Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sebagai tanaman serealia, jagung biasa tumbuh hampir di seluruh dunia.

Jagung termaksud bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung telah menjadi

komoditas utama setelah beras. Bahkan, dibeberapa daerah di Indonesia, jagung

dijadikan sebagai bahan pangan utama. Tidak hanya sebagai bahan pangan, jagung

juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri (Purwono, 2010).

Sentral produksi jagung masih didominasi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 65%

sedangkan diluar pulau jawa hanya sekitar 35%. Hingga tahun 2003, produksi jagung

di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Untuk menutupi kekuranganya,

pemerintah mengimpor jagung beberapa negara produsen. Padahal, sejak tahun 2001

pemerintah telah menggalakkan sebuah program yang dikenal dengan sebutan Gema

Palagung (Gerakan Mandiri Padi, dan Jagung). Dengan adanya progam tersebut,

ternyata memang dapat memecu petani untuk meningkatkan produktivitasnya dan

terbukti dapat meningkatkan produksi jagung di dalam negeri, tetapi tetap belum

dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri (Hartono,2010).

1
Jagung menempati posisi penting dalam perekonomian nasional karena

merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakandan pangan. Di

samping bijinya, biomas hijauan jagung diperlukan dalam pengembangan ternak sapi.

Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 4,9 juta ton pada tahun

2005 dan di prediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010. Peluang ekspor

semangkin terbuka mengingat Negara penghasil jagung seperti Amerika, Argentina,

dan cina mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagungnya meningkat

(Hartono,2010).

Propinsi sumatera utara merupakan daerah yang cukup potensial untuk

pengembangan jagung dan merupakan daerah penghasil utama jagung ke 5 setelah

jawa timur, jawah tengah, sulawesi selatan, dan lampung. Peningkatan produksi

jagung di Sumatera utara masih terbuka lebar baik melakui peningkatan produktivitas

maupun perluasan areal tanam. Rata-rata tingkat produktivitas jagung nasional dari

areal panen sekitar, 3,60 juta hektar baru mencapai 3,40 t/ha (Purwono, 2010).

Teknologi budaya jagung dengan produktivitas 4,5-10 t/ha tergantung pada

potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan. Salah satu penyebabnya

besarnya senjang hasil antra teknologi penelitian dan hasil petani diakibatkan karena

jurang tahuan petani akan teknologi terbaru yang dihasilkan peneliti. Denganadanya

teknologi budaya jagung ini diterapkan akan meningkatkan produksi dan pendapatan

petani ( Muhrizal, 2009 ).

2
Keuntungan bertanam jagung ternyata sangat besar. Selain biji sebagai hasil

utama, batang jagung merupan bahan pakan ternak yang sangat potensial. Dengan

demikian, dalam pengusahaan jagung selain mendapat biji atau tongkol jagung, masih

ditambah dengan berangkasnya yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi

(Hartono, 2010)

Dari pengolahan, keuntungan bertanam jagung adalah kemudahan dalam

budidaya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak membutuhkan perawatan

intensif ( tidak manja ) dan dapat ditanam dihampir semua jenis tanah. Resiko

bertanam jagung umumnya sangat kecil dibandingkan tanaman palawija lainnya

(Purwono, 2010).

Jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok. Sekitar 70% dari hasil

produksi jagung digunakan untuk komsumsi. Selain sebagai bahan pangan, jagung

juga menjadi campuran bahan pakan ternak, bahan ekspor nonmigas, serta bahan

baku pendukung indusri ( Hartono, 2010 ).

Pupuk ialah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik maupun

yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam

tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor

keliling atau lingkungan baik (Mulyani, 2010).

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam

dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami, sementara pupuk

3
anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang

sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk organik merupakan

salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan

tanah dan penggunaannya masih sering dibarengi dengan pupuk anorganik atau

pupuk kimia buatan pabrik (Musnawar, 2009).

Pupuk organik, tanah yang subur dan mengandung hara yang cukup

merupakan syarat mutlak bagi tanaman jagung manis. Hara NPK juga di perlukan

oleh tanaman jagung . Produksi maksimum tanaman akan tercapai apabila kandungan

nutrisi di dalam tanah pada kondisi cukup dan seimbang. Keseimbangan penggunaan

pupuk organik dan anorganik akan memberikan stimulan yang cukup untuk

mengaktualkan potensi genetik produksi ( Hartono, 2010 ).

Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun. Untuk itu dalam

penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Dalam

hal ini dapat dilakukan pemanfaatan pupuk kandang dan pemupukan anorganik

sebagai solusi yang dapat dilakukan.Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari

kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan

maupun air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis,

yaitu padat dan cair. Walau pun demikian, sepertinya orang enggan berbicara kotoran

cair yang berupa urine ternak (Mulyani, 2010).

4
Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

jagung. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian

oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi

beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis

makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan sebelum

diaplikasikan. Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah

permukaan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap

dan daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah

(Musnamar, 2006).

Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan

tanaman juga dapat meningkatkan efisensi pengunaan pupuk kimia, sehingga dosis

pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat

secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan dosis

penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupupukan telah

dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi, jagung

dan kentang) maupun tanaman sayur – sayuran (kacang panjang, timun, terong

(Rusmaili, 2011).

Pupuk kandang sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air

dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-

bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah,

5
juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman

seperti jenis sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan, belewah). Pupuk kandang

lembu, karena pupuk ini merupakan pupuk dingin sebaiknya pemakaian dilakukan 2

minggu sebelum tanam (Intan, 2010).

Sedangkan Pupuk Kandang lembu adalah pupuk yang berasal dari campuran

kotoran sapi dari urine, serta dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan.

Komposisi pupuk kandang sapi adalah 86 % H2O, 0,60 % N, 0,15 % P2O5, 0,45 %

K2O (Mulyani¸ 2010).

Pupuk ZA merupakan pupuk N yang terbuat dari gas amoniak dan gas asam

arang.Persenyawaan kedua zat ini mengandung N 20%. ZA termasuk pupuk yang

higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73% ia sudah menarik uap

air dari udara (Lingga, 2007).

Pemberian pupuk ZA dalam tanah, dengan bantuan enzim urea akan segera

dihidrolisis menjadi ammonia dan karbondioksida. Amonia dan karbondioksida,

keduanya berbentuk gas dan mudah hilang dari tanah. Namun demikian amonia

mudah bereaksi dengan air membentuk hidroksi ammonium, sehingga untuk

sementara tidak akan hilang dari tanah (Sarif, 1996).

Berdasarkan hal diatas maka saya melakukan penelitian “Pengaruh Pemberian

Pupuk Kandang Lembu Dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Tanaman Jagung (Zea Mays L) Varietas Hibrida Pertiwi-3”.

6
1.2. Identifikasi Masalah

Adapun indentifikasi masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pemberian pupuk Kandang Lembu terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung?

2. Apakah ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung?

3. Apakah ada interaksi atas pemberian pupuk Kandang Lembu dan Pupuk

ZA terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian Pupuk Kandang Lembu

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pemberian Pupuk ZA terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu interaksi antara pemberian

pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung

7
1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Labuhanbatu, Yayasan Universitas Labuhanbatu.

2. Sebagai bahan informasi tambahan pada semua pihak yang

membutuhkannya, terutama bagi saya sendiri dan yang bergerak dibidang

budidaya jagung (Zea Mays L).

1.5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya proyek

penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah

yang telah diidentifikasi melalui proses secara langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang di teliti yaitu

Pupuk pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA merupakan variabel bebas, serta

pertumbuhan dan produksi tanaman Jagung merupakan variabel terikat, secara

sederhana kerangka pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar

berikut:

8
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk Kandang
Lembu

Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung

Pupuk ZA
Pelaksanaan Penelitian

Parameter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman (cm)


Diameter Batang (mm)
Jumlah Daun (helai)
Berat Tongkol per tanaman sampel (gr)
Berat Tongkol perplot (gr)

Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok

Metode Analisa
Sidik Ragam Linier

9
1.6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Ada pengaruh Pupuk Kandang Lembu terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung.

2. Ada pengaruh Pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung.

3. Ada pengaruh interaksi pupuk Kandang Lembu dan pupuk ZA terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

1.7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Desa Damuli, Kecamatan Kualuh Selatan,

Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tofografi datar dan jenis tanah top soil yang

berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan April sampai dengan bulan Juni 2014.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jagung termasuk tanaman familiar bagi sebagian masarakat. Seiring

berkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Tanaman jagung

termasuk keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L (Purwono, 2010)

2.1. Klasifikasi Tanaman jagung

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiosperma

Kelas : Monocotyledonena

Ordo : Poales

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea Mays L (Hartono,2010).

2.2. Morfologi Tanaman Jagung

2.2.1. Akar

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar.,

yaitu akar senimal, akar edvetif, dan akar udara. Akar sinemal tumbuh dari radikula

11
dan embrio. Akar edvetif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling

bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah

akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah.

Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah dan keadaan air

tanah ( Purwono, 2010 ).

2.2.2. Batang

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa

ruwas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul yang berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya

berkisar 60-300 cm ( Hartono, 2010).

2.2.3. Daun

Daun jagung dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 -48

helai, tergatung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah

daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. antara kelopak

dan helain terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak.

fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalm kelopak daun dan batang

( Purwono, 2010 ).

12
2.2.4. Bunga

Bunga berumah satu. Letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bunga

jantung berada diujung tanaman sedangkan bunga betina berada diketiak daun. Bunga

betina berbentuk gada, berwarna putih, panjang, biasa disebut rambut jagung. Bunga

betina dapat menerima tepung sari disepanjang rambutnya. Penyerbukan terjadi

dengan bersatunya tepung sari dan rambut. Umumnya 95 % dari bakal biji terjadi

karena perkawinan sendiri. Semua tepung sari yang menyerbuki bakal biji jagung

datang dari tanaman terdekat. Tepung sari siap melakukan penyerbukan pada satu

sampai tiga hari sebelum rambut keluar dari tongkol pada tanam yang sama.

Perkawianan ini biasa terjadi dalam 12-28 jam setelah penyerbukan

( Hartono, 2010 ).

2.2.5 Biji

Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400

biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian luar disebut pericarp. Bagian kedua

lapisan yaitu endosperma yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian

paling dalam yaitu embrio atau lembaga ( Purwono, 2010 ).

13
2.3. Syarat Tumbuh

Wilayah Indonesia merupakan daerah tropis dan memiliki keragaman jenis

ekosistem yang tinggi. Tanaman Jagung memiliki daya adaptasi tinggi terhadap

kondisis iklim dan tanah di daerah tropis. Hal ini mendukung pengembangan

budidaya kangkung di berbagai wilayah di Indonesia (Yadiyanto, 1990).

2.3.1. Tanah

Tanah merupakan media atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman

berpajang kuat pada tanah serta medapatkan air dan unsure hara dari tanah. Meskipun

ada tanam yang diusahakan dengan media air (hhydrophonic) tetapi belum banyak

berarti dibandingkan dengan usaha pertanian yang dilakukan di atas tanah pertanian.

Perubahan keadaan tubuh tanah, baik secara kimia, fisik, maupun biologi akan

mempengaruhi fungsi dan kekuatan akar dalam menopang pertumbuhan tanaman.

Pemberian pupuk, misalnya, akan memperkaya secara kimia ketersediaan hara dalam

tanah sehingga akar dapat menyerapnya untuk keperluan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Dengan demikian, tanaman akan perproduksi maksimal.

Akar tanaman mendapatkan sebagian besar air melalui tanah. ( Purwono, 2010 ).

Ketersediaan air dalam tanah merupakan hal yang sangat penting bagi

tanaman.Tidak semua air yang terkandung dalam tanah dapat diserap oleh akar

tanaman. Air yang terlampau dalam dari jangkauan akar atau air yang terikat kuat

14
pada butir-butir tanah tidak dapat dimamfaatkan tanaman. Sebaliknya, air yang terlalu

banyak sehingga menggenangi akar tanaman akan membuat akar tanaman busuk.

Pengaturan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman atau usaha

pertanian sangatlah penting. Tanah merupakan tempat akar tanaman mencari makan,

hara tanaman, serta mineral dalam tanah.

Pengertian tentang kesuburan tanah kesuburan tanah tidak hanya dikaitkan

pada ketersediaan hara tanaman saja seperti pemupukan, tetapi pada keseluruhan

sistem tanah berserta fungsinya bagi tanaman.

Tanah sebenarnya terdiri dari zat padat, cair, dan udara. Zat dapat dalam tanah

terdiri dari bahan batuan tanah, mineral tanah, humus, dan organisme hidup yang

bermukim dalamnya. Zat cair terutama berupa air tanah serta unsur-unsur yang

terlarut di dalamnya, eksudet-eksudet, dan ekskresi-ekskresi cair. Udara dalam

rongga tanah mengandung oksigen (O2) yang penting untuk respirasi akar guna

memperoleh tenaga mengisap air dan hara tanaman.

Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan olahnya

(top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman berkembang dengan

baik. Untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan pengolahan tanah pada

waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting bagi suburnya tanaman. Pada

pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat padat, cair, dan udara di dalam

15
lapisan olah menjadikan tanah gembur dan menguntungkan bagi pertumbuhan akar

tanaman.

- Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain

Andosol (berasal dari gunung berapi), Latosol, dan Grumosol. Pada Tanah

bertekstur berat (Grumosol) masi dapat ditanami Jagung dengan hasil yang

baik, Tanah bertekstur Lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis

tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung Akan

tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, dan gembur, dan kaya humus

- Kemasan tanah erat hubunganya dengan ketersediaan unsur Hara tanaman.

Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan Tanaman jagung antara 5,6-7,5

pada tanah yang memiliki pH Kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa

tumbuh maksimal karena keracunan ion alumunium.

- Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan areasi dan ketersediaan air

dalam kondisi baik.

- Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. Hal

ini dikarenakan kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Pada derah

dengan tingkat kemiringan 5-8% sebaiknya dilakukan pertumbuhan teras.

Tanah dengan kemiringan lebih dari 8% kurang sesuai untuk penanaman

jagung.

16
Jagung termaksud tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang

khusus dalam penanamanya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh

dilahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat tumbuh yang diperlukan

terpenuhi. Secara umum ada beberapa persyaratan kondisi yang dikendalikan

tanaman jagung antara lain sebagai berikut.

Tanah yang paling baik untuk tanaman jagung sudah barang tentu barang

yang subur. Yang dimaksud dengan tanah subur adalah tanah yang akan kaya zat hara

yang sangat di butuhkan oleh tanaman. Tapi kesuburan tanah juga belum menjamin

berhasilnya tanaman. Selain menghendaki tanah yang subur, tanaman jagung juga

membutuhkan air yang cukup dan kepadatan tanah memadai pula (Yadiyanto, 1990).

Tanah merupakan media tempat atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman

berpegang kuat pada tanah serta mendapatkan air unsur hara dari tanah. Meskipun

ada tanaman yang diusahakan dengan media air (hydrophonic), tetapi belum banyak

berarti dibandingkan usaha pertanian yang dilakukan diatas tanah pertanian.

Tanah sebenarnya terdiri dari zat padat cair, dan udara. Zat padat terdiri dari

bahan batuan tabah, mineral tanah, humus dan organisme hidup yang bermukim

didalamnya. Zat cair terutama berupa air tanah serta unsur-unsurnya terlarut

didalamnya, eksudat-eksudat dan ekskresi ekskresi cair. Udara didalam rongga tanah

mengandung oksigen (02) yang penting untuk respirasi akar guna memperole tenaga

menghisap air dalam hara tanaman (Purwono, 2010).

17
Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya merupakan tanah yang

gembur, perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi atau pernapasan.

Tanah yang remah dan berbutir – butir memiliki aerasi dan daya tahan air yang baik.

Selain itu, akar juga akan mudah manembus saat mencari bahan makanan.

2.3.2 Iklim

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persaratan

lingkungan yang terlalu ketat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jagung

dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang agak

kering. Tropis basah. Jagung tumbuh di daerah yang letak antra 50 LU-40 LS pada

lahan yang tidak beririrgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal

sekitar 85-200 mm/ bulan selama masa pertumbuhan.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Intersitas

sinar matahari sangat penting bagi tanaman , terutama dalam masa pertumbuhan.

Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung. Dengan demikian,

hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat atau merana. Produksi biji yang dihasilkan pun

kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah.

18
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan sebaiknya antara

27-32 C. Pada proses perkecambahan benih. Jagung memerlukan suhu sekitar 30 C.

Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan

karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim

sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh didaerah terletak antra 0-50 0 LU

hingga 0-400LS. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi akan terhambat dan memberikan hasil biji yang

kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Yadiyanto, 1990).

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah

beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh

di daerah yang terletak diantara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,

pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan

selama masa pertumbuhan (Hartono, 2010).

2.3.3. Air

Jagung termaksud tanaman yang membutuhkan air yang cukup bayak,

terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.

Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.

Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum

19
tanaman jagung membutuhkan 2 liter air pertanam per hari kondisi panas dan

berangin. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan air pada saat

3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%.

Sementara kekurangan air yang selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji

yang terbentuk (Adisarwanto, 2005).

Air adalah suatu unsur yang menentukan mati/hidupnya tanaman. Telah

ditentukan secara umum, bahwa tanaman hanya dapat mengisap garam-garam

mineral dari lautan didalam tanah melalui air. Disinilah peranan air bagi kehidupan

tumbuh-tumbuhan.

Air adalah suatu unsur yang menentukan mati/hidupnya tanaman. Telah

ditentukan secara umum, bahwa tanaman hanya dapat mengisap garam-garam

mineral dari lautan didalam tanah melalui air. Di sinilah peranan air bagi kehidupan

tumbuh-tumbuhan

Yang dimaksud curah hujan di sini adalah air hujan dengan segala bentuknya

yang langsung diterima oleh bumi, seperti air embun, kabut dan segenap jumlah air

yang turun berbagai macam. Banyak air yang diterima pada permukaan tanah diukur

dengan tebalnya lapisan air per mm, andai kata air tidak mengalir, tidak menguap dan

tidak meresap kedalam tanah ( Purwono, 2010).

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam

20
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutukan sinar matahari,

tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji

yang tidak optimal. Suhu optimal anara 230 C-300 C. Jagung tidak memerlukan

persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan

berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5 Aerasi dan ketersediaan air baik,

kemiringan tanah kurang dari 8% Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%

sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antra 1000-1800 m dpl

dengan ketinggian optimum antra 50-600 m dpl.

2.4. Peranan Pupuk Kandang Lembu

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

jagung. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang

sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan

hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan

sebelum diaplikasikan.

Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukan

(top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya

simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah

(Musnamar, 2006).

21
Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih

mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang

dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak

disterilisasi maka dapat merusak tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati.

Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan

adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair.

(Mulyani, 2010).

Pupuk Kandang Lembu, disamping mengandung unsur makro seperti

nitrogen, phosphor, dan kalium, juga mengandung unsur mikro seperti kalsium,

magnesium, tembaga, dan sejumlah kecil mangan, coper, dan boron. Kebutuhan

pupuk kandang untuk tanaman jagung yaitu 5 – 10 ton/ha atau sama dengan 0,5 – 1

kg/tanaman (Lingga, 2007).

Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah Memperbaiki struktur

tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan

organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat pereka yang mengikat

butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 1997).

Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap

yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang lembu sering kali

mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air

(Musnawar, 2009).

22
Menaikan kondisi kehidupan dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh

organisme didalam tanah yang dapat memanfaatkan bahan organik, misalnya pupuk

kandang lembu yang kita berikan pada tanah sebelumnya diserap oleh akar tanaman.

peguraian yang dilakukan oleh jasad renik dengan jalan pembusukan peragian dari

proses pembusukan ini, semakin banyak juga banyak juga jasad renik memperoleh

makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk kandang lembu yang diberikan,

semakin banyak pula jasad renik yang dapat hidup didalam tanah. Tetapi pemberian

pupuk kandang harus tetap disesuaikan dengan tanaman yang kita budidayakan

(Marsono, 2003).

Sebagai sumber zat hara bagi tanaman. Kelebihan pupuk kandang dari pupuk

buatan ialah bahwa pupuk kandang lembu dan kambing. Pemupukan dengan

menggunakan pupuk kandang ini memberikan hasil terbaik dari jenis kotoran hewan

yang ada, hal ini di karenakan, sapi dan kambing memakan bermacam - macam jenis

daun. Sehingga kotoran yang dihasilkan banyak mengandung nitrat dan amonia, yang

baik untuk memperbaiki struktur tanah (Mulyani, 2010).

Untuk meningkatkan produksi tanaman jagung diperlukan media tanam yang

cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang lembu, pemberian

pupuk kandang untuk tanaman jagung dilakukan pada saat pengolahan media tanam,

penggunaan pupuk kandang lembu sebagai media tanam yang dapat memperbaiki

23
struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikroorganisme tanah

(Rukmana, 1994).

2.5. Peranan Pupuk ZA

Pupuk ZA adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk

ZA berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia (NH 4)2 SO4,

merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap

air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.

Pupuk ZA mengandung unsur hara N sebesar 20% dengan pengertian setiap 100 kg

ZA mengandung 20 kg Nitrogen (Lingga, 2007).

Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk ZA sangat besar

kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau

daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses

fotosintesa

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman atau tinggi, jumlah anakan, cabang dan

lain-lain

3. Menambah kandungan protein tanaman

24
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,

tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen :

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan

2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman jagung warna ini

dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari

daun bagian bawah terus ke bagian atas

4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak

sebelum waktunya.

Menurut Sarif (1996), Nitrogen dalam tanah mudah hilang dan kurang efektif

karena :

- Mudah diserap tumbuhan lain yang tidak diinginkan

- Mudah hanyut dari tanah akibat erosi dan pencucian

- Mudah terbakar oleh sinar matahari, sedangkan akar tanaman belum sempat

menyerapnya

- Mudah hancur karena dipergunakan oleh mikroorganisme dalam tanah.

Menurut (Mulyani, 2010). Tanaman jagung diberikan pupuk untuk memacu

pertumbuhan vegetatif, yaitu nitrogen. Pemberian pupuk nitrogen umumnya

25
menggunakan ZA. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali dengan dosis 2 gr per

bibit . Pupuk diberikan ke dalam sebuah lingkaran yang dibuat 3 cm dari batang bibit,

lalu ditutup dengan tanah dan disiram air.

2.6. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar.

Akar akan menghisap hara yang larut dalam air pada kedalaman tertentu,

tergantung pada perkembangan dan kedalaman penetrasi akar. Pada perkembangan

akar yang tidak normal akibat adanya rintangan dalam menembus tanah, maka unsur

hara yang terdapat jauh dibawah jangkauan daya hisap akar tidak akan terserap

(Sarif, 1996).

2.7. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun

Proses masuknya unsur hara melalui daun terjadi karena adanya difusi dan

osmosi melalui lubang stomata. Maka dengan demikian mekanisme masuknya unsur

hara berhubungan langsung dengan proses pembukaan dan penutupnya stomata.

Membukanya stomata merupakan proses yang diatur oleh tekanan turgor dari

sel-sel penutup, meningkatnya tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan

26
kandungan karbondioksida dari ruangan stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan

mengakibatkan membukanya stomata daun pada saat itu juga unsur hara akan

berfungsi ke dalam lubang stomata bersama dengan air (Sarif, 1996).

(Sarif, 1996), mengatakan bahwa pada fase vegetatif tanaman berhubungan

dengan tiga proses yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel, dan difresiasi akan sel.

Jika kerja pembelahan sel berjalan cepat maka pertumbuhan batang, daun, dan akar

juga akan berjalan cepat.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah :

- Benih Jagung Varietas Hibrida Pertiwi-3

- Tanah topsoil

- Pupuk Kandang Lembu

- Pupuk ZA

- Insektisida Decis 2,5 EC

- Fungisida Derasol 60 Wp dan Dithane M-45

- Air

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

- Cangkul

- Parang

- Parang babat

- Gembor

- Schliper

- Alat ukur

- Hand sprayer

28
- Timbangan

- Gergaji, dan

- Alat tulis.

3.2. Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk Kandang Lembu dengan 4 taraf yaitu :

- K0 : Tanpa perlakuan

- K1 : Pemberian pupuk Kandang Lembu 0,5 kg / tanaman

- K2 : Pemberian pupuk Kandang Lembu 1 kg / tanaman (Lingga, 2007)

- K3 : Pemberian pupuk Kandang Lembu 1,5 kg / tanaman

2. Faktor pemberian pupuk ZA dengan 3 taraf yaitu :

- Z0 : Tanpa Perlakuan

- Z1 : Pemberian Pupuk ZA 2 gr/tanaman (Mulyani, 2010)

- Z2 : Pemberian Pupuk ZA 2,5 gr/tanaman

29
3.3. Analisa Data

Data hasil pengamatan analisis dengan menggunakan sidik ragam linear

sebagai berikut :

Yijk : μ + pi + aj + βk + (aβ) jk + ∑ijk

Dimana :

Yijk : Hasil pengamatan pada ulangan ke-i, diperlukan pupuk Kandang Lembu

pada taraf ke-j dan pengaruh perlakuan pupuk ZA taraf ke-k

μ : Efek dari nilai tengah

pi : Efek dari ulangan ke-i

aj : Efek dari pupuk Kandang Lembu pada taraf ke-j

βk : Efek dari pupuk ZA pada taraf ke-k

(aβ) jk : Efek dari interaksi pupuk Kandang Lembu pada taraf ke-j dan pengaruh

pupuk ZA pada taraf ke-k

∑ijk : Efek error pada ulangan ke-I, perlakuan pupuk Kandang Lembu pada taraf

ke-j dan pupuk ZA pada taraf ke-k (Hanafiah, 2010)

Kombinasi perlakuan yang diperlukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. K0Z0 3. K1Z0 7. K2Z0 10.


K3Z0
2. K0Z1 4. K1Z1 8. K2Z1 11.
K3Z1
3. K0Z2 5. K1Z2 9. K2Z2 12.
K3Z2

30
Jumlah ulangan (n) adalah :

(t-1) (n-1) ≥ 15

(12-1) (n-1) ≥ 15

11 (n-1) ≥ 15

11- n (11) ≥ 15

11- n ≥ 15 + 11

n ≥ 26/11

n = 2,36

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman perplot : 12 tanaman

Jumlah seluruh tanaman : 432 tanaman

Jumlah tanaman sampel perplot : 3 tanaman

Jumlah tanaman sampel keseluruhan : 108 tanaman

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 60 cm

Jarak Tanam : 75 cm x 25 cm

31
BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1. Persiapan lapangan

Tempat pembibitan dilakukan pada lokasi yang memiliki sumber air yang

cukup, areal yng rata dan drainase harus baik pula, sehingga tidak terjadi genangan

air suwaktu hujan lebat, dan aman dari gangguan hama binatang besar maupun

serangga.

4.2. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan dilakukan sebelum melakukan pembibitan. Lahan

dibersikan dari segala macam gulma dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan

untuk memudahkan penanaman dan memudahkan perakaran tanaman berkembang.

Selain itun juga untuk menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang

kemungkinan masih ada.

4.3. Pembuatan plot

32
Setelah areal penanaman bersih daan rata, maka dilakukan pembuatan plot

percobaan yang berukuran panjang plot 245 cm, dan lebar plot 70 cm sebanyak 36

plot, terdiri dari 3 ulangan dengan jarak ulangan 100cm dan jarak antar plot 50cm

dengan setinggi plot 30 cm.

4.4. Penyiapan Benih

Sebelum penanaman, benih terlebih dahulu direndam dalam larutan Rhidomil

selama ± 30 menit untuk mencegah serangan penyakit bulai.

4.5. Penanaman

Penanaman dilakukan pada sore hari. Lubang kecambah dibuat dengan ibu

jari atau dengan kayu ditengah-tengah sedalam 2-3 cm. Setelah itu benih dimasukan

kedalam lubang. Benih yang sudah dimasukkan ditutup dengan tanah gembur sambil

dipadatkan.

4.6 Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk ZA

Pupuk Kandang sapi diberikan 1 kali aplikasi pada saat pengolahan lahan atau

pada saat pembuatan bedengan dengan dosis disesuaikan pada perlakuan masing-

masing. Sedangkan pemberian pupuk ZA diberikan dengan cara menyebar di atas

33
permukaan tanah, dengan dosis disesuaikan terhadap perlakuan masing-masing.

Diberikan setelah tanaman berumur 4 minggu, dengan interval 2 minggu sekali.

4.7. Pemeliharaan

4.7.1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiab hari pada pagi hari dan sore hari, pagi sebelum

pukul 10.00 wib dan sore hari pukul 16.00 wib. Penyiraman menggunakan gembor

jika hujan turun dan keadaan tanah cukup basah atau lembab maka penyiraman tidak

dilakukan, penyiraman dilakukan sampai tanaman berumur 21 hari setelah tanaman.

4.7.2 Penyisipan

Penyisipan dilakukan apabila ditemukan bibit mati dan abnormal, bibit yang

yang digunakan sebagai bibit sisipan yaitu bibit sulaman yang usianya sama dan

memiliki perlakuan yang sama pula.

4.7.3. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan adalah sala satu tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan

pertumbuhan gulma pada areal pertanaman jagung. Penyiangan dilakukan setelah

tanaman berumur 2 minggu atau tergantung pada keadaan gulma dilapang yaitu umur

satu bulan setelah tanaman atau pada saat penyiangan kedua dengan tinggi

34
pembubuhan kira-kira 5 cm agar tanam jagung pertumbuhanya tegak atau kokoh

sehingga mengurangi kerebahan yang mungkin disebabkan oleh angin,

pembumbunan harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak akar.

4.7.4 Pengendalian hama dan penyakit

Pengamatan hama dan penyakit dilakukan setiap hari, usahakan

pengendalianya dengan cara manual. Apabila tingkat tingkat ganguan hama lebih

berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektesida dan fungisida

dengan kosentrasi 0,2%.

4.7.5 Panen

Jagung dipanen setelah buah sudah matang fisiologis, atau tanaman sudah

berumur 105 hari. Cara panen jagung adalah dengan mengambil seluruh bagian

tanaman, dari akar, batang, daun dan tongkol, kemudian dipisahkan antara akar

dengan tajuk atas.

4.8. Pengamatan Parameter

4.8.1 Tinggi tanaman (cm)

Tanaman diukur dengan alat meteran atau rol,dan diukur dari patok nol ujung

titik sampai dengan ujung daun yang tertinggi atau terpanjang. Dimana setiap

tanaman sampel dihitung semua tinggi tanaman dan kemudian dirata-ratakan,

35
pengukuran dilakukan setelah bibit berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu

sekali sampai bibit berumur 12 minggu yaitu pada minggu ke 6, 8, 10 dan 12

4.8.2. Diameter batang (cm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong (schliper),

pengukuran dilakukan 5 cm diatas leher dengan 2 arah berlawanan kemudian

dijumlahka dan dirata- ratakan, untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran

maka setiap tanaman sampel diberi tanda. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali

mulai bibit berumur 6 minggu sampai bibit berumur 12 minggu yaitu pada minggu ke

6, 8, 10 dan 12.

4.8.3. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna,

termasuk daun yang gugur juga dihitung. Dimana setiap tanaman sampel dihitung

jumlah daun dan kemudian dirata-ratakan Pengukuran dilakukan pada saat tanaman

berumur 6 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai akhir penelitian yaitu

pada minggu ke 6, 8, 10, dan 12.

4.8.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

36
Penghitungan dilakukan pada setiap tanaman sampel dengan dengan ciri-ciri

tongkol yang paling berat dan panjang tongkol lebih besar dari 15 cm ditimbang lalu

dihitung setiap tanaman sampel dan kemudian dirata-ratakan . Pengukuran dilakukan

pada saat panen atau diakhir penelitian

4.8.5. Berat tongkol perplot (gr)

Penghitungan dilakukan pada setiap tanaman perplot dengan dengan ciri-ciri

tongkol yang paling berat dan panjang tongkol lebih besar dari 15 cm ditimbang lalu

dihitung setiap tanaman sampel dan kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan

pada saat panen atau diakhir penelitian

37
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari data rataan pengaruh

pemberian Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA serta interaksi keduanya pada

parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat

tongkol pertanaman sampel, berat tongkol perplot dapat dilihat pada Lampiran 4

sampai dangan Lampiran 17.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 6 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 7. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Lembu pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dan

Pupuk ZA pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

38
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3Z2

sebesar 56,28 cm dan nilai terendah pada K0Z0 sebesar 40,82 cm. Dari hasil rataan

pada tinggi tanaman jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. : Rataan Tinggi Tanaman (cm) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan Z0 Z1 Z2 Rataan

K0 40.82 42.61 42.77 42.07

K1 44.72 48.00 48.98 47.23

K2 49.83 50.60 50.49 50.31

K3 52.24 53.09 56.28 53.87

Rataan 46.90 48.58 49.63 48.37

5.1.2. Diameter batang (mm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 6 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 8 sampai Lampiran 11. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Lembu dan Pupuk ZA pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak

nyata sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3Z2

39
sebesar 5,69 mm dan nilai terendah pada K0Z0 sebesar 3,54 mm. Dari hasil rataan

pada diameter batang jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. : Rataan Diameter Batang (mm) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan Z0 Z1 Z2 Rataan

K0 3.54 3.88 3.94 3.79

K1 4.58 4.61 4.57 4.59

K2 4.68 4.54 4.68 4.63

K3 5.11 5.00 5.69 5.26

Rataan 4.48 4.51 4.72 4.57

5.1.3. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun umur 2 sampai 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 15. Untuk perlakuan Pupuk

Kandang Lembu dan Pupuk ZA Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan

pengaruh yang tidak nyata, sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang

tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun jagung pada perlakuan

Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terendah

40
pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3Z2 sebesar

213,34 helai dan nilai terendah pada K0Z0 sebesar 123,94 helai. Dari hasil rataan

pada jumlah daun jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. : Rataan Jumlah Daun (helai) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan Z0 Z1 Z2 Rataan

K0 123.94 152.01 142.44 139.46

K1 147.88 157.88 146.55 150.77

K2 154.55 158.44 161.67 158.22

K3 184.98 183.45 213.34 193.92

Rataan 152.84 162.95 166.00 160.60

5.1.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol pertanaman sampel

umur 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 16. Untuk perlakuan Pupuk Kandang

Lembu pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan untuk

perlakuan Pupuk ZA pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

41
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol pertanaman sampel

jagung pada perlakuan Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA dapat dilihat nilai

tertinggi dan nilai terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

K3Z2 sebesar 26,85 gr dan nilai terendah pada K0Z0 sebesar 21,28 gr. Dari hasil

rataan pada berat tongkol pertanaman sampel jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel

5.4.

Tabel 5.4. : Rataan Berat Tongkol Pertanaman Sampel Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan Z0 Z1 Z2 Rataan

K0 21.28 22.36 23.58 22.41

K1 24.12 23.03 24.11 23.75

K2 24.85 24.90 25.67 25.14

K3 26.11 26.54 26.85 26.50

Rataan 24.09 24.21 25.05 24.45

5.1.5. Berat tongkol perplot (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol perplot umur 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 17. Untuk perlakuan Pupuk Kandang Lembu

pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan untuk perlakuan

Pupuk ZA pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan

interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

42
Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol perplot jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada K3Z2 sebesar

230,47 gr dan nilai terendah pada K0Z0 sebesar 184,27 gr. Dari hasil rataan pada

berat tongkol perplot jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. : Rataan Berat Tongkol Perplot (gr) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan Z0 Z1 Z2 Rataan

K0 184.27 198.09 204.07 195.48

K1 201.88 217.34 200.66 206.63

K2 206.43 208.05 205.07 206.52

K3 206.33 209.45 230.47 215.42

Rataan 199.73 208.23 210.07 206.01

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh pupuk Kandang Lembu terhadap tertumbuhan dan produksi


tanaman jagung

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh Pupuk Kandang Lembu

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, secara keseluruhan dapat

dijelaskan bahwa perlakuan Pupuk Kandang Lembu berpengaruh sangat nyata

43
terhadap parameter berat tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot,

sedangkan terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun tidak

menunjukkan hasil yang nyata pada umur 12 minggu,

Pupuk Kandang Lembu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap

berat tongkol pertanaman sampel. Hal ini di akibatkan pemberian Pupuk Kandang

Lembu yang mengandung banyak Nitrogen dapat mengakibatkan proses fotositensis,

dengan adanya Nitrogen maka lebih banyak hasil fotosintesis di alirkan ke tongkol

atau biji untuk pembesarannya. Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat,

protein, lemak vitamin dan zat lainnya akan disimpan dalam pembentukan tongkol

atau biji. Dugaan lainnya adalah karena Pupuk Kandang Lembu juga berpengaruh

sangat nyata terhadap berat tongkol pertanaman sampel yang merupakan komponen

dari berat tongkol perplot. Atau dengan kata lain berat tongkol pertanaman sampel

merupakan konversi dari berat tongkol perplot.

Pengaruh pemberian Pupuk Kandang Lembu sangat nyata terhadap berat

tongkol perplot merupakan komponen dari berat tongkol pertanaman sampel. Apabila

berat tongkol pertanaman sampel semakin tinggi maka akan mengakibatkan berat

tongkol perplot akan semakin tinggi juga. Dalam hal ini berat tongkol pertanaman

sampel sangat nyata akibat pemberian Pupuk Kandang Lembu, dengan demikian

dapat dimengerti bahwa berat tongkol perplot sangat nyata.

44
Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata seperti

tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun di akibatkan karena dipengaruhi

oleh factor genetik dan faktor lingkungan (Hartono, 2010). Hal ini dapat dimengerti

bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari satu varietas,

sehingga potensi genetiknya sama.

5.2.2. Pengaruh Pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi jagung.

Dari hasil analisa statistik menunjukakan bahwa Pupuk ZA memberikan

pengaruh yang sangat nyata meningkatkan tinggi tanaman, serta berpengaruh nyata

terhadap berat tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot. Namun

demikian diameter batang dan jumlah daun pengaruhnya tidak nyata.

Pupuk ZA berpengaruh sangat nyata pada umur 6-12 MST terhadap tinggi

tanaman. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi tanaman per satu satuan luas,

dimana semakin banyak populasi tanaman per satu satuan luas akan mengakibatkan

timbulnya persaingan ketat diantara tanaman dalam memperoleh unsur hara, air dan

cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka auksin tanaman aktif sehingga

pertumbuhan tanaman (tinggi) meningkat. Terlihat bahwa tanaman tertinggi adalah

pada perlakuan Z2 (2,5 gr/tanaman). Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak

populasi tanaman menyerap unsur hara akan semakin tinggi usaha untuk

mendapatkan cahaya matahari dengan memberikan respon tanaman tumbuh lebih

tinggi.

45
Perlakuan Pupuk ZA menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat

tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot. Hal ini di duga karena Pupuk

ZA yang semakin banyak diberikan pada tanaman jagung, dimana tanaman dapat

memanfaatkan energi hasil tersebut digunakan untuk meningkatkan berat tongkol

pertanaman sampel dan berat tongkol perplot.

Pupuk ZA yang berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang dan jumlah

daun. Hal ini di duga karena diameter batang dan jumlah daun dikendalikan oleh

factor genetic, factor lingkungan dan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hartono (2010), yang menyatakan genotif dapat dapat mempengaruhi

pertumbuhan kecambah dan menentukan potensial untuk jumlah bunga , jumlah

asimilasi yang diproduksi dan pembagian fotosintat.

5.2.3. Interaksi pemberian Pupuk Kandang Lembu dengan Pupuk ZA terhadap


pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk

ZA menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati.

Menurut Mulyani (2008) menyatakan bahwa dibandingkan faktor lain, sehingga

faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-sendiri.

Atau dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk Kandang Lembu tidak

dipengaruhi oleh Pupuk ZA demikian sebaliknya.

46
Menurut Lingga (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuburan tanaman, yaitu :

- Struktur tanah

- Derajat keasaman tanah (pH), dan

- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Menurut Mulyani (2002), bahwa pada Pupuk Kandang Lembu terdapat unsur

Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau

mencegah pengisapan kalium (K) yang berlebihan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Perlakuan pemberian Pupuk Kandang Lembu berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter berat tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol

perplot sedangkan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter tinggi

tanaman, diameter batang dan jumlah daun.

2. Perlakuan pemberian Pupuk ZA menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

terhadap parameter tinggi tanaman, namun ada juga pengaruh yang nyata

47
terhadap parameter berat tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol

perplot Sedangkan yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

parameter diameter batang dan jumlah daun.

3. Interaksi Pupuk Kandang Lembu dan Pupuk ZA tidak berpengaruh nyata

terhadap semua parameter yang diamati.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Agar sementara pemberian Pupuk Kandang Lembu dianjurkan dengan

dosis 1,5 kg/tanaman(K3).

2. Agar sementara pemberian Pupuk ZA lebih baik dengan dosis 2,5

gr/tanaman (Z2)

3. Agar penelitian lebih lanjut dianjurkan memberi Pupuk Kandang Lembu

minimal dengan taraf diatas 1,5 kg/tanaman dan untuk penggunaan Pupuk

ZA minimal dengan taraf diatas 2,5 gr/tanaman

48
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Budi Daya dengan Pemupukan yang Efektif dan


Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hanafiah, 2010. Rancangan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas sri wijaya.


Palembang.

Hartono, 2010 Bertanam Jagung Unggul, Penebar Swadaya.Jakarta

Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya
Jakarta.

Lingga, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

49
Marsono, 2003. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.

Musnawar, E. I. 2009 Pupuk Organik. Penerbit swadaya.

Musnamar, 2006 Manfaat Pupuk Kandang. Penerbit swadaya.

Muhrizal, 2009. Informasi teknologi pertanian. Bogor.

Mulyani, 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Purwono, 2010 Bertanam Jagung Unggul. Seri Agribisnis. Jakarta.

Rukmana, R 1994. Budidaya Cabai . Kanisius. Yogyakarta.

Rusmaili, 2011. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.

Sarif. 1996. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung

Yadiyanto. 1990. Bercocok Tanam Hortikultura, M2S Bandung.

50

Anda mungkin juga menyukai