Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN

MATERIAL KACA SEBAGAI DINDING

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas ARA-205


Mata Kuliah Teknologi Bahan

Disusun Oleh :
Fadila Rahma Kamila ( 212019092 )
Kelas CC

Dosen Pembimbing:
H. Ucu Makmur Kosasih, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, karunia, taufik
dan hidayah-Nya karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Material Kaca Sebagai Dnding” tugas mata kuliah Teknologi
Bahan ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Material kaca , saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah dibuat ini dapat berguna bagi saya selaku penyusun
maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya di masa depan.

Bandung, Desember 2020


Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaca merupakan material yang sudah lama dikenal, bahkan sejak ribuan tahun
yang lalu. Penggunaannya sebagai bahan bangunan mulai dikenal sejak abad ke-17. Pada
abad ke-20 penggunaan kaca pada bangunan didukung oleh perkembangan industrialisasi
dan penemuan teknologi dalam pengolahan dan produksi kaca. Kecenderungan desain
dengan meminimalkan ornamen pada abad tersebut juga mendukung penggunaaan
material kaca. Penggunaan kaca tetap menjadi pilihan dari bangunan-bangunan di era
abad 21. Selain peningkatan pengetahuan akan sifat-sifat bahan ini yang transparan,
mampu memberikan pencahayaan dan panas pada bangunan, perkembangan proses
produksi kaca, menyebabkan penggunaan material ini semakin luas dan digunakan
hampir di seluruh bagian bangunan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kaca?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kaca?
3. Bagaimana sifat kaca ?
4 .Apa saja jenis-jenis kaca ?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian penggunaan material kaca sebagai dinding?
6. Bagaimana tips pemasangan dan perawatan Homogeneous Tile?
7. Bagaimana penerapan Homogeneous Tile pada ruangan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan kaca
2. Mengetahui sejarah perkembangan kaca
3. Mengetahui jenis-jenis kaca
4. Mengetahui ap aitu dnding kaca
5. Mengetahui leuntungan dan kerugian dari penggunaan kaca sebagai dinding
6. Mengetahui tips pemasangan dan perawatan Homogeneous Tile
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KACA
Kaca adalah bahan yang tidak padat, karena molekul-molekulnya tersusun acak seperti
halnya zat cair, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil. Karena susunannya
acak seperti zat cair itulah maka kaca terlihat transparan

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KACA


Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM 2,
dengan melelehnya batuan yang digunakan untuk memasak dan kemudian mengeras
menjadi opaque (tidak transparan).
Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang memberi
efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai menyebarkan
informasi ini sepanjang perjalanan mereka. Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat
dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti adanya pembuatan kaca di daerah Yunani dan
Cina. 1500 SM, pengrajin Mesir menemukan cara untuk membuat pot kaca dengan
cetakan. Terbukti dengan ditemukannya 3 buah vas dengan ukiran nama Pharaoh
Thoutmosis III (1504 - 1450 SM), yang membawa pengrajin kaca dari misi militernya di
Cina.
Sampai abad ke-9 SM kerajinan kaca mulai berkembang di daerah Mesopotamia dan
seterusnya sampai ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun
650 SM, dengan ukiran di atas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja
Assyria Ashurbanipal (669 – 626 SM)

Antara 27 SM sampai 14 M, ditemukan cara baru dalam mengolah kaca:


glassblowing. Alat yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup.
Lalu bangsa Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membentuk kaca. Pada tahun
100 M, bangsa Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan
ditemukannya clear glass. Digunakan di bangunan-bangunan penting Roma dan vila-vila
mewah. Sekitar tahun 1000 M, bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar
kaca mulai menggunakan bahan dasar lain, yaitu potash.

Pada abad ke 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran (glass
sheets). Pada abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran.
Pada akhir abad 19, mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus
luar rangka bangunan, dan menjadi hal yang sangat baru karena pada zaman tersebut
bangunan biasanya menggunakan bata untuk dindingnya.
C. SIFAT KACA

Kaca biasanya merupakan material yang tembus pandang, namun dalam


pemakaian dapat dibuat buram (sedikit tembus pandang) atau tidak tembus pandang sama
sekali. Dapat juga digabungkan dengan warna yang dimasukkan pada saat keadaan cair.

Karena sifat tembus pandangnya, kaca meneruskan cahaya yang berarti kaca
meneruskan panas matahari. Hal ini sangat berpengaruh terutama di daerah tropis seperti
Indonesia di mana masyarakatnya memilih menghindari panas. Kaca merupakan bahan
yang tahan akan zat-zat kimia, karena itu banyak digunakan tabung / bejana kimia yang
terbuat dari kaca. Sifat kaca yang lain adalah kemampuannya untuk memantulkan cahaya
dan bayangan di sekelilingnya, dan tidak menghantarkan listrik.

Kaca dapat dibentuk pada suhu di atas 1200 C (cair). Pada saat keadaan cair,
material kaca sangat mudah dibentuk, dan pada saat dingin dan menjadi padat dapat
diukir seperti batu. Kaca memiliki sifat rapuh dan mudah pecah, namun masih memiliki
sifat elastis (kembali ke bentuk semula setelah lendutan akibat beban).

Penggunaan kaca pada bangunan akan menimbulkan kesan-kesan tertentu. Pada


bangunan bertingkat banyak, kaca pada façade-nya akan memberikan kesan mewah dan
megah. Untuk bangunan rumah tinggal dan bertingkat rendah penggunaan kaca bisa
membawa kesan modern, mewah, dan bersih. Penggunaan kaca pada bangunan juga bisa
menggambarkan ringan, terbuka, jujur, dan “ketelanjangan”.
D. JENIS – JENIS KACA

Kaca memiliki jenis yang beragam. Jenis-jenis kaca yang ada di pasaran adalah
sebagai berikut,

Kaca struktural adalah kaca yang dipakai sebagai material permukaan horizontal
maupun vertikal seperti dinding, partisi, dan bidang-bidang sempit. Ketebalan kaca
struktural bermacam-macam mulai dari 6,35 mm sampai 31,75 mm. Metode pemasangan
untuk di dalam dan luar bangunan juga berbeda. Kaca struktural tidak dikombinasikan
dengan material kayu, melainkan harus dengan bahan masonry, karena harus yang tahan
air.

1) Cermin / mirror terbuat dari kaca yang diberi lapisan reflektif yang terbuat
dari lapisan logam tipis perak, emas, perunggu, atau krom. Lapisan logam
tersebut bisa dibuat semi transparan atau opaque, bisa terlindung lapisan
tambahan ataupun tidak. Cermin tersedia dengan berbagai macam ukuran
sampai 1,829 m x 3,658 m. Ukuran yang lebih besar bisa diperoleh dengan
memesan khusus.

2) Alarm glass merupakan kaca yang dilengkapi dengan kabel tipis, yang
merupakan bagian dari rangkaian elektrik yang akan mengaktifkan alarm bila
kaca dirusak. Anti-reflective glass merupakan kaca yang meredam sifat
refleksi cahayanya, namun masih transparan. Body-tinted glass adalah kaca
yang berwarna. Pemasukkan zat kimia terjadi pada saat pelelehan kaca.

3) Electro-chromatic glass adalah kaca yang dapat diatur agar menjadi lebih
gelap atau tidak, dengan tergantung pada voltase yang dihasilkan oleh cahaya
matahari. Bila matahari terik, kaca ini akan berubah menjadi lebih gelap. Fire
resistant glass adalah kaca tahan api, jenis ini ada dua macam, heat
transmitting dan fire insulating.

4) Float glass adalah kaca standar yang berupa lembaran. Laminated glass
adalah kaca untuk pengamanan. Terdiri dari dua atau lebih lembar kaca yang
digabungkan. Low emission glass adalah kaca yang tidak tembus suhu dari
luar dan mempertahankan suhu dalam ruang

5) Patterned glass adalah kaca yang memiliki ukiran. Ukiran tersebut berasal
dari cetakan pada saat kaca dipress. Reflective glass adalah kaca yang
memantulkan cahaya dan bayangan yang lebih jelas. Self cleaning glass
adalah kaca yang permukaan luarnya dilapisi photocatalytic, sehingga debu
dan kotoran yang menempel akan langsung bersih bila terkena air hujan.

6) Tempered glass adalah kaca yang diperkuat dengan cara memanaskan kaca
sampai titik hampir melebur. Lalu kedua permukaannya didinginkan secara
cepat dengan aliran udara. Dengan demikian bagian permukaan kaca akan
berada dalam keadaan tekan (state of compression), dan bagian dalam kaca
akan berada dalam kedaan tarik (state of tension). Tempered glass mampu
menahan beban 4 sampai 5 kali kaca biasa. Tempered glass memiliki
perbedaan dengan kaca biasa pada saat menerima beban yang melebihi
kekuatannya. Kaca biasa akan lebih cepat pecah, sedangkan tempered glass
akan mengalami perubahan bentuk terlebih dahulu, seperti bengkok,
melendut, atau terpelintir. Tempered glass memiliki tebal 6,35 mm sampai
31,75 mm, dan ukurannya mencapai 1,829 x 3,658 m.

E. DINDING KACA
Kaca yang digunakan untuk dinding bisa dua macam, kaca bening dan kaca
cermin. Kaca cermin akan memberikan efek pantul yang lebih sehingga memberikan
kesan luas. Penggunaan dinding kaca biasanya pada ruang-ruang yang kecil. Untuk kaca
bening, ketebalannya adalah 5 mm sampai 8 mm dengan jenis tempered, sandblast, atau
laminated. Ukuran dinding kaca ini biasanya 120 cm x 240 cm dan lebih kecil dari itu.
Penggunaan kaca sebagai dinding lebih berfungsi sebagai pembatas ruangan, bukan
sebagai struktural. Bila sebagai struktural, kaca harus ditambah dengan rangka tambahan
dan ukuran tiap kacanya pasti lebih kecil dari 120 cm x 240 cm dan ketebalannya juga
lebih dari 8 mm. Penggunaan kaca harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam bangunan
dan tipe/jenis kaca seperti bangunan yang memerlukan tingkat insulasi panas atau
kualitas akustik yang baik. Selain pemilihan tipe kaca yang tepat, sambungan merupakan
hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam instalasi kaca sebagai dinding
bangunan. Kekuatan dapat berkurang atau bertambah pada sambungan tersebut. Beberapa
tipe sambungan yang digunakan pada kaca dinding bangunan.

Sumber: iDEA

Gb. II.10 Aplikasi kaca sebagai dinding Gb. II.11 Aplikasi kaca sebagai railing ramp
F. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN MATERIAL KACA SEBAGAI DINDING

Berikut adalah keuntungan pemilihan material kaca sebagai elemen dinding pada
suatu bangunan ;

1. Memberi Kesan Luas

Penggunaan material kaca sebagai dinding rumah membuat pemandangan


sekeliling rumah lebih transparan dan tanpa batas. Alhasil, efeknya seluruh
ruangan di dalam rumah jadi tampak lebih luas dan seolah-olah menyatu tanpa
batas.

2. Memperbaiki Pencahayaan

Sifat kaca yang transparan juga menguntungkan dari segi pencahayaan


sehingga rumah jadi nampak lebih terang dan hidup. Dengan begitu,
pencahayaan di rumah bisa lebih maksimal hanya dengan memanfaatkan
cahaya alami dan listrik jadi lebih hemat.

3. Memaksimalkan Pemandangan

Keuntungan lain dari penggunaan dinding kaca yang transparan yaitu


pemandangan di sekeliling rumah bisa tertangkap dengan lebih sempurna.

4. Mudah Dirawat
Tak perlu khawatir soal noda dan debu yang menempel karena dinding kaca
bisa dibersihkan dengan sangat mudah. Sangat berbeda dari dinding tembok
yang bila terkena noda harus dibersihkan dengan cara dicat ulang.

5. Kedap Suara

Salah satu sifat lain dari material kaca adalah kedap suara. Keuntungan ini
akan sangat bermanfaat bagi Anda yang tinggal di area bising. Jadi, meskipun
rumah Anda berada di pinggir jalan raya, suara bising kendaraan yang lewat
takkan terlalu mengganggu karena bisa diredam oleh kaca.

6. Kedap Air

Selain kedap suara, material kaca juga terbukti kedap air. Tak perlu khawatir
ketika hujan deras melanda karena dinding kaca dijamin takkan bocor oleh
rembesan air hujan.

7. Mampu Menahan Panas

Berikutnya, dinding kaca juga sangat menguntungkan untuk insulasi panas


agar udara di dalam rumah tetap adem dan nyaman. Pasalnya, kaca
merupakan material dengan kemampuan meredam panas yang sangat baik
sehingga Anda tak perlu lagi menggunakan AC.

G. KERUGIAN PENGGUNAAN MATERIAL KACA SEBAGAI DINDING

1. Pemasangan Cukup Rumit

Sebuah kerugian yang tak bisa dihindari. Pemasangan dinding kaca yang
rumit tak bisa dikerjakan sendiri dan pasti membutuhkan tenaga ahli.

2. Harga Relatif Mahal

Berbeda jenis kaca dan kualitasnya, berbeda pula harganya. Namun, secara
umum, kaca dinding berkualitas biasanya memiliki kisaran harga yang relatif
lebih mahal dibanding kaca biasa.
3. Rentan Rusak

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kaca merupakan material yang cukup
rentan rusak. Dibutuhkan perawatan dan pengelolaan yang ekstra hati-hati
agar kaca bisa awet dan tahan lama.

4. Tak Tahan Getaran

Kaca merupakan material yang tak tahan akan getaran berfrekuensi tinggi,
efeknya kaca pun rentan rusak akibat getaran atau goncangan. Salah satu
solusinya yaitu pilihlah jenis kaca yang kualitasnya bagus apalagi bila
digunakan untuk material dinding rumah.

5. Daya Tahan Lemah

Material kaca bukanlah sebuah dinding struktural sehingga tak mampu


menahan beban berlebih dalam penggunaannya. Pastikan desain rumah
minimalis yang Anda pilih juga memerhatikan isu ini agar tak menjadi
masalah di kemudian hari.

6. Tak Bisa Diperbaiki

Sekali rusak ataupun sekadar retak, dinding kaca tak bisa diperbaiki dan
seluruh bagian yang rusak harus diganti. Hal ini sekaligus akan berdampak
pada biaya tak terduga yang harus dipersiapkan terutama bila terjadi
kerusakan.

7. Perlu Aksesoris Tambahan

Rumah minimalis yang ingin menggunakan material kaca sebagai elemen


dominan di rumah harus juga menyiapkan aksesoris tambahan lainnya. Satu
aksesoris tambahan yang paling penting yaitu tirai yang akan digunakan
sebagai penutup yang sangat dibutuhkan untuk privasi di rumah.
H. JENIS – JENIS PEMASANGAN DINDING KACA PADA EKSTERIOR
BANGUNAN

Berikut ini adalah jenis-jenis pemasangan fasad dinding kaca pada eksterior :

1. Window Wall, yaitu jenis pemasangan frame jendela yang ditempatkan di atas
slab lantai atau di atas dinding dengan menggunakan skrup viser.
2. Spider Fitting, yaitu sistem pemasangan fasad dinding kaca secara vertikal
yang didukung dengan alat bernama spider fitting pada beberapa titik
penyatunya. Biasanya kaca yang digunakan adalah jenis material kaca
tempered karena lebih kuat dan aman. 

Sumber : pinterest Sumber : Pinterest


Gambar detail penggunaan spider Gambar penggunaaan material
clamp pada kaca kaca sebagai eksterior

3. Frameless, yaitu jenis pemasangan fasad dinding kaca yang secara


keseluruhan terdiri dari kaca tebal dan tanpa rangka (frameless)
4. Curtain Wall, yaitu bentuk konstruksi dinding kaca yang berfungsi sebagai
penutup atau pelapis bagian luar gedung. Rangkanya terbuat dari material
seperti alumunium, composite panel, dan komponen solid lainnya. 
I. CARA PEMASANGAN FASADE DINDING KACA

Metode pemasangan fasade dinding kaca sendiri tergantung dari jenis kaca yang akan
digunakan. Namun, pada dasarnya semua pemasangan fasade dinding kaca memiliki
prinsip dan langkah-langkah yang tidak jauh berbeda, yaitu seperti berikut ini:

 Marking

Penentuan titik-titik marking ini bertujuan agar bangunan dengan dinding kaca atau
curtain wall menjadi lurus dan sesuai dengan perencanaan, baik itu secara vertikal
maupun horizontal,

 Braket 

Pemasangan braket ini bertujuan untuk menopang dan mengikat mullion (rangka frame
vertikal).  Braket ini dipasang pada lantai atau tepi lantai sesuai dengan garis marking
yang sudah dibuat sebelumnya. 

 Mullion

Mullion adalah sebuah rangka frame vertikal yang terbuat dari batang aluminium dan
berbentuk panjang seperti stick atau tongkat, dengan ukuran dan model yang bermacam
macam. Pemasangan mullion ini nantinya akan digunakan sebagai tempat untuk
pemasangan kaca.
 Transoms

Transoms adalah ambang atau palangan yang terbuat dari aluminium dan


dipasang dipasang horizontal di antara batang-batang mullion.

Cara pemasangan transom tergolong cukup mudah, pekerja cukup menggunakan sebuah
screw yang dan sebuah siku aluminium. Pemasangannya, siku aluminium
tersebut dipasang di dalam transoms untuk menyambung antara mullion dan transoms. 
Hal lain yang perlu dperhatikan adalah setiap lubang bekas screw atau pada screw itu
sendiri, sebaiknya dilakukan penutupan menggunakan sealant sehingga terhindar dari
kebocoran.

 Pemasangan Kaca dan Sealant

Sebelum dilakukan pemasangan kaca, pastikan dahulu permukaan dari struktur tumpuan
kacanya dalam kondisi bersih. Selain itu, juga harus memiliki kekuatan untuk menopang
beban kaca tersebut.  Kaca akan dipasang pada rangka siku atau almunium berbentuk
huruf “U” (susunan mullions dan transoms), yang sebelumnya sudah ditambahkan setting
block. Setting block yang berbahan karet ini berfungsi sebagai penahan kaca.
 Pembersihan

Jika semua langkah di atas sudah selesai dikerjakan dan kaca sudah terpasang dengan
rapi, maka langkah selanjutnya adalah pembersihan permukaan kaca. Pembersihan
dilakukan dengan alat bantu Gondola.

J. PENGAPLIKASIAN MATERIAL KACA SEBAGAI DINDING BANGUNAN

1) Gedung Menara Suara Merdeka

Gedung Menara Suara Merdeka merupakan gedung perkantoran di Semarang


yang didirikan oleh PT. Merdeka Sandi Surya (MSS) yang merupakan perusahaan
Suara Merdeka Group. Fokus perusahaan tersebut adalah pengembang
(Developer) gedung bertingkat dan Building Management. Hingga saat ini sudah
terisi sekitar 90% dari ruangan yang disediakan. Bangunan berada di Jalan
Pandanaran No. 30, Semarang Selatan, Semarang (nd, 2018). Ilustrasi menara dan
penggunaan kaca seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.
hematan energi dan ramah lingkungan. Hal ini ditunjukan dengan penggunaan AC VRV
(based on zoning), penggunaan reflective glass yang dapat mereduksi sinar UV ke dalam
ruangan, dengan demikian penggunaan energi listrik juga dapat diminimalisir;
pengolahan limbah dengan teknologi STP (Sewage Treatment Plant) yang berbasis biotec
system, mengolah limbah sanitasi menjadi air yang layak digunakan untuk penyiraman
taman sehingga layak dibuang ke saluran kota. Penggunaan air limbah yang telah diolah
menjadi layak pakai untuk penyiraman taman telah mengurangi kontribusi pembuangan
air dari gedung Menara Suara Merdeka ke saluran kota. Gedung Menara Suara Merdeka
menggunakan material kaca sebagai material utama selubung bangunan rental office,
terutama pada fasade sisi barat laut dan barat daya yang menggunakan kaca reflektif
asahi mas 8mm stopsol blue, serta sisi tenggara yang menggunakan kaca non-reflektfi.
Fasad yang menggunakan kaca adalah lantai yang berfungsi sebagai kantor, lantai yang
berfungsi sebagai gedung parkir tidak menggunakan material kaca.

2) Bangunan La Jolla, California, (Cliffside Port)

Bangunan ini di design oleh Alex Cunningham yatu berupa rumah tinggal
peristirahatan untuk seorang software designer, Don Cooksey. Ia menginginkan view ke
arah pantai dan laut, yang ia anggap sebuah karya seni. Maka dari itu, Alex Cunningham
membuat sebuah bangunan yang banyak menggunakan elemen kaca agar tidak
menghalangi pemandangan yang diinginkan. Alex Cunningham menggabungkan elemen
kaca ke dalam struktur beton sebagai pengisinya. Kaca-kaca tersebut berfungsi sebagai
pengisi dinding, jendela, dan juga dinding dan jendela sekaligus. Tidak ada kaca yang
befungsi menahan beban lebih dari beban angin.

Pengaplikasian kaca pada bangunan ini tergolong cukup berisiko karena


bangunan ini berada di tepi laut dan tebing. Kaca yang menjadi dinding akan mengalami
gaya lateral yang cukup besar karena datangnya angin dari laut dan dari bawah tebing.
Walaupun berisiko, kaca yang digunakan tidak dilengkapi dengan penguat yang bila
dilihat begitu saja terasa sangat kurang. Dinding kacanya sangat polos tanpa ada bracing
atau rangka yang mengelilingi tiap modul kacanya. Hal itu merupakan keputusan si
arsitek yang menginginkan pemandangan yang tak terhalang.

Alternatif untuk mengurangi risiko bisa menggunakan kaca dengan modul yang
lebih kecil, dan menggunakan spider sebagai sambungan tiap modulnya.
Sambungan jenis spider memungkinkan adanya toleransi geser dan getar yang lebih besar
antar elemen yang disambungnya. Dengan penggunaan spider, kaca yang mengalami
gaya dorong oleh angin tidak akan melendut terlalu besar. Gaya akan diterima oleh
sambungan akan lebih besar daripada kaca sehingga risiko kaca pecah akan lebih
diminimalkan.
Terlebih dengan menggunakan modul kaca yang kecil, lendutan akan sangat minimal,
dan jumlah spider yang cukup banyak akan mampu menahan beban angin yang lebih
besar.

Untuk memperkecil risiko, dinding kaca dibuat juga sebagai jendela, agar angin yang
datang dari arah laut bisa lewat tanpa ‘menabrak’ kaca seluruhnya. Persambungan antar
kaca pada bagian dinding dan jendela ini menggunakan spider, termasuk pada
sambungan kaca dan betonnya.

Bila dilakukan pergantian material sebagian dari dinding atau kolom di bangunan ini
dengan kaca blok, efeknya akan berbeda. Dinding atau kolom yang tetap menggunakan
beton dimensi tebalnya akan bertambah. Sementara kaca yang digunakan akan bertambah
tebal. Selain itu penggunaan kaca blok akan mengurangi kesan ‘bersih’ yang sebelumnya
tercipta tanpa kaca blok.

Untuk bagian lain dari bangunan, seperti ruang duduk utama yang juga menghadap laut,
dinding kacanya tidak berfungsi sebagai jendela.
Sehingga kaca akan ditabrak oleh angin laut tanpa diteruskan sebagian.

Risiko kaca pecah akan lebih besar pada bagian ini, terlebih lagi karena tetap tidak
digunakannya bracing atau rangka pada kacanya. Sambungan antar kacanya difix dengan
sealant sehingga kaca yang bersambung terus ini menjadi satu kesatuan. Bentuk ruangan
yang agak melingkar akan memperkuat dinding kaca ini. Sambungan antar kaca yang
tidak saling sejajar akan saling menahan gaya leteral satu sama lainnya agar tidak roboh
terkena gaya angin, tanpa menggunakan kolom kaca penguat.

Dengan tidak menggunakan kolom kaca penguat, sambungan antar kaca akan sangat
berpengaruh dalam menjaga bentuk. Efek dari dorongan beban angin akan berbeda untuk
tiap modul kaca karena arah hadapnya yang berbeda. Kaca yang melendut di satu sisi
akan mendorong kaca di sebelahnya dan efeknya akan terus berulang sampai kaca yang
paling ujung bertemu dengan kolom atau dinding beton yang daya tahan terhadap
bebannya lebih tinggi.

Walaupun efek berulangnya kecil, sealant sebagai sambungan antar kaca akan
mengalami penurunan kualitas karena seringnya ditarik ataupun ditekan.

Bangunan ini menonjolkan pemandangan ke arah laut dengan sudut pandang yang lebar.
Karena itu digunakan kaca sebagai pengisi façade- nya. Kaca yang digunakan sama
sekali bukan untuk menahan beban vertikal seperti layaknya dinding beton. Kaca di sini
hanya sebagai pengisi antar struktur kolom dan dinding beton yang ada. Kaca tersebut
sebagian besar menahan beban horizontal yang berupa angin. Dengan niat
mempertahankan kesan polos, kaca blok (glass block) tidak digunakan sebagai dinding
penahan beban, melainkan menggunakan beton. Penggunaan kaca yang tidak mampu
menahan beban membuat dimensi struktur beton membesar.

K. PENGAPLIKASIAN MATERIAL KACA PADA DINDING BANGUNAN


( The Louvre Pyramid, Paris, Perancis) (The Botanical Garden Of Curitiba,
Brazil)

(National Centre For Performing of art, ( 30ST Mary Axe, London )


Beijing, China )
( Hotel W, Barcelona ) ( Skydeck Tower, Chicago)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Kaca menjadi material yang erat kaitannya dengan estetika. Banyak bangunan yang
menggunakan kaca untuk memperindah tampilannya, sehingga bangunan tersebut terlihat
mencolok. Seiring dengan waktu, kaca berkembang menjadi berbagai macam jenis,
sesuai kebutuhan konsumen. Tetapi kesamaan kaca sejak dulu sampai sekarang adalah
sifatnya yang getas dan anggapan bahwa kaca adalah rapuh dan tidak kuat, sehingga
sangat jarang digunakan untuk penahan beban.

Yang belum diketahui masyarakat adalah kaca memiliki kekuatan yang cukup untuk
dijadikan sebagai elemen struktur bangunan, seperti lantai, balok, dan kolom. Aplikasi
untuk elemen struktur tersebut tidak mungkin hanya mengandalkan kaca yang berdiri
sendiri. Kaca harus digabungkan dengan bahan lain untuk menjadi lebih kuat, namun
tetap memiliki ciri dan image kaca pada umumnya. Kaca yang memiliki sifat dasar
menyerupai batu atau beton ini baik digabungkan dengan bahan kawat layaknya tulang
pada beton bertulang. Kawat ini akan membantu kaca, yang dijadikan kolom, balok, atau
lantai, dalam menahan gaya tarik.

Kaca memang belum memungkinkan untuk dijadikan material struktur untuk bangunan
bertingkat tinggi, karena resiko yang harus ditanggung cukup besar. Selain itu untuk
menahan beban bangunan bertingkat tinggi, dimensi kaca yang harus digunakan pastilah
sangat besar. Kendala lain dalam penggunaan kaca sebagai struktur adalah biaya.
Tempered glass yang ada di pasaran memiliki harga yang cukup mahal. Bila diperlukan
kaca seperti itu dengan ukuran besar dan solid seperti untuk kolom dan balok, harganya
akan menghabiskan budget yang ada

Terlepas dari kekurangan tersebut, kaca bisa memberikan kesan ruang dan image yang
unik. Kaca juga bisa memberikan kesan bersih dan ringan, serta memiliki kesan rumit
bila dikomposisikan secara acak. Dengan banyaknya jenis kaca sekarang ini, kaca bisa
menjadi bermacam-macam material dengan image yang sama. Kaca bisa menjadi bening,
buram, atau bahkan menjadi padat.

1. Saran

Sebagai perancang, hendaknya tidak terbatasi oleh material-material yang biasa


digunakan sebagai elemen tertentu. Ada saatnya untuk menggunakan material yang ada
namun diubah fungsi dan aplikasinya. Disarankan sebagai arsitek untuk terus
mengeksplorasi potensi kaca dan material lain yang sejenis sebagai bagian dari struktur,
sehingga perkembangan kaca menjadi lebih pesat.
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125209-050820.pdf

http://jurnal.untan.ac.id

https://www.99.co/blog/indonesia/untung-rugi-dinding-kaca/
https://www.pengadaan.web.id/2020/11/jenis-dan-cara-pemasangan-dinding-
kaca.html
publikasiilmiah.unwahas.ac.id

Anda mungkin juga menyukai