11)
dengan:
d = tinggi drempel (m)
h1 = kedalaman aliran pada awal peredam energi (m)
Fr = bilangan froude pada awal peredam energi
g = percepatan gravitasi bumi (9,81 m/dt2)
C = koefisien (1,40)
Gambar 3.9. Panjang Kolam Olakan Datar Tipe I, II, III, dan IV
Kehilangan Energi dan Efektifitas Peredam Energi
Kehilangan energi pada loncatan dalah sama dengan perbedaan energi spesifik
sebelum dan sesudah terjadinya loncatan. Besarnya kehilangan energi adalah:
( y 2− y 1 )3
∆ E=E1−E 2= y2 (3-12)
4 y1
dengan:
∆E = kehilangan energi
E1 = energi spesifik sebelum loncatan
E2 = energi spesifik setelah loncatan
Y1 = kedalaman air sebelum loncatan
Y2 = kedalaman air setelah loncatan
Kehilangan relatif adalah besarnya rasio atau perbandingan antara kehilangan
energi dengan spesifik sebelum loncatan (∆E/E1). Efektifitas peredam adalah rasio
antara energi spesifik stelah loncatan dengan seblum loncatan didefinisikan sebagai
efisiensi loncatan, yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
E2 (8 F12 +1)3 / 2−4 F 12+ 1
= 2 2
y2 (3-13)
E1 8 F1 (2+ F 1 )
dengan:
E1 = energi spesifik sebelum loncatan
E2 = energi spesifik setelah loncatan
F1 = bilangan Froude
Berikut adalah gambar kolam olakan datar tipe I, II, III dan IV.
Gambar 3.10. Kolam Olakan Datar Tipe I
0.98
H1
1.0
- 0.1 H2
0.995
0.97
0.99
p p2
0
0.96
0.94
0.1
1.0 1.0
0.92
0.2
0.995
0.90
0.995
2/H 1
0.3 0.99
0.85
0.99
0.4
0.98
perbandingan aliran tenggelam H
0.80
0.94
0.7 0.94
0.92
0.92
0.90 0.90
0.8
0.85
0.85 0.80
0.80
0.9 0.70 0.70
0.60 0.60
0.40 0.40
0.20 0.20
1.0
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
perbandingan p2/H1
dengan:
Ycr= tinggi muka air kritis diatas mercu pelimpah
q = debit aliran persatuan lebar
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
3.5.2.1. Pelimpah
a. Dimensi Ambang Pelimpah
Ambang pelimpah direncanakan dengan Tipe Ogee dengan bentuk penampang
melintang lengkung Harrold untuk menghindari terjadinya bahaya tekanan negatif pada
mercu ambang.
Pelimpah direncanakan menggunakan pelimpah Tipe Ogee I dengan perhitungan
pelimpah sebagai berikut:
Kala ulang debit banjir rancangan T = 1000 Tahun
Debit inflow maksimum Qi = 668.091 m3/dt
Debit outflow maksimum Qo = 665.889 m3/dt
Lebar ambang pelimpah L = 25 m
Kedalaman aliran di atas ambang pelimpah Hd = 4.865 m
Kedalaman aliran kritis di atas ambang pelimpah Hc = 4.166 m
Kemiringan tubuh spillway Z1 = 1.000
OGEE 1
1,85 0,85
X = 2 x Hd xY
1,85
Maka Y = 0.130 xX
Y'
0.241 x X0,85
=
Titik awal melalui gradien :
misal Y' = 1.0000
1= 0.241 x X0,85
0,85
X = 4.148
X= 5.332
Y= 0.130 x X1,85
Y= 2.882
Perhitungan berikutnya ditabelkan :
X Y
0.500 0.036 R1 = 0,2 Hd = 0.973 m
1.000 0.130 Jarak R1 = 0,282 Hd = 1.372 m
1.500 0.276
2.000 0.470 R2 = 0,5 Hd = 2.432 m
2.500 0.710 Jarak R2 = 0,175 Hd = 0.851 m
3.000 0.995
3.500 1.323
4.000 1.694
4.500 2.106
5.000 2.559
5.332 2.882
b. Profil Muka Air pada Pelimpah
Berikut ini merupakan perhitungan profil muka air pada pelimpah:
El Crest = 80.000 m
H0 = 4.865 m
Q = 665.889 m3/dt
b = 25 m
Tabel 3.16. Perhitungan Profil Muka Air pada Pelimpah
Z YZ VZ El Lereng El Muka
FZ
(m) (m) (m/dt) Spillway Air
1.00 4.059512 5.951 0.943 79.000 83.060
2.00 3.098864 8.596 1.559 78.000 81.099
3.00 2.627744 10.136 1.996 77.000 79.628
4.00 2.357286 11.299 2.350 76.000 78.357
5.00 2.167439 12.289 2.665 75.000 77.167
6.00 2.022271 13.171 2.957 74.000 76.022
7.00 1.905477 13.978 3.233 73.000 74.905
Tabel 3.18. Perhitungan Profil Muka Air pada Saluran Transisi dengan Debit Rencana Q1000
Q1000 = 665.889 m3/det
b = 20.000
Yc = 4.835 m
I = 0.000
El. Dasar = 73.000 m
n = 0.012
Tabel 3.19. Perhitungan Profil Muka Air pada Saluran Transisi dengan Debit Rencana QPMF
QPMF = 1336.064 m^3/det
b = 20.000
Yc = 7.691 m
I = 0.000
El. Dasar = 73.000 m
n = 0.012
0 , 950 (
y2= √ 1+8 . 7 ,2712 −1 )
2
y2 = 9,303 m
Berdasarkan grafik diketahui bahwa:
L
=2 ,525
y2
L = 2,525 y2
L = 2.525 . 9,303
L = 23,490 m
Blok Muka
a. h1 = w1 = s1 = y1 = 0,950 m
= tinggi blok muka, lebar blok muka, jarak antar blok muka
b. Jarak antara blok muka dengan dinding
= 0,5. y1
= 0,5. 0,950
= 0,475 m
Ambang
a. Tinggi ambang
= 0,2 .y2
= 0,2 . 9,303
= 1,861 m
b. Lebar ambang = jarak antar ambang
= 0,15. y2
= 0,15. 9,303
= 1,395 m
c. Lebar ambang bagian atas
= 0,02. y2
= 0,02. 9,303
= 0,186 m
Untuk selanjutnya diplotkan hubungan antara elevasi muka air pada saluran
akhir dan bagian hilir peredam energi sebagai berikut:
1,149 m
Berdasarkan rating curve tail water level, didapatkan selisih antara elevasi muka
air pada bagian hilir peredam energi dan elevasi muka air pada saluran akhir. Sehingga
pada saluran akhir direncanakan peninggian dasar saluran sebesar 1,149 m