Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENGKONDISIAN

UDARA ( AC )

REGU 4 :
212019092 FADILA RAHMA KAMILA
212019099 MUHAMAD RIFKI ALAMSYAH
212019102 PARADITHA NOVIANA P
212020103 IRFAN FAKHRUDIN
212019106 NAUFAN FAKHRIY RAMADHAN
212019108 PATRA INDRA WIGUNA

KELAS : DD
DOSEN : REZA PHALEVIS

ARA-206 UTILITAS BANGUNAN II


LATAR
BELAKANG
Pusat perbelanjaan atau sering dikenal dengan
sebutan mall, sekarang sudah beralih fungsi. Bukan hanya
menaungi barang atau jasa yang dijual oleh tenant di
dalamnya, tetapi saat ini pengelola mall bersaing untuk
menunjukkan keunggulannya untuk menarik lebih banyak
pengunjung.
Bandung memiliki karakteristik penduduk dengan
gaya hidup yang unik, berbeda dengan kebanyakan kota
besar lainnya. Perlu sebuah penanganan inovatif untuk
mewadahinya, terutama jika hal tersebut berkaitan dengan
tempat-tempat publik dan komersial. Lifestyle mall baru
bernama Click Square didesain dan dibangun di pusat kota
Bandung dengan pendekatan terbuka, atraktif, dan
menekankan pada unsur-unsur teknologi yang kental.
SURVEY
TUJUAN
TUJUAN UTAMA
Pada tujuan utamanya, kami melakukan survey
untuk bisa menganalisis system utilitas pada
bangunan ini yang dimana studi kasus nya kami
mengambil objek bangunan “Click-Square” yang
merupakan salah satu pusat perbelanjaan atau mall
ternama di Kota Bandung sebagai objek yang akan
kami survey system utilitas pada objek bangunan
tersebut.

TUJUAN KHUSUS
Pada tujuan khususnya, kami melakukan survey ini
untuk lebih intens dalam menganalisis system
Pengkodisian Udara (AC) yang digunakan di dalam
objek bangunan ini dibangun.
“CLICK-
SQUARE”
LOKASI :
Jl. Naripan No.89, Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota
Bandung, Jawa Barat 40112
FUNGSI BANGUNAN :
Bangunan Komersil
AREA TAPAK :
5.832 m2
LUAS AREA BANGUNAN :
39.463 m2
JUMLAH LANTAI :
9 Lantai Retail dan 3 Lantai Parkir Basement
KLIEN/PEMILIK :
PT. Arta Bumi Gemilang (Gamaland)
DATA KONSULTAN
:
ARSITEKTUR

PT. Plasis Mitra Asia


DAN DESAIN INTERIOR

BANGUNAN
DESKRIPSI BANGUNAN
Proyek ini merupakan sebuah re-design dari bangunan eksisting mal lama
yang tidak begitu sukses secara komersial. Dalam konsep desainnya,
bangunan ini dibuat berorientasi ke arah luar, terbuka, serta menjadi bagian
dari ruang kota. Untuk menerapkan ide tersebut, maka desainer harus
memotong sebagian bangunan sehingga menciptakan open space atau
atrium yang ditutup dengan atap raksasa. Berbeda dengan atrium pada
umumnya yang terletak di tengah-tengah bangunan, open space pada Click
Square ini diletakkan di depan dan langsung menyatu dengan Jalan Naripan
sehingga menghadirkan interaksi dengan lingkungan. Penempatan open
space di depan tapak tersebut juga menjadikan area terbuka tersebut
sebagai focal point, sekaligus menjadi titik sentral fitur-fitur digital
multimedia yang melengkapi lifestyle mall ini. Demi lebih mengundang
antusiasme pengunjung, ditempatkan layar LED raksasa di bagian fasad
sebagai latar stage, layar-layar retractable untuk permainan video
mapping yang diproyeksikan dari berpuluh-puluh proyektor yang terpasang
permanen, lantai raksasa dari LED yang diberi nama “layar tincak”, sound
system berkualitas internasional, dan jaringan wi-fi yang sangat baik. Semua
teknologi ini dikreasi dengan saling terhubung dan memungkinkan
terjadinya kegiatan digital interactive bagi para pengunjung, seperti
permainan gerak pada “layar tincak” dan teknologi augmented reality pada
permainan binatang imajiner yang muncul di layar LED raksasa.
Definisi Pengkondisian Udara

Sistem Pengkondisian Udara adalah sistem yang digunakan untuk


mengkondisikan udara dalam ruang bangunan secara serentak
sesuai kondisi yang dibutuhkan, ditinjau dari aspek suhu,
kelembapan, dan kebersihan udara.
AIR TO AIR SYTEM/AIR COOLED
SYSTEM

Sistem pendinginan mesin condensor maupun


SISTEM PENDINGINAN evaporator menggunakan media udara luar bangunan
Sistem pendinginan udara menggunakan freon
dan udara luar

WATER TO WATER/WATER COOLED


SYSTEM

Sistem pendinginan mesin condensor maupun

evaporator menggunakan media air. Sistem

pendinginan udara menggunakan freon dan udara

luar bangunan
WATER TO WATER/WATER
COOLED SYSTEM
Adalah sebuah sistem yang mampu
mengontrol suhu dan tekanan dengan
cara mentransfer panas (heat) fluida
panas dari proses produksi kedalam
cooling water, pada proses ini cooling
water akan menerima panas dan perlu
didinginkan kembali atau diganti dengan
air baru dari make-up water. Total nilai
pada proses produksi akan tergantung
dari seberapa kemampuan sistem
cooling water dalam
memempertahankan suhu dan tekanan
proses yang ditetapkan.
SKEMA DISTRIBUSI SISTEM WATER TO WATER
TIPE WATER COOLED SYSTEM
1. Open recirculating systems 3. Closed recirculating systems
Sistem ini terdiri atas pompa, heat-exchanger (HE), dan Pada sistem ini konsentrasi zat terlarut pada cooling
cooling tower. Pompa akan menjaga air diresirkulasi water tidak berubah dan kehilangan cooling water atau
(dikembalikan lagi) melalui heat-exchanger. Panas akan bahan kimia pengontrol sangatlah kecil sebab tidak
ditransfer ke cooling water dan selanjutnya akan terjadi evaporasi. Air DI dan penambahan dosis bahan
mengalir kembali ke cooling tower dan panas dibuang kimia pengontrol dapat digunakan tanpa adanya
melalui proses evaporasi (penguapan), karena terjadi penambahan biaya, karena sistem tertutup dan
proses evaporasi dalam kondisi sistem terbuka sehingga kehilangan air diminimalisir dalam sistem dengan
disebut “open recirculating systems”. adanya resirkulasi.

2. Once-through systems
Pada sistem ini, cooling water akan melewati heat-exchanger
sekali sehingga konsentrasi zat terlarut dalam cooling water
tidak berubah, akan tetapi dibutuhkan volume cooling water
yang banyak karena tidak ada sistem resirkulasi, sehingga air
laut sebagai sumber air sering kali digunakan. Perubahan
suhu akibat cuaca sering kali menjadi masalah terhadap
sumber air pada operasionalnya, selain itu polusi suhu akibat
dari buangan cooling water ke sungai atau danau akan
menjadi masalah lingkungan.
PERALATAN YANG ADA DI COOLING WATER SYSTEM

A. Circulating Water Pump (CWP)


Pompa yang digunakan untuk memompa air laut dari C. Condenser
travelling screen menuju ke tube condenser. Tube Berfungsi mengubah fase dari steam low
condenser yang terbuat dari titanium (aman untuk pressure (LP) turbine menjadi cair
fluida air laut) dan yang terbuat dari kuningan (perlu (condensate water) dengan pengkontakkan
penanganan khusus untuk melindungi logam), di inlet fluida di shell and tube (shell diisi oleh steam
tube ini diinjeksikan ferrous sulphate untuk memberi low pressure (LP) turbine dan tube diisi oleh
lapisan (lumpur) pada tube sehingga memberi air laut yang dipompa CWP).
perlindungan tube pada reaksi korosif air laut.

B. Sea Water Boost Pump (SWBP)


Pompa untuk menambah tekanan air laut yang berasal
dari CWP untuk mendinginkan air siklus (air tawar
untuk mendinginkan alat-alat) di cooling water heat
exchanger (CWHE) karena pipa yang diambil ke
CWHE berdiameter kecil. SWBP memompa air laut
untuk mendinginkan air siklus di cooling water heat
exchanger (CWHE) menuju ke pembuangan discharge
channel.
PENGOPERASIAN WATER COOLED SYSTEM
Sistem air pendingin dilengkapi dengan beberapa peralatan penunjang
sebagai berikut :
− 2 Unit Cooling Tower (E 62101A dan E 62101B) yang dioperasikan
bergantian secara manual.

NOW
− 1 Unit Expansion Tank.
− 1 Unit Air Separator.
− 4 Unit Circulating Pump A dan B yang dioperasikan bergantian
secara otomatis.
− 1 Unit Heat Exchanger
− Chemical Feeder System.
− pH meter dan Chloride Control.
− Make Up Water System
− Make Up water Cooling Tower System.
− Make Up water Cooling Water System.
− Bleed Off System.
Sebelum dilakukan pengoperasian, pada sistem Cooling Water
dilakukan pemeriksaan, antara lain :
c. Pemeriksaan kesiapan sistem penunjang:
a. Pemeriksaan instalasi seluruh sistem air pendingin,
1. Make up Water, Cooling Water dan Water Cooling Tower
pemeriksaan karakteristik air pendingin, pemeriksaan
serta air dari Puspiptek.
kedudukan valve pada saat akan dioperasikan atau pada
2. 2. Menghidupkan power utama di dalam gedung MES
saat beroperasi normal.
dengan mengatur handle ke posisi “ON” pada panel.
b. Pemeriksaan peralatan utama:
− Cooling Tower (A dan B).
− Evaporasi (R 62101).
− Heat Exchanger ( E 62102).
− Peralatan kontrol (Indicator dan Switch)
Mengoperasikan Cooling Tower System Mematikan Cooling Tower System
1. Cooling Tower A/B dihidupkan dengan menekan tombol start Motor stirer dan pompa injeksi penambah khlorida dan NaOHCO3
pada panel lokal atau melalui panel utama. dimatikan dengan menekan tombol stop di panel local.
2. Circulation pump A/B dihidupkan dengan memutar saklar “Start” Circulation pump dimatikan dengan menurunkan saklar ke posisi

FUTURE
di posisi ON pada panel utama (sesuai dengan pilihan pompa ‘OFF” pada panel utama. Cooling Tower dimatikan dengan
yang dikehendaki). menekan 6 (enam) tombol stop pada panel local
3. Motor Stirer M 6213 dan pompa injeksi P 6213 dihidupkan
sebagai penambah NaOHCO3 dan khlorida dengan menekan
tombol start di panel lokal.

Dari Pengoperasian Cooling Water System dapat disimpulkan.


Bahwa tekanan dan temperatur suhu air pendingin saat beroperasi selalu stabil sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan. Pada pendingin sekunder air masuk pada suhu 250C dan setelah
mengambil panas keluar dengan suhu 350C. Tekanan air yang masuk pendingin sekunder 2,5 kg/cm2
dan keluar dengan tekanan yang sama. Sedangkan pada pendingin primer air masuk pada suhu 420 C
dan keluar dengan suhu 290 C. Tekanan air yang masuk pendingin primer 2,5 kg/cm 2 dan keluar
dengan tekanan yang sama. Volume air pada pendingin primer dan sekunder harus selalu dipantau
karena bila air berkurang akibat penguapan maka proses pendinginan akan terhambat. Oleh karena itu
bila air berkurang maka operator harus menambahkan air dengan membuka valve make up wáter. Bila
temperatur air pendingin primer mengalami peningkatan secara mendadak , hal ini disebabkan volume
air pendingin sekunder banyak berkurang karena terjadinya penguapan, oleh karena itu harus dilakukan
penambahan air pendingin sekunder dengan membuka valve Venus has a up
make beautiful
water name and is the second planet
secukupnya.
from the Sun. It’s terribly hot—even hotter than
Mercury—and its atmosphere is extremely poisonous.
It’s the second-brightest natural object in the night
sky after the Moon
ANALISIS
SISTEM
PENGKONDISIA
N UDARA PADA
BANGUNAN
Pada Bangunan “Click-
Square”penyaluran distribusi
Pada Bangunan “Click-square terdapat cooling tower dan secara vertical dan horizontal
beberapa water tank pada bagian rooftop terbagi menjadi dari cooling tower ke chiller
2 fungsi, yaitu sebagai penyalur air ke cooling water dan menuju AHU, kemudian
sebagai penampung air bersih untuk disalurkan ke didistribusikan ke diffuser
seluruh bangunan. ( untuk dokumentasi water tank tidak pada setiap lantai.
didapatkan dari lapangan karena masalah perizinan,
sehingga kami mengambil dokumentasi dari google )
Terdapat diffuser yang
digunakan, sementara untuk
jenisnya menggunakan ceiling
diffuser, dan dipasang dengan
jarak masing-masing sekitar 4m
per diffuser. Diffuser sendiri
digunakan sebagai sarana
penyalur dari AHU agar ruangan
tak terasa panas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai