Dosen Pembimbing
Ns. Yarwin Yari, S.Kep, M.Biomed
Kelompok II
Anggota : Nim:
Desi Setiyawati (181011)
Devi Wulandari (181012)
Disa Natalia (181133)
Eka Ayu Ernawati ( 181014 )
Eka Putri Injani Zai (181053 )
Definisi
• Cedera akselerasi, terjadi ketika objek bergerak menghantam kepala yang tidak
bergerak (contoh, peluru yang ditembakan ke kepala)
• Cedera deselerasi, terjadi ketika kepala bergerak menyentuh objek yang diam
(contoh seperti pada kasus tabrakan mobil ketika kepala menyentuh kaca mobil)
• Cedera akselerasi-deselerasi, terjadi jika dalam kasus kecelakaan lalu lintas atau
kekerasan fisik
• Cedera coup conture coup, terjadi jika kepala terbentur yang menyebabkan otak
bergerak dalam ruang kranial dan dengan kuat mengenai area tulang tengkorak
yang berlawanan serta area kepala yang pertama kali terbentuk. (contoh, pasien
yang dipukul di area belakang)
• Cedera ratasional, terjadi jika pukulan atau benturan yang kuat sehingga
menyebabkan peregangan atau robeknya neuron dalam substansia otak dengan
bagian dalam tengkorak.
Patofisiologi
Proses Patofisiologi cedera otak dibagian menjadi dua yang didasarkan pada
asumsi bahwa kerusakan otak pada awalnya disebabkan pada kerusakan fisik
yang lalu diikuti oleh patologis yang terjadi segera dan sebagian besar bersifat
permanen dari tahap itu Arifin (2002) membagi cedera kepala menjadi dua :
NOTE
Lakukan CT scan pasien dengan CKR,CKS,CKB harus di evaluasi adanya
1. hematoma epidural
2. darah sub arachnoid dan intraventrikel
3. kontusio dan perdarahan jaringan otak
4. edemacerebri
5. pergeseran garis tengah
6. frakturkranium
7. pada pasien koma (skor GCS < 8 ) atau pasien dengan tanda-tanda
herniasi lakukan : elevasi kepala 30, hiperventilasi, berikan monitor 20%
satu gr/kgBB
Kasus :
Tn. M 47 tahun dibawa ke rumah sakit IGD menggunakan mobil pada tanggal
29 september 2020 oleh keluarga klien. Keluarga klien mengatakan , klien
tidak sadarkan diri ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit karena kecelakaan
lalu lintas ditabrak oleh motor di jalan jalur, keluarga mengatakan keadaan
klien muntah-muntah dengan mengeluarkan cairan darah konsistensi cair
pekat. Lalu klien segera dibawa ke Rumah Sakit . Sesampainya di RS klien
dengan penurunan kesadaran GCS 3 (E1M1V1) langsung masuk keruangan
perawatan Prioritas 1 (Triage Merah) dan dilakukan tindakan membersihkan
jalan nafas dan memasang ETT serta alat bantu nafas ventilator pada tanggal
29 September 2020 jam 09.00 WIB.Pada tanggal 29 September pukul 09:30
di lakukan pengkajian kasus keperawatan dan didapatkan hasil klien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 2t (E1VtM1), terpasang monitor,
terpasang monitor EKG, terpasang IVFD Ringerfundin gtt 20x/menit,
terpasang kateter, TD= 100/60 mmHg , RR= 30x/menit, T= 37,50C, HR=
65x/menit SpO2 80% , adanya jejas di daerah mata, pipi, luka di bagian
kepala belakang sebelah kanan berukuran 3cm dan terdapat darah dari mulut.
Adanya jejas di daerah mulut.Keluarga mengatakan Klien dulunya belum
pernah mengalami kecelakaan berat seperti sekarang ini dan juga tidak ada
riwayat penyakit kronis dan akut sebelumnya seperti hipertensi dan DM.
DONE
ANY QUESTIONS?