Anda di halaman 1dari 9

Bab 4.

Turunan (derivative) Fungsi

4.4. Turunan Fungsi Komposit & Aturan Rantai


Fungsi komposisi sudah dibicarakan pada BAB II. Sekarang misalkan fungsi f
terturunkan di x dan fungsi g terturunkan di f(x) maka fungsi komposisi (gf) dapat
diturunkan di x , sehingga
Jika h( x)  ( g  f )( x) , maka
h' ( x)  ( g  f )' ( x)  g ( f ( x))'  g ' ( f ( x))( f ' ( x)) ...……..…..(4.5.1)

Rumus (4.5.1) di atas dikenal dengan nama “Aturan Rantai” yang dapat dituliskan
secara singkat sebagai berikut
Misalkan y  g (u) dan u  f (x) maka
fungsi komposisi y  g ( f ( x)) mempunyai turunannya sebagai:
dy dy du
 ...………………..….…….(4.5.2)
dx du dx
dy
dengan notasi y ' 
dx
rumus (4.5.2) dapat diperluas untuk sejumlah berhingga komposisi-komposisi fungsi,
misalnya y  f (u) , u  u(v) dan v  v(x) , maka
dy dy du dv
 ………………………...(4.5.3)
dx du dv dx
Contoh
Tentukan turunan fungsi komposisi berikut:
(3x 2  1) 3
a. y  (6 x 5  5x 4  8) 6 c. y 
1  (3x 2  1) 3
b. y  cos 4 x 2  3

Solusi :
a. y  (6 x 5  5x 4  8) 6 , dapat dituliskan sebagai y  u 6
du
Dengan memisalkan u  6 x 5  5x 4  8   30 x 4  20 x 3
dx
dy
Akibatnya, y  u6   6u 5
du
maka dengan aturan rantai, diperoleh :
dy dy du

dx du dx
dy
 6u 5 (30 x 4  20 x 3 )  6(6 x 5  5 x 4  8) 5 (30 x 4  20 x 3 )
dx
b. y  cos 4 x 2  3 , dapat dituliskan sebagai y  cos v atau y  cos u ,
dv
Dengan memisalkan : v  4x 2  3   8x
dx
du 1 1
dan u  v   
dv 2 v 2 4 x 2  3

Halaman : 131
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

dy
Sehingga y  cos u 
  sin u   sin v   sin 4 x 2  3
du
Maka dengan aturan rantai, diperoleh :
dy dy du dv

dx du dv dx
 
(8 x)   4 x sin 4 x  3
2
dy 1
 ( sin 4 x 2  3 )
dx  
 2 4x  3 
2
4x 2  3
(3x 2  1) 3 v
c. y , dapat dituliskan sebagai y 
1  (3x  1) 2 3
1 v
dv
Dengan memisalkan : v  3x 2  1   6x
dx
v du 1(1  v)  v 1 1
dan u  =  
1 v dv (1  v) 2
(1  v) 2
(1  (3x 2  1)) 2
dy
Sehingga y u  1
du
dy dy du dv
Maka 
dx du dv dx
dy  1  6x
 1 (6 x) 

 1  (3x  1) 1  (3x 2  1) 2
dx 2 2

LATIHAN
dy
Tentukan dari setiap fungsi komposit berikut :
dx
sin x x
1. y  (2 x 3  5x 2  1) 21 9. y 
x sin x
1
2. y  10. y  2 sin x cos 2 x  2x cos 3x
(5 x  3)
3 5

11
3  5x 
3. y    11. F ( x)  3 x  3 x
 17  4 x 
1 x2 1 t
4. y  12. F (t ) 
1 1 x 2 1 t

5. y  (4x 3  x  8) 3 13. F ( x)  sin(cos x )


( x  1)
2 3
6. y  14. F ( x)  tan(sin x )
(4 x 3  5) 2
(2 x 2  1) 5 1 t 
7. y  15. F (t )  sin 
1  (2 x  1) 2 5
1 t 
t 2  a2
8. y  cos( x 2  2 x) 16. g (t )  , a konstan
t 2  a2

Halaman : 132
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

4.5. Turunan Tingkat Tinggi (Orde Tinggi)


Turunan sebuah fungsi, juga merupakan sebuah fungsi yang dapat diturunkan lagi asal
memenuhi syarat-syarat turunan.

Turunan kedua dari suatu fungsi f didefinisikan sebagai turunan dari fungsi turunan
pertama, turunan ketiga didefinisikan sebagai turunan dari fungsi turunan kedua dan
seterusnya. Turunan ke-n didefinisikan sebagai turunan dari fungsi turunan ke (n-1).

Notasi
Misalkan suatu fungsi f dinyatakan dengan persamaan y = f(x) maka notasi-notasi
turunan pertama, kedua sampai turunan ke-n diberikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9.1

Persamaan fungsi : y  f (x)


Notasi dy df ( x)
y' ; ; f ' ( x) ; Dx y ;
Turunan pertama dx dx
Notasi d2y 2
d f ( x)
Turunan kedua y ' ' ; ; f ' ' ( x) ; D 2 x y ;
dx 2
dx 2
Notasi d3y d 3 f ( x)
Turunan ketiga y ' ' '
; ; f ' ' ' ( x) ; D 3 x y ;
dx 3
dx 3
     
n n
Notasi d y d f ( x)
Turunan ke-n y (n ) ; ; f ( n ) ( x) ; D n x y ;
dx n
dx n

d  df ( x)  d 2 f ( x)
Jadi f ' ' ( x)   f ' ( x)   
d

dx dx  dx  dx 2

 f ' ' ( x)  d  d  f ' ( x)  d  d  df ( x)    d f (3 x)


3
d
f ' ' ' ( x) 
dx dx  dx  dx  dx  dx   dx

Secara umum turunan ke- n didefinisikan sebagai: f ( n ) ( x) 


dx

d ( n1)
f ( x) 
atau dalam bentuk limit
f ( n1) ( x  h)  f ( n1) ( x)
f ( n ) ( x)  lim
h0 h
asal limitnya ada

Contoh
a. Tentukan turunan ke-4 dari f ( x)  3x 5  x 4  2 x3  x  1
b. Tentukan nilai turunan ke-3 di x = 0 dan x =/2 dari g ( x)  sin(3x)
1
c. Tentukan rumus ke-n dari fungsi h( x)  ; x 1
1 x

Halaman : 133
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

Solusi :
a. f ( x)  3x 5  x 4  2 x3  x  1 , maka
Turunan pertama : f ' ( x)  15x 4  4 x 3  6 x 2  1
Turunan kedua : f ' ' ( x)  60 x 3  12 x 2  12 x
Turunan ketiga : f ' ' ' ( x)  180 x 2  24 x  12
Turunan keempat : f ( 4) ( x)  360 x  24
b. g ( x)  sin(3x) , maka
g ' ( x)  3 cos(3x) ; g ' ' ( x)  9 sin(3x) ; g ' ' ' ( x)  27 cos(3x)
Untuk x = 0 maka g ' ' ' (0)  27 cos(0)  27
Untuk x = /2 maka g ' ' ' ( 2 )  27 cos( 32 )  27(0)  0
1
c. h( x)  ; x  1 , turunan ke–n untuk fungsi h adalah:
1 x
n!
h ( n ) ( x)  ; x  1 (tunjukkan)
(1  x) n1

4.6. Turunan Fungsi Implisit


Misalkan sebuah fungsi dinyatakan dalam bentuk y = f(x) , maka fungsi ini selalu
dapat dinyatakan dalam bentuk F(x,y) = 0 , dimana F ( x, y)  y  f ( x) . Sebaliknya
jika diberikan sebuah fungsi dalam bentuk F(x,y) = 0, dengan diketahui y fungsi dari x,
ternyata tidak selalu dapat dinyatakan dalam bentuk y = f(x). Perhatikan illustrasi
berikut:
(i) y  f ( x)  2 x 3  x  3

(ii) F ( x, y)  x3  2 y 3  3x 2 y  4 xy 2  y
Tampak bahwa bentuk (i) dapat dinyatakan dalam bentuk F(x,y) = 0 yaitu
F ( x, y)  2 x3  x  3  y  0
Sedangkan bentuk (ii) tidak dapat dinyatakan dalam bentuk y = f(x) secara eksplisit.

Fungsi yang dinyatakan sebagai y = f(x) disebut “fungsi eksplisit” dan fungsi yang
dinyatakan dalam bentuk F(x,y)=0 disebut “fungsi implisit”. Setiap bentuk fungsi
eksplisit dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi implisit, tetapi tidak sebaliknya. Secara
geometri, grafik fungsi eksplisit merupakan bagian dari grafik fungsi implisitnya.

Halaman : 134
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

Perhatikan persamaan (iii) x 2  y 2  4 yang merupakan persamaan lingkaran berpusat


di 0 dan berjari-jari 2. Bentuk persamaan (iii) ini dapat dinyatakan dalam beberapa
bentuk eksplisit dengan batasan-batasan tertentu; yaitu

f ( x)  4  x 2 ; x  [2,2] y
- 0 2
atau 2 x
g ( x)   4  x 2 ; x  [2,2]
Persamaan x 2  y 2  4  x 2  y 2  4  0 y g ( x)   4  x 2
adalah bentuk fungsi dari F(x,y)=0,
dimana F ( x, y)  x 2  y 2  4 f ( x)  4  x 2

-2 0 2 x
Gambar.4.5
Dari gambar 4.5 di atas mudah ditunjukkan bahwa f dan g kontinu pada selang
 2 , 2 dan terturunkan pada selang  2 , 2 .
Demikian pula dari aturan x 2  y 2  4 , kita dapat menyatakannya secara eksplisit
h( y)  4  y 2 dan l ( y)   4  y 2 .
Jadi dari aturan F ( x, y)  0 , kita mengatakan bahwa y adalah fungsi implicit dari x, dan
x adalah fungsi implicit dari y. Dan dari aturan F ( x, y)  0 ,mungkin terjadi y dapat
dinyatakan secara eksplisit dalam x (atau sebaliknya), atau mungkin juga tidak.
Perhatikan pula persamaan: x  3 y  10 y 2  5 y 3  4 y 4  2 y 5  0 ini mendefinisikan
secara implisit fungsi x dalam y atau x  f ( y) , akan tetapi kita tidak mungkin
menyatakan y dengan x atau y = f(x).
Selanjutnya kita pusatkan perhatian bagaimana menentukan turunan fungsi
dalam bentuk implisit.

Contoh
dy
Tentukan dari fungsi implisitt berikut:
dx
a. x2  y2  4 b. y 3 sin( x 2 )  y 2  xy

Solusi :
a. x 2  y 2  4 , setiap suku diturunkan terhadap x , yaitu :
d 2 d d
(x )  ( y2 )  (4)
dx dx dx
dy dy x
2x  2 y 0   ; y0
dx dx y

Halaman : 135
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

Cara lain, kita tentukan dahulu fungsinya dalam bentuk eksplisit, kemudian kita
turunkan. Dalam hal ini kita punyai:
y  f ( x)  4  x 2 atau y  g ( x)   4  x 2 ,
sehingga
 2x  2x
f ' ( x)  g ' ( x)  
2 4  x2 2 4  x2
x  x 
f ' ( x)  g ' ( x)   

4 x  4 x 
2 2

x x
f ' ( x)   g ' ( x)  
y y
karena y  4  x 2 karena y   4  x 2
d 3 d 2
b. ( y sin( x 2 ))  ( y  xy )
dx dx
dy dy  dy 
3y 2 sin( x 2 )  y 3 cos( x 2 )2 x  2 y y  x 
dx dx  dx 
dy
dx
3 y 2 sin( x 2   2 y  x)   2 xy 3 cos( x 2 )  y

dy  2 xy 3 cos( x 2 )  y

dx 3 y 2 sin( x 2 )  2 y  x

4.7. Turunan Fungsi Pangkat rasional


Sudah dibuktikan pada uraian yang lalu bahwa untuk n bilangan bulat sembarang
berlaku:
Jika y  x n , maka y '  n.x n1 , n bilangan bulat
Sekarang kita perluas untuk kasus dengan n berupa bilangan rasional sembarang.
Karena n rasional, maka n dapat dituliskan sebagai p , dengan p dan q bilangan bulat
q
p
dan q  0. Jika y  x n  x q , maka y q  x p dan, dengan turunan implisit, diperoleh
dy
qy q 1  px p 1
dx
dy p x p 1 p x p 1 p x p 1
  =
dx q y q 1 q ( x p q ) q 1 q x p  p q
p p
= x p 1 p  p q  x p q 1  nx n 1
q q

Halaman : 136
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

Contoh
Tentukan turunan fungsi berikut :
a. y  f ( x)  5 ( x 3  3x  2) 2
b. y  f ( x)  1  1  x 3

Solusi :
2
a. y = f ( x)  5 ( x 3  3x  2) 2  ( x 3  3x  2) 2 / 5  u 5
Dengan memisalkan : u  x 3  3x  2  u '  3x 2  3
dy 2 2 5 1
sehingga  .u .u '
dx 5
2 3 3 2(3x 2  2)
 ( x  3x  2) 5 (3x 2  3)  3
5
5 ( x 3  3x  2) 5

1
b. y  1  1  x 3  (1  (1  x 3 ) 2 ) 2  u
1 1
2

1 1 1
Dengan memisalkan u  1  (1  x 3 ) 2  u ' (1  x 3 ) 2 (3x 2 )
2
dy 1 12
Sehingga  u .u '
dx 2
 2 1 
3 2  2  3 x (1  x )
3
1 1 1 2
 3x 2
 1  (1  x )    
2   2  
  4 1  1  x 3  1  x 3 
  
Cara lain :
1 dv 1
Misalkan v  (1  x 3 ) 2   3
2
x 2 (1  x 3 ) 2

dx
du
dan u  1 v  1
dv
1 dy 1 12
Maka yu 2
  u
du 2
Dengan aturan rantai dan rumus pangkat rasional diperoleh :
dy dy du dv

dx du dv dx
=  u 1 2 1  x 2 1  x 3  2 
1 3 1 

2  2 
 1  3x 2 
  3x 2
=  

 2 u  2 1  x 3 
 4 1  1  x 3  1  x 3 
  
 

y = f(x) = 3 2 sin 2 x  1  y  u 3
2
c.
Dengan memisalkan u  2 sin(x  1)  u '  2 cos( x  1)
dy 2 2 3 1
Sehingga  .u .u '
dx 3

Halaman : 137
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

2 1
 [2 sin( x  1)] 3 [2 cos( x  1)]
3

Cara lain :
dv
Misalkan v = sin(x-1)   cos( x  1)
dx
 4v  4 sinx  1
du
dan u  2v 2 
dv
Maka y =u
1
3

dy 1  2 3 1
 u
du 3 3

2
 2 sin 2 x  1 3 
Dengan aturan rantai dan rumus pangkat rasional diperoleh
dy dy du dv

dx du dv dx
=  2 sin 2 x  1 
2
4 sinx  1cos x  1
1 3
3 
2 sin 2x  1
 , hasil ini sama dengan hasil sebelumnya
3

3 2 sin x  1
2

2

Halaman : 138
Bab 4. Turunan (derivative) Fungsi

LATIHAN
I. Dalam soal nomor 1 sampai 7, tentukan f’’’(x)
sin x
1. f ( x)  x 3  3x 2  5x  4 5. f ( x)  x
e
1
2. f ( x)  ( x 2  3) 2 6. f ( x)  x 
x
x
3. f ( x)  5  x 7. f ( x) 
2x  1
1
4. f ( x) 
1 x
II. Dalam soal nomor 8 sampai 15, tentukan bentuk umum turunan ke-n dari fungsi
berikut:
5. y  cos x 12. y  sin x cos x
13. y  cos 1x 
1
6. y 
x 1
1 x
7. y  14. y  x
n

1 x
8. y  x 15. y  sec x
16. Jika f ( x)  x sin x , tentukanlah f’’’(0) dan f’’’(/2)
2

17. Jika y  x 2 x buktikanlah bahwa x 3 y' '  6 y, x  0


III. Dalam soal nomor 18 sampai 30, gunakan rumus turunan fungsi implisit untuk
dy
menentukan , dari persamaan yang diberikan di bawah ini:
dx
18. x 2  y 2  16
19. x 3  y 3  a 3 ; a konstan
20. 4 x 3  11xy 2  2 y 3  0
21. xy  3 y  10 x
22. x 2  xy  x 3 sin y 2
23. x 3  y 3  a 3 ; a konstan
2 2 2

x2
1  x 3
2
24. 3
y
25. 2 x 2  3 y 2  4 xy 2  2 x  3
x y
26.   xy
y x
27. sin xy  x 2 y
28. cos xy  3x  tan y 29. x 2 y 3  x y  2 x
IV. Dalam soal nomor 31sampai 33, Tentukan turunan kedua fungsi implisit berikut:
x y
30. y 3  x 2 31.  1 33. x  y  1
y x

Halaman : 139

Anda mungkin juga menyukai