Disusun Oleh:
POSO NASUTION
21080110110031
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui oleh asisten tugas mata kuliah Drainase Perkotaan (TKL
129-P), dan diterima sebagai syarat ujian mata kuliah ini, pada Program Studi
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
NIM : 21080110110031
Dengan Judul :
Asisten
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan, pada Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
1. Bapak Ir. Syafrudin, CES, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro
2. Bapak Dr. Ing. Sudarno, MSc selaku Dosen pengampu mata kuliah
Drainase Perkotaan yang telah memberikan banyak masukan
Penulis menyadari bahwa tugas ini tidak lepas dari berbagai kekurangan, oleh
karena itu, kritik dan saran akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................I-1
1.4 MANFAAT............................................................................................I-2
2.1 UMUM..................................................................................................II-1
2.7 BIOPORI.............................................................................................II-35
4
3.1 TUJUAN PERENCANAAN...............................................................III-1
4.1 UMUM................................................................................................IV-1
4.2.1 ADMINISTRASI.........................................................................IV-2
4.2.2 KLIMATOLOGI..........................................................................IV-2
4.2.5 TOPOGRAFI................................................................................IV-3
4.3.1. KEPENDUDUKAN.....................................................................IV-4
5
5.1 Umum....................................................................................................V-1
BAB VI PENUTUP............................................................................................VI-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN1
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
7
Tabel 5.1 Data Curah Hujan Tugurejo............................................................ V-
2
Tabel 5.2 Data Curah Hujan Tugurejo ........................................................... V-
4
Tabel 5.3 Perhitungan Luas Poligon Thiessen................................................ V-
5
Tabel 5.4 Perhitungan Rata-Rata Curah Hujan Wilayah................................ V-
6
Tabel 5.5 Analisa Frekuensi Curah Hujan...................................................... V-
7
Tabel 5.6 Perbandingan Syarat Distribusi dan Hasil Perhitungan.................. V-
9
Tabel 5.9 Uji Konsistensi Hujan Wilayah...................................................... V-
14
DAFTAR LAMPIRAN
8
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Limpasan air hujan yang jatuh dan tidak dimanfaatkan lagi , jika tidak
ditangani dengan sistem jaringan air buangan ( dalam hal ini air hujan ) akan
menimbulkan masalah , diantaranya :
POSO NASUTION
21080110110031 I-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031 I-2
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Pada dasarnya ada beberapa macam sistem darainase salah satunya adalah
drainase daerah pemukiman. Pada tugas perencanaan ini adalah mengenai
evaluasi sistem drainase wilayah Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota
Semarang.
Berdasarkan data curah hujan yang berasal dari stasiun, harus dibuat
perhitungan mengenai analisa hidrologi serta intensitas hujan dengan PUH
(Periode Ulang Hujan) yang telah ditetapkan. Dengan diketahui intensitas hujan
pada masing-masing PUH, dimensi saluran drainase yang direncanakan dapat
dihitung.
POSO NASUTION
21080110110031 I-3
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Bab I Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat , dan ruang lingkup tugas serta
sistematika penulisan laporan.
POSO NASUTION
21080110110031 I-4
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Bab VI Penutup
POSO NASUTION
21080110110031 I-5
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031 I-6
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
POSO NASUTION
21080110110031 II-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur, baik alur alam maupun
alur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai yang melewati
kota tersebut atau ke laut di tepi kota tersebut.
POSO NASUTION
21080110110031 II-2
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
3. Menurut Fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain
seperti limbah domestik, industri, dan lain-lain.
4. Menurut Kontruksi
a. Saluran terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun
untuk drainase air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan atau
lingkungan.
POSO NASUTION
21080110110031 II-3
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
sistem drainase. Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur
alam maupun alur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai
yang melewati kota tersebut atau bermuara ke laut di tepi kota tersebut.
1. Rumah tangga
2. Perdagangan
3. Industri
4. Pendidikan
5. Tempat peribadatan
6. Sarana rekreasi
1. Air buangan domestik, yaitu maksimum aliran air buangan domestik untuk
daerah yang dilayani pada periode waktu tertentu.
2. Infiltrasi air permukaan (hujan) dan air tanah (pada daerah pelayanan dan
sepanjang pipa).
3. Air buangan industri dan komersial, yaitu tambahan aliran maksimum dari
daerah-daerah industri dan komersial.
POSO NASUTION
21080110110031 II-4
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masimg-masing secara
terpisah. Pemilihan sistem ini berdasarkan atas beberapa pertimbangan
antara lain:
a) Keuntungan
b) Kerugian
POSO NASUTION
21080110110031 II-5
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran
ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan antara lain:
a) Keuntungan:
b) Kerugian
3. Sistem Kombinasi
Sistem kombinasi merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan air
hujan tercampur dalam satu air buangan, sedangkan air hujan berfungsi
sebagai pengencer dan penggelontor. Kedua saluran ini tidak bersatu tetapi
dihubungkan dengan sistem perpipaan interceptor.
POSO NASUTION
21080110110031 II-6
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
3. Periode musim kemarau dan musim hujan yang lama dan fluktuasi
air hujan yang tidak tetap.
1. Saluran Tertier, yaitu saluran yang terdapat pada jalan-jalan kecil, untuk
kemudian menyalurkan air hujan menuju ke saluran yang lebih besar.
3. Saluran Primer, yaitu saluran yang menampung air hujan dari beberapa
daerah pengaliran lewat saluran sekunder.
Untuk saluran air hujan yang melewati daerah ramai dan sibuk seperti daerah
pertokoan, pasar, industri, perkantoran, dan rumah sakit umumnya menggunakan
saluran tertutup. Hal ini untuk menghindari agar orang tidak terperosok dan pada
daerah ramai umumnya lahan sangat diperlukan, sehingga dengan saluran tertutup
bagian atas saluran dapat digunakan untuk kepentingan lain, misalkan untuk
tempat parkir, trotoir, dan sebagainya (Tim Penulis Perguran Tinggi
Swasta,1997).
POSO NASUTION
21080110110031 II-7
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Beberapa contoh model tata letak saluran yang dapat diterapkan dalam
perencanaan sistem saluran drainase adalah :
1. Pola Alamiah
Letak drain (b) ada di bagian terendah (lembah) dari suatu daerah yang
secara efektif berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang
saluran/collector drain (a), dengan collector dan conveyor drain
merupakan saluran alamiah.
a b
Gambar 2.1
Sumber : Drainase Perkotaan,1997
2. Pola Siku
Gambar 2.2
POSO NASUTION
21080110110031 II-8
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
3. Pola Paralel
a
b
Gambar 2.3
Sumber : Drainase Perkotaan,1997
Beberapa interceptor drain (a) dibuat satu sama lain sejajar, kemudian
ditampung di collector drain (b) untuk selanjutnya masuk ke dalam
conveyor drain (c) a
b c
Gambar 2.4
Sumber : Drainase Perkotaan,1997
5. Pola Radial.
Gambar 2.5
Sumber : Drainase Perkotaan,1997
POSO NASUTION
21080110110031 II-9
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
6. Pola Jaring-jaring
a
b b b
a
a
c
Gambar 2.6
Sumber : Drainase Perkotaan,1997
Dalam pengertian jaringan drainase, maka sesuai dengan fungsi dan sistem
kerjanya, jenis saluran dapat dibedakan menjadi :
POSO NASUTION
21080110110031 II-10
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Dalam pengertian yang lain, saluran ini berbeda dengan sub surface
drainage atau bawah tanah.
Semua banguan tersebut di atas tidak selalu harus ada pada setiap jaringan
drainase. Keanekaragamannya tergantung pada kebutuhan setempat yang biasanya
dipengaruhi oleh fungsi saluran, kondisi lingkungan, dan tuntutan akan
kesempurnaan jaringannya.
POSO NASUTION
21080110110031 II-11
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Untuk pembangunan sebuah sistem drainase air hujan dalam suatu wilayah
diperlukan beberapa macam analisa terhadap berbagai bidang yang terkait dan
berpengaruh terhadap sistem perencanaan. Salah satu yang paling penting adalah
menganalisa sumber air yang ada terutama air hujan sehingga diketahui distribusi
curah hujan. Distribusi curah hujan berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu
yang kita tinjau, misalnya curah hujan tahunan, harian, dan perjam.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan turun dan
meresap ke dalam tana (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak masuk ke
dalam tanah akan tertampung sementara di dalam cekungan-cekungan permukaan
tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah
(run off) dan selanjutnya mengalir ke sungai (Asdak, 1995)
POSO NASUTION
21080110110031 II-12
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
2. Intensitas hujan, adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan
atau volume hujan tiap satuan waktu. Nilai ini tergantung dari lamanya
curah hujan dan frekuensi kejadiannya serta diperoleh dengan cara analisis
data hujan baik secara statistik maupun empiris.
tc = to + td……………………………………..…………………….. (2.1)
(Suripin, 2003)
a. Inlet time (to), yaitu waktu yang diperlukan air untuk mengalir di
atas permukaan tanah menuju saluran drainase. Untuk menghitung
POSO NASUTION
21080110110031 II-13
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Keterangan:
C = koefisien pengaliran
So = kemiringan (%)
2 n
3 [
to= ×3 , 28×L×
√S ] ..............................................................
(2.3)
Keterangan:
S = kemiringan lahan
(Suripin, 2003)
b. Conduit time (td), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di sepanjang saluran sampai ke titik kontrol yang
ditentukan di bagian hilir.
POSO NASUTION
21080110110031 II-14
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Ls
td = 60V ………………………………………………….…
(2.4)
Keterangan:
(Suripin, 2003)
Tabel 2.1
<1 0,40
1–2 0,60
2–4 0,90
4–6 1,20
6 – 10 1,50
10 – 15 2,40
POSO NASUTION
21080110110031 II-15
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Data curah hujan yang akan dianalisa berupa array data tinggi hujan
harian maksimum dalam setahun, selama paling sedikit 10 tahun pengamatan
berturut-turut. Data hujan yang umum menjadi bahan kajian adalah (Asdak,
2003):
3. Prakiraan besarnya curah hujan rata-rata untuk luas wilayah tertentu atau
penentuan pola spasial dan perubahan kejadian hujan tunggal.
Untuk menganalisa data curah hujan harian ini, dapat digunakan beberapa
metoda analisa distribusi probabilitas yang dipandang sangat berguna bagi
perencanaan teknis secara teoritis. Beberapa tahapan dalam menentukan curah
hujan maksimum adalah seperti dijelaskan dibawah ini :
Jika selisih antara hujan tahunan normal dari stasiun yang datanya tdak
lengkap dengan hujan tahunan normal semua stasiun kurang dari 10
%, maka perkiraan data yang hilang bisa mengambil harga rata-rata
POSO NASUTION
21080110110031 II-16
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
rx 1 n rn
= .∑ ¿ ( ) ¿
Rx ( N−1) i=1 Rn ……………………….…………………….. (2.5)
Keterangan :
Rx : Rata-rata curah hujan pada stasiun pengamat yang salah satu tinggi
curah hujannya sedang dilengkapi
POSO NASUTION
21080110110031 II-17
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
a) Absis, yaitu oleh harga rata-rata curah hujan dari paling sedikit 5 (lima)
stasiun hujan yang datanya dipakai dalam perhitungan perencanaan sistem
drainase .
b) Ordinat, yaitu oleh curah hujan dari stasiun yang diuji konsistensiannya.
Keduanya harus dalam tahun yang bersamaan dan diplot dalam koordinat
cartesius, yang dimulai dari data pada tahun yang terbaru. Harga rata-rata yang
diplot merupakan harga kumulatif .
Konsistensi data hujan kemudian diuji dengan garis massa ganda (double
mass curves technique). Dengan metoda ini dapat juga dilakukan koreksi datanya.
Dasar metoda ini adalah membandingkan curah hujan tahunan akumulatif dari
jaringan stasiun dasar. Curah hujan yang konsisten seharusnya membentuk garis
lurus, namun apabila tidak membentuk garis lurus, maka diadakan koreksi
sebagai berikut :
tg β TB
=
Fk = tg α TL ……………………………………...……………..(2.6)
Rk = Fk. R………………………………………………...……..…(2.7)
Keterangan:
Fk : faktor koreksi
POSO NASUTION
21080110110031 II-18
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
(Suripin, 2003)
1
R = n (R1 + R2 + R3 + … +Rn)………………………………….(2.8)
Keterangan:
POSO NASUTION
21080110110031 II-19
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata dan
masing-masing ketinggian terwakili, maka cara perhitungan curah hujan
rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik
pengamatan (Varsheney, 1979). Curah hujan daerah itu dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
A 1 R 1 + A2 R 2 + A3 R3 +.. . ..+ A n Rn
R=
A 1 + A2 + A 3 +. . .. .+A n
A R + A R + A R +.. . ..+ A n Rn
R= 1 1 2 2 3 3
A
R=W 1 R1 +W 2 R 2 +W 3 R 3 +. .. .. .+W n R n ………...…………...........…(2.9)
Keterangan:
R1, R2, R3,…Rn : Curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah
jumlah titik-titik pengamatan
A1, A2, A3,…An : Luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan
A2 M
L
O
A3
A1
Keterangan:
POSO NASUTION
21080110110031 II-20
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
(Varsheney, 1979)
Metode Isohyet
Metode ini digunakan untuk daerah dengan topografi yang tidak rata dan
dihitung sesuai ketinggian kontur, tetapi tidak berlaku untuk masing-
masing tahun. Dirumuskan sebagai berikut :
P1 + P 2 P 2 + P3 Pn−1 + Pn
P=
A1 ( 2 ) (
+ A2
2 )
+ .. .. . ..+ A n−1 ( 2 )
A1 + A 2 +. .. .. . .+ A n−1 ……………
(2.10)
Keterangan:
POSO NASUTION
21080110110031 II-21
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
(Suripin, 2003)
Untuk mencari besar presipitasi harian untuk setiap periode ulang dapat
dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya:
Metode Gumbel
R c
T =R+ (Yt /Yn)…..……………………………………..…(2.11)
Keterangan:
δ R : Standard Deviasi
(Loebis, 1992)
Tabel 2.2
POSO NASUTION
21080110110031 II-22
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
Rk = t(a). Se…………………………………...………………(2.12)
Keterangan:
T(a) : fungsi a
POSO NASUTION
21080110110031 II-23
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
σR
b
Se = √ N ………………………………………………….............
(2.13)
Yt−Yn
k = σN ……………............………………………………....(2.15)
(Loebis, 1992)
T
RT=R−(0 . 78 ln(ln ( +0. 45)×SD )
T −1 ……….....………………..(2.16)
Keterangan:
SD = Simpangan deviasi
(R i−R )2
SD= ∑
√ N −1 ………………………………….......……….( 2.17)
Keterangan:
POSO NASUTION
21080110110031 II-24
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang
disebut intensitas curah hujan (mm/jam). Besarnya intensitas curah hujan berbeda-
beda yang disebabkan oleh lamanya curah hujan atau frekuensi kejadiannya.
Beberapa rumus intensitas curah hujan yang dihubungkan dengan hal-hal ini,
telah disusun sebagai rumus-rumus eksperimental. Yang biasanya digunakan
antara lain :
Metode Thalbott
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Talbott dalam tahun 1881 dan disebut
jenis Talbott. Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan
dimana tetapan-tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang
diukur.
a
I=
t +b …………......…………………………………………….…
(2.40)
Keterangan:
(∑ It ) (∑ I 2 )−(∑ I 2 t )(∑ I )
a=
( N ∑ I 2 )−( ∑ I )2
2
(∑ I )(∑ It )−N ( ∑ I t )
b=
( N ∑ I 2 )−( ∑ I )2
(Suripin, 2003)
Metode Sherman
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Sherman dalam tahun 1905 dan disebut
jenis Sherman. Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan
yang lamanya lebih dari 2 jam
POSO NASUTION
21080110110031 II-25
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
a
I=
t n …………………………......…………………….……………
(2.41)
Keterangan:
N ( log2t ) – ( log t )2
N ( log2t ) – ( log t )2
(Suripin, 2003)
Metode Ishiguro
Rumus ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro dalam tahun 1953. Rumus yang
digunakan sebagai berikut :
I= a y ……………………………………………………..…..(2.42)
t + b
Keterangan:
N I2 – ( I ) 2
b = ( I . It ) – N ( I2t)
N I2 – ( I ) 2
Keterangan:
POSO NASUTION
21080110110031 II-26
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
a, b, n : konstanta
n : banyaknya data
(Suripin, 2003)
Metode Mononobe
Menurut Dr. Mononobe intensitas hujan (I) di dalam rumus rasional dapat
dihitung dengan rumus :
2
R 24
I=
24 ( )
tc
3 mm / jam
…….......………………………………
(2.43)
Keterangan:
Besarnya debit rencana dapat dihitung dengan metode rasional dan modifikasinya.
Metode rasional
Apabila luas daerah pengaliran lebih kecil dari 0,80 km2 (40-80 Ha),
kapasitas pengaliran dapat dihitung dengan rumus:
POSO NASUTION
21080110110031 II-27
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Q = a x xI A……………………………………………… (2.44)
Keterangan:
a : Koefisien pengaliran
Apabila luas daerah pengaliran antara 0,80 – 50 km2 maka metode rasional
harus dimodifikasi dengan memperhitungkan efek penampungan saluran.
Efek penampungan tersebut dinyatakan dalm bentuk koefisien
penampungan yang berfungsi untuk memperkecil nilai estimasi suatu
daerah pengaliran yang relatif besar.
Q = f x Cs x C x I x A…………………………….……………..(2.45)
Keterangan:
C : koefisien pengaliran
(Nemec, 1972)
POSO NASUTION
21080110110031 II-28
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
2tc
Cs = 2 tc+td ……………………........……………………..……..(2.46)
Keterangan:
tc = Waktu konsentrasi
td = Waktu pengaliran
(Nemec, 1972)
Sumur resapan telah banyak digunakan pada jaman dulu, yaitu dengan
membuat lubang-lubang galian di kebun halaman serta memanfaatkan sumur-
sumur yang tidak dipakai sebagai penampung air hujan.
Konsep sumur resapan adalah member kesempatan dan jalan pada air hujan
yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah denga
jalan menampung air pada suatu sistem resapan. Sumur resapan ini merupakan
sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum air
meresap ke dalam tanah.
Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran atau dimensi sumur yang
diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari beberapa faktor, antara lain:
1. Luas permukaan penutupan,
Yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam sumur resapan, meliputi
luas atap, lapangan parker dan perkerasan lain.
2. Karakteristik hujan
Meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa makin tinggi hujan maka makin lama
berlangsungnya hujan sehingga memerlukan volume sumur resapan yang
makin besar. Sementara selang waktu hujan yang sangat besar dapat
mengurangi volume sumur yang diperlukan
3. Koefisien permeabilitas tanah
POSO NASUTION
21080110110031 II-29
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air per satuan waktu. Tanah
berpasir mempunyai koefisien permeabilitas lebih tinggi dibandingkan
tanah berlempung.
4. Tinggi muka air tanah
Pada kondisi muka air yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara
besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan pengisian air melalui
sumur-sumur resapan.
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air meresap ke dalam tanah
dan dapat dituliskan sebagai berikut:
−FKT
H=
Q
FK
(
1−e πR
2
)
Dimana :
H = tinggi muka air dalam sumur (m)
F = faktor geometrik (m)
Q = debit air masuk (m3/s)
T = waktu pengaliran (sekon)
K = koefisien permeabilitas tanah (m/s)
R = Jari-jari sumur (m)
Manfaat:
1. Mengurangi aliran permukaaan dan mencegah terjadinya genangan air
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
tanah
3. Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang
berdekatan dengan wilayah pantai
4. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air
tanah yang berlebihan
POSO NASUTION
21080110110031 II-30
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031 II-31
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah
berlereng, curam atau labil.
2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh
dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak
minimum satu meter dari fondasi bangunan.
3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua
meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table)
tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah
menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya,
genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga
klasifikasi, yaitu :
• Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
• Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
• Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm
per jam.
Spesifikasi Sumur Resapan
Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali
berpengalaman dengan memperhatikan persyaratan teknis tersebut dan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya :
• Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen,
dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.
• Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran
perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di
atasnya atau,
• Ferocement (setebal 10 cm).
2. Dinding sumur bagian atas dan bawah
POSO NASUTION
21080110110031 II-32
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat
menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat
bagian pasir, diplester dan di aci semen.
3. Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah
ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
4. Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200
mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.
Satu hal yang penting, setelah sumur resapan dibuat, jangan lupakan
perawatannya. Cukup dengan memeriksa sumur resapan setiap menjelang musim
hujan atau, paling tidak, tiga tahun sekali.
Dengan membuat sumur resapan di pekarangan setiap rumah, maka diharapkan
volume banjir dapat diminimumkan dan sekaligus menjaga cadangan air dalam
tanah.
Sumur resapan air hujan adalah prasarana untuk menampung dan
meresapkan air hujan ke dalam tanah. Sedangkan Lahan pekarangan adalah lahan
atau halaman yang dapat difungsikan untuk menempatkan sumur resapan air
hujan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1) Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2) Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak
tercemar;
3) Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan
bangunan sekitarnya;
4) Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5) Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi
yang berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
POSO NASUTION
21080110110031 II-33
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Tabel 1.
Jarak minimum sumur resapan air hujan terhadap bangunan.
Vrsp = te/24.Atotal.K.
Dimana:
Vrsp = Volume air hujan yang meresap (m2).
POSO NASUTION
21080110110031 II-34
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
2.7 BIOPORI
POSO NASUTION
21080110110031 II-35
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak
sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.
Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh
aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.
Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air.
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang
resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang.
Dengan aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan
terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Karena itu bidang resapan ini
akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresap air. Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-
sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik
ke dalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme
tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang
telah didekomposisi ini dikenal dengan kompos.
Melalui proses itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai
bidang peresap air juga sekaligus sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos
dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis
tanaman lainnya.
Untuk membuat biopori ada beberapa lokasi yang dapat dipilih. Pada dasar
saluran, di sekeliling pohon, dan pada batas taman. Sementara alat yang
digunakan untuk membuat lubang resapan biopori ini dibuat dengan
menggunakan bor tanah, yaitu tipe bor LRB.
Adapun cara pembuatan lubang biopori:
1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamater
10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui
POSO NASUTION
21080110110031 II-36
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antarlubang antara 50 -
100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan
tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur,
sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput.
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan kedalam lubang yang isinya
sellau berkurang dan menyusup akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir
musim kemarau dengan pemeliharaan lubang resapan.
POSO NASUTION
21080110110031 II-37
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
2. Membuat perhitungan teknis yang meliputi debit air bersih dan buangan
yang dihasilkan untuk menentuan dimensi saluran.
a. Persiapan
POSO NASUTION
21080110110031 III-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031 III-2
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
b. Data kependudukan
POSO NASUTION
21080110110031 III-3
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031 III-4
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
PenentuanDaerah Perencanaan
Data Sekunder :
Data Primer : Peta Topografi
Survei Lapangan: Peta Jaringan Jalan
Survei kondisi wilayah Peta Administrasi
perencanan Pengumpulan Data Peta Tata Guna Lahan
(menentukan Data Penduduk/
Gambaran Umum Demografi
Wilayah Perencaan Data Fasilitas
Data Curah Hujan
Pengolahan Data
Analisa Data Curah Hujan
Curah Hujan Wilayah
Uji Konsistensi Hujan
Penulisan Laporan
POSO NASUTION
21080110110031 III-5
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
4.1 UMUM
Gambar
Gambar 4.1 Peta4.Wilayah
1 Daerah Perencanaan
Kelurahan Tugurejo
POSO NASUTION
21080110110031
IV-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
4.2.1 ADMINISTRASI
4.2.2 KLIMATOLOGI
POSO NASUTION
21080110110031
IV-2
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
IV-3
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
4.3.1. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kelurahan Tugurejo berdasarkan jenis
kelamin yang tercatat sampai dengan tahun 2010 adalah 6290 jiwa.
POSO NASUTION
21080110110031
IV-4
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
5 Posyandu 7
Sumber : Kelurahan Tugurejo dalam Angka Tahun 2009
POSO NASUTION
21080110110031
IV-6
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Umum
POSO NASUTION
21080110110031
V-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
= (182.34 + 216,3389) / 2
= 199.339
POSO NASUTION
21080110110031
V-2
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
r
=¿
R
r 1 244,9 219.8 r
= ( ( + −
158.44 3−1 175.48 216,34 158.44 ) )
r 1 r
=
158.44 2 ((
2,4116−
158.44 ))
r r
+ =1,2057
158.44 158.44
2r
=1,2057
158.44
2 r=191.046
r =95,52
Data-data hujan setelah dilengkapi dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut
POSO NASUTION
21080110110031
V-3
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
V-4
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Setelah itu, kedua data diplotkan pada grafik cartecius. Kumulatif hujan
wilayah Thiessen sebagi data yang di uji kekonsistensiannya diplot pada sumbu y.
Sedangkan kumulatif rata – rata keempat stasiun hujan sebagi data stasiun
pembanding di plot pada sumbu x .
Kemudian dari grafik dapat diketahui nilai f ( faktor koreksi). Nilai f ini di
cari apabila ternyata grafik curah hujan tidak konsisten, yaitu R 2 tidak sama
dengan satu.
POSO NASUTION
21080110110031
V-5
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Hujan
Harian
Maksimu Akum Akum Akum
Tahun Avg B,C Akum B Avg A,C Akum C Avg A,B
m Avg B,C Avg A,C Avg A,B
Stasiun Stasiun
Stasiun A B C Akum A
1997 141.00 102 161.0 2632.27 131.50 2779.46 2313.62 151.00 2938.79 3245.30 121.50 2472.95
1998 181.00 120.6 226.8 2491.27 173.70 2647.96 2211.62 203.90 2787.79 3084.30 150.80 2351.45
1999 244.90 95.52 219.8 2310.27 157.66 2474.26 2091.02 232.35 2583.89 2857.50 170.21 2200.65
2000 156.80 182.3 201.7 2065.37 192.00 2316.60 1995.50 179.25 2351.54 2637.70 169.55 2030.44
2001 83.37 145.8 226.6 1908.57 186.20 2124.60 1813.20 154.99 2172.29 2436.00 114.59 1860.89
2002 131.40 144.1 182.4 1825.20 163.25 1938.40 1667.40 156.90 2017.30 2209.40 137.75 1746.30
2003 177.00 154.9 238.8 1693.80 196.85 1775.15 1523.30 207.90 1860.40 2027.00 165.95 1608.55
2004 145.30 145.6 215.2 1516.80 180.40 1578.30 1368.40 180.25 1652.50 1788.20 145.45 1442.60
2005 185.70 153.7 214.5 1371.50 184.10 1397.90 1222.80 200.10 1472.25 1573.00 169.70 1297.15
2006 215.00 125.2 203.0 1185.80 164.10 1213.80 1069.10 209.00 1272.15 1358.50 170.10 1127.45
2007 201.00 123.4 219.9 970.80 171.65 1049.70 943.90 210.45 1063.15 1155.50 162.20 957.35
2008 164.00 219.3 222.8 769.80 221.05 878.05 820.50 193.40 852.70 935.60 191.65 795.15
2009 193.30 174.2 224.8 605.80 199.50 657.00 601.20 209.05 659.30 712.80 183.75 603.50
2010 223.30 282.7 267.0 412.50 274.85 457.50 427.00 245.15 450.25 488.00 253.00 419.75
2011 189.20 144.3 221.0 189.20 182.65 182.65 144.30 205.10 205.10 221.00 166.75 166.75
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
AKUMULASI B,C
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
GRAFIK
AKUMULASI A,C
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
GRAFIK
AKUMULASI A,B
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Pada grafik diatas dapat terlihat bahwa curah hujan di setiap stasiun sudah
konsisten, ini ditandai dengan nilai R2 yang mendekati satu. Khususnya untuk
data curah hujan di stasiun utama yaitu stasiun A. Dengan demikian tidak perlu
dilakukan koreksi curah hujan pada data yang sudah ada.
Melihat homogenitas atau tidaknya sebuah data curah hujan dapat juga
dilihat dari sebaran data curah hujan. Tidak adanya selisih dari setiap curah hujan
disemua stasiun dalam data curah hujan menunjukka data curah hujan tersebut
homogen. Kehomegenitasan data akan mempengaruhi curah hujan dalm setiap
periode ulang hujan. Melihat data yang tersaji pada perencanaan ini curah hujan
telah memiliki sebaran yang homogen.
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Rata -
Hujan Harian Maksimum Rata
Stasiun Stasiun Stasiun Aa+Ab+A Hujan
No Tahun A B C A1 A2 A3 A1.R1 A2.R2 A3.R3 c (mm)
1 1997 141.00 102 161.0 243.919 180.939 184.939 34393 18456 29775 609.797 135.49
2 1998 181.00 120.6 226.8 243.919 180.939 184.939 44149 21821 41944 609.797 176.97
3 1999 244.90 95.52 219.8 243.919 180.939 184.939 59736 17283 40650 609.797 192.96
4 2000 156.80 182.3 201.7 243.919 180.939 184.939 38246 32985 37302 609.797 177.98
5 2001 83.37 145.8 226.6 243.919 180.939 184.939 20336 26381 41907 609.797 145.33
6 2002 131.40 144.1 182.4 243.919 180.939 184.939 32051 26073 33733 609.797 150.64
7 2003 177.00 154.9 238.8 243.919 180.939 184.939 43174 28027 44163 609.797 189.19
8 2004 145.30 145.6 215.2 243.919 180.939 184.939 35441 26345 39799 609.797 166.59
9 2005 185.70 153.7 214.5 243.919 180.939 184.939 45296 27810 39669 609.797 184.94
10 2006 215.00 125.2 203.0 243.919 180.939 184.939 52443 22654 37543 609.797 184.72
11 2007 201.00 123.4 219.9 243.919 180.939 184.939 49028 22328 40668 609.797 183.71
12 2008 164.00 219.3 222.8 243.919 180.939 184.939 40003 39680 41204 609.797 198.24
13 2009 193.30 174.2 224.8 243.919 180.939 184.939 47150 31520 41574 609.797 197.19
14 2010 223.30 282.7 267.0 243.919 180.939 184.939 54467 51151 49379 609.797 254.18
15 2011 189.20 144.3 221.0 243.919 180.939 184.939 46149 26109 40872 609.797 185.52
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Data
Data
Asli
Logaritma
Rata-2 181.5760 5.1912
Standev 27.6129 0.1491
Variasi,
0.1521 0.0287
z
z2 0.2732
Skew 0.8400 0.1512
Kurtosis 2.8738 1.5766
Yn 0.5128
Sn 1.0206
Dari data diatas maka jenis distribusi curah hujan yang dipilih adalah metode normal, karena memiliki penyimpangan
yang paling kecil (minimum). Dapat dilihat bahwa penyimpangan yang terjadi pada distribusi normal adalah 14.81 paling kecil
diatara yang lain. Dengan demikian maka untuk menentukan curah hujan maksimum dapat diperoleh dari distribusi normal.
Dimana curah maksimum ini akan dijadikan sebagai acuan dasar dalam penrencanaan drainase perkotaan di daerah tugurejo.
Periode ulang hujan yang diambil adalah 2, 3 dan 5 tahun.
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Dari jenis distribusi air hujan yang dipilih, didapatkan nilai curah hujan maksimum tahunan yang sering disebut sebagai
periode ulang hujan sebgai berikut. Nilai curah hujan ini diambil daridistribusi Normal sebagai jenis distribusi terpilih.
Dalam perencanaan saluran drainase ini data periode ulang hujan tahunan (PUH) sangat diperlukan untuk perhitungan
debit limpasan dari daerah rayapan yang menuju ke saluran yang dibangun, baik saluran tersier, sekunder dan primer. Pada
perencanaan ini periode ulang tahuanan maksimum hujan yang digunakan dalam merencanakan debit saluran adalah, periode
ulang (PUH) 2 untuk saluran tersier, PUH 5 tahun untuk saluran sekunder dan PUH 10 untuk saluran primer.
Distribusi Probabilitas
Periode Ulang t
Hujan (PUH) Normal
2 0.0000 181.6
5 0.8416 204.8
10 1.2816 217.0
20 1.6449 227.0
25 1.7507 229.9
50 2.0537 238.3
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Probabilitas Normal
200
180
160
120
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Probabilitas >= [ % ]
Empiris Teoritis
Setelah diketahui periode ulang hujan maksimum tahunan dari jenis distribusi terpilih, maka langkah selanjutnya
adalah dengan menentukan dimensi saluran drainase yang direncanakan didaerah kecamatan Tugurejo.
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Disini akan disajikan contoh perhitungan dimensi pada sebuah saluarn tersier di blok 1 yang merupakan sebuah saluran
yang melewati pemukiman penduduk. Contoh perhitungan untuk penentuan dimensi saluran dalam perencanaan drainase.
Untuk data lengkap hasil perhitungan disajikan dibagian lampiran.
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
Elevasi tanah
Ruas Jenis Luas Blok Tata Beda Panjang Slope
Blok Slope
Saluran Saluran Terlayani Guna C Tinggi Saluran
Hulu Hilir %
(km2) Lahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(m)
1 1 TERSIER 0.0414 pemukiman 0.7 17.00 16.25 0.75 804 0.0009 0.093
POSO NASUTION
21080110110031
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
V-19
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
0,6
6 ,33( nLo)
0,4 0,3
to = (C .Ie ) .(So )
to = ((6.33*(0.015*113)^0.6))/(((0.7*74.65)^0.4)*((0.00093)^0.3))
to = 14.48 menit
td = Ld/60xV
td = 804/60x0.64
td = 20.94 menit
tc = to + td
tc = 14.48 + 20.94
tc = 35.42 menit
Debit limpasan
Q=fxCxAxI
Q = ((0.278*(I*2.777*10^-7)*(C)*(A*10^6)))
Q = ((0.278*(74.65*2.777*10^-7)*(0.7)*(0.0414*10^6)))
Q = 0.167 m3/detik
Luas saluran
A = Q/V
A = 0.167 m3/dt/ 0.64 m/dt
A = 0.261 m2
POSO NASUTION
21080110110031
V-20
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
A = 2H . H
A = 2H2
0.261 = 2H2
H = (0.261/2)
H = 0.361m
B = 2H
B = 2 . 0.36
B = 0.72 m
Free board
Free board = 25 % x H
Free board = 25 % x 0.36
Free board = 0.09 m ≈ 0.1 m (10 cm)
Dimensi rencana
B = 0.72 m ≈ 0.75 m
H = H + Freeboard 0.36 + 0.1 = 0.46 m ≈ 0.5 m
Jari-jari Hidrolis
R = luas basah / keliling basah
R = BH / (B + 2H)
R = 0.72 x 0.36 / (0.72 + 2x 0.36)
R = 0.18
V analisa
V =(S^0.5)x(1/n)x(R)^(2/3)
V =(S^0.5)x(1/n)x(A/(B+(2H)))^(2/3)
V = (0.00093^0.5)x(1/0.015)x(0.261/(0.72+(2. 0,36)))^(2/3)
V = 0.65 m/detik
Vasumsi ≈ V analisa
( 0.64 ≈ 0.65 ) m/detik
Pada perencanaan kali ini saluran terbuka yang dipilih yaitu, saluran
terbuka segi empat karena saluran drainase yang berbentuk segi empat tidak
banyak membutuhkan ruang dan berfungsi untuk saluran air hujan, air rumah
tangga maupun air irigasi. Sedangkan pada saluran berbentuk tersusun tampang
saluran yang bawah berfungsi mengalirkan air rumah tangga pada kondisi tidak
ada hujan, apabila terjadi hujan maka kelebihan air dapat ditampung pada saluran
bagian atasnya. Tampang saluran ini membutuhkan ruang yang cukup. Bentuk
POSO NASUTION
21080110110031
V-21
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
saluran ini sebenarnya cukup efektif namun karena terlalu banyak memakan lahan
tidak cocok untuk diterapkan lagi pada daerah studi pada perencanaan sistem
drainase kali ini.
Sistem jaringan drainase selain sistem tertutup juga bisa berupa sistem
terbuka dengan pertimbangan bahwa pada saluran tertutup tidak terlalu banyak
memakan lahan karena lahan di atasnya masih dapat digunakan untuk keperluan
yang lain seperti jalan atau trotoar di samping itu dari segi estetika dan kesehatan
lingkungan pada saluran tertutup diharapkan tidak menimbulkan bau dan
meningkatkan populasi nyamuk. Namun pada kenyataannya saluran drainase
perkotaan banyak yang memakai sistem terbuka dengan pertimbangan untuk
memudahkan dalam operasional dan pemeliharaan.
Tujuan pada perencanaan ini adalah untuk mengalirkan genangan
air sesaat yang terjadi pada musim hujan serta untuk mengalirkan air kotor
hasil buangan dari rumah tangga. Kelebihan air atau genangan air sesaat
yang terjadi pada daerah studi karena keseimbangan air pada daerah
tersebut terganggu. Yang disebabkan air yang masuk ke dalam daerah
tersebut lebih besar dari yang ke luar. Pada daerah perkotaan termasuk di
dalamnya pada daerah studi ini sendiri kelebihan air ini terjadi biasanya
dikarenakan oleh kelebihan air hujan, disamping itu kapasitas infiltrasi
pada daerah perkotaan sangat kecil akibat adanya banyak pembebasan
lahan untuk mendukung kepentingan sosial ekonomi, sehingga
menyebabkan terjadinya limpasan air sesaat setelah hujan turun. Untuk itu
sangat dibutuhkan perencanaan sistem drainase yang baik yang meliputi
besar dimensi berdasarkan debit air hujan, bentuk saluran, macam material
disamping aspek ekonomi dan teknis lainnya harus dipertimbangkan
dengan matang.
POSO NASUTION
21080110110031
V-22
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
V-23
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
POSO NASUTION
21080110110031
V-24
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
POSO NASUTION
21080110110031
VI-1
TUGAS BESAR DRAINASE
KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
POSO NASUTION
21080110110031