetes.
3. Ajarkan tehnik ini
kepada klien dan
anggota
keluarganya.
c. Beritahu dokter c. Drainase abnormal
tentang semua memerlukan
drainase yang terlihat evaluasi medis dan
mencurigakan. kemungkinan
memulai
penanganan
farmakologi.
d. Kolaborasi dengan
dokter dengan
d. Mengurangi reaksi
pemberian antibiotika
radang, dengan
dan steroid..
steroid dan
menghalangi
hidupnya bakteri,
dengan antibiotika.
Nama : NIM:
Dosen Pengempu :
1. Pengertian
2. Tujuan
Irigasi mata bertujuan untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari dalam
mata.
4. Alat dan Bahan
6. Prosedur:
Mencuci tangan
Dengan bola kapas yang dibasahi dengan larutan irigasi bersihkan kelopak matadari bagian
dalam keluar kantus
Letakkan piala ginjal tepat dibawah dagu pasien pada sisi mata yang sakit
Isi spuit dengan larutan irigasi, renggangkan kelopak mata perlahan dengan memberikan
tekanan pada bagian bawah tulang orbita dan tonjolan tulang dibawah lakrimalis ( tidak boleh
memberikan tekanan yang berlebihan pada bola mata )
Minta pasien untuk melihat keatas dengan perlahan irigasi dengan mengarahkan larutan
kedalam sakus konjungtiva bawah kearah kantus luar
Biarkan pasien memejamkan matanya secara periodic, terutama bila terasa panas
Lakukan irigasi sampai secret bersih ( 15 menit irigasi untuk membilas bahan kimia )
Bereskan peralatan
Mencuci tangan