Oleh :
Nim : 1801109
DINAS KESEHATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik oleh kurangnya mineral
dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa,
osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang
menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
(Smeltzer. 2001: 2339)
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar pada penyakti ini
adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai meningkatnya osteoid yang tidak mengalami
mineralisasi. (Robins, 2007)
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau
tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan
pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak
lagi dijumpai lempeng epifisis.
2. Etiologi Osteomalacia
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan
vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme
mineral, antara lain :
1. Adanya malnutrisi
Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek, terutama
akibat kemiskinan, makanan kurang matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga
merupakan salah satu faktor. Paling sering terjadi dimana vitamin D tidak ditambahkan dalam
makanan juga kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
3. Patofisiologi Osteomalacia
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan
metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk osteomalasia adalah kesalahan diet,
malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi anticonvilsan jangka lama (phenyton, phenorbar bital) dan
insufisiensi vitamin D (diet sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering di
golongkan dalam hal kekurangan kalsium) terutama terjadi gangguan fungsi tetapi faktor dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan
frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan
diet serta kekurangan sinar matahari.
Secara umum terdapat sepuluh tanda klinis utama dari osteomalsia yaitu sebagai berikut:
1. Lemahnya tulang.
2. Nyeri tulang.
6. Kelemahan otot.
7. Hipokalsemia.
9. Pendataran pelvis.
1. Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat
kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.
Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha.
2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),
vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks
(kifosis).
5. Kelemahan otot.
7. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot).
Demineralisasi tulang
osteomalasia
1. Pemeriksaan Diagnostik
Foto Rontgen, pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada
radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama pada tangan,
tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan peningkatan
moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine rendah serta biopsi tulang yang
menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
7. Penatalaksanaan Osteomalacia
1. Penatalaksanaan Medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per
minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau
200.000 IU setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi
1,25-dihydroxy vitamin D.
a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur
kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi
suplemen kalsium sangatlah disarankan.
8. Komplikasi Osteomalacia
Pada anak-anak jika penyakit ini tidak segera diobati maka pertumbuhannya akan terhalang,
anak jadi lambat untuk duduk, merangkak dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan
membengkokan lutut, tulang serta persendian lainya sehingga menyebabkan kaki O (genu varum),
dada busung (pigeon chest) dan lutut bengkok ke dalam (genu valgum). Pada orang dewasa
kelemahan tulang menimbulkan resiko fraktur. Os vertebrata yang melunak akan tertekan menjadi
pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya atau cebol. Trunkus yang memendek, sehingga
mengubah bentuk toraks disebut kifosis dimana terlihat bungkuk dan skoliosis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama pada
usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan (Biasanya terjadi pada malam hari)
2. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2) GCS
3) TTV
b) Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
a) Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
b) Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
c) Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak, biasanya
terdapat tofi pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
a) Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
b) Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
c) Auskultasi : Apakah suara jantung normal / ada suara tambahan
4) Sistem penceranaan
a) Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomen
b) Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
c) Perkusi : Apakah kembung / tidak
d) Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa serta
juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c) Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat
osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil
(punch out).
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan : kompresi saraf spinal
Dengan gejala dan tanda mayor :
Objektif : tampak meringis, bersikap protektif , gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
Subjektif :-
Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, proses berfikir terganggu, nafsu makan
berubah, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis.
Subjektif : nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak
4. PERENCANAAN
1. Nyeri Akut (D.0077)
SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.08066 Tingkat nyeri, dengan kriteria I.08238 Manajemen Nyeri
Hasil :
Observasi :
Keluhan nyeri menurun
Tidak ada meringis Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tidak ada kesulitan tidur kualitas, intensitas nyeri
Tidak ada gelisah Identifikasi skala nyeri
Ketegangan otot menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
Tidak ada mual Identifikasi faktor yang memperberat dan
Tidak ada muntah memperingan nyeri
Pola nafas meembaik Identifikasi engaruh budaya terhadap respon
Teanan darah membaik nyeri
Proses berpikir membaik Monitor efek samping analgetik
Nafsu makan membaik Monitor keberhasilan terapi komplementer
Pola tidur membaik yang sudah diberikan
Terpeutik :
Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target efektivitas analgesik untuk
mengoptimlkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi :
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
L.05042
Kolaborasi :
I.08243
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.05042 Mobilitas fisik, dengan kriteria I.05173 Dukungan mobilisasi
hasil :
Observasi :
Pergerakan ekstremitas
meningkat Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Kekuatan otot meningkat lain
Rentang gerak yang semula Monitor kondisi umum selama melakukan
turun menjadi meningkat mobilisasi\
Nyeri dari ada menjadi tidak
ada Terapeutik :
Kaku sendi dari ada menjadi
tidak ada Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
Keterbatasan gerak menurun bantu
Kelemahan fisik menurun Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Luaran Tambahan
Edukasi :
Koordinasi pergerkaan, dengan
kriteria hasil : Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan mobilisasi dini
Kekuatan otot meningkat
Kontrol gerakan meningkat
Keseimbangan gerakan Intervensi Pendukung
meningkat
Manajemen nutrisi
Meningkatkan gerakan
dengan kecepatan yang Observasi :
diinginkan
Identifikasi status nutrisi
Meningkatkan gerakan ke Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
arah yang diinginkan nutrien
Meningkatkan gerakan Monitor asupan makanan
dengan waktu yang Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
diingignkan
L.05041 Tidak ada kram otot
Tidak ada tegangan otot Terapeutik :
Kecepatan gerakan membaik I.03119
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Bentuk otot membaik Berikan makanan rendah lemak dan rendah
protein
Keseimbangan, dengan kriteria
hasil : Edukasi :
Kemampuan bangkit dari Ajarkan diet yang diprogramkan
posisi duduk meningkat
Keseimbangan saat berjalan
meningkat Kolaborasi :
Keseimbangan saat berdiri
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meningkat
menentukan jumlah kalori dan nutrien
Tidak ada pusing
yang dibutuhkan, jika perlu
Tidak ada perasaan
bergoncang
Intensitas tersandung Perawatan sirkulasi
menurun
Postur membaik Observasi :
Periksa sirkulasi perifer
Pergerakan sendi, dengan Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
kriteria hasil :
Pergerakan sendi pada Terapeutik :
pergelangan tangan Hindari pemasangan infus atau
membaik pengambilan darah di area keterbatasan
Pergerakan sendi pada perfusi
pergelanagn kaki membaik Lakukan perawatan kaki dan kuku
Pergerakan sendi pada siku
membaik
Pergerakan sendi pada lutut Edukasi :
membaik
Pergerakan sendi pada bahu Anjurkan menggunakan obat penurunan
membaik tekanan darah, antikoalgulan, dan
Pergerakan sendi pada jari- penurunan kolestrol, jika perlu
jari membaik Ajarkan program iet untuk mmperbaiki
L.05039 sirkulasi
Anjurkn berolahraga teratur
Terapeutik :
Lakukan pengendalian nyeri sebelum
melakukan latihan
Berikan posisi tubuh optimal untuk gerakan
sendi pasif atau aktif
L.05044
I.0185
SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
L.14136 Tingkat Cedera, dengan I.14537 Pencegahan cedera
kriteria hasil :
Observasi :
Toleransi aktivitas
Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
meningkat menyebabkan cedera
Nafsu makan meningkat Identifikasi obat yang berpotensi
Toleransi makanan menyebabkan cedera
meningkat Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stokin
Ketegangan otot menurun elastis pada ekstremitas bawah
Ekpresi wajah kesakitan
menurun Terapeutik :
Gangguan mobilitas
Gunakan alas lantai jika beresiko mengalami
menurun
cedera serius
Gangguan kognitif Diskusikan mengenai Latihan dan terapi fisik
menurun yang diperlukan
Tekanan darah membaik Tingkatkan frekuensi obeservasi dan
Frekuensi nadi membaik pengawasan pasien sesuai kebutuhan
Edukasi :
Luaran Tambahan
Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh
Koordinasi pergerkaan, dengan pada pasien dan keluarga
kriteria hasil :
Kekuatan otot meningkat
Kontrol gerakan meningkat Intervensi Pendukung
Keseimbangan gerakan
meningkat Identifikasi Resiko
L.05041 Meningkatkan gerakan Observasi :
dengan kecepatan yang
diinginkan 1.14545 Identifikasi biologis, lingkungan, dan
Meningkatkan gerakan ke perilaku
arah yang diinginkan Identifikasi resiko baru sesuai perencanaan
Meningkatkan gerakan yang telah ditetapkan
dengan waktu yang Terapeutik :
diingignkan
Tidak ada kram otot Tentukan metode pengelolaan resiko yang
Tidak ada tegangan otot baik dan ekonomis
Kecepatan gerakan Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
membaik buat perencanaan Tindakan yang memiliki
Bentuk otot membaik timeline dan penanggungjawab yang jelas
dokumentasikan temuan resiko secara akurat
L.05044
1. EVALUASI
S : px mengatakan keluhan berkurang/tidak ada
O : pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang menunjukkan rentang normal
A : masalah teratasi sebagian/ masalah teratasi
P : intervensi dilnjutkan/dihentikan
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Ny. L
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 48 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Gg.5 No.14 PAsuruan
AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : SMRS pagi(-) siang (13.00) malam (20.00)
SMR pagi(-) siang (12.00) malam (20.00)
POLA ELIMINASI
1. BAB : SMRS ± 1x/ hari berwarna hijau
MRS ± 1x/ hari berwana kuning gelap
2. BAK : SMRS ± 4-5x/ hari berwarna kuning terang
MRS ± 5-6x/ hari berwana kuning terang
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada masalah dalam BAB dan BAK
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada upaya mengatasi masalah
B. POLA MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah dan jenis makanan :
SMRS : Makan 3 kali sehari, satu piring habis
MRS : Makan 2 kali sehari, satu piring habis
2. Waktu pemberian makan :
SMRS : pagi (07.00) siang (12.00) malam (19.00)
MRS : pagi (06.00) siang (12.00) malam (16.00)
3. Jumlah dan jenis cairan :
SMRS : Lebih dari 3 kali sehari segelas penuh
MRS : Hanya 2-3 tegukkan sekali minum
4. Waktu pemberian cairan :
SMRS : saat haus dan setelah makan
MRS : saat haus dan setelah makan
5. Pantangan : Tidak ada
6. Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada masalah mengunyah
b. Kesulitan menelan : tidak ada masalah menelan
c. Mual dan muntah : tidak ada mual muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : dapat makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah : tidak ada upaya mengatasi masalah
C. Rekreasi
Hobby : memasak
Penggunaan waktu senggang : -
D. Dampak di rawat di RS : pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : suami dan anak pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah :
SMRS : beribadah tepat waktu
MRS : tidak dapat beribadah, dikarenakan kondisinya saat ini
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : pasien mengatakan dirinya dapat sembuh, karena cobaan dari
Allah dan berharap agar anaknya cepat sembuh dan lekas membaik.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien mengatakan dirinya dapat sembuh dan bisa pulang
dan menjaga kesehatannya dengan baik.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : lemah, GCS 456 , skala nyeri 8, compos metris
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,8°C Nadi :110x/ menit
Tekanan Darah : 160/100 mmHg Respirasi : 20x/menit
Tinggi badan : 165 cm Berat badan : 55kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala : tidak ada lesi,tidak ada ketombe, sedikit bersih.
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :mata lengkap dan simetris .
b. Kelopak mata (palpebra) : tidak ada lesi,tidak ada odem,tidak ada benjolan
c. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris :Gerakan bola normal
f. Ketajaman penglihatan/Visus : tidak dikaji
g. Tekanan Bola Mata : tidak dikaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tidak ada pembengkakan tulang
septum nasi
b. Lubang hidung : bersih, tidak ada pendarahan
c. Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung saat inspirasi dan eksresi, tidak ada
perdarahan
4. Telinga
a. Bentuk telinga :simetris, normal
Ukuran telinga : sedang, normal
Ketegangan telinga : tidak tegang, lentur
b. Lubang telinga :tidak ada serumen, perdarahan, benda asing..
c. Ketajaman pendengaran :pasien dapat mendengar suara dengan jelas
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab, tidak sianosis
b. Keadaan gusi dan gigi : gigi bersih, gusi bersih
c. Keadaan lidah : kemerahan, bersih
d. Orofaring : -
6. Leher
a. Posisi trachea : simetris, tidak ada bengkak
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : tidak bising
d. Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran limfe
e. Vena Jugularis : tidak ada distensi
f. Denyut Nadi Carotis : 110x /menit , teraba tidak ada benjolan
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna :sawo matang
d. Tekstur : lunak, tidak kenyal
e. Kelembaban : terlihat sedikit kering
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan kulit
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola : areola hitam
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada kelainan
d. Axilla dan Clavicula : simetris, tidak ada benjilan, tidak ada lesi
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : Normal chest
b. Pernapasan
- Frekwensi : 20x/menit
c. Irama : regular
d. Tanda-tanda kesulitan bernapas : tidak ada tanda – tanda sulit bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) :vocal Fremitus antara kanan dan kiri sama
b. Perkusi : resonansi normal
c. Auskultasi :
- Suara napas :vesikuler
- Suara ucapan : Normal
- Suara tambahan :tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : normal , palpasi (-)
- Ictus cordis : normal, pada ICS v linieamedclavicula kiri
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : ...........................................................................................................
1. Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
2. Kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextra
3. Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
4. Kiri bawah : ICS IV medio clavicularis sinistra
b. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I :
S1 : Penutupan katup mitrl dan trikuspidal : LUB
- Bunyi Jantung II :
S2 : Penutupan katup aorta dan pulmonal : DUB
- Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal, simetris dan rata
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan dan massa
- Bayangan Pembuluh Darah abdomen : Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : Normal (15x/menit)
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak ada BJA
c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda acites
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik McBurney : Terletak di 1/3 lateral yang menghubungkan SIAS ke
umbilikus
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Tidak ada suara adanya as, cairan,/massa. Suara normal
(Tympani)
- Pemeriksaan ascites : Tidak ada acites
H. Pemeriksaan Kelamin Dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut Pubis : Tidak terkaji
b. Meatus Urethra : Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak terkaji
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Tidak terkaji
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak terkaji
c. Perineum : Tidak terkaji
c. Kekuatan otot : 5 5
4 4
b. Refleks Patologis : Tidak ada gangguan, ada reflek saat di beri rangsangan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi Medis :
- Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
- injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
- Omeprazole (via IV) 3x40 mg
- vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu
- 1,25-dihydroxy vitamin D
Perawat
........................................................
NIM :
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun
NO.REGISTER : 303xxx
DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA KODE MASALAH
Ds: kekurangan vitamin D D.0077 Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri
pada pinggang seperti
tertekan benda berat. kalsium ekstra sel
Nyeri Akut
Ds : Pembentukan vitamin D D.0054 Gangguan
1. Pasien mengatakan mudah terganggu mobilitas fisik
lelah
2. Pasien mengatakan tidak Penyerapan kalsium usus
sekuat sebelumnya menurun
Do:
Transport kalsium ke
3. Pasien berjalan seperti bebek tulang terganggu
atau pincang
4. Pasien tidak bersemangat
Perlunakan kerangka
5. Gerakan pasien terbatas
tubuh
6. kekuatan otot : 5 5 4 4
7. Terlihat kelainan Tulang
belakang (bungkuk) Tulang melengkung
8. TTV :
Kesadaran : Resiko fraktur meningkat
composmentis
GCS:4,5,6
Gangguan mobilitas
Suhu tubuh : 36,8°C
fisik
Nadi :110x/ menit
Tekanan Darah : 160/100
mmHgRespirasi: 20x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny. L
UMUR : 48 tahun
NO.REGISTER : 303XXX
NO.REGISTER : 303XXX
N:100x/menit.
RR:20x/menit
S : 36,8ºC
2 11.00 1. Memonitor komplikasi tirah baring : Pasien kehilang massa otot
N:100x/menit.
RR:20x/menit
S : 36,5ºC
2 09.00 1.Fasilitasi mengubah program atau mengembangkan strategi lain
untuk mencegah nya bosan dan putus latihan
2. Posisikan tempat tidur dekat dengan nurse station
3. Posisikan senyaman mungkin
4. Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan menggunakan
lapangan latihan atau laboratorium tes (mis : angkat maksimun,
jumlah daftar perunit waktu)
N:110x/menit.
RR:20x/menit
S : 36,1ºC
3. Kolaborasi pemberian analgetik pengurang nyeri :
1. Injeksi Ketorolac (via IV) 3x250 mg
2. Injeksi Ceftriaxone (via IV)3x250mg
3. Omeprazole (via IV) 3x40 mg
2 08.00 1.Pertahankan kebersihan pasien
NO.REGISTER : 303XXX
P : Terasa nyeri saat berjalan P : Terasa nyeri saat berjalan P : Terasa nyeri saat berjalan
dan nyeri berkurang jika dan nyeri berkurang jika dan nyeri berkurang jika
istirahat istirahat istirahat
Q : Seperti tertekan benda Q : Seperti tertekan benda Q : Seperti tertekan benda
berat berat berat
R : Pada Pinggang R : Pada Pinggang R : Pada Pinggang
T : Pada saat beraktivitas T : Pada saat beraktivitas T : Pada saat beraktivitas
hilang timbul hilang timbul
O : Skala nyeri =8, O : Skala nyeri =4, Wajah O : Skala nyeri =2,
pasien tidak nampak grimace
Wajah pasien nampak
grimace,k/u lemah
A: Masalah Teratasi