Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

SOP INJEKSI CAIRAN INTRAVENA

Dosen Pengampu :
Ns. Julvainda Eka, M.Kep

Disusun Oleh :
Mei Noviyanti 1903038

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
20
PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3
TanggalTerbit Ditetapkan Oleh
STANDAR Ketua STIKES KaryaHusada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR

Ns. Irfan Kurniafandi, M.Kep


PENGERTIAN Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
TUJUAN Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan
cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa,
memberikan tranfusi darah, menyediakan medium untuk pemberian
obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parental.
KEBIJAKAN 1. Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena
(I.V)
2. Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Cairan intravena sesuai kebutuhan.
2. Jarum atau kateter untuk pungsi vena yang sesuai.
3. Set infuse.
4. Kapas alcohol.
5. Torniket.
6. Sarung tangan bersih sekali pakai.
7. Perlak pengalas.
8. Papan tangan untuk klien anak-anak jika perlu.
9. Bengkok.
10. Kasa berukuran 2x2 cm dan salep povidone iodine, atau
cairan povidone iodine untuk balutan transparan.
11. Plster yang telah dipotong sesuai kebutuhan dan siap
digunakan.
12. Handuk untuk diletakkan di bawah tangan klien jika perlu.
13. Tiang intravena

A. FASE ORIENTASI
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

B. FASE KERJA
1. Cuci tangan
2. Atur peralatan yang diperlukan di samping tempat tidur
klien
3. Buka kemasan cairan intravena steril menggunakan teknik
aseptic
4. Gunakan prinsip “12 benar” pemberian obat untuk
memastikan ketepatan cairan yang akan diberikan. Pastikan
aditif yang diresepkan, seperti kalium dan vitamin, telah
disiapkan. Periksa cairan dan zat aditif untuk warna,
kejernihan, dan tanggal kadaluarsa.
5. Buka set infuse dan pertahankan sterilitas pada kedua ujung
selang.
6. Geser klem ingga mencapai sekitar 2-5 cm di bawah bilik
tetes, kemudian tutup klem.
7. Lepaskan tutup botol cairan intravena, atau lapisan plastic
yang menutup porta selang intravena pada kantong cairan
intravena
8. Bersihkan karet penyumbat botol atau kantong cairan
intravena menggunakan kapas alcohol, kemudian tusukkan
set infuse kedalamnya.
9. Tekan bilik tetes, kemudian lepaskan untuk mengisinya
dengan cairan intravena. Biarkan bilik tetes terisi hinga 1/3-
1/2.
10. Lepaskan pelindung jarum dan buka klem agar cairan bisa
mengalir melalui selang ke adaptor jarum. Tutup kembali
klem dan pasang pelindung jarum setelah slang terisi cairan.
11. Pastikan slang bebas dari udara dan gelembung udara
dengan membiarkan cairan mengalir melalui slang hingga
gelembung udara keluar.
12. Pilih jarum intravena yang sesuai atau over the needle
catheter (ONC).
13. Pilih lokasi vena yang akan digunakan.
14. Jika terdapat banyak rambut pada lokasi penusukan, lakukan
pengguntingan.
15. Pasang torniket sekitar 10-12 cm diatas lokasi penusukan.
Torniket seharusnya menyumbat aliran vena, bukan arteri.
Periksa adanya nadi distal.
16. Kenakan sarung tangan sekali pakai. Pelindung mata dan
masker dapat digunakan jika perlu.
17. Letakkan adaptor jarum set infuse dekat dengan kasa steril
atau handuk.
18. Dilatasi atau lebarkan vena dengan cara:
a. Menggosok ekstremitas vena yang akan menjadi lokasi
pungsi dari distal ke proksimal.
b. Mengepalkan dan membuka kepalan tangan klien.
c. Menepuk vena klien secara perlahan menggunakan
kompres hangat pada ekstremitas, misalnya dengan
waslap hangat.
19. Bersihkan lokasi insersi dengan gerakan sirkular yang tegas
menggunakan kapas alcohol. Hindari menyentuh lokasi yang
telah dibersihkan dan biarkan lokasi tersebut mongering.
20. Lakukan pungsi vena. Viksasi vena dengan menekan ibu jari
anda pada vena klien, kemudian menariknya kea rah yang
berlawanan dengan arah pungsi sejauh 5-7,5 cm. jika
menggunakan jarum kupu-kupu, pegang jarum atau ONC
pada sudur 200-300 dengan bevel menghadap ke atas dan
sedikit ke atas distal dari tempat actual pungsi vena.
Lakukan jarum palalel terhadap vena.
21. Perhatikan keluarnya darah melalui slang jarum kupu-kupu
atau bilik flashback ONC, yang menandakan bahwa jarum
telah memasuki vena. Masukkan jarum atau ONC hingga
bagian tengah kemudian dorong kateter hingga hub melekat
pada lokasi pungsi vena. Dorong kateter ONC 0,6 cm
kedalam vena, kemudian lepaskan stilet. Jangan pernak
memasukkan kembali stilet setelah di lepaskan.
22. Tahan kateter dengan satu tangan dan lepaskan torniket
hubungkan adaptor jarum set infuse ke hub dan ONC.
Jangan menyentuh adaptor jarum.
23. Buka klem untuk memulai infuse pada kecepatan yang
sesuai untuk mempertahankan kepatenan aliran IV.
Tindakan ini tidak diperlukan pada heparin LOCK.
24. Fiksasi kateter. Prosedur dapat berbeda. Periksa kebijakan
institusi.
a. Pasang plester kecil (1,25 cm) di bawah kateter dengan
sisi yang berperekat menghadap ke atas, kemudian
silangkan plester di atas kateter.
b. Jika menggunakan balutan kasa, oleskan salep povidone
iodine di tempat pungsi vena. Jika menggunakan balutan
transparan, oleskan povidone iodine pada lokasi pungsi
vena. Biarkan cairan mongering.
c. Pasang plester kedua tepat menyilang hub kateter.
d. Letakkan bantalan kasa berukuran 2x2 cm pada lokasi
insersi kateter, kemudian fiksasi plester 2,5 cm tau
pasang balutan transparan. Jangan menutup ubungan
antara slang IV dan hub kateter.
e. Letakkan lengkungan slang infuse pada balutan
menggunakan plester 2,5 cm.
f. Untuk pemberian cairan IV, atur kecepatan aliran
hingga jumlah tetesan yang tepat per menit.
g. Untuk heparin lock,bilas dengan normal salin kosong
atau normal salin bercampur heparin steril 1-3 ml (10-
100 U/ml).
h. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse serta
ukuran jarum yang digunakan pada balutan.
25. Lepaskan sarung tangan, rapikan peralatan, dan cuci tangan.
26. Dokumentasikan dalam catatan perawatan mengenai jenis
cairan yang diberikan, letak insersi, kecepatan aliran, ukuran
dan jenis kateter atau jarum, waktu infuse dipasang, dan
toleransi klien terhadap prosedur. Mungkin digunakan
lembar kerja terapi khusus parenteral.

C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

INTERPRETASI 1. Ketenangan selama melakukan tindakan


PROSEDUR
2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat
DOKUMEN 1. Eni,Kusyati.dkk.2012. Keterampilan & Prosedur Laboratorium
TERKAIT
Keperawatan Dasar. Jakarta: Kedokteran EGC
2. Potter dan Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Vol 2
EGC. Jakarta 2006

Anda mungkin juga menyukai