Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. L DENGAN OSTEOMALASIA


DIRUANG INTERNA II DI RSUD DR.R.SOEDARSONO PASURUAN

Oleh :

Nama : Firliana Triwidyanti

Nim : 1801109

PEMERINTAH KOTA SIDOARJO

DINAS KESEHATAN

UPT AKADEMI KEPERAWATAN

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny. L dengan Osteomalasia

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa Pembimbing Institusi

(Firliana Triwidyanti) (Dwining Handayani,S.Kep.Ns.,M.Kep.)

NIM. 1801109 NIP. 197612301998031005


LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOMALCIA
1. Definisi Osteomalacia

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik oleh kurangnya mineral
dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa,
osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang
menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
(Smeltzer. 2001: 2339)

Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar pada penyakti ini
adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai meningkatnya osteoid yang tidak mengalami
mineralisasi. (Robins, 2007)

Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau
tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan
pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak
lagi dijumpai lempeng epifisis.

2. Etiologi Osteomalacia

Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan
vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme
mineral, antara lain :

1. Adanya malnutrisi

Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek, terutama
akibat kemiskinan, makanan kurang matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga
merupakan salah satu faktor. Paling sering terjadi dimana vitamin D tidak ditambahkan dalam
makanan juga kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.

2. Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis.

Penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalacia meliputi gagal


ginjal kronik sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses
mineralisasi akan terhambat. Penyakit hati karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D
sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin
fenobarbital), dan gastrektomi. Osteomalacia dalam hal ini terjadi sebagai akibat kegagalan
absorpsi kalsium ataupun kehilangan kalsium yang berlebihan dari tubuh

3. Patofisiologi Osteomalacia

Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan
metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk osteomalasia adalah kesalahan diet,
malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan
insufisiensi vitamin D (diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering di
golongkan dalam hal kekurangan kalsium) terutama terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan
frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan
diet serta kekurangan sinar matahari.

Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang pelepasan


hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi
fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi
penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus saluran-
saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang. Diperkirakan defek primernya
adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan
memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa
vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang,
sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.

4. Manifestasi Klinis Osteomalacia

Secara umum terdapat sepuluh tanda klinis utama dari osteomalsia yaitu sebagai berikut:

1. Lemahnya tulang.

2. Nyeri tulang.

3. Nyeri tulang pelvis.

4. Nyeri tulang panjang.

5. Nyeri tulang belakang.

6. Kelemahan otot.

7. Hipokalsemia.

8. Tulang vertebra mengalami tekanan.

9. Pendataran pelvis.

10. Fraktur, baik secara jumlah dan mudahnya patah tulang

Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :

1. Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat
kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.
Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha.
2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),
vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks
(kifosis).

3. Penurunan berat badan.

4. Nyeri tulang dan nyeri tekan tulang.

5. Kelemahan otot.

6. Cara berjalan seperti bebek atau pincang.

7. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot).

8. Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengalami pemendekan tinggi


badan dan merusak bentuk toraks (kifosis).

9. Sakrum terdorong ke bawah dan depan, pelvis tertekan ke lateral


5. Pathway Osteomalacia

Gangguan gastrointestinal Gagal ginjal kronis

Absorbsi lemak terganggu Asidosis

Pembentukan vitamin D Kalsium yang terdapat


terganggu dalam tubuh
Kekurangan vitamin D
digunakan untuk
dan kalsium dalam diet
menetralkan asidosis
Penyerapan kalsium usus
menurun

Kalsium ekstra sel berkurang

Transport kalsium ke tulang


terganggu

Demineralisasi tulang
osteomalasia

Perlunakan kerangka tubuh

Berat badan dan tarikan Kompresi pada vertebra


tubuh
Pemendekan tinggi
Penekanan saraf badan
Tulang melengkung vertebra
Deformitas
Resiko fraktur meningkat Nyeri punggung

Cara berjalan pincang


Nyeri
Gangguan mobilitas
fisik Resiko cedera
6. Pemeriksaan Penunjang Osteomalacia

1. Pemeriksaan Diagnostik

Foto Rontgen, pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada
radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama pada tangan,
tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan peningkatan
moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine rendah serta biopsi tulang yang
menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.

7. Penatalaksanaan Osteomalacia

1. Penatalaksanaan Medik

a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per
minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau
200.000 IU setiap 4-6 bulan.

b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi
1,25-dihydroxy vitamin D.

2. Penatalaksanan non medik

a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur
kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi
suplemen kalsium sangatlah disarankan.

b. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan


seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan
vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7
- 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.

8. Komplikasi Osteomalacia
Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka pertumbuhannya akan terhalang,
anak jadi lambat untuk duduk, merangkak dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan
membengkokan lutut, tulang serta persendian lainya sehingga menyebabkan kaki O (genu varum),
dada busung (pigeon chest) dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang dewasa
kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang melunak akan tertekan menjadi
pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya atau cebol. Trunkus yang memendek, sehingga
mengubah bentuk toraks disebut kifosis dimana terlihat bungkuk dan skoliosis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama pada
usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri

Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien

R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)

S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?

T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan (Biasanya terjadi pada malam hari)

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi: apakah klien mengalami peningkatan stress
 Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
 Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut
agamanya

g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


 Kebutuhan nutrisi
1. Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein).
2. Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat nyeri
dan pembengkakan

2. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2) GCS
3) TTV
b) Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat

2) Sistem penginderaan
a) Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
b) Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
c) Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak, biasanya
terdapat tofi pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
a) Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
b) Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
c) Auskultasi : Apakah suara jantung normal / ada suara tambahan
4) Sistem penceranaan
a) Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomen
b) Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
c) Perkusi : Apakah kembung / tidak
d) Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa serta
juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)

6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal

c) Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat
osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil
(punch out).

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan : kompresi saraf spinal
Dengan gejala dan tanda mayor :

Subjektif : mengeluh nyeri

Objektif : tampak meringis, bersikap protektif , gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur

Dan gejala dan tanda minor :

Subjektif :-

Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, proses berfikir terganggu, nafsu makan
berubah, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis.

b. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan :


a) Kerusakan integritas struktur tulang
b) Perubahan metabolisme
c) Penurunan kendali otot
d) Penurunan massa otot
e) Penurunan kekutan otot
f) Kekakuan sendi
g) Nyeri
Dengan gejala dan tanda mayor :

Subjektif : Mengeluh sulit menggerakkan ektremitas

Objektif : kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun

Dan gejala dan tanda minor :

Subjektif : nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak

Objektif : sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas,

c. Resiko Cidera (D.0136) berhubungan dengan kehilangan intregitas tulang.

4. PERENCANAAN
1. Nyeri Akut (D.0077)
SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.08066 Tingkat nyeri, dengan kriteria I.08238 Manajemen Nyeri
Hasil :
Observasi :
 Keluhan nyeri menurun
 Tidak ada meringis  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
 Tidak ada kesulitan tidur kualitas, intensitas nyeri
 Tidak ada gelisah  Identifikasi skala nyeri
 Ketegangan otot menurun  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Tidak ada mual  Identifikasi faktor yang memperberat dan
 Tidak ada muntah memperingan nyeri
 Pola nafas meembaik  Identifikasi engaruh budaya terhadap respon
 Teanan darah membaik nyeri
 Proses berpikir membaik  Monitor efek samping analgetik
 Nafsu makan membaik  Monitor keberhasilan terapi komplementer
 Pola tidur membaik yang sudah diberikan

Luaran Tambahan Terapeutik :

Kontrol Nyeri, dengan kriteria  Berikan teknik non farmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hasil :
hipnosis, akupuntur, terapi musik, terapi
 Melaporkan nyeri terkontrol pijat, aromaterapi, dll)
yang semula rendah  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
menjadi meningkat nyeri
 Kemampuan mengenali  Fasilitasi istirahat dan tidur
penyebab nyeri yang  Pertimbangkan jenis dan sumber rasa nyeri
semula turun menjadi
meningkat
Edukasi :
 Kemampuan menggunakan
teknik nonfarmakologis  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
menjadi meningkat nyeri
 Keluhan nyeri yang semula  Jelaskan strategi meredakan nyeri
ada menjadi tidak ada  Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
 Penggunaan analgesik  Anjurkan menggunakan analgetik secara
menurun tepat
 Ajarkan teknik non farmakologis untuk
L.08063 mengurangi rasa nveri

Mobilitas fisik, dengan kriteria


Kolaborasi :
hasil :
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
 Pergerakan ekstremitas
diperlukan
meningkat
 Kekuatan otot meningkat
 Rentang gerak yang semula Pemberian Analgesik :
turun menjadi meningkat
 Nyeri dari ada menjadi tidak Observasi :
ada  Identifikasi karakteristik nveri
 Kaku sendi dari ada menjadi  Identifikasi riwayat alergi obat
tidak ada  Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
 Keterbatasan gerak menurun  Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
 Kelemahan fisik menurun sesudah pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analgesik

Terpeutik :
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
 Tetapkan target efektivitas analgesik untuk
mengoptimlkan respons pasien
 Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan

Edukasi :
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

L.05042
Kolaborasi :
I.08243
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi

2. Gangguan Mobilitas Fisik ( D. 0054 )

SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.05042 Mobilitas fisik, dengan kriteria I.05173 Dukungan mobilisasi
hasil :
Observasi :
 Pergerakan ekstremitas
meningkat  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
 Kekuatan otot meningkat lain
 Rentang gerak yang semula  Monitor kondisi umum selama melakukan
turun menjadi meningkat mobilisasi\
 Nyeri dari ada menjadi tidak
ada Terapeutik :
 Kaku sendi dari ada menjadi
tidak ada  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
 Keterbatasan gerak menurun bantu
 Kelemahan fisik menurun  Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan

Luaran Tambahan
Edukasi :
Koordinasi pergerkaan, dengan
kriteria hasil :  Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan mobilisasi dini
 Kekuatan otot meningkat
 Kontrol gerakan meningkat
 Keseimbangan gerakan Intervensi Pendukung
meningkat
Manajemen nutrisi
 Meningkatkan gerakan
dengan kecepatan yang Observasi :
diinginkan
 Identifikasi status nutrisi
 Meningkatkan gerakan ke  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
arah yang diinginkan nutrien
 Meningkatkan gerakan  Monitor asupan makanan
dengan waktu yang  Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
diingignkan
L.05041  Tidak ada kram otot
 Tidak ada tegangan otot Terapeutik :
 Kecepatan gerakan membaik I.03119
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
 Bentuk otot membaik  Berikan makanan rendah lemak dan rendah
protein
Keseimbangan, dengan kriteria
hasil : Edukasi :
 Kemampuan bangkit dari  Ajarkan diet yang diprogramkan
posisi duduk meningkat
 Keseimbangan saat berjalan
meningkat Kolaborasi :
 Keseimbangan saat berdiri
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meningkat
menentukan jumlah kalori dan nutrien
 Tidak ada pusing
yang dibutuhkan, jika perlu
 Tidak ada perasaan
bergoncang
 Intensitas tersandung Perawatan sirkulasi
menurun
 Postur membaik Observasi :
 Periksa sirkulasi perifer
Pergerakan sendi, dengan  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
kriteria hasil :
 Pergerakan sendi pada Terapeutik :
pergelangan tangan  Hindari pemasangan infus atau
membaik pengambilan darah di area keterbatasan
 Pergerakan sendi pada perfusi
pergelanagn kaki membaik  Lakukan perawatan kaki dan kuku
 Pergerakan sendi pada siku
membaik
 Pergerakan sendi pada lutut Edukasi :
membaik
 Pergerakan sendi pada bahu  Anjurkan menggunakan obat penurunan
membaik tekanan darah, antikoalgulan, dan
 Pergerakan sendi pada jari- penurunan kolestrol, jika perlu
jari membaik  Ajarkan program iet untuk mmperbaiki
L.05039 sirkulasi
 Anjurkn berolahraga teratur

Teknik Latihan Penguatan Sendi


I.02079 Observasi :
 Identifikasi keterbatasan fungsi dan gerak
sendi
 Monitor lokasi dan sifat ketidaknyamanan
atau rasa sakit selama gerakan/aktivitas

Terapeutik :
 Lakukan pengendalian nyeri sebelum
melakukan latihan
 Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan
sendi pasif atau aktif

L.05044

I.0185

3. Resiko Cidera (D.0136)

SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.14136 Tingkat Cedera, dengan I.14537 Pencegahan cedera
kriteria hasil :
Observasi :
 Toleransi aktivitas
 Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
meningkat menyebabkan cedera
 Nafsu makan meningkat  Identifikasi obat yang berpotensi
 Toleransi makanan menyebabkan cedera
meningkat  Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stokin
 Ketegangan otot menurun elastis pada ekstremitas bawah
 Ekpresi wajah kesakitan
menurun Terapeutik :
 Gangguan mobilitas
 Gunakan alas lantai jika beresiko mengalami
menurun
cedera serius
 Gangguan kognitif  Diskusikan mengenai Latihan dan terapi fisik
menurun yang diperlukan
 Tekanan darah membaik  Tingkatkan frekuensi obeservasi dan
 Frekuensi nadi membaik pengawasan pasien sesuai kebutuhan
Edukasi :
Luaran Tambahan
 Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh
Koordinasi pergerkaan, dengan pada pasien dan keluarga
kriteria hasil :
 Kekuatan otot meningkat
 Kontrol gerakan meningkat Intervensi Pendukung
 Keseimbangan gerakan
meningkat Identifikasi Resiko
L.05041  Meningkatkan gerakan Observasi :
dengan kecepatan yang
diinginkan 1.14545  Identifikasi biologis, lingkungan, dan
 Meningkatkan gerakan ke perilaku
arah yang diinginkan  Identifikasi resiko baru sesuai perencanaan
 Meningkatkan gerakan yang telah ditetapkan
dengan waktu yang Terapeutik :
diingignkan
 Tidak ada kram otot  Tentukan metode pengelolaan resiko yang
 Tidak ada tegangan otot baik dan ekonomis
 Kecepatan gerakan  Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
membaik  buat perencanaan Tindakan yang memiliki
 Bentuk otot membaik timeline dan penanggungjawab yang jelas
 dokumentasikan temuan resiko secara akurat

Keseimbangan, dengan kriteria


Pencegahan Resiko Lingkungan
hasil :
Observasi :
 Kemampuan bangkit dari
posisi duduk meningkat  identifikasi adanya resiko lingkungan yang
 Keseimbangan saat berjalan dapat merusak/membahayakan Kesehatan
meningkat  monitor insiden cedera terkait bahaya
 Keseimbangan saat berdiri 1.14545 lingkungan
meningkat Terapeutik :
 Tidak ada pusing
 Tidak ada perasaan  fasilitas anggota masyarakat untuk
bergoncang melakukan modifikasi lingkungan aman
 Intensitas tersandung Edukasi :
menurun
 informasikan pada populasi yang beresiko
L.05039  Postur membaik
terkait bahaya yang mungkin diperoleh dari
lingkungan sekitar
Pergerakan sendi, dengan
kriteria hasil : Kolaborasi:

 Pergerakan sendi pada  kolaborasi dengan petugas Kesehatan


pergelangan tangan terkait, bila perlu
membaik
 Pergerakan sendi pada
pergelanagn kaki membaik
 Pergerakan sendi pada siku
membaik
 Pergerakan sendi pada lutut
membaik
 Pergerakan sendi pada bahu
membaik
 Pergerakan sendi pada jari-
jari membaik

L.05044
1. EVALUASI
S : px mengatakan keluhan berkurang/tidak ada
O : pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang menunjukkan rentang normal
A : masalah teratasi sebagian/ masalah teratasi
P : intervensi dilnjutkan/dihentikan

FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 48 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Gg.5 No.14 PAsuruan

No. Register : 303xxx


Tanggal MRS : 29 September 2020 pukul : 08.00 wib
Tanggal pengkajian : 29 September 2020 pukul : 10.00 wib

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :


Klien datang ke RS mengeluh nyeri tulang sejak pagi hari, pasien megatakan pinggangnya nyeri,
cara berjalan seperti bebek atau pincang, dan pasien merasakan tidak sekuat sebelumnya, mudah
lelah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang ke RS pukul 08.00 pagi mengeluh nyeri tulang sejak pagi bangun tidur, pasien juga
mengatakan pinggangnya nyeri cara berjalan pincang dan mudah Lelah.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Sebulan yang lalu pasien mengaku sudah pernah mengalami nyeri tulang pinggang. Sampai dia
izin kerja selama 2 hari di pabriknya. Pasien mengaku setelah membeli obat di toko terdekat dan
beristirahat selama 2 hari sudah sembuh. Namun beberapa hari setelah itu pasien mengaku
mudah lelah, nafsu makan menurun, semakin kurus, dan pasien merasakan tidak sekuat
sebelumnya dan jika aktifitasnya berat pinggangnya nyeri lagi. Keadaan seperti itu terus
berulang sampai kemarin pasien merasa sudah tidak kuat menahan nyeri pinggang dan akhirnya
pada tanggal 29 September 2020 pasien masuk rumah sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit yang sama.

AKTIVITAS SEHARI-HARI

A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : SMRS pagi(-) siang (13.00) malam (20.00)
SMR pagi(-) siang (12.00) malam (20.00)

2. Waktu bangun : SMRS pagi(-) siang (15.00) malam (04.00)


MRS pagi(-) siang (15.00) malam (05.00)

3. Masalah tidur : Sering terbangun apabila terasa nyeri di pingggang

4. Hal-hal yang mempermudah tidur :


SMRS : saat pasien meraa kelelahan dan mengantuk
MRS : Pasien banyak tidur setelah diberi injeksi atau minum obat

5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun :


SMRS : pasien terbangun Ketika terdengar suara bising
MRS : Pasien terbangun saat ramai di jenguk sanak saudara dan apabila perawat / tim
Kesehatan datang melakukan tindakan

POLA ELIMINASI
1. BAB : SMRS ± 1x/ hari berwarna hijau
MRS ± 1x/ hari berwana kuning gelap
2. BAK : SMRS ± 4-5x/ hari berwarna kuning terang
MRS ± 5-6x/ hari berwana kuning terang
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada masalah dalam BAB dan BAK
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada upaya mengatasi masalah
B. POLA MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah dan jenis makanan :
SMRS : Makan 3 kali sehari, satu piring habis
MRS : Makan 2 kali sehari, satu piring habis
2. Waktu pemberian makan :
SMRS : pagi (07.00) siang (12.00) malam (19.00)
MRS : pagi (06.00) siang (12.00) malam (16.00)
3. Jumlah dan jenis cairan :
SMRS : Lebih dari 3 kali sehari segelas penuh
MRS : Hanya 2-3 tegukkan sekali minum
4. Waktu pemberian cairan :
SMRS : saat haus dan setelah makan
MRS : saat haus dan setelah makan
5. Pantangan : Tidak ada
6. Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada masalah mengunyah
b. Kesulitan menelan : tidak ada masalah menelan
c. Mual dan muntah : tidak ada mual muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : dapat makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah : tidak ada upaya mengatasi masalah

8. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. Pemeliharaan badan :
SMRS : mandi 2x sehari
MRS : mandi 2x sehari / seka
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :
SMRS : menyikat gigi 2 kali sehari
MRS : Hanya berkumur 1 kali sehari
3. Pemeliharaan kuku :
SMRS : selalu memotong kuku jika panjang dan menjaga kuku tetap bersih
MRS : memotong kuku jika panjang
C. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tim kesehatan

B. Orang yang paling dekat dengan klien : suami pasien

C. Rekreasi
Hobby : memasak
Penggunaan waktu senggang : -
D. Dampak di rawat di RS : pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : suami dan anak pasien

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah :
SMRS : beribadah tepat waktu
MRS : tidak dapat beribadah, dikarenakan kondisinya saat ini

B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : pasien mengatakan dirinya dapat sembuh, karena cobaan dari
Allah dan berharap agar anaknya cepat sembuh dan lekas membaik.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien mengatakan dirinya dapat sembuh dan bisa pulang
dan menjaga kesehatannya dengan baik.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : lemah, GCS 456 , skala nyeri 8, compos metris
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,8°C Nadi :110x/ menit
Tekanan Darah : 160/100 mmHg Respirasi : 20x/menit
Tinggi badan : 165 cm Berat badan : 55kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala : tidak ada lesi,tidak ada ketombe, sedikit bersih.

b. Rambut : hitam, tumbuh rata


Penyebaran dan keadaan rambut : rambut rata
Bau : tidak berbau
Warna : hitam

c. Wajah : simetris, normal


Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :mata lengkap dan simetris .
b. Kelopak mata (palpebra) : tidak ada lesi,tidak ada odem,tidak ada benjolan
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris :Gerakan bola normal
f. Ketajaman penglihatan/Visus : tidak dikaji
g. Tekanan Bola Mata : tidak dikaji

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tidak ada pembengkakan tulang
septum nasi
b. Lubang hidung : bersih, tidak ada pendarahan
c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung saat inspirasi dan eksresi, tidak ada
perdarahan
4. Telinga
a. Bentuk telinga :simetris, normal
Ukuran telinga : sedang, normal
Ketegangan telinga : tidak tegang, lentur
b. Lubang telinga :tidak ada serumen, perdarahan, benda asing..
c. Ketajaman pendengaran :pasien dapat mendengar suara dengan jelas
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab, tidak sianosis
b. Keadaan gusi dan gigi : gigi bersih, gusi bersih
c. Keadaan lidah : kemerahan, bersih
d. Orofaring : -

6. Leher
a. Posisi trachea : simetris, tidak ada bengkak
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : tidak bising
d. Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran limfe
e. Vena Jugularis : tidak ada distensi
f. Denyut Nadi Carotis : 110x /menit , teraba tidak ada benjolan
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna :sawo matang
d. Tekstur : lunak, tidak kenyal
e. Kelembaban : terlihat sedikit kering
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan kulit
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola : areola hitam
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada kelainan
d. Axilla dan Clavicula : simetris, tidak ada benjilan, tidak ada lesi
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : Normal chest
b. Pernapasan
- Frekwensi : 20x/menit
c. Irama : regular
d. Tanda-tanda kesulitan bernapas : tidak ada tanda – tanda sulit bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) :vocal Fremitus antara kanan dan kiri sama
b. Perkusi : resonansi normal
c. Auskultasi :
- Suara napas :vesikuler
- Suara ucapan : Normal
- Suara tambahan :tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : normal , palpasi (-)
- Ictus cordis : normal, pada ICS v linieamedclavicula kiri
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : ...........................................................................................................
1. Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
2. Kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextra
3. Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
4. Kiri bawah : ICS IV medio clavicularis sinistra
b. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I :
S1 : Penutupan katup mitrl dan trikuspidal : LUB
- Bunyi Jantung II :
S2 : Penutupan katup aorta dan pulmonal : DUB
- Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan

- Bising/Murmur : Tidak ada bising / mur-mur


- Frekwensi Denyut jantung : 80x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal, simetris dan rata
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan dan massa
- Bayangan Pembuluh Darah abdomen : Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : Normal (15x/menit)
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak ada BJA
c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda acites
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik McBurney : Terletak di 1/3 lateral yang menghubungkan SIAS ke
umbilikus
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Tidak ada suara adanya as, cairan,/massa. Suara normal
(Tympani)
- Pemeriksaan ascites : Tidak ada acites
H. Pemeriksaan Kelamin Dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut Pubis : Tidak terkaji
b. Meatus Urethra : Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak terkaji
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Tidak terkaji
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak terkaji
c. Perineum : Tidak terkaji

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)


a. Kesimetrisan otot : Simetris
b. Pemeriksaan Oedem : Tidak terdapat oedem

c. Kekuatan otot : 5 5
4 4

d. Kelainan-kelainan pada ektremitas dan kuku : tidak ada


J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat Kesadaran (secara Kwantiatif)/ GCS : Kesadaran composmentis , GCS : E=4 V=5
M=6
b. Tanda-tanda rangsangan otak : Tidak terkaji
c. Syaraf otak (nervus cranialis) : Tidak terkaji
d. Fungsi Motorik : Pasien tidak mampu bergerak banyak banyak, pasien mampu miring kanan
kiri, duduk dan berdiri sebentar
e. Fungsi Sensorik : Pasien mampu merasakan nyeri dan geli, ada reflek terhadap rangsangan
f. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Normal, mampu bergerak cepat apabila diberi pukulan,
rangsangan, dan tekanan

b. Refleks Patologis : Tidak ada gangguan, ada reflek saat di beri rangsangan

K. Pemeriksaan Status Mental :


a. Kondisi emosi/perasaan : Selama sakit pasien mampu mengontrol emosi dengan baik,
perasaan pasien masih labil (marah, sedih, dan cemas)
b. Orientasi : Orientasi baik
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhiungan) : Pasien mampu berfikir rasional,
ingatan kuat, mengambil keputusan dengan bijaksana dan dapat berhitung dengan baik
d. Motivasi (kemauan) : Pasien mempunyai motivasi dan kemauan untuk sembuh dan pulang
kerumahnya
e. Persepsi : Pasien mempunyai persepsi yang baik dan positif terhadap dirinya sendiri
f. Bahasa : Bahasa yang di gunakan adalah Bahasa Jawa dan Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosa Medis : Osteomalasia


B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboraturium :
1) Kimia Darah Ureum :
Creatinin : 0,5 mg/dl ( N : 0,7 - 1,5 mg / dl )
2) Analisa elektrolit Natrium :
a) Kalium : 3 mml/1 ( N : 3,5 - 5,0 mml / l )
b) Calsium : 7 mg/dl ( N : 7,6 - 11,0 mg / dl )
c) Phospor : 2,2 mg/dl ( N : 2,5 - 7,07 mg / dl )
d) Fosfat anorganik : rendah
e) Fosfatase alkali : tinggi
2. Rontgen : Pemeriksaan Sinar X : terlihat demineralisasi secara umum.
3. Biopsi tulang : menunjukan peningkatan osteoid.
4. ECG : Tidak terkaji
5. USG : Tidak terkaji
6. Lain-lain : Tidak terkaji
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

 Terapi Medis :
- Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
- injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
- Omeprazole (via IV) 3x40 mg
- vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu
- 1,25-dihydroxy vitamin D

Perawat

........................................................
NIM :

ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun

NO.REGISTER : 303xxx
DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA KODE MASALAH
Ds: kekurangan vitamin D D.0077 Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri
pada pinggang seperti
tertekan benda berat. kalsium ekstra sel

2. Pasien mengatakan nyeri


saat bergerak/aktifitas dan
transport kalsium ke
berkurang saat istirahat.
tulang terganggu
P : Terasa nyeri saat berjalan
dan nyeri berkurang jika
istirahat
perlunakan kerangka
Q : Seperti tertekan benda berat
tubuh
R : Pada Pinggang
timbul respon nyeri
T : Pada saat beraktivitas

DO : Skala nyeri =8, Wajah


nyeri punggung
pasien nampak grimace,k/u lemah

Nyeri Akut
Ds : Pembentukan vitamin D D.0054 Gangguan
1. Pasien mengatakan mudah terganggu mobilitas fisik
lelah
2. Pasien mengatakan tidak Penyerapan kalsium usus
sekuat sebelumnya menurun

Do:
Transport kalsium ke
3. Pasien berjalan seperti bebek tulang terganggu
atau pincang
4. Pasien tidak bersemangat
Perlunakan kerangka
5. Gerakan pasien terbatas
tubuh
6. kekuatan otot : 5 5 4 4
7. Terlihat kelainan Tulang
belakang (bungkuk) Tulang melengkung

8. TTV :
Kesadaran : Resiko fraktur meningkat
composmentis
GCS:4,5,6
Gangguan mobilitas
Suhu tubuh : 36,8°C
fisik
Nadi :110x/ menit
Tekanan Darah : 160/100
mmHgRespirasi: 20x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun

NO.REGISTER : 303XXX

No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Kode Tgl Teratasi TTD


1 29 September 2020 Nyeri akut berhubungan D.0077 1 Oktober 2020
kompresi saraf spinal

2 29 September 2020 D.0054 1 Oktober 2020


Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan
Kerusakan integritas struktur
tulang.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun
No TGL Dx Keperawatan SLKI SIKI TTD
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
1. 29-09-20 Nyeri akut L.08066 Luaran Utama I.08238 Intervensi Utama
berhubungan Manajemen Nyeri
Tingkat nyeri, dengan
dengan kompresi
Observasi :
saraf spinal kriteria Hasil :
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
 Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri
 Tidak ada meringis  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Tidak ada kesulitan tidur
 Identifikasi faktor yang memperberat
 Tidak ada rasa gelisah dan memperingan nyeri
 Ketegangan otot menurun  Identifikasi engaruh budaya terhadap
respon nyeri
 Tidak ada mual
 Monitor efek samping analgetik
 Tidak ada muntah  Monitor keberhasilan terapi
 Pola nafas membaik komplementer yang sudah diberikan
 Tekanan darah membaik
 Nafsu makan membaik Terapeutik :
 Pola tidur membaik  Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik, terapi
Luaran Tambahan pijat, aromaterapi, dll)
 Kontrol lingkungan yang memperberat
Kontrol Nyeri, dengan kriteria hasil : rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Melaporkan nyeri terkontrol yang  Pertimbangkan jenis dan sumber rasa
semula rendah menjadi nyeri
L.08063
meningkat
 Kemampuan mengenali penyebab Edukasi :
nyeri yang semula menurun  Jelaskan penyebab, periode, dan
menjadi meningkat pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Kemampuan menggunakan teknik
 Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
nonfarmakologis menjadi  Anjurkan menggunakan analgetik
meningkat secara tepat
CATATAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun

NO.REGISTER : 303XXX

No.Dx Tgl/Jam Tindakan TTD


Kep
1 29-09- 1. Mengidentifikasi lokasi karakteristik, durasi, kualitas, intesitas
20 nyeri.
10.00
P : Terasa nyeri saat berjalan dan nyeri berkurang jika istirahat
Q : Seperti tertekan benda berat
R : Pada Pinggang
S : Skala nyeri 8
T : Pada saat beraktivitas
2. Berikan teknik non farmokologis untuk mengurangi rasa nyeri :
Berikan teknik nafas dalam

3. Kolaborasi pemberian analgetik pengurang nyeri


- Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
- Injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
- Omeprazole (via IV) 3x40 mg
4. Mengkaji TTV :
Kesadaran : composmentis GCS:4,5,6
TD : 160/100 mmHg.

N:100x/menit.

RR:20x/menit

S : 36,8ºC
2 11.00 1. Memonitor komplikasi tirah baring : Pasien kehilang massa otot

2. Memonitor kondisi kulit : adanya deformitas


3. Dekatkan posisi meja tempat tidur

4.Identifikas tingkat kebugaran otot dengan menggunakan


lapangan latihan atau laboratorium tes (mis : angkat maksimun,
jumlah daftar perunit waktu)

12.00 1.Mengajarkan terknik latihan gerak aktif dan pasif secara


sistematis.
2. Tetapkan jadwal tindak lanjut untuk mempertahankan motivasi ,
memfasilitasi pemecahan Kolaborasi dengn tim kesehatan lain
(mis : terapis aktivitas, ahli fisiologi olahraga, terapis
okupasi,terapis rekreasi, terapis fisik) dalam perencanaan,
pengajaran, dan memonitor program latihan otot
1 30-09- 1. Mengidentifikasi lokasi karakteristik, durasi, kualitas, intesitas
20 nyeri.
07.00 P : Terasa nyeri saat berjalan dan nyeri berkurang jika istirahat
Q : Seperti tertekan benda berat
R : Pada Pinggang
S : Skala nyeri 4
T : hilang timbul

2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperinganan


nyeri

3. Kolaborasi pemberian analgetik pengurang nyeri


- Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
- Injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
- Omeprazole (via IV) 3x40 mg
4. Mengkaji TTV :
Kesadaran : composmentis GCS:4,5,6
TD : 120/90 mmHg.

N:100x/menit.

RR:20x/menit

S : 36,5ºC
2 09.00 1.Fasilitasi mengubah program atau mengembangkan strategi lain
untuk mencegah nya bosan dan putus latihan
2. Posisikan tempat tidur dekat dengan nurse station
3. Posisikan senyaman mungkin
4. Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan
lapangan latihan atau laboratorium tes (mis : angkat maksimun,
jumlah daftar perunit waktu)

1 01-10- 1. Mengidentifikasi lokasi karakteristik, durasi, kualitas, intesitas


20 nyeri.
07.00 P : Terasa nyeri saat berjalan dan nyeri berkurang jika istirahat
Q : Seperti tertekan benda berat
R : Pada Pinggang
S : Skala nyeri 2
T : nyeri hilang timbul
2. Mengkaji TTV :
Kesadaran : composmentis GCS:4,5,6
TD : 120/80 mmHg.

N:110x/menit.

RR:20x/menit

S : 36,1ºC
3. Kolaborasi pemberian analgetik pengurang nyeri :
1. Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
2. Injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
3. Omeprazole (via IV) 3x40 mg
2 08.00 1.Pertahankan kebersihan pasien

2.Posisikan senyaman mungkin

3.Pertahankan sprei tetap kering, bersih dan tidak kusut

4.Identifikas tingkat kebugaran otot dengan menggunakan


lapangan latihan atau laboratorium tes (mis : angkat maksimun,
jumlah daftar perunit waktu)
EVALUASI
NAMA PASIEN : Tn. L
UMUR : 48 tahun

NO.REGISTER : 303XXX

No.dx Tanggal Tanggal Tanggal


Kep 29-09-2020 30-09-2020 01-10-2020
1 S: Pasien mengeluh nyeri S : Pasien mengeluh nyeri S : Pasien mengeluh nyeri
pada pinggang seperti pada pinggang sedikit sudah berkurang
tertekan benda berat. berkurang
Pasien mengeluh nyeri saat
Pasien mengeluh nyeri saat
Pasien mengeluh nyeri saat beraktifitas sudah berkurang
bergerak/aktifitas dan
beraktifitas sedikit berkurang
berkurang saat istirahat.

P : Terasa nyeri saat berjalan P : Terasa nyeri saat berjalan P : Terasa nyeri saat berjalan
dan nyeri berkurang jika dan nyeri berkurang jika dan nyeri berkurang jika
istirahat istirahat istirahat
Q : Seperti tertekan benda Q : Seperti tertekan benda Q : Seperti tertekan benda
berat berat berat
R : Pada Pinggang R : Pada Pinggang R : Pada Pinggang
T : Pada saat beraktivitas T : Pada saat beraktivitas T : Pada saat beraktivitas
hilang timbul hilang timbul

O : Skala nyeri =8, O : Skala nyeri =4, Wajah O : Skala nyeri =2,
pasien tidak nampak grimace
Wajah pasien nampak
grimace,k/u lemah

A: Masalah Teratasi

A: Masalah Belum Teratasi A: Masalah Teratasi sebagian sebagian

P : Lanjutkan Inervensi P : Lanjutkan Inervensi P : Hentikan intervensi

2. S : pasien mengeluh mudah S : Pasien mengeluh mudah S : Pasien mengeluh mudah


Lelah dan tidak kuat dari Lelah sedikit berkurang dan Lelah berkurang dan merasa
sebelumnya sedikit kuat dari sebelumnya lebih kuat dari sebelumnya
O: O: O:

1. TTV : 1. TTV : 1. TTV :


Kesadaran : Kesadaran : Kesadaran :
composmentis composmentis composmentis
GCS:4,5,6 GCS:4,5,6 GCS:4,5,6

TD : 160/100 mmHg. TD : 120/90 mmHg. TD : 100/80 mmHg.

N:100x/menit. N:100x/menit. N:110x/menit.


RR:20x/menit
RR:20x/menit RR:20x/menit
S : 36,8ºC
S : 36,5ºC S : 36,1ºC

A : Masalah Belum teratasi


A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi P : Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai