Anda di halaman 1dari 14

KONSEP KEGAWATDARURATAN SISTEM PENCERNAAN

DENGAN AKUT ABDOMEN

OLEH :

Dosen Pembimbing : Ibu Imelda Sirait S.Kep, NS, M.Kep.

Kelompok 3 Ners B :

1. Reza Novita Yanti Simanjuntak (032018094)


2. Malensi Rajagukguk (032018088)
3. Diana Abigail Siagian (032018090)
4. Roy Pandia Sembiring (032018061)
5. Risa Tarigan (032018084)
6. Prymeria Cyndia Simanjuntak (032018080)
7. Betty Delima Purba (032018074)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa juga kami berterima kasih kepada
ibu Imelda Sirait yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah yang
berjudul Konsep Kegawatdaruratan Sistem Pencernaan dengan Akut Abdomen.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadilebih baik lagi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami juga menyadari
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah kami ini.

Medan, April 2021

Kelompok 3 B
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1. Latar Belakang..................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................

1.3. Tujuan.................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................

2.1. Pengertian Akut Abdomen.......................................................................................

2.2. Etiologi Akut Abdomen.......................................................................................

2.3. Survey Pada Akut Abdomen Meliputi Survey Primer dan Sekunder......................

2.3.1. Survai primer dan resusitasi pada klien akut abdomen.......................................

2.3.2. Survai sekunder pada klien akut abdomen.................................................

2.4. Penatalaksanaan Kedaruratan Pada Akut Abdomen............................................

2.5. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Akut Abdomen........................................

2.6. Evaluasi Keprawatan .......................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................

3.1. Kesimpulan......................................................................................................

3.2. Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akut abdomen atau nyeri akut abdomen adalah suatu kasus kegawatdaruratan
abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah, ditandai dengan
keluhan nyeri abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24
jam.1 Pada kunjungan pasien ke UGD, dilaporkan bahwa insiden akut abdomen
berkisar 5-10%. Berdasarkan data rekam medik RSUD Karawang, dari total 10.435
kunjungan di UGD selama tahun 2012, 405 kasus di antaranya ialah pasien akut
abdomen dengan berbagai penyebab. 2 Peritonitis merupakan salah satu dari sekian
banyak penyebab akut abdomen yang menyumbang 1% insiden pasien yang datang ke
UGD dan merupakan penyebab utama kedua dari sepsis pada pasien di ICU secara
global (Prasetyo dan Tangel, 2021).

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya


keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat
disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforai atau obstruksi pada alat
pencernaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada
appendicitis atau sekunder melalui suatu pencernaan peritoneum karena perforasi
tukak lambung atau perforasi akibat trauma (Pratiwi, 2020).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Akut Abdomen?

2. Bagaimana Etiologi Akut Abdomen?

3. Bagaiman Survey Pada Akut Abdomen Meliputi Survey Primer dan Sekunder?

4. Bagaimana Penatalaksanaan Kedaruratan Pada Akut Abdomen?

5. Bagaiamna Diagnosa Keperawatan Pada Klien Akut Abdomen?

1.3. Tujuan

Agar mahasiswa mampu menguasai tentang konsep kegawatdarura tan sistem


pencernaan dengan akut abdomen
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Akut Abdomen

Akut abdomen adalah keadaan dalam rongga abdomen (intraabdomen) mngalami


gangguan dan memerlukan tindakan segera. Organ yang terdapat pada intraabdomen
yanitu hepar, lien, gaster, usus halus dan sebagian besar usus besar (kolon), sdangkan
organ yang trdapat pada ekstra abdomen adalah kdua ginjal dan ureter, pankreas,
duodenum, sebagian kecil kolon (trutama rektum) serta buli-buli (vesika urinaria) dan
uterus (Krisanty, dkk., 2009).

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya


keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat
disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforai atau obstruksi pada alat
pencernaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada
appendicitis atau sekunder melalui suatu pencernaan peritoneum karena perforasi
tukak lambung atau perforasi akibat trauma (Pratiwi, 2020).

2.2. Etiologi Akut Abdomen

1. Proses peradangan dalam abdomen apendiksitis akut, peritonitis primer, infark


ginjal akut, kholesitis akut, tipus abdominalis.

2. Obstruksi traktus gastrointestinalis: perlengketan usus, hernia, volvulus,


instusupsepsi (invaginasi), illus paralitika dan spastika.

3. Perdarahan dalam rongga abdomen: kehamilan ektopik, ruptura anurisma aorta,


perdarahan traktus gastrointestinal dan ruptur limpa.

4. Trauma abdomen benda tajam (trauma tembus) dan trauma tumpul. Trauma
tmbus abdomen bersifat serius dan biasannya memerlukan pembedahan sgra
contohnya luka tembak, luka tusuk.

2.3. Survey Pada Akut Abdomen Meliputi Survey Primer dan Sekunder

Terdapat dua survey pada akut abdomn yaitu survey akut abdomen primer dan survey
akut abdomen sekunder.

2.3.1. Survai primer dan resusitasi pada klien akut abdomen

a. Airway (jalan napas)

Airway diatasi trlebih dahulu, selalu ingat bahwa cdera bisa lbih dari satu area
tubuh, dan apapun yang ditmukan, harus memprioritaskan airway dan breathing
terlebih dahulu. Airway harus dijaga dngan baik pada klien yang masih sadar. Bila
klin tidak sadar dan tidak ada gag reflex dapat dipakai guedel. Kontrol jalan napas
pada klien dengan airway terganggu karena faktor mekanik, atau ada gangguan
ventilasi akibat gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi endotrachal, baik oral
maupun nasal. Prosedur ini harus dilakukan dengan kontrol srvical. Surgical intubasi
ndotracheal tidak mungkin karena kontra indikasi atau karena masalah teknis.

b. Breathing (pernapasan)

Kaji ventilasi apakah adkuat dan berikan oksigen, aspirasi lambung dngan slang
nasogastrik. Prosedur ini membantu mendetksi luka lambung, mngurangi kontaminasi
terhadap rongga periteneum dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.

c. Circulation

Kebanyakan pada trauma abdomen tidak dapat dilakukan tindakan apa-apa pada
pra RS, namun terhadap syok yang menyertai perlu penanganan yang sgera.
Seharusnya monitoring urine dilakukan dengan pemasangan DC setelah klien berada
di RS, Kaji tanda dan gjala hemoragi. Hemoragi sring menyertai cdera abdomen,
khususnya jika hati dan limpa mengalami trauma. Kontrol perdarahan dan prtahankan
volume darah sampai pembedahan dilakukan.

Pada trauma abdomen pertahankan klien pada brankar atau tandu papan; gerakan
dapat menyebabkan fragmentasi bekuan pada pembuluh darah besar dan mnimbulkan
hemoragi masif. Tujuan: kontrol prdarahan, mempertahankan volum darah dan
pencegahan infeksi.

d. Disability (neurologi)

Klien dengan akut abdomn yang mengalami gangguan kesadaran terjadi pada klien
trauma abdomen yang disertai trauma kapitis, selalu periksa tingkat kesadaran dengan
GCS dan adanya latralisasi (pupil anisolor dan motorik yang lemah satu sisi).

2.3.2. Survai sekunder pada klien akut abdomen

a. Kaji adanya nyeri abdomen

Perhatikan sifat progsivitas dan lokasi nyeri, bila nyeri hilang timbul tiba-tiba,
sedangkan sebelumnya klien tenang disebabkan prdarahan. Bila timbulnya cepat
kemudian memberat secara mentap perkiraan penkreatitis aku, stragulasi usus
(penjepitan usus). nyeri yang timbul perlahan-lahan karakteristik untuk proses
peradangan: apendiksitis dan devrtikulitis. Sedangkan nyeri yang hilang timbul,
intermiten dan seperti diremas-remas biasanya akibat obstruksi.

Pada klien trauma abdomen kaji distensi abdomen, gerakan mlindungi, nyeri tekan,
kekakuan otot atau nyeri lepas, penurunan bising usus, hipotensi dan syok.

b. Kaji adanya anoreksia, nausa dan vomitus


c. Kaji adanya diare : diare biasa menyertai apendiksitis

d. Kaji adanya konstipasi dan keluhan tak dapat flatus biasanya pada obstruksi usus

e. Kaji adanya demam, pada klie peradangan intra abdomen

f. Pada klien trauma abdomen yang mengalami perdarahan klien tampak anemis,
pada perdarahan hebat akan timbul gejala dan tanda dari syok hemoragik. Gejala
adanya darah inraabdomen, klien nyeri abdomen yang bervariasi dari ringan
sampai nyeri hebat.

g. Pada trauma abdomen, dapatkan riwayat mekanism cedera: kekuatan tusukan


atau tmbakan; kekuatan tumpul (pukulan).

h. Pemeriksaan fisik pada klien akut abdomen:

1) Inspeksi: kesadaran, kegelisahan, kesakitan, posisi berbaring pada trauma


daerah abdomen inspeksi tanda cedera sebelumnya: cedera, tusuk, memar
dan tempat kluarnya peluru.

2) Palpasi: nyeri tekan, nyeri lpas, nyri kontralateral, perhatikan darah inguinal
dan femoral, pada pritonitis, apndiksitis, trauma abdomen.

3) Prkusi: nyeri ketok dan usahakan mncari cairan/udara bebas, pekak pada
hepar yang mninggi/letak organ-organ yang tidak pada tempatnya.

4) Auskultasi: perhatikan prubahan bising usus. Pada klien trauma abdomen


bsising usus menurun, dan catat data dasar shingga perubahan dapat
dideteksi, karena bising usus mnurun dapat juga terjasi pada keadaaan lain.

5) Rektal toucher: pada apndiksistis nyeri tkan pada sekitar jam 11.

6) Pemeriksaan penunjang: darah (hb, ht,lekosit), urin (anuria, hematuria,


lekosit, dan sedimen) dan radiologis.

2.4. Penatalaksanaan Kedaruratan Pada Akut Abdomen

1. Apendiksitis

Apendisitis merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai faktor


pencetusnya, namun sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan
sebagai pencetus disamping hyperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, dan cacing
askaris dapat menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan
apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.histolytica (
Arifuddin,dkk.,2017).

a. Istirahat baring dalam posisi fowler

b. Berikan antibiotik
c. Diet lunak rndah clulosa

d. Obsrvasi tanda-tanda vital, ukur luas infiltrat, fruktuasi dan perluasan


peritonitis, LED dan lekosit

e. Pada apendiksitis akut dan perporasi, lakukan prsiapan apendiktomi.

2. Kolesititis akut

Radang kandung empedu (kolesistitis akut) adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu yang disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam. Umumnya kolesistitis akut disebabkan oleh adanya batu kandung
empedu.Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis
cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab
utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus
sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebanyak lima hingga
sepuluh persen kasus timbul tanpa adanya batu (kolesistitis akut akalkulus).Keluhan
yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah nyeri abdomen kuadran kanan
atas, mual, muntah dan demam. Kadang-kadang rasa sakit dapat menjalar ke pundak
atau skapula kanan. Hal ini dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat
ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang
ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung empedu (Firmansyah, 2015).

a. Istirahat baring dalam posisi fowler

b. Bri cairan parntal bila muntah banyak

c. Obsrvasi tanda-tanda vital

d. Observasi pembesaran kantong empedu

e. Pemberian antibiotik dan spasmolitik

f. Lakukan persiapan operasi khlesistktomi, jika terdapat batu/prporasi

3. Pankreatitis akut

a. Anjurkan istirahat baring

b. Penghisapan isi lambung secara intermiten

c. Atasi syok dan dehidrasi

d. Pmberian antibiotik dan antikolinergik

e. Lakukan persiapan operasi pada keadaan umum memburuk disertai obstruksi


biler.

4. Perforasi ulkus peptikum


a. Pasang sonde lambung

b. Pasang cairan infus

c. Pemberian antibiotik parental

d. Lakukan persiapan operasi laparatomi

5. Trauma tembus abdomen

a. Monitor pmasangan infus untuk penggantian cairan cepat

b. Prhatikan kjadiak syok setelah respon awal terhadap adanya prdarahan


internal

c. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik, untuk mmbantu mendeteksi


luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga pritonum dan
mencegah komplikasi paru karna aspirasi.

d. Jika trauma abdomen dengan vicera (organ intrnal) mnonjol kluar, tutup
dengan balutan stril yang dilembabkan dengan NaCL, untuk mencegah
kekeringan pada vicera. Jika bnda mnancap pada abdomen, jangan dicabut
tetapi dilakukan fiksasi bnda tersebut terhadap dinding abdomen.

e. Fleksikan lutut klien, untuk mencegah protusi lanjut

f. Tunda pemberian cairan oral untuk mencgah mningkatkan peristaltik dan


muntah

g. Pasang kateter uretra untuk mengetahui kepastian adanya hmaturia dan


pantau output urine

h. Obsrvasi dan catat TTV, output urine, tekanan vna cntral, nilai hematokrik,
serta status neurologik.

i. Berikan profilaksis ttanus ssuai ktentuan

j. Brikan antibiotik spktrum luas ssuai ketentuan untuk mencegah infksi

k. Siapkan klien untuk pembedahan jika terdapat bukti adanya syok, kehilangan
darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi (pengangkatan
organ internal) hematuria.

l. Indikasi klin laparotomi yaitu:

1) Luka tusuk dengan syok, bising usus hilang, prolaps isis usus,darah
dalam lambung, buli-buli/rktum, udara bbas intrapritoneal, parisintesis
abdomen/lavase peritoneal posistif, pada eksplorasi luka menembus
peritoneum.
2) Luka tembak

3) Trauma tumpul dengan; syok, darah dalam lambung, buli-buli/ rektum,


udara bebas intraperitoneal, parasintesis abdomen/lavase pritoneal
positif.

6. Trauma tumpul abdomen

a. Lakukan pengkajian fisik secara terus menerus; inspeksi, palpasi, auskultasi,


perkusi abdominal.

b. Perubahan yang terlihat pada pemeriksaan lanjut dapat menunjukkan cedera


abdomen yang tidak terdetksi

c. Hindari memindahkan klien sampai pengkajian awal selesai. Gerakan dapat


mncegah bkuan dalam pmbuluh darah besar dan membuat masif.

d. Dapatkan berbagai tanda dan gejala yang diakibatkan dari kehilangan darah,
memar robekan organ padat, dan kbocoran skresi dari ruang visra abdomen.

e. Awasi cedera dada, khususnya fraktur iga bawah

f. Inspeksi bagian tubuh depan, pinggang dan punggung, kaji adanya


perubahan warna kebiruan, asimtris, abrasi dan kontusi.

g. Observasi tanda dan gejala prdarahan, yang sering mngikuti cdra abdomen,
khususnya jika hati dan limpa mengalami trauma. Perdarahan
intraperitoneum masih yang berhubungan dengan syok.

h. Catat nyeri tkan, nyeri lepas, grakan melindungi, kekakuan dan spasme.

i. Observasi trhadap peningkatan distensi abdomen. Ukur lingkar abdomn


setinggi umbilikus pada saat masuk, sebagai data dasar.

j. Tanyakan nyeri yang menyebar, ini membantu untuk mendeteksi cedera


intrapritoneum. Nyeri pada bahu kiri dapat dialami pada klin yang
mengalami perdarahan karena ruptur limpa, nyeri pada bahu kanan, karena
laserasi hepar

k. Asukultasi bising usus (bising usus mnghilang pada klien inritasi peritonum)

l. Catat hilangnya bunyi pekak diatas hepasr/limpa, yang menandakan adanya


udara bebas

m. Siapkan klin untuk pmeriksaan rektal atau vaginal untul diagnosis cdera pada
pelvis, kandung kencing dan dinding usus

n. Siapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik: urin, hematokrit darah lengkap.


CT, sinar X dada dan abdomen
o. Siapkan lavas peritoneum diagnostik untuk menguji perdarahanperitoneal.

p. Bantu pemasangan slang nasogastrik untuk mncgah muntah dan aspirasi,


serta membuang cairan dan udara dari gastrointestinal.

2.5. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Akut Abdomen

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri abdomen berhubungan dengan pross infeksi

2. Krusakan integritas kulit brhubungan dengan cedera tusuk

3. Risiko tinggi terhadap infksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit

2.6. Intervensi Keperawatan Pada Klien Akut Abdomen

1. Gangguan rasa nyaman; nyeri abdomn berhubungan dengan proses infeksi,


trauma abdomen:

a. Kaji sifat, lokasi dan progresivitas nyeri dan catat

b. Anjurkan klin istirahat baring dalam posisi fowler

c. Observasi tanda-tanda vital, ukur luas infiltrat, fluktuasi dan perluasan


peritonitis

d. Brikan dit lunak rendah clulosa, untuk mengurangi peristaltik usus

e. Lakukan pemeriksaan laju endap darah (LED) dan lekosit

f. Catat nyeri tekan, nyeri lepas, gerakan mlindungi, kekauan dan spame.

g. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik, spasmolitik, antikoligenik dan


antibiotik

h. Siapkan klien untuk pelaksanaan operasi: apendiktomi, pada apndiksitis akut


dan perforasi, khlesistemik, jika terdapat batu/perporasi, laparatomi pada
klin prforasi usus.

i. Obsrvasi trhadap peningkatan distnsi abdomen

j. Ukur lingkar abdomn stinggi umbilikus untuk observasi trjadinya prdarahan


intrnal.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma tajam/tmbus:

a. Kaji lokasi, luas dan kedalaman luka pada abdomn

b. Kaji tanda-tanda vital: suhu, nadi, tkanan darah dan pernafasan

c. Kaji tanda=tanda infeksi pada area yang mengalami luka

d. Observasi vicera abdomn yang keluar sampai tindakan oprasi dilakukan


e. Anjurkan klien tidur dengan posisi datar dan lutut flksi, untuk mncgah
protusi lanjut

f. Brikan antibiotik spektrum luas ssuai ktentuan untuk mencegah infeksi

g. Siapkan klien untuk pembedahan jika trdapat bukti adanya syok, kehilangan
darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi atau hematuria.

3. Risiko tinggi terhadapa infeksi brhubungan dengan adanya trauma tembus

a. Kaji adanya tanda-tanda infksi

b. Brikan profilaksi tetanus ssuai ktentuan

c. Perawatan luka dengan tknik aseptik

d. Kolaborasi dalam pembrian antibiotik

e. Kolaborasi dalam pemeriksaan LED dan lekosit

2.6. Evaluasi Keprawatan

1. Rasa nyaman klin trpenuhi

2. Krusakan integritas kulit teratasi

3. Tidak trjadi infeksi


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya


keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak
ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat
disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforai atau obstruksi pada alat
pencernaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada
appendicitis atau sekunder melalui suatu pencernaan peritoneum karena perforasi
tukak lambung atau perforasi akibat trauma. Diagnosa keperawatan akut abdomen
ialah Gangguan rasa nyaman: nyeri abdomen berhubungan dengan pross infeksi,
Kerusakan integritas kulit brhubungan dengan cedera tusuk, Risiko tinggi terhadap
infksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit

3.2. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun, maka
sampaikanlah kepada kami. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan kami selaku penyusun mohon maaf dan semoga pembaca dapat
memakluminya
DAFTAR PUSTAKA

Krisanty, Paula, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: CV


Trans Info Media.

Arifuddin, A., Salmawati, L., & Prasetyo, A. (2017). Faktor Risiko Kejadian
Apendisitis di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1).

Firmansyah, M. A.(2015) Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistitis Akalkulus


Akut.

Mannana, A., Tangel, S. J. C., & Prasetyo, E. (2021). Diagnosis Akut Abdomen
akibat Peritonitis. e-CliniC, 9(1).

Novia Indah Pratiwi, N. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien Akut


Abdomen dengan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman (Doctoral dissertation,
Universitas Kusuma Husada Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai