AKUNTANSI BIAYA
Kelompok 3 :
Universitas Udayana
2014
KATA PENGANTAR
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen
produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk atau massa.
Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan merupakan produk
massa yang bersifat standar.
Biaya produksi dikumpulkan dengan dicatat dalam setiap departemen produksi yang ada,
untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).
Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi
dengan unit produk yang telah selesai dalam periode yang bersangkutan.
Harga pokok produk dihitung pada akhir periode tertentu.
Biaya bahan tidak perlu dipisahkan dari biaya bahan baku dan biaya bahan pembantu,
dan biaya tenaga kerja tidak dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung.
Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir periode, dicatat ke dalam
rekening persediaan Produk Dalam Proses.
Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi setiap departemen, yang pada
dasarnya berisi perhitungan harga pokok produk yang telah selesai, dan yang masih
dalam proses, yang dinyatakan dalam total maupun per unit.
Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan
Hasil penjualan (harga jual per satuan x volume produk yang dijual) Rp xx
Persediaan produk jadi awal Rp xx
Persediaan produk dalam proses awal Rp xx
Biaya produksi :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
_____ +
Total biaya produksi xx
_____ +
xx
Persediaan produk dalam proses akhir xx
_____ -
Harga pokok produksi xx
_____ +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual xx
Persediaan produk jadi akhir xx
_____ -
Harga pokok produk yang dijual xx
_____
Laba bruto Rp xx
_____
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca
Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan
harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses, maka dari itu
manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Dengan catatan
tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi
yang belum laku dijual pada tanggal neraca yang disajikan dalam neraca sebagai harga
pokok persediaan produk jadi serta dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada
produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan yang disajikan dalam
neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
Metode Harga Pokok Proses - Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam Proses
Awal
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam pengumpulan
biaya produksi, berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses yang belum
memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalam proses awal. Variasi contoh
penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan mencakup :
a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi.
b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
melalui lebih dari satu departemen produksi.
c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan, dengan anggapan:
Produk hilang pada awal proses.
Produk hilang pada akhir proses.
Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Contoh :
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah
biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19X1 sebagai berikut :
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
6. Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh
pada akhir bulan januari 19 x1
Metode Harga Pokok Proses – Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen
Produksi
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari
departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua
tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
terdiri dari:
Contoh:
Total Rp 473.000 Rp 15
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Rp 23.000
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:
Total Rp 675.000 Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
24.000 x Rp 40
4. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke
gudang
Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang dalam Proses terhadap Perhitungan Harga
Pokok Produk Per Satuan
Contoh:
Departemen Departemen
A B
Departemen A Departemen B
Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -
Rp 130.500 Rp 159
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 159,00
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 222.60
setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B
sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp 63.60
Departemen A
Rp 63.350 Rp 140
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):
Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Akhir Proses terhadap Perhitungan
Harga Pokok Produksi per Satuan
Contoh:
Departemen Departemen
A B
Rp 130.500 Rp142,67
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang 14.167,00
hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Produk yang Hilang pada Akhir Proses di Departemen Produksi Setelah Departemen
Produksi Pertama
Rp 63.350 Rp 97,09
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 51.800,00
161.91+Rp 97.09
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan
menjadi persediaan produk dalam proses awal periode berikutnya. Produk dalam proses ini
membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode sebelumnya yang
kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan oleh
departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Dalam metode harga pokok
proses – lanjutan ini akan dibahas dua metode penentuan harga pokok produk yaitu metode harga
pokok rata-rata tertimbang (weighted average cost method) dan metode masuk pertama, keluar
pertama.
Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost Method)
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya
produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk
mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini kemudian
digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
PT RISA RIMENDI
Departemen 1 Departemen 2
Data produksi :
Biaya produksi :
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang
Yang
Unsur Yang melekat Biaya
dikeluarkan Total Unit
biaya pada produk produksi
dalam periode biaya ekuivalensi
produksi dalam proses per kg
sekarang
(4) (6)
Biaya 1.800.000 20.200.000 22.000. 44.000 500
bahan baku 000
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk Departemen ke dua dengan menggunakan
Metode harga pokok rata-rata tertimbang
1. Harga pokok Harga pokok produk dalam Harga pokok produk yang ditransfer
produk per proses awal yang berasal dari dari departemen sebelumnya dalam
unit yang departemen sebelulmnya periode sekarang
dibawa dari = +
Perhitungan harga pokok kumulatif per satuan produk departemen 2 dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang
Biaya yang
ditambahkan
dalam dep 2.
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 2
Perhitungan unit ekuivalensi biaya bahan baku departemen 1 dengan menggunakan MPKP
Jumlah 40.000 kg
Perhitungan unit ekuivalensi biaya konversi departemen 1 dengan menggunakan MPKP
Biaya overhead
pabrik
87.290.000 2.195
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1
8.976.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kg x Rp 2.195 68.045.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 Rp
77.019.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan departemen 2
1) Tambahan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk
yang dihasilkan , maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan, dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi
perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya
2) Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasilkan dengan
adanya tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi sebelumnya.
Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari departemen
sebelumnya, yang semula dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah
produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga
pokok produk per unit yang berasal dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil
Data produksi dan biaya produksi departemen 2 PT oki sasongko bulan Januari 19x1
Departemen 2
Data produksi
Biaya produksi
96.408.000
Perhitungan biaya produksi per satuan dengan metode MPKP jika tambahan bahan baku
menambah produk yang dihasilkan di departemen 2
190.819.000 4.405
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departemen 2 dengan
metode MPKP
Total biaya
Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama mempunyai 2
kemungkinan : menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersankutan
atau tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan.
Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen
yang bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya menambah biaya bahan baku per
satuan dalam departemen tersebut. Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk yang
dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan berakibat
terhadap penyesuaian harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya
dan tambahan biaya bahan baku per satuan dalam departemen setelah departemen produksi
pertama.