(OREM)
Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
1. Mengenal siapa Dorothea Orem.
2. Mengenal konsep – konsep kaperawatan Dorothea Orem.
3. Mengetahui model konsep keperawatan dari Dorothea Orem.
4. Mengetahui teori- teori keperawatan dari Dorothea Orem.
5. Mengetahui Teori System Keperawatan Orem.
6. Mengetahui Tujuan Keperawatan Model Orem.
7. Mempelajari dan mengaplikasi dari Model Keperawatan Orem.
BAB II
PEMBAHASAN
Di universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai ASisten Profesor (1959- 1964),
Associate professor (1964- 1970) dan Dekan fakultas Keperawatan (1965-1966). Sebagai
konsultan kurikulum, orem bekerja dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di
universitas- universitas dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George
Brown College Seni Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi, Georgetown
University, menjelma Word College, El Paso Komunitas College, Medical College of
Virginia dan Washington Lembaga Teknis. Dia juga menjabat sebagai konsultan kurikulum
untuk Dinas pendidikan. Pada tahun 1971 diterbitkan orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja
dimana dia menguraikan teori keperawatan, deficit perawatan Diri teori ilmu keperawatan.
Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikannya orem sebagai seorang ahli teori
terkemukan praktek keperawatan dan pendidikan. Dia juga menjabat sebagai ketua dari
Konferensi pembangunan keperawatan Group, dan pada tahun 1973 di edit kerja kelompok
dalam buku konsep formalisasi di keperawatan. Dia menulis surat- surat lainnya dan selama
1970-an dan 1980-an berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya diseluruh dunia.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:Tahun 1958- 1959 sebagai
konsultan di departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi
pada proyek pelatihan keperawatan.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
a. Aspek interpersonal :
hubungan didalam kelurga
b. Aspek sosial :
hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek prosedural :
melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan
yang terjadi
e. Aspek tehnis :
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
4. Aplikasi model keperawatan orem
Aplikasi model keperawatan orem dapat dilihat contoh kasus berikut :
A. KASUS :
Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6
bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan
suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik.
Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan /
minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast
food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam
sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal
karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.
B. Hasil pemeriksaan:
1) Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu :
0
98.4 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl.
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan
datang.
3. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care.
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi
dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi.
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang
akan datang.
E. Analisa kasus
a. Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah
kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam,
banyak mengkonsumsi lemak.
b. Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan,
berkeja 12 jam / hari.
c. Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan
interaksi sosial.
d. Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena
serangan jantung pada usia 50 tahun.
e. Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi
kardiovaskuler.
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya
motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan
tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan.
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung
atau stoke.
F. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau
stroke.
2. Rencana keperawatan :
Tujuan : Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.
Design Nursing System : Support – Education (Pendidikan Kesehatan)
Metode Bantuan : Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan
ketentuan pengembangan lingkungan.
3. Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
4. Evaluasi
A.Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan
dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan
secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai
dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan
model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap
yang therapeutik.
B.Saran
Dengan mengetahui model- model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa
mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi
tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu
berubah.