PENDAHULUAN
cara yang sesuai dengan kaidah dan norma agama. Laki – laki dan perempuan
kelangsungan jenisnya.
persatuan seorang lelaki dan perempuan secara hokum untuk hidup bersama –
lamanya.1
Manusia sebagai makluk sosial tidak dapat hidup menyendiri, dalam arti
nafsu birahi yang dimiliki manusia sebagai makhluk Allah SWT dan untuk
1
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang-
undang Hukum Perdata (BW), (Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1986), h. 95
1
seksual dan العقدyang diartikan sebagai ikatan atau kesepakatan. Secara istilah
bahwa Pernikahan adalah akad yang menghalalkan pasangan suami istri untuk
motivasi yang jelas, serta memberikan dampak positif yang lebih besar dalam
dari nikmat serta tanda keagungan Allah SWT yang diberikan kepada umat
hidup secara turun temurun serta melestarikan agama Allah di muka bumi.
ت لِّقَ ۡو ٖم َ ِق لَ ُكم ِّم ۡن أَنفُ ِس ُكمۡ أَ ۡز ٰ َو ٗجا لِّت َۡس ُكنُ ٓو ْا إِلَ ۡيهَا َو َج َع َل بَ ۡينَ ُكم َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َم ۚةً إِ َّن فِي ٰ َذل
ٖ َك أَل ٓ ٰي َ ََو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِهۦٓ أَ ۡن َخل
٢١ َيَتَفَ َّكرُون
merupakan ibadah. Kecenderungan akan seks adalah suatu hal yang normal
karena Allah memang telah memberikan hasrat itu dalam diri setiap
Armauli Rangkuti dan Rezni Syafitri “Pernikahan Wanita Hamil Karena Zina Menurut
2
2
makhluk. Namun bukan berarti bahwa hal yang normal tersebut boleh
dengan bebas kita salurkan, seperti yang telah dijelaskan Allah SWT dalam
terjerumus dalam hal perzinaan. Dalam adat timur, hal ini merupakan
suatu hal yang memalukan, apalagi bagi seorang wanita yang bahkan
keadaan belum adanya ikatan pernikahan yang sah. Kehamilan yang tidak
4
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 285
5
Abdullah Yazid Ruhan Lutfi, “Status Hukum Akad Nikah Akibat Zina Dalam Kompilasi
Hukum Islam,” http://digilib.uin-suka.ac.id/2107/1/BAB%20I%2CV%2C%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
3
Namun bagaimana ketika seseorang laki – laki yag hendak menikah
namun calon istrinya pernah khilaf melakukan perbuatan zina dan bahkan telah
memiliki anak. Secara umum telah disebutkan dalam Al – Qur’an surat An – Nur
ayat 3:
wanita menikah dengan pezina. Pendapat ini merupakan pendapat Imam Ahmad,
Ibnu Hazm, dan dirajihkan oleh Imam ibnu Taimiyah dan Imam Ibnul Qayyim.
4
Abu Ubaid menyatakan bahwa hadits tersebut bertentangan dengan Al Qur’an dan
akibat zina,baik yang menikahi itu laki-laki yang menghamilinya maupun bukan
yang menghamilinya. Alasanya karena wanita hamil akibat zina tidak termasuk
karena akad nikah yang dilakukan itu hukumnya sah, wanita yang dinikahi
Akan tetapi, para ulama sepakat apabila orang yang pernah berzina,
untuk tidak akan pernah terjatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya, maka
orang seperti ini tidak bisa disamakan dengan pezina dan insya Allah dosanya
diampuni Allah. Predikat ‘pezina’ hanya disandang oleh orang yang masih aktif
melakukannya. Sedangkan orang yang pernah sekali tercebur dalam dosa itu,
tidak disebut dengan predikat itu. Allah SWT berfirman dalam surat Al Furqan:
68-70:
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
7
Didit, “Hukum Menikah dengan Pezinah,” https://www.rumahzakat.org/hukum-
menikah-dengan-pezina-2/ (diakses 27 February).
5
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa
yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya). (Yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat
dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;
maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” 8
Baginda Nabi SAW bersabda pernah bersabda: “Orang yang bertaubat dari
dosanya seperti orang yang tidak pernah berdosa”. Selanjutnya mereka dianggap
Jadi laki-laki yang pernah berzina lalu bertaubat boleh menikah dengan
wanita baik-baik, sebaliknya wanita yang pernah berzina kemudian bertaubat pun
boleh menikah dengan laki-laki baik-baik. Demikian pula laki-laki yang pernah
berzina kemudian bertaubat boleh menikah dengan wanita yang pernah berzina
lalu bertaubat (pendapat Jumhur Ulama) sebagaimana firman Allah dalam surat
An-Nur: 26:
ٓ ۚ ٰ َّ
َ --ِت أُوْ ٰلَئ
ۖ ُ َّرءُونَ ِم َّما يَقُول--َك ُمب
ونَ لَهُم-- ِ َونَ لِلطيِّب--ُت لِلطَّيِّبِينَ َوٱلطَّيِّب ِ ۖ َونَ لِ ۡل َخبِي ٰث--ُت لِ ۡلخَ بِيثِينَ َو ۡٱل َخبِيث
ُ َت َوٱلطَّيِّ ٰب ُ َۡٱل َخبِي ٰث
Artinya: “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-
laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki
yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)…”.
Ulama sepakat yang dimaksud ‘yang keji’ disini adalah ‘pezina’ karena
berkaitan dengan kisah Aisyah ra dengan Shafwan bin Mu’attal yang dituduh
berbuat keji sampai kemudian Allah SWT sendiri membatalkan tuduhan keji
tersebut dalam Al Qur’an dan menjelaskan bahwa Aisyah r.a. adalah wanita baik-
8
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 561
6
baik yang diperuntukan untuk laki-laki baik-baik bahkan yang terbaik yaitu
Rasulullah SAW.
Ibnu Abbas pernah ditanya oleh seorang lelaki: “Aku sungguh suka
kepada seorang wanita, lalu aku melakukan sesuatu yang diharamkan Allah SWT
(berzina), kemudian Allah membukakan pintu taubat untukku, dan aku ingin
pezina atau orang musyrik’. Ibnu Abbas lalu berkata: “Hal itu tidak relevan untuk
orang ini, lalu berkata: ‘Nikahi wanita itu, nanti kalau hal itu berdosa maka
Ibnu Umar juga pernah ditanya oleh seorang lelaki yang berbuat mesum
dengan seorang wanita, “Apakah aku boleh menikahinya? Beliau berkata: “Ya
sah, baik dengan laki-laki yang menghamilinya maupun dengan laki-laki yang
zina tidak sah, karena wanita hamil itu sedang dalam ‘iddah sampai lahir
7
kandungannya. Pendapat yang rojih diantara kedua pendapat itu adalah pendapat
Imam An-Nawawi.9
32: mengenai larangan kawin karena berzina disebutkan bahwa orang yang
dengan keputusan Hakim telah dinyatakan berzina tidak boleh kawin dengan
kawannya berzina. Mengenai putusan Hakim tadi perlu dijelaskan bahwa itu
berlaku baik di dalam bidang pidana maupun perdata ataupun dengan putusan
Hakim asing. Nama orang yang berzina itu cukup jika disebut dalam keputusan
hamil akibat zina bila yang menikahi wanita itu laki-laki yang menghamilinya.
tidak sah karena pasal 53 ayat 1 KHI tidak memberikan peluang untuk itu. Secara
“Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang
menghamilinya.”
Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat
9
Armauli Rangkuti dan Rezni Syafitri “Pernikahan Wanita Hamil Karena Zina Menurut
Pendapat Imam An – Nawawi dan Ibnu Quddamah,”
http://repository.uinsu.ac.id/3796/1/pernikahan%20wanita%20hamil.pdf (diakses 17 Februari
2019), h. 2
10
Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian Menurut Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (BW), (Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1986), h. 109.
8
dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan
atas terdapat perbedaan pendapat antara para ulama madzhab dan beberapa
hamil karena zina, oleh sebab itu penulis berkeinginan untuk membahas dalam
B. Rumusan Masalah
dan ulama – ulama lain serta dalil masing – masing mengenai Hukum
9
4. Bagaimana Qaul mukhtar (pendapat terpilih) dari ulama – ulama
Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
adalah:
besar dan ulama – ulama lain serta dalil masing – masing mengenai
Karena Zina.
undangan di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
10
1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi yang
E. Metode Penelitian
analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus per kasus karena metodologi
kualitatif yakin bahwa sifat suat masalah yang satu berbeda dengan sifat masalah
1. Jenis Penelitian.
11
Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, (Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service, 2014), h. 9 – 10.
11
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kepustakaan
(Library Research) yaitu jenis penelitian yang sumber datanya diperoleh dari
2. Sumber Data
langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk
tujuan khusus. Sumber data primer yang penulis gunakan adalah hasil
yang dibahas, atau data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
12
Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, (Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service, 2014), h. 27.
12
dilaporkan orang diluar diri penyelidik. Di antaranya adalah Undang
c. Analisis Data
cara melihat dalil yang digunakan oleh kedua imam tersebut kemudian
melacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih
relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu yang
menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah menolak yang namanya
plagiatisme atau mencotek secara utuh hasil karya tulisan orang lain. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat diperlukan
13
adalah untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai teori
14
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aladin, Mahasiswa pascasarjana
Hukum Perdata.
G. Sistematika Penulisan
penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan
1. BAB I :PENDAHULUAN
15
Dalam pembahasan bab kedua ini terdapat dua sub
Rezni Syafitri
16
verifikasi temuan dengan menghubungkan dengan
duanya.
4. BAB IV : PENUTUP
17