Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK

ENGINE MANAGEMENT SYSTEM


SENSOR TEMPERATUR

Di susun oleh:

Faros Sambada 20509334011


Alfian Bagas Promuditya 20209334024
Zarror Izzul Haq 20209334037

Dosen Pengampu: Dr. Sutiman, S.pd., M.T.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
ENGINE MANAGEMENT SYSTEM
SENSOR TEMPERATUR

I. Kompetensi :
Memperbaiki penyensoran temperatur pada EMS

II. Sub Kompetensi


1. Mengidentifikasi sensor temperatur yang diaplikasikan pada EMS
2. Memeriksa komponen dan rangkaian sensor temperatur
3. Menguji kerja penyensoran temperatur
4. Mendiagnosis rangkaian kelistrikan, keadaan sensor suhu, dan PCM.

III. Alat dan Bahan :


1. Engine stand TIMOR
2. WTS dan IAT Sensor
3. Multimeter
4. Thermometer
5. Kompor listrik dan panci
6. Manual book

IV. Keselamatan Kerja


1. Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
3. Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum
4. Hati – hati dalam menghidupkan mesin
5. Penggunaan alat ukur multimeter memperhatikan selector multimeter
6. Hati – hati dalam penggunaan thermometer dalam pemanasan air

V. Langkah Kerja :
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Identifikasi posisi lokasi/tempat pemasangan Water Thermosensor (WTS) dan Intake
Air Thermosensor (IAT) pada mesin.
3. Identifikasi nama teminal, fungsi tiap-tiap terminal dan warna kabel tiap terminal pada
WTS dan IAT serta hubunganya dengan PCM
4. Lakukan pemeriksaan rangkaian kelistrikan pada WTS dan IAT serta hubunganya
dengan PCM.
Catatan : Teknik dan urutan pemeriksaan rangkaian kelistrikan pada kedua sensor
temperatur di atas (WTS dan IAT) adalah sama. Sebagai contoh
pemeriksaan rangkaian kelistrikan Water Thermosensor (WTS).

 Pemeriksaan Rangkaian Kelistrikan Water Thermosensor (WTS)

A. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada sensor suhu


- Putar kunci kontak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati).
- Lepaskan socket terminal pada WTS.
- Periksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada socket.
Jumper (+) Voltmeter pada terminal 15 dan Jumper (-) pada terminal 46.
- Bila tegangan menunjukan antara 4,2 - 5 Volt, maka kondisi rangkaian
kelistrikan dan Power Train Control Module (PCM) baik.
- Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt, maka kerusakan bisa
terjadi pada rangkaian kelistrikan atau pada PCM-nya.

B. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada Power Train Control Module (PCM)


- Putar kunci kontak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati).
- Lepaskan socket terminal pada WTS.
- Periksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada PCM.
Jumper (+) Voltmeter pada terminal 15 dan Jumper (-) pada terminal 46.
- Bila tegangan menunjukan antara 4,2 - 5 Volt, maka kondisi PCM baik.
- Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt, maka kerusakan terjadi
pada PCM.

C. Pemeriksaan rangkaian kelistrikan


- Putar kunci kontak pada posisi OFF.
- Lepaskan socket terminal pada WTS.
- Lepaskan socket terminal pada PCM.
- Periksa hubungan antara terminal 15 pada socket terminal WTS dan
terminal 46 pada socket terminal PCM.
- Periksa hubungan antara terminal 15 pada socket terminal WTS dan
terminal 46 pada socket terminal PCM.
- Periksa rangkaian kelistrikan terhadap hubungan singkat, rangkaian
putus, atau kemungkinan kondisi kabel sudah mempunyai nilai hambatan
yang tinggi.

5. Lakukan pemeriksaan pada WTS dan IAT Sensor.


Catatan : Teknik dan urutan pemeriksaan pada kedua sensor di atas (WTS dan IAT
Sensor adalah sama.
 Pemeriksaan sensor suhu

- Tuangkan air secukupnya ke dalam panci, kemudian letakkan panci di atas


kompor.
- Pasang thermometer dan celupkan ujung sensor suhu ke dalam panci.
- Nyalakan kompor.
- Ukur suhu air dan tahanan sensor suhu.

 Spesifikasi standar tahanan IAT.

TEMPERATUR TAHANAN KΩ

-20°C 15
20°C 2,5
60°C 0,603

 Spesifikasi standar tahanan WTS.

TEMPERATUR TAHANAN KΩ

-20°C 16,2 ± 1,6


20°C 2,45 ± 0,24
80°C 0,32 ± 0,03

- Catat pada tabel laporan dan buat grafik hubungan suhu dan resistansi sensor
suhu.
- Simpulkan keadaan sensor suhu.

6. Bersihkan alat dan training obyek yang digunakan.


7. Laporkan pada instruktur atau teknisi untuk pemeriksaan kondisi training obyek.
LEMBAR LAPORAN PRAKTIK

1. Water Thermosensor (WTS)


 Rangkaian Kelistrikan Water Thermosensor (WTS)

 Identifikasi Terminal Water Thermosensor (WTS)

No. Terminal Warna Kabel Hubungan / Fungsi

C24-14 Terhubung dengan ECM dengan terminal E2


1 BIRU
(THW) serta terminal OX

C24-33 Terhubung dengan ECM dengan sumber


2 COKLAT
(E2) sensor lain

 Pemeriksaan Rangkaian Kelistrikan Water Thermosensor (WTS)

No. Pemeriksaan Hasil / Kesimpulan

1 Rangkaian terbuka sensor Tidak terdapat kerusakan pada rangkaian


suhu kelistrikan WTS, artinya dalam kondisi baik

2 Rangkaian terbuka pada Tidak terdapat kerusakan pada rangkaian


PCM kelistrikan terbuka dari PCM artinya dalam
kondisi baik

3 Rangkaian kelistrikan
Tidak terdapat kerusakan pada rangkaian
kelistrikan WTS artinya dalam kondisi baik
pada voltase 0,6 volt
 Pemeriksaan Water Thermosensor (WTS)

No Suhu (0C) R (Ω) Grafik hubungan antara Suhu


Suhu ruang dan Hambatan
1 2,5K Ohm
25
3 40 1,0 K Ohm
7 80
0,3K Ohm

*Pemeriksaan resistansi hanya sampai pada suhu 400 karena keterbatasan alat untuk
pengukuran suhu. Alat yang digunakan menggunakan thermogun yang hanya membaca
pada suhu tertinggi 400 , selanjutnya pengukuran suhu tertinggi terpaut sumber bacaan yang
ada

Kesimpulan keadaan WTS :


WTS Dalam kondisi normal tidak ada gangguan atau kerusakan karena masih masuk
spesifikasi WTS pada K3 VE ini berjenis NTC. Sensor WTS ketika di panaskan
dengan air saat kondisi suhu masih rendah dan diukur menggunakan multimeter
maka nilai resistansi akan tinggi, selanjutnya semakin suhu pada air naik, maka
perlahan nilai resistansi pada sensor WTS akan menurun.

Praktek secara daring ini kami lakukan menggunakan kendaraan Toyota Avanza
dengan Kode mesin K3-VE, keterbatasan alat dan bahan menjadi suatu hambatan
bagi kami untuk melakukan pengukuran secara teliti, thermogun yang kami gunakan
hanya mampu mendeteksi sampai suhu 40 derajat.

2. Intake Air Temperature (IAT) Sensor


 Rangkaian Kelistrikan Intake Air Temperature (IAT) Sensor.
 Identifikasi Terminal Intake Air Temperature (IAT) Sensor.

No. Terminal Warna Kabel Hubungan / Fungsi

C24-15 Terhubung dengan ECM dengan terminal E2 seta


1 HIJAU
(THA) terminal OX

C24-33
2 COKLAT Terhubung dengan ECM sebagai sumber sensor lain
(E2)

 Pemeriksaan Rangkaian Kelistrikan Intake Air Temperature (IAT) Sensor.

No. Pemeriksaan Hasil / Kesimpulan

1 Rangkaian terbuka sensor Tidak terdapat rangkaian terbuka pada sensor IATS
suhu artinya dalam kondisi baik

2 Rangkaian terbuka pada Tidak terdapat rangkaian terbuka pada PCM artinya
PCM dalam kondisi baik

3 Rangkaian kelistrikan Tidak terdapat kerusakan pada kelistrikkan IATS


artinya rangkaian masih dalam kondisi baik pada
voltase 0,8 volt
 Pemeriksaan Intake Air Temperature (IAT) Sensor.

No Suhu (0C) R (Ω) Grafik hubungan antara Suhu dan

1 Suhu ruang Hambatan


1,3 K Ohm
29

2 30 1,0 K Ohm

3 40 0,8 K Ohm

4 50 0,7 K Ohm

5 60 0,5 K Ohm

*Pemeriksaan resistansi hanya sampai pada suhu 400 karena keterbatasan alat untuk
pengukuran suhu. Alat yang digunakan menggunakan thermogun yang hanya membaca
pada suhu tertinggi 400 , selanjutnya pengukuran suhu diatas 400 terpaut sumber bacaan
yang ada

Kesimpulan keadaan IAT :

IATS Dalam kondisi normal tidak ada gangguan atau kerusakan karena masih masuk
spesifikasi IATS pada K3 VE ini berjenis NTC. Semakin suhu naik maka nilai
resistansi pada sensor akan turun, saat itu juga sensor akan meneruskan sinyal ke
ECM.

Praktek secara daring ini kami lakukan menggunakan kendaraan Toyota Avanza
dengan Kode mesin K3-VE, keterbatasan alat dan bahan menjadi suatu hambatan
bagi kami untuk melakukan pengukuran secara teliti, thermogun yang kami gunakan
hanya mampu mendeteksi sampai suhu 40 derajat. Maka dari itu data yang diluar
spesifikasi dari alat pengukur suhu yang kami lakukan hanya dilakukan dengan kira-
kira berapa suhu pada kondisi saat itu.

Pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh bahan bakar pada kendaraan jika thermostat pada sistem
pendingin di lepas pada sistem?
2. Apakah ada perbedaan antara penggunaan air pendingin coolant dengan air biasa
dalam mencapai suhu kerja mesin?
3. Bagaimana cara kerja ECM jika terjadi knocking yang disebabkan thermostat
dilepas?
VI. Kesimpulan Praktik
Pada praktik kali ini, kami melakukan pemeriksaan sensor WTS dan IAT pada Toyota
Avanza dengan Kode mesin K3-VE. Setelah melakukan pemeriksaan pada rangkaian
kelistrikan yang terhubung dengan PCM dengan cara melakukan tes dengan
multimeter menghasilkan kondisi voltase pada kondisi baik. Selanjutnya memeriksa
resistansi tahanan pada kedua sensor WTS dan IAT dengan memasukan ujung
sensor ke air yang dipanaskan. Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa
kedua sensor tersebut menghasilkan nilai resistansi yang akan turun ketika suhu air
semakin meningkat. Pada sistem kerjanya sensor akan memberikan sinyal ke ECM,
lalu ECM meneruskan pada part yang lain untuk bekerja atau melakukan perubahan-
perubahan setelan.

Daftar Pustaka
1. Belajar Sesuatu. 2021. Fungsi dan Cara Kerja WTS
https://www.belajarsesuatu.id/2021/11/fungsi-dan-cara-kerja-water-
temperature.html. Di akses pada tanggal 5 Maret 2022.
2. Gerai Teknolosi. 2021. Fungsi dan Cara Kerja WTS pada mobil EFI.
https://www.geraiteknologi.com/2021/04/water-temperature-sensor.html. Di akses
pada tanggal 5 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai