Anda di halaman 1dari 18

Nama : Iwan Aliansy Maibang

Nim : 180204033
Kelas : 3.1

1. Tn. N, usia 20 tahun, datang ke IGD RSUD dr. Pirngaadi Medan pada tanggal 29
Maret jam
19.00 WIB dengan keluhan keluar cairan bening sedikit kental tidak berbau sejak
semalam. Klien sudah demam selama dua minggu dengan batuk dan pilek dengan
dahak. BAB dan BAK tidak ada masalah, tidak ada kejang, pola makan tidak ada
gangguan. Diagnosa Medis : Otitis media Akut. Hasil pemeriksaan Laboratorium :
LED 22mm/jam RBC 5.65x10^6/Ul
WBC 15.77x10^3/Ul HGB 12,7 g/Dl
Tindakan farmakologi yang diberikan adalah pemberian obat tetes telinga Akilen Ear
Drop 2x4 tetes

Tugas :
Jelaskan pengkajian, masalah keperawatan, intervensi keperawatan kolaborasi dan
rasionalisinya pada sistem sensori persepsi. Jelaskan SOP Pemberian obat tetes
telinga (sertakan referensi)

JAWABAN :

1. Pengkajian
Identitas klien : Tn. N

Tanggal masuk Rs: 29 Maret

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Laki –laki

2. Riwayat kesehatan sekarang


Pasien datang pada pukul 19 .00 wib dengan keluhan keluar cairan bening
sedikit kental tidak berbau sejak semalam. Klien sudah demam selama dua
minggu dengan batuk dan pilek dengan dahak. BAB dan BAK tidak ada
masalah, tidak ada kejang, pola makan tidak ada gangguan.
3. Diagnosa medis
 Otitis medi akut

Hasil Lab :

 LED 22mm/jam
 RBC 5.65x10^6/Ul
 WBC 15.77x10^3/Ul

 HGB 12,7 g/Dl

Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : Hipertermia berhubungan Proses penyakit
- klien mengatakan dengan proses infeksi (infeksi)
demam sudah 2 ditandai dengan klien
minggu sudah demam selama dua
minggu

2 DS : Bersihan jalan nafas tidak Sekresi yang


- klien mengatakan efektif berhubungan dengan tetahan
batuk pilek proses infeksi ditandai
selama demam dengan terdapat sputum/
DO : dahak pada klien
- Terdapat
sputum/dahak
pada klien
- Pola nafas berubah

Gangguan Persepsi sensori


DS : berhubungan dengan
- klien gangguan Gangguan
mengatakankluar pendengaran ditandai pendengaran
3
cairan bening dengan distorsi sensori
sedikit kental
dari telinga
kanan
DO :
- Tampak ada
cairan di telinga
kanan

4. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai


dengan klien sudah demam selama dua minggu
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi ditandai dengan terdapat sputum/ dahak pada klien

c. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan


pendengaran ditandai dengan distorsi sensori.
5. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Noc Nic

1. Hipetermia Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda vital


berhubunga tindakan keperawatan 2. Monitor intake output cairan
n dengan selama 3x24 jam di RL 20 tpm
proses harapkan : 3. Tutupi badan dengan
infeksi 1. Suhu tubuh dalam selimut/pakaian
ditandai rentan normal dengan tepat (selimut
dengan (36,5 – 37,5C) tebal jika dingin,
klien sudah 2. Tidak ada pusing pakaian tipis jika
demam Melaporkan hangat)
selama dua kenyamanan suhu
minggu 4. Berikan kompres hangat pada
dahi dan aksila
5. Anjurkan memperbanyak
minum.
2. Bersihan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kemampuan
jalan nafas tindakan keperawatan batuk
tidak efektif selama 3x24 jam di 2. Monitor adanya retensi
berhubungan harapkan : sputum
dengan 1. Tidak terdapat batuk 3. Atur posisi semi fowler atau
proses 2. Tidak terdapat sputum fowler
infeksi berlebih 4. Jelaskan tujuan prosedur
ditandai 3. Kemampuan untuk tindakan batuk efektif
dengan mengeluarkan secret 5. Ajarkan tarik nafas dalam
terdapat melalui hidung selama 4
sputum/ detik ditahan selama 2 detik
dahak pada kemudian keluarkan dari
klien. mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan selama 8 detik)
6. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ketiga
7. Berikan obat Tremenza
3x1/2 Tab, Ambroxol 3x1/2
Tab
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor struktur anatomi
persepsi asuhan keperawatan selama telinga untuk tanda dan
sensori 3x24 jam diharapkan gejala infeksi (misalnya,
berhubungan klien : jaringan
dengan 1. Ketajaman terinflamasi/meradang dan
gangguan pendengaran adanya drainse).
pendengaran 2. Mendengar bisikan 2. Monitor kejadian
ditandai 6 inci dari telinga otitis media akut
dengan kanan dan kiri (dengan
distorsi menggunakan standar
sensori dan perawatan untuk
upaya pencegahan)
3. Bersihkan telinga luar
menggunakan washlap
yang dibalut ke jari
tangan
4. Monitor tumpukan serumen
yang berlebihan
5. Berikan obat tetes telinga
jika diperlukan
6. Pertimbangkan irigasi telinga
untuk mengangkat serumen
yang berleihan.
7. Jaga penggunaan antibiotik
dengan tepat yaitu
Ceftriaxone 2x450mg , MPS
3x3mg, Akilen Ear Drop 2x4
tetes

SOP PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pemberian Obat Tetes Telinga

Nama : NIM:

Dosen Pengempu :
Pengertian Pengobatan telinga dengan cara meneteskan obat pada telinga melalui
kanal eksternal dalam bentuk cairan.
Tujuan 1. Untuk memberikan efek terapi obat lokal (mengurangi
peradangan, membunuh orgnisme penyebab infeksi pada
telinga)
2. Menghilangkan nyeri
3. Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
Indikasi 1. Infeksi superfisial telinga luar & tengah
2. Melepaskan serumen
Kontraindikasi 1. Infeksi akut (perdarahan)
2. Gendang telinga pecah
Jenis obat 1. Obat Erlamycetin Chloramphenicol
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau
gram negatif yang peka terhadan chloramphenicol
2. Obat Forumen
Membantu untuk mengeeluarkan kotoran telinga
3. Obat Otopraf
Otitis eksterna (radang liang telinga luar) akut dan kronis, otitis
media (radang rongga gendang), furunkulosis, kondisi
peradangan pada telinga.

No. Aspek yang dilakukan

1. Tahap Prainteraksi
1. Persiapan perawat:
Baca status kesehatan pasien
2. Persiapan alat:
a. Botol obat (kloromfenikol)
b. Lidi kapas
c. Tissue
d. Bola kapas
e. Handscoon bersih + masker
f. Bak instrumen
g. Bengkok
h. Perlak/pengalas & handuk kecil
i. Penlight
2. Tahap Orientasi
- Salam terapeutik
- Identifikasi klien
- Perkenalkan diri
- Jelaskan prosedur, tujuan, dan manfaat
- Kontrak waktu
- Beri kesempatan klien bertanya
- Jaga privasi klien (tutup skerem)
3. Tahap Pelaksanaan
- Cuci tangan dan keringkan
- Dekatkan alat-alat
- Pakai handscoon
- Atur posisi klien lateral ke arah telinga yang sehat/ posisi telinga
yang sakit menghadap keatas
- Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar.
- Bersihkan daun telinga dan lubang telinga menggunakan cotton bud
atau bola kapas yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan
meatus auditory
- Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-
anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang
(bayi)
- Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
- Berikan penekanan/ pijat yang lembut beberapa kali pada tragus
telinga dengan jari
- Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 2-3 menit.
- Tutupi saluran telinga dengan bola kapas jangan ditekan ± 15 menit
- Kaji respon klien. Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran,
adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
- Membantu klien kembali ke posisi semula
- Bereskan alat
- Buka handscoon
- Cuci tangan
4. Terminasi :
 Kaji perasaan pasien selama prosedur dilakukan
 Mengucapkan terima kasih atas kerja sama pasien dalam proses prosedur

Referensi:

https://www.scribd.com/document/424091327/02-SOP-PEMBERIAN-OBAT-TETES-
TELINGA-docx

https://www.academia.edu/28957552/Askep_OMA_OMK
Wanita usia 40 tahun datang dengan mata merah dan penurunan pengelihatan mata kanan
sejak setelah terkena semprotan cairan pembersih lantai sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien terkena cairan pembersih lantai pada saat pasien tidak sengaja menginjak botol
pembersih lantai saat posisi pasien sedang jongkok membersihkan kamar mandi, cairan
menyemprot dan mengenai mata kanan pasien. Seketika itu mata terasa perih, terasa panas
seperti terbakar, menjadi merah, dan pandangan kabur. Pasien juga merasa ada yang
mengganjal pada mata kanannya dan mata menjadi berair terus menerus. Pasien merasakan
nyeri kepala sebelah kanan berdenyut. Saat kejadian pasien tidak menggunakan kacamata,
dan setelah kejadian itu pasien mengucek matanya berulang-ulang lalu menyirami mata
kanannya dengan air mineral sebanyak dua botol besar (tiga liter). Riwayat trauma disangkal.
Riwayat penggunaaan obat- obatan yang lama disangkal. Riwayat penggunaan kacamata
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 18 kali per menit,
suhu 36,60 C. Pada pemeriksaan thoraks, jantung, abdomen dalam batas normal. Status
oftalmologis okuli dekstra visus 1/60. Bulbus oculi didapatkan epiphora (+), supersilia tidak
terdapat kerontokan, gerakan bola mata baik ke segala arah. Palpebra superior dan inferior
didapatkan edema, konjungtiva kemosis, sclera ikterik (-), kornea didapatkan erosi dan
iskemik pada sepertiga limbus temporal lateral, sinekia iris (-), pupil bulat, regular sentral,
diameter 3mm, reflex cahaya (+), lensa jernih. Fundus reflex (+), tension oculi normal pada
palpasi. Diagnosis medis pasien adalah trauma Kimia Oculi Tatalaksana non farmakologi
irigasi mata dengan NaCl 0,9% 4-5 kolf dengan teknik eversi palpebra superior sampai
didapatkan pemeriksaan kertas lakmus mencapai pH netral. Tugas : Lakukan pengkajian,
masalah keperawatan dan intervensi kolaborasi irigasi mata dengan NaCl 0,9% serta
rasionalisasi pada kasus ini. Jelaskan SOP irigasi mata pada kasus serta referensinya.?

JAWAB :

1. Pengkajian
Nama : Ny. N

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : perempuan


2. Keluhan utama

Ny .N usia 40 tahun dengan keluhan d mata merah dan penurunan pengelihatan mata
kanan sejak setelah terkena semprotan cairan pembersih lantai sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit.

3. Riwayat penyakit sekarang


Pasien terkena cairan pembersih lantai pada saat pasien tidak sengaja menginjak botol
pembersih lantai saat posisi pasien sedang jongkok membersihkan kamar mandi,
cairan menyemprot dan mengenai mata kanan pasien. Seketika itu mata terasa perih,
terasa panas seperti terbakar, menjadi merah, dan pandangan kabur. Pasien juga
merasa ada yang mengganjal pada mata kanannya dan mata menjadi berair terus
menerus. Pasien merasakan nyeri kepala sebelah kanan berdenyut.

4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis,Pada pemeriksaan thoraks, jantung, abdomen dalam batas normal

TD : 100/70 mmHg

Nadi: 80 kali per menit

RR : 18 kali

Suhu : 36,60 C

5. Pemeriksaan khusus mata :

Status oftalmologis okuli dekstra visus 1/60. Bulbus oculi didapatkan epiphora (+),
supersilia tidak terdapat kerontokan, gerakan bola mata baik ke segala arah. Palpebra
superior dan inferior didapatkan edema, konjungtiva kemosis, sclera ikterik (-),
kornea didapatkan erosi dan iskemik pada sepertiga limbus temporal lateral, sinekia
iris (-), pupil bulat, regular sentral, diameter 3mm, reflex cahaya (+), lensa jernih.
Fundus reflex (+), tension oculi normal pada palpasi
6. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang dapat muncul pada pasien dengan trauma okuli
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi kornea / peningkatan tekanan intraokuler
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder
terhadap interupsi permukaan tubuh.
3. Gangguan sensori dan persepsi visual berhubungan dengan cedera, inflamasi,
dan infeksi
4. Kurang pengetahuan mengenai perawatan praoperasi dan pasca operasi

7. Intervensi Keperawatan

Tindakan pada trauma kimia dapat juga tergantung dari 4 fase peristiwa, yaitu:
1. Fase kejadian (immediate)
Tujuan dari tindakan adalah untuk menghilangkan materi penyebab sebersih
mungkin, yaitu meliputi:
a. Pembilasan dengan segera, denan anestesi tapical terlebih dahulu.
b. Pembilasan dengan larutan non toxic (NaCl 0,9% ringer lastat dan sebagainya)
sampai pH air mata kembali normal.

No
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
.
1. Nyeri akut Nyeri berkurang atau a. Lakukan tindakan a. Tindakan
berhubungan hilang. penghilangan nyeri penghilangan nyeri
dengan imflamasi Kriteria hasil : yang non invasif dan yang non invasif
pada kornea atau a. Melaporkan non farmakologi, dan
peningkatan penurunan nyeri seperti berikut nonfarmakologi
tekanan progresif dan memungkinkan
1) Posisi : Tinggikan
intraokular. penghilangan nyeri klien untuk
bagian kepala
setelah intervensi. memperoleh rasa
tempat tidur,
b. Klien tidak kontrol terhadap
berubah-ubah antara
gelisah.
nyeri.
berbaring pada
punggung dan pada
sisi yang tidak sakit.
2) Distraksi
3) Latihan relaksasi

b. Bantu klien dalam


b. Klien kebanyakan
mengidentifikasi
mempunyai
tindakan penghilangan
pengetahuan yang
nyeri yang efektif.
mendalam tentang
nyerinya dan
tindakan
penghilangan nyeri
yang efektif.
c. Untuk beberapa
klien terapi
c. Berikan dukungan
farmakologi
tindakan penghilangan
diperlukan untuk
nyeri dengan analgesik
memberikan
yang diresepkan.
penghilangan nyeri
yang efektif.
d. Tanda ini
d. Beritahu dokter jika
menunjukkan
nyeri tidak hilang
peningkatan
setelah 1/2 jam
tekanan intraokular
pemberian obat, jika
atau komplikasi
nyeri  bertambah.
lain.

2. Risiko tinggi Tidak terjadi infeksi. a. Tingkatkan a. Nutrisi dan hidrasi


infeksi Kriteria hasil : Klien penyembuhan luka : yang optimal
berhubungan akan : meningkatkan
1. Berikan dorongan
dengan kesehatan secara
a. Menunjukkan untuk mengikuti
peningkatan keseluruhan, yang
penyembuhan tanpa diet yang
kerentanan meningkatkan
gejala infeksi. seimbang dan
sekunder terhadap penyembuhan luka
asupan cairan
interupsi b. Nilai pembedahan.
yang adekuat.
permukaan tubuh. Labotratorium: Memakai pelindung
2. Instruksikan klien
SDP  normal, kultur mata meningkatkan
untuk tetap
negatif. penyembuhan
menutup mata
dengan
sampai
menurunkan
diberitahukan
kekuatan iritasi.
untuk dilepas

.
b. Tehnik aseptik
b. Gunakan tehnik
meminimalkan
aseptik untuk
masuknya
meneteskan tetes
mikroorganisme
mata : Cuci tangan
dan mengurangi
sebelum memulai.
risiko infeksi.

1. Pegang alat
penetes agak jauh
dari mata.
2. Ketika
meneteskan,
hindari kontak
antara mata,
tetesan dan alat
penetes.
3. Ajarkan tehnik ini
kepada klien dan
anggota
keluarganya.
c. Beritahu dokter c. Drainase abnormal
tentang semua memerlukan
drainase yang terlihat evaluasi medis dan
mencurigakan. kemungkinan
memulai
penanganan
farmakologi.

d. Kolaborasi dengan
dokter dengan
d. Mengurangi reaksi
pemberian antibiotika
radang, dengan
dan steroid..
steroid dan
menghalangi
hidupnya bakteri,
dengan antibiotika.

3. Gangguan sensori Hasil yang a. Kaji ketajaman a. Untuk mengetahui


dan persepsi visual diharapkan / kriteria penglihatan, catat keadaan umum
berhubungan hasil pasien akan : apakah salah satu antara kedua mata,
dengan cedera, mata masih dapat tajam penglihatan
a. Meningkatkan
inflamasi, dan melihat. dan lapang
ketajaman
infeksi pandang.
penglihatan dalam
. b. Anjurkan pasien untuk b. Untuk
batas situasi
bedrest. mengistirahatkan
individu.
mata.
Mengenal
gangguan sensori
c. Bantu pasien dalam c. Meringaankan
dan berkompensasi
melakukan kegiatan pemenuhan
terhadap perubahan
sehari-hari. kebutuhan klien
sehari-hari.
d. Kurangi penggunaan d. Mencegah
lampu yang terang. terjadinya
pandangan kabur,
dan iritasi mata.

4. Kurangnya Tujuan: Pasien dan a. Jelaskan kembali a. Agar klien


pengetahuan keluarga memiliki tentang keadaan mengerti tindakan
(perawatan) pengetahuan yang pasien, rencana yang akan
berhubungan memadai tentang perawatan dan dilakukan.
dengan keterbatasan perawatan. Dengan prosedur tindakan
informasi. kriteria hasil : yang akan di lakukan.
a. Klien memahami b. Jelaskan pada b. Untuk memulihkan
prosedur pasien agar tidak mata agar normal
perawatan. menggunakan obat kembali.
b. Klien aktif dalam tets mata secara
melakukan senbarangan.
tindakan yang c. Anjurkan pada c. Upaya pencegahan
diberikan perawat. pasien gara tidak agar trauma tidak
c. Klien mengerti membaca terlebih muncul kembali.
tujuan perawatan dahulu, “mengedan”,
yang diberikan. “buang ingus”, bersin
d. Klien mampu atau merokok.
melakukan d. Observasi d. Sebagai pedoman
perawatan mandiri kemampuan pasien intervensi yang
sesuai yang dalam melakukan dilaksanakan
diajarkan. tindakan sesuai selanjutnya
dengan anjuran
petugas.
SOP IRIGASI NACL 0,9%

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


SOP IRIGASI NACL 0,9%

Nama : NIM:

Dosen Pengempu :

1. Pengertian

Irigasi mata adalah suatu tindakan pencucian kantung konjungtiva mata.

2. Tujuan

Irigasi mata bertujuan untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari dalam
mata.
4. Alat dan Bahan

Larutan irigasi yang diresepkan (untuk bilasan kimia : air hangat )

Kom steril untuk larutan

Piala ginjal, handuk, bola kapas

Spuit dengan penetes mata

6. Prosedur:
Mencuci tangan

Memakai sarung tangan

Letakkan handuk dibawah wajah pasien

Dengan bola kapas yang dibasahi dengan larutan irigasi bersihkan kelopak matadari bagian
dalam keluar kantus

Letakkan piala ginjal tepat dibawah dagu pasien pada sisi mata yang sakit

Isi spuit dengan larutan irigasi, renggangkan kelopak mata perlahan dengan memberikan
tekanan pada bagian bawah tulang orbita dan tonjolan tulang dibawah lakrimalis ( tidak boleh
memberikan tekanan yang berlebihan pada bola mata )

Pegang spuit irigasi kurang lebih 2,5 cm diatas kantus dalam

Minta pasien untuk melihat keatas dengan perlahan irigasi dengan mengarahkan larutan
kedalam sakus konjungtiva bawah kearah kantus luar

Biarkan pasien memejamkan matanya secara periodic, terutama bila terasa panas

Lakukan irigasi sampai secret bersih ( 15 menit irigasi untuk membilas bahan kimia )

Keringkan kelopak matadan area wajah dengan bola kapas

Bereskan peralatan

Mencuci tangan

Catat dalam catatan keperawatan.


Referensi :
https://www.academia.edu/9653883/askep_trauma_mata
https://www.scribd.com/document/214886139/Askep-Trauma-Okuli
Ilyas SH, 2006, Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai