Anda di halaman 1dari 7

HARMONI DALAM KEBERAGAMAN

Nama : Rizki Rido Utomo


NIM : 20509334033
Prodi : D-IV Teknik Otomotif

Abstrak: Setiap negara di dunia memiliki keunikan tersendiri dalam membina dan
memelihara kerukunan umat beragama, tak terkecuali Indonesia. Keunikan tersebut terjadi
karena bermacam-macam faktor seperti sejarah, politik, sosial, budaya/etnis, geografi,
demografi, pendidikan, ekonomi, serta faktor keragaman agama itu sendiri. Di Indonesia
sendiri, sejak zaman pra-sejarah sudah berkembang berbagai agama dan kepercayaan, baik
agama asli seperti animisme, dinamisme, maupun agama impor yang dibawa oleh
pendatang dari Barat maupun Timur. Agama-agama ini dibawa melalui jalur perdagangan,
politik imperialisme, dan misi agama (gold, glory, and gospel). Semenjak itulah agama-
agama yang ada di Indonesia terus berkembang dan diikuti oleh semakin bertambahnya
jumlah para pemeluk, hingga saat ini tak kurang ada enam agama resmi yang diakui oleh
negara yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu, ditambah dengan
bermacam-macam aliran/sekte lainnya. Meskipun demikian situasi kerukunan umat
beragama di Indonesia relatif terpelihara dengan baik.

Keyword : kerukunan, agama, Indonesia


Pendahuluan

Menurut para ahli, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (plural


society) dan masyarakat multikultural (multikultural society). Pluralisme masyarakat
adalah salah satu ciri utama dari masyarakat multikultural yaitu suatu konsep yang
menunjuk kepada suatu masyarakat yang mengedepankan pluralisme budaya. Budaya
adalah istilah yang menunjuk kepada semua aspek simbolik dan yang dapat dipelajari
tentang masyarakat manusia, termasuk kepercayaan, seni, moralitas, hukum dan adat
istiadat. Dalam masyarakat multikultural konsepnya ialah bahwa di atas pluralisme
masyarakat itu hendaknya dibangun suatu rasa kebangsaan bersama tetapi dengan tetap
menghargai, mengedepankan, dan membanggakan pluralisme masyarakat itu. Dengan
demikian ada tiga syarat bagi adanya suatu masyarakat multikultural, yaitu:
a. Adanya pluralisme masyarakat.
b. Adanya cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama.
c. Adanya kebanggaan terhadap pluralisme itu. (Lubis, 2005).

Isi dan Pembahasan

Adapun yang menjadi strategi dalam pembinaan kerukunan umat beragama dapat
dirumuskan bahwa salah satu pilar utama untuk memperkokoh kerukunan nasional adalah
mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Dalam tatanan konseptual kita semua
mengetahui bahwa agama memiliki nilai-nilai universal yang dapat mengikat dan
merekatkan berbagai komunitas sosial walaupun berbeda dalam hal suku bangsa, letak
geografis, tradisi dan perbedaan kelas sosial. Dalam Islam sendiri telah dijelaskan dan
disebutkan.mengenai keberagaman umat di dunia, yaitu pada Firman Allah SWT. surah
al-Hujurat [49]: 13, yang isinya adalah sebagai berikut:

ۚ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلتَ َعا َرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم‬
‫إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
“Wahai manusia! Sesungguhnya kami telah menciptakan kalian menjadi laki-laki
dan perempuan, dan (dengan menciptakan manusia berpasangan) kami telah
jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling bertakwa diantara kalian di sisi Allah adalah yang
paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahateliti” (Q.S. al-
Hujarat [49]: 13).

Hanya saja dalam implementasi, nilai-nilai agama yang merekatkan berbagai


komunitas sosial tersebut sering kali mendapat benturan, terutama karena adanya
perbedaan kepentingan yang bersifat sosial ekonomi maupun politik antar kelompok sosial
satu dengan yang lain. Dengan pandangan ini, yang ingin kami sampaikan adalah bahwa
kerukunan umat beragama memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor ekonomi
dan politik, disamping faktor-faktor lain seperti penegakan hukum, pelaksanaan prinsip-
prinsip keadilan dalam masyarakat dan peletakan sesuatu pada proporsinya.

Dalam kaitan ini, strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberdayakan institusi keagamaan, artinya lembaga-lembaga keagamaan kita
daya gunakan secara maksimal sehingga akan mempercepat proses penyelesaian
konflik antar umat beragama. Disamping itu pemberdayaan tersebut dimaksudkan
untuk lebih memberikan bobot/warna tersendiri dalam menciptakan Ukhuwah
(persatuan dan kesatuan) yang hakiki tentang tugas dan fungsi masing-masing
lembaga keagamaan dalam masyarakat sebagai perekat kerukunan antar umat
beragama.
2. Membimbing umat beragama agar makin meningkat keimanan dan ketakwaan
mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam suasana rukun baik intern maupun
antar umat beragama.
3. Tidak mencampuri urusan akidah/dogma dan ibadah sesuatu agama.
4. Mendorong peningkatan pengamalan dan penunaian ajaran agama.
5. Mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam
bingkai Pancasila dan konstitusi dalam tertib hukum bersama.
6. Mendorong, memfasilitasi dan mengembangkan terciptanya dialog dan kerjasama
antara pimpinan majelis-majelis dan organisasi-organisasi keagamaan dalam
rangka untuk membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
7. Mengembangkan wawasan multi kultural bagi segenap lapisan dan unsur
….masyarakat melalui jalur pendidikan, penyuluhan dan riset aksi..
10. Bersama-sama para pimpinan majelis-majelis agama, melakukan kunjungan
bersama-sama ke berbagai daerah dalam rangka berdialog dengan umat di lapisan
bawah dan memberikan pengertian tentang pentingnya membina dan
mengembangkan kerukunan umat beragama.
11. Melakukan mediasi bagi kelompok-kelompok masyarakat yang dilanda konflik
dalam rangka untuk mencari solusi bagi tercapainya rekonsiliasi sehingga konflik
bisa dihentikan dan tidak berulang di masa depan.
12. Memberi sumbangan dana (sesuai dengan kemampuan) kepada kelompok-
kelompok masyarakat yang terpaksa mengungsi dari daerah asal mereka karena
dilanda konflik sosial dan etnis yang dirasakan pula bernuansakan keagamaan.
13. Membangun kembali sarana-sarana ibadah yang rusak di daerah-daerah yang
masyarakatnya terlibat konflik, sehingga mereka dapat memfungsikan kembali
rumah-rumah ibadah tersebut.

Beberapa pemecahan masalah untuk menyikapi pluralisme dengan berbagai


pendekatan antara lain :
a. Pendekatan Sosiologis. Artinya pemahaman tingkah laku umat beragama yang …
merupakan hasil prestasi riil obyektif komunitas beragama.
b. Pendekatan Kultural. Dalam banyak soal budaya-budaya lokal yang dimulai oleh …
pemimpin agama-agama tertentu tidak dikomunikasikan kepada pemimpin dan anggota ...
kelompok umat beragama yang lain, apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Sikap - -
saling mencurigai akhirnya muncul dan menumpuk menjadi bom waktu yang sewaktu-. .
waktu dapat meledak oleh pemicu yang aksidental.
c. Pendekatan Demografi Kita memahami realita ada kelompok umat beragama yang . .
…mayoritas dan minoritas di wilayah tertentu, ada pemimpin atau pengurus lembaga
---------keagamaan yang berat sebelah di dalam mengambil kebijaksanaan sehingga
membawa ----pertentangan di antara kelompok umat beragama.

Dalam memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama perlu dilakukan suatu
upaya upaya sebagaiberikut :
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama serta antar
=====.umat beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya
=====.mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam
=====.bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap
=====.toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif yang mendukung
=====.pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
4. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementif bagi kemanusiaan
=====.yang mengarah kepada nilai-nilai ketuhanan agar tidak terjadi penyimpangan-
=====.penyimpangan nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
5. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama.
6. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat.

Usaha untuk menanggulangi konflik yang terjadi yang perlu diupayakan oleh para
tokoh/pemimpin agama dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam kehidupan
masyarakat yang dikembangkan dalam dialog kehidupan, dialog pengalaman keagamaan
dan dialog aksi sehingga menimbulkan sikap inklusif pada masyarakatnya atau umatnya.

Akhirnya dalam memelihara kerukunan beragama, setidaknya ada 6 dosa besar


yang harus kita hindari (the six deadly sins in maintaining relegious harmony), yaitu :
1. Jangan berperilaku yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran agama.
2. Jangan tidak perduli terhadap kesulitan orang lain walaupun berbeda agama dan
==keyakinan.
3. Jangan mengganggu orang lain yang berbeda agama dan keyakinan.
4. Jangan melecehkan agama dan keyakinan orang lain.
5. Jangan menghasut atau menjadi provokator bagi timbulnya kebencian dan permusuhan
==antar umat beragama.
6. Jangan saling curiga tanpa alasan yang benar.

Rasulullah saw. pun telah menyebutkan bahwa kita sebagai seorang muslim
hendaknya senantiasa untuk menjaga nilai-nilai kerukunan beragama.

ُ‫ال ْال َحنِيفِيَّةُ ال َّس ْم َحة‬


َ َ‫ان أَ َحبُّ إِلَى هَّللا ِ ق‬
ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَيُّ ْاألَ ْدي‬
َ ِ ‫س قَا َل قِي َل لِ َرسُو ِل هَّللا‬
ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama
.............manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda:
“Al-............Hanifiyyah..As-Samhah (yang lurus lagi toleran)”.
Penutup

Indonesia adalah negara yang memiliki keunikan tersendiri di dalam membangun,


memelihara, membina, mempertahankan, dan memberdayakan kerukunan umat beragama.
Upaya-upaya berkaitan kegiatan kerukunan umat beragama tersebut merupakan sebuah
proses tahap demi tahap yang harus dilalui secara seksama agar perwujudan kerukuanan
umat beragama benar-benar dapat tercapai. Di samping itu, ia juga merupakan upaya terus-
menerus tanpa henti dan hasilnya tidak diperoleh secara instan.

Dan seandainya kondisi ideal kerukunan tersebut sudah tercapai bukan berarti
sudah tidak diperlukan lagi upaya untuk memelihara dan mempertahankannya. Justru
harus ditingkatkan kewaspadaan agar pihak-pihak yang secara sengaja ingin merusak
keharmonisan kerukunan hidup atau kerukunan umat beragama di Indonesia tidak bisa
masuk. Karena itu kerukunan umat beragama sangat tergantung dan erat kaitannya dengan
ketahana nasional Indonesia.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis bangsa dan negara Indonesia dalam
segala aspek kehidupan untuk menangkal segala pengaruh dari luar yang menggangu
stabilitas negara. Tugas berat ini tidak hanya terletak di tangan pemerintah, penguasa, dan
pemimpin negara, tetapi merupakan tugas segala lapisan masyarakat.
Daftar Pustaka:

https://sejuk.org/2019/04/14/pentingnya-menumbuhkan-sikap-toleransi-antar-umat-
beragama-di-indonesia%EF%BB%BF/

https://ibtimes.id/buletin-jumat-membina-kerukunan-umat-beragama/

https://kalam.sindonews.com/ayat/13/49/al-hujurat-ayat-13

https://muslim.okezone.com/amp/2020/07/21/330/2249539/hadis-tentang-kerukunan-
beragama-dalam-meraih-kebahagiaan-dunia-dan-akhirat?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16038585420973&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fmuslim.okezone.com%2Fread
%2F2020%2F07%2F21%2F330%2F2249539%2Fhadis-tentang-kerukunan-beragami-
kunci

Anda mungkin juga menyukai