Anda di halaman 1dari 5

Kepemimpinan

A. Kepemimpinan

Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses


pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari definisi tsb :

1. Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan / pengikut.


2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara
para pemimpin dan anggota kelompkok.
3. Pemimpin juga dapat mempergunakan pengaruh.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai


seseorang untuk memperngaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua


macam fungsi kepemimpinan, yaitu :

1. Fungsi menjalankan tugas


Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan
kelompok untuk kelangsungan hidupnya

Menurut White dan Lippit, gaya kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
antara lain :
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau
gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari
pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak
buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku
pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi pemipin
dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat keputusan-
keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi
dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan
apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar
tujuan dan sasaran cukup tinggi.

B. Komunikasi dan Negosiasi dalam Organisasi


Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi
dari seseorang ke orang lain.
Negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan
diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan
dimasa mendatang.

Edwin Ghiselli, menunjukkan sifat tertentu yang tampaknya penting untuk


kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah:

1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas atau pelaksanaan fungsi-fungsi


dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan
keinginan sukses
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir
4. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk
menghadapi masalah
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan
serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi

Keith Davis mengikhtisarkan 4 sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap


kesuksesan kepemimpinan organisasi:

1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai proses dimana
fungsi manajemen seperti  fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu
hal ini dikarenakan masalah arti kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi,
gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.

Proses komunikasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam
organisasi, berikut adalah penjelasan dari masing-masing proses komunikasi :

• Komunikasi antar pribadi


Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya yaitu pengirim, berita, dan penerima. Bila salah
satu unsur esensi komunikasi ini hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Model
proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur penting yang terlibat dalam
komunikasi antara dan diantara para anggota organisasi adalah:
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. Diterjemahkan atau disandikan dalam kata dan simbol, kemudian
3. Disampaikan atau dikirimkan sebagai berita kepada penerima
4. Penerima menagkap simbol, dan
5. Diterjemahkan kemali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan
6. Mengirim berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim

• Komunikasi dalam organisasi


Empat faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu :
1. Saluran komunikasi formal, mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam dua cara.
Pertama, liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan
pertumbuhan organisasi. Kedua, saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran
informasi antar tingkat-tingkat organisasi.
2. Struktur organisasi, mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas organisasi.
Perbedaan kekuasaan dan kedudukan dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak
yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi.
3. Spesialisasi jabatan, biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok-
kelompok yang berbeda.
4. Pemilikan informasi, berarti bahwa individu-individu mempunyai informasi khusus
dan pekerjaan-pekerjaan mereka.

Hambatan-hambatan yang terjadi pada komunikasi antar pribadi, meliputi :

1. Tingkatan hirarki
2. Wewenang manajerial
3. Spesialisasi

Hambatan-hambatan yang terjadi pada komunikasi dalam organisasi, meliputi :

1. Persepsi selektif
2. Status/kedudukan komunikator
3. Keadaan membela diri
4. Pendengaran lemah
5. Ketidaktepatan penggunaan bahasa
C. Negosiasi untuk mengatasi konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Faktor-Faktor penyebab konflik, antara
lain :
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia
adalah individu yang unik.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Untuk memulai negosiasi kita perlu melakukan langkah-langkah seperti di bawah ini,
yaitu :

 Preparation and Planing


 Definition of ground rules
 Clarification and justification
 Bargaining and problem solving
 Closure and implementation

Beberapa strategi agar proses negosiasi dapat berjalan dengan efektif, yaitu :

1. Scripting / membuat suatu naskah


2. Framing / membuat suatu kerangka
3. Managing

Anda mungkin juga menyukai