Anda di halaman 1dari 17

MODEL PERAWATAN DIRI

(OREM)

Dosen pembimbing:

Ns. Ressa Andriyani, M.Kep., Sp. Kep.Kom

Disusun oleh:

Septiani Sekar Budiarti


Siti Aisyah
Siti Melisa
Siti Selyna
Suryadin Saputra
Warda
Yuliana Nur Hasanah

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN RS HUSADA

Jl. Raya Mangga Besar No. 137-139, Jakarta Pusat

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh


dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir
logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak
bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi
klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan.
Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik,
memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang
mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih
model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan
aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang
melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps
of Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua
tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan
pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
1. Teori self care
2. Teori self care deficit, dan
3. Teori nursing system
B. Rumusan masalah
1. Siapa Dorothea Elizabeth Orem?
2. Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem?
3. Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
4. Apa saja teori Keperawatan Orem?
5. Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?
6. Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
7. Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

C. Tujuan
1. Mengenal siapa Dorothea Orem.
2. Mengenal konsep – konsep kaperawatan Dorothea Orem.
3. Mengetahui model konsep keperawatan dari Dorothea Orem.
4. Mengetahui teori- teori keperawatan dari Dorothea Orem.
5. Mengetahui Teori System Keperawatan Orem.
6. Mengetahui Tujuan Keperawatan Model Orem.
7. Mempelajari dan mengaplikasi dari Model Keperawatan Orem.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea Elizabeth Orem.

Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka. Di


Amerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliu wafat pada
tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan
Diploma (1903), kemudian melanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di
Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi
di Catholic University of America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE. ia
memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master keperawatan pada tahun
1945.

Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia


mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualitas keperawatan. Ia
pertama kali mempublikasikan ide- idenya dalam “keperawatan : Konsep praktik” pada tahun
1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Tahun paling awal
dalam keperawatan Dorothea Orem dihabiskan dalam praktek di Providence Hospital,
Washington, DC (1934- 1936) dan St John’s hospital, Lowell Massachusetts (1936-1937).
Setelah menerima gelar tinggi, Orem berfokus terutama pada pengajaran, penelitian dan
administrasi. Dia menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Providence sekolah keperawatan di
Detroit, Michigan 1945-1948, dimana ia juga mengajar ilmu biologi dan keperawatan (1939-
1941).

Di universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai ASisten Profesor (1959- 1964),
Associate professor (1964- 1970) dan Dekan fakultas Keperawatan (1965-1966). Sebagai
konsultan kurikulum, orem bekerja dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di
universitas- universitas dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George
Brown College Seni Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi, Georgetown
University, menjelma Word College, El Paso Komunitas College, Medical College of
Virginia dan Washington Lembaga Teknis. Dia juga menjabat sebagai konsultan kurikulum
untuk Dinas pendidikan. Pada tahun 1971 diterbitkan orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja
dimana dia menguraikan teori keperawatan, deficit perawatan Diri teori ilmu keperawatan.
Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikannya orem sebagai seorang ahli teori
terkemukan praktek keperawatan dan pendidikan. Dia juga menjabat sebagai ketua dari
Konferensi pembangunan keperawatan Group, dan pada tahun 1973 di edit kerja kelompok
dalam buku konsep formalisasi di keperawatan. Dia menulis surat- surat lainnya dan selama
1970-an dan 1980-an berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya diseluruh dunia.

International Orem Society didirikan untuk mendorong penelitian dan pengembangan


lebih lanjut dari teori orem tentang menyusui. Selama hidupnya, Dorothea orem menerima
penghargaan untuk kontribusi ke bidang keperawatan, termasuk gelar kehormatan dari
Universitas Georgetown menjelma Word college, Illnois Wesleyan University, dan
University of Missouri- Columbia. Dia dilantik menjadi American Academy of Nursing, dan
menerima penghargaan dari Liga Nasional untuk perawatan dan Sigma Theta Tau Perawatan
Honor Society.

Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:Tahun 1958- 1959 sebagai
konsultan di departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi
pada proyek pelatihan keperawatan.

1. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.


2. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk model teori
keperawatan komunitas.
3. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan.
4. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
5. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik Amerika
tentang teori keperawatan.
6. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri
dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971)
7. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas
pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
8. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory
self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
B. Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya
sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self
care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak
mampu.
C. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of
Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu ;
1. Self Care
Teori self care meliputi :
a. Self care agency
Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri
yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan
lain- lain. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh
seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri
merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya.
b. Theurapetic Self Care Demand
Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
c. Self Care Requisites
Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan
dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.
2. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
a. Universal Self Care Requisite
Keperluan self care universal ada pada setiap manusia dan berkaitan
dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal self care requisite yang dimaksudkan
adalah :
1. Pemeliharaan kecukupan intake udara
2. Pemeliharaan kecukupan intake air
3. Pemeliharaan kecukupan intake makanan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
b. Developmental self care requisite
Terjadi hubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal, yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c. Health Deviation self care requisite
Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-
kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang
menginginkan perubahan dalam perilaku self care
3. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu
atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila ;
a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa
yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian
masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat
untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau
mendidik pada orang lain.
 Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-
keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan
kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan
diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas
dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari
kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri
a. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untukmenjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly compensatory system (system bantuan secara penuh)
merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan
dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contoh : pemberian bantuan pada pasien koma
2. The Partly compensantory system (system bantuan sebagian)
merupakan system dalam pemberian perawatan dirir sendiri secara sebagian saja dan
ditunjukan kepeda pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Contoh : perawatan pada pasien post operasi abdomen dimana pasien tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan perawatan luka
3. The supportive - Educative system
merupakan system bantuan yang diberiakn pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri.
System ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan pada
pasien yang dilakukan pembelajaran.
Contoh : pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan
informasi pada pengaturan kelahiran.
4. Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. Mengarahkan klien
d. Mensupport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di
diskripsikan sebagai berikut:
1) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien dengan ndividu,
keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari
perawatan.
2) Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
3) Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak
dengan perawat dan asisten.
4) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan
sehari- hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau
pelayanan social dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima.
2. Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien :
individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat :
kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan :
tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan :
pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep
modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
d. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga / komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:
a. Aspek interpersonal :
hubungan didalam kelurga
b. Aspek sosial :
hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek prosedural :
melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan
yang terjadi
e. Aspek tehnis :
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
4. Aplikasi model keperawatan orem
Aplikasi model keperawatan orem dapat dilihat contoh kasus berikut :
A. KASUS :

Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun dan janda sejak 6
bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan
suaminya menikmati aktifitas sosial seperti main bridge  dan koleksi barang-barang antik.
Sejak suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya keinginan /
minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara teratur dan makan makanan fast
food selama jam kerjanya dan bekerja 12 jam / hari serta makan hingga larut malam
sebelum waktu istirahat.Ibu Ny. M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal
karena serangan jantung saat usianya 50 tahun.

B. Hasil pemeriksaan:
1) Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/ mnt, Suhu :

0
98.4 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280 mg/dl.

2) Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg, tetapi


mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak adekuat tentang dasar-dasar
nutrisi dan tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badan, dia
diramalkan kemungkinan menderita serangan jantung.
C. Pengkajian (Assessment)
Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
1.    Status kesehatan perseorangan.
2.    Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3.    Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
4.    Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan status
kesehatan.
5.    Memenuhi syarat personal untuk self care.
6.    Kapasitas individu untuk melakukan self care.
D. Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, keterampilan, motivasi dan
orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah
ini:

1.    Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan
datang.

2.    Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care.

3.    Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care.

4.    Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi
dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi.

5.    Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care dimasa yang
akan datang.

E. Analisa kasus

1.    Personal faktor


Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik, TB.160 Cm,
BB : 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas.

       2.    Kategori kebutuhan universal self care :

a. Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan., konsumsi jumlah
kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl, makan sampai larut malam,
banyak mengkonsumsi lemak.
b. Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta latihan,
berkeja 12 jam / hari.
c. Merokok 1 ½  bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji, penurunan
interaksi sosial.
d. Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah meninggal karena
serangan jantung pada usia 50 tahun.
e. Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan fungsi
kardiovaskuler.

3.    Kategori Developmental Self Care :

a. Tidak punya suami (widowed)

b. Kurangnya aktivitas social


d. Kategori Health Deviation :
Risiko terjadi penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan kegemukan, perokok,
peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan riwayat keluarga.

5.    Masalah medis dan perencanaan :

Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler dan rendahnya
motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran Dokter : Memonitor kolesterol dan
tanda-tanda vital, menurunkan intake kolesterol dan meningkatkan latihan.

6.    Self care deficit :

Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan  risiko untuk serangan jantung
atau stoke.
F. Proses Keperawatan
1.    Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup dan risiko serangan jantung atau
stroke.
2.    Rencana keperawatan :
Tujuan                                :    Menurunkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler.
Design Nursing System :    Support – Education (Pendidikan Kesehatan)
Metode Bantuan           : Memberikan pedoman, support, mengajarkan dan
ketentuan pengembangan lingkungan.
3.    Implementasi
       Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.

 Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan harian tiap 3


hari.
 Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan
pengaruhnya terhadap fungsi kasdiovaskuler
 Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan kolesterol
dalam fast foods.
 Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan rendah
kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
 Menganalisa bersama makanan sehari-hari dan bagaimana
mengkonsumsikannya.
 Menentukan bersama menu makanan.

4. Evaluasi

 Apakah Ny. M mengerti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya


serangan jantung atau stroke?
 Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
 Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
 Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit.
 Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self care
pada Ny. M.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan
dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan
secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai
dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui
potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan
model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap
yang therapeutik.
B.Saran
Dengan mengetahui model- model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa
mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi
tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu
berubah.

Anda mungkin juga menyukai