Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 0975-8585

Jurnal Penelitian Farmasi, Biologi dan Kimia

Ilmu

Pengaruh Faktor Pertumbuhan Fibroblast (FGF) Dan Protein Tentang


Histopatologi Sel β Pankreas Tikus.

Dharma S 1, Uci Wulandari 2, Mimi Aria 2, dan Dillasamola D 1 *.

1 Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang


2 Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia ( STIFI), Padang.

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh pemberian embrio putih telur ayam dan protein maryn terhadap histopatologi sel β pankreas tikus
diabetes yang diinduksi Alloxan dengan dosis 150 mg / kg BB. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan tikus yang
dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok perlakuan
dengan dosis 30 mg / 200g BB tikus putih telur ayam subur yang diinkubasi selama 9 hari dan 1g / 200g BB tikus untuk protein hewani dari
bubuk ikan ringan. Sediaan ini diberikan selama 28 hari dan pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke 7 th, 14 th, 21 st, 28 th setelah
pemberian persiapan ujian. Pada tanggal 29 th hari tikus dikorbankan kemudian dibedah dan diambil jaringan pankreasnya untuk dilihat
histopatologi pankreasnya dengan Hematoksilin Eosin (HE). Hasil statistik menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan p <0,05.
Gambaran dari pengamatan histopatologi terdapat perubahan yang lebih baik dari pada kontrol positif.

Kata kunci: FGF, protein, sel induk, histopatologi

* Penulis yang sesuai

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.481


ISSN: 0975-8585

PENGANTAR

Seiring perkembangan kesehatan dan penelitian industri farmasi, telah dikembangkan penelitian sel punca dengan menggunakan
putih telur, telur ayam unggas yang subur diinkubasi hingga mencapai preembrio, selama 9 hari. Putih telur dipisahkan dan diekstraksi
dengan metode kering beku [1].

Telur ayam unggas merupakan sumber nutrisi yang mengandung protein, lemak, vitamin, mineral dan faktor pertumbuhan yang
penting untuk perkembangan embrio, sebagai nutrisi dasar untuk fungsi biologis ayam dan memberikan faktor pertahanan untuk melindungi
embrio dari bakteri dan virus. infeksi. Fibroblast growth factor (FGF) merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang berasal dari tahap awal
perkembangan embrio ayam dan bertanggung jawab terhadap kemajuan sinyal stimulasi sel awal seperti pengaturan pola, proliferasi,
diferensiasi dan migrasi membentuk jaringan [ 2].

Di Indonesia telur digunakan sebagai bahan dalam minuman tradisional yang dikenal dengan teh telur, stamina yang diolah setengah
matang dan dikonsumsi tanpa diolah untuk membantu menambah massa otot, karena telur mengandung protein. Selain telur, ikan juga bisa
dijadikan sebagai alternatif sumber protein hewani, karena kandungan proteinnya cukup tinggi. Agar ikan juga menjadi makanan yang diusulkan
dapat memberikan efek positif bagi kesehatan.

Definisi adalah sel-sel yang menjadi awal tumbuhnya sel-sel lain yang menyusun seluruh tubuh organisme, termasuk manusia. Sel
induk akan berdiferensiasi secara spesifik setelah mendapatkan sinyal stimulasi khusus untuk menghasilkan jenis sel yang berbeda. Sel
induk dapat berdiferensiasi menjadi sel khusus yang memiliki fungsi dan bentuk khusus seperti sel hati, sel darah, sel endotel, sel saraf, sel
jantung dan lain-lain [3].

Salah satu penyakit gangguan metabolisme yang banyak dijumpai adalah diabetes melitus. Diabetes mellitus merupakan penyakit
degeneratif yang memiliki karakteristik hiperglikemia kronis, yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau resistensi insulin [3]. Dalam penelitian ini
diharapkan nutrisi yang terkandung dalam bubuk putih telur dan tepung ikan dapat meningkatkan sel β pankreas dan menormalkan kadar gula darah
tikus.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Farmakologi Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
(STIFI) Padang dan Laboratorium Kopertis Wilayah X serta Laboratorium Veteriner Bukittinggi untuk pemeriksaan histopatologi pankreas.

Bahan

Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, spatula, inkubator telur, pengocok telur manual, panci aluminium, oven, lesung
dan alu, vial, spuit ip, jarum sonde, alat gelas (Pyrex®), kandang tikus, timbang hewan, glukosa darah digital alat ukur (Gluco Dr®), kapas,
penyeka alkohol, alat bedah (pinset dan gunting bedah), benda kaca, mikroskop Trinokuler elektrik, dan hot plate.

Bahan yang digunakan adalah telur ayam subur, aluminium foil, suspending agent (Na CMC), aquadest, snack tepung ikan ( Dahfa
Snack ikan ®), larutan bubuk putih telur 1%, larutan tepung snack ikan 1%, HNO 3,
NaOH 10%, NaOH 4N, CuSO 4, Pereaksi millon (HgNO3 dan NaNO 2), makanan untuk hewan pengerat, larutan eter, 10% formalin, larutan
NaCl fisiologis, larutan alkohol berbagai konsentrasi (50%, 70%, 80%, 90%, 96%, dan absolut), larutan xylol, parafin padat, Mayer's albumin
(putih telur-gliserin = 1: 1), air, air suling, reagen hematoksilin-erlich, reagen eosin-alkohol 1%.

Prosedur

Persiapan persiapan ujian

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.482


ISSN: 0975-8585

Sebuah)Telur tepung putih, telur yang digunakan 8 butir telur ayam subur, tidak retak, diambil hati-hati, tidak boleh ada guncangan yang
berlebihan, kemudian diinkubasi pada suhu 38-39 ° C selama 9 hari dan telur diputar sebanyak-banyaknya. 2 kali sehari.
Kemudian dilakukan pemisahan putih telur dan dijadikan tepung telur dengan metode lapisan tipis / pan drying.

b) Bubuk ikan snack yang digunakan sudah memenuhi standar gizi

Menguji tepung terigu putih telur dan tepung camilan ikan

• Rendemen
• Organoleptik: bentuk, warna, bau dan rasa dari sediaan.
• Identifikasi asam amino dan protein: Uji Biuret, Uji Xantoprotein dan Uji Millon.

Perencanaan dosis

Dosis Alloxan adalah 150 mg / kg BB; dosis bubuk putih telur adalah 1.680 mg untuk 70 kgBW / hari; dan takaran snack tepung ikan yang
diambil berdasarkan kebutuhan protein manusia 60 g / hari.

Pengobatan hewan percobaan

Aklimatisasi: hewan coba yang digunakan sebanyak 15 ekor tikus jantan ( Rattus novergicus), sehat, yaitu berumur sekitar 2-3 bulan
dengan berat badan sekitar 150-200g, dan belum pernah mendapat pengobatan. Sebelum digunakan hewan coba, dilakukan aklimatisasi selama 1
minggu dengan peningkatan atau penurunan toleransi bobot badan 10%. Selama pemeliharaan, hewan coba diberi makan dan minum secukupnya.

Hewan uji dilakukan hiperglikemia dengan pemberian zat diabetogenik: dosis aloksan 150 mg / kgBB secara intra peritoneal, sebelum
diinduksi, tikus dipuasakan selama 16 jam dan diperiksa kadar glukosa nya lebih awal atau sebelum diinduksi. Pada tanggal 14 th Sehari setelah
induksi, kadar glukosa darah puasa mencit diperiksa sebagai glukosa hiperglikemia atau setelah induksi. Memeriksa kadar glukosa darah dengan
menggunakan GlucoDr®. Tikus diabetes jika pada saat puasa kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diinduksi berbeda nyata (p <0,05) secara
statistik dengan uji T berpasangan.

Kelompok perawatan

Hewan dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 5 tikus:

• Kelompok 1: kelompok kontrol (-) yaitu hewan coba yang diberi pakan, minuman dan zat pensuspensi Na CMC standar 1 ml 0,5%
selama masa percobaan (28 hari).
• Kelompok 2: kelompok kontrol positif adalah hewan coba yang diinduksi aloksan, dosis aloksan 150 mg / kgBB secara
intraperitoneal dan diberi makanan, minuman dan suspensi Na CMC standar 1 ml 0,5% selama masa percobaan.

• Kelompok 3: Kelompok hewan coba yang diinduksi aloksan dosis 150 mg / kgBB secara intraperitoneal dan diberi suspensi tepung
putih telur tikus dengan dosis 30 mg / 200gBW tikus dan suspensi bubuk ikan ringan dengan dosis 1g / 200gBW tikus selama 28
hari dan diberikan standar makanan dan minuman.

Kadar glukosa darah puasa tikus semua kelompok diperiksa setiap 7 hari sekali selama 28 hari pemberian dosis suspensi. Hewan
percobaan dikorbankan pada hari ke 29 dengan cara dibius menggunakan eter dan kapas, hewan dibedah dengan gunting bedah dan diambil
organ pankreas untuk pemeriksaan histopatologi. Kemudian organ pankreas dibuat preparat untuk pemeriksaan mikroskopis dengan
mikroskop listrik perbesaran 400x.

Pengolahan data

Pengamatan perubahan kadar glukosa darah pada hewan percobaan dicatat, ditabulasi dan dianalisis secara statistik
menggunakan One-Way ANOVA, untuk perbedaan rerata kadar glukosa darah kelompok kontrol (-) selama 28 hari dan Two - Way ANOVA
untuk perbedaan glukosa darah tingkat berarti tiga kelompok pengobatan

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.483


ISSN: 0975-8585

28 hari. Kemudian dilanjutkan dengan tes lanjutan Duncan. Hasil histopatologi sel pulau pankreas Langerhans digunakan sebagai data
pendukung dan dianalisis mean kualitatif dan standar deviasi untuk masing-masing kelompok dihitung dari data yang diperoleh. Nilai yang
diperoleh dari data penelitian akan disajikan dalam bentuk mean ± standar deviasi.

HASIL DAN DISKUSI

Sebuah b
Gambar 1. a: tepung putih telur; b: bubuk snack ikan

Putih telur yang diambil dari embrio ayam yang berumur sekitar 9 hari, kemudian dikeringkan dengan metode pengeringan wajan di
dalam oven pada suhu 40-45 HAI C hingga tidak merusak protein dan faktor pertumbuhan yang juga merupakan protein. Makanan ringan Ikan
dibuat dalam bentuk bubuk. Organoleptik tepung putih telur adalah tepung biji-bijian, putih kekuningan, bau khas telur dan rasa telur; Makanan
ringan tepung ikan organoleptik adalah bubuk halus berwarna kuning kecoklatan, bau khas ikan dan rasa ikan. Kemudian dilakukan identifikasi
protein dan asam amino dengan reaksi warna menggunakan uji biuret, uji millon dan uji xantoprotein.

Pada uji biuret tepung terigu dan tepung ikan jajanan, warna larutan berubah menjadi biruviolet setelah ditambahkan larutan
CuSO. 4. Hal ini menandakan reaksi positif, dimana warna ungu disebabkan terbentuknya senyawa kompleks Cu 2+ dan molekul N dari ikatan
peptida dalam kondisi basa. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida akan mempengaruhi intensitas warna larutan yang
terbentuk [4]. Reaksi millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam larutan protein sehingga penambahan logam tersebut
menghasilkan endapan putih senyawa merkuri. Untuk tirosin atau triptofan yang mengandung protein, penambahan reagen millon dan
pemanasan akan menghasilkan warna merah. Namun, reagen ini tidak spesifik karena memberikan hasil positif dengan senyawa fenol
merahnya, sehingga digunakan secara khusus untuk menguji gugus fenol pada protein seperti tirosin. Dari hasil identifikasi menunjukkan
bahwa tepung putih telur dan tepung camilan ikan hasil negatif.

Uji Xantoprotein adalah uji kualitatif protein dengan inti benzen seperti tirosin, dan triptofan fenilalain dengan menggunakan asam
nitrat dan pemanasan memungkinkan pemutusan rantai protein menjadi gugus benzen. Reaksi positif ditunjukkan ketika munculnya reaksi
warna kuning karena proses dan nitrasi cincin benzen akan berubah menjadi oranye jika dikombinasikan dengan larutan alkali [4].

Kondisi diabetes dapat disebabkan oleh induksi senyawa toksik yang dapat menyebabkan kerusakan sel β pankreas. Induksi
aloksan dapat menyebabkan tikus menjadi hiperglikemik karena aloksan dalam tubuh akan dimetabolisme reduksi oksidasi menghasilkan
radikal bebas dan radikal aloksan. Radikal ini menyebabkan kerusakan pada sel β Langerhans. Akibat rusaknya sel β, insulin tidak dapat
diproduksi sehingga menyebabkan diabetes yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia [5] [6].

Pada uji T berpasangan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah induksi pada kelompok kontrol (-) diperoleh p> 0,05.
Sedangkan pada kelompok kontrol (+) dan persiapan tes diperoleh p <0,05, sehingga kadar glukosa darah awal dan diabetes signifikan
secara statistik. Dan penelitian ini harus diperluas menjadi kelompok perlakuan persiapan tes.

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.484


ISSN: 0975-8585

Kandungan protein pada jajanan ikan yang beredar di pasaran, 100g jajanan diperoleh 28,0g protein. Ikan merupakan potensi
sumber protein hewani yang 11-27% merupakan komponen terbesar setelah air. Dengan kandungan protein yang tinggi ikan merupakan
makanan yang di anjurkan, Omega-3 memberikan efek positifnya. Jenis protein yang terdapat pada ikan adalah globulin, seperti miosin, aktin,
dan trofomiosin. Total protein sekitar 50% dari protein dalam daging ikan [7].

Berdasarkan jumlah asupan protein yang diperbolehkan dalam sehari (tunjangan harian yang direkomendasikan atau AKG), manusia harus
memperoleh sekitar 10% energi dari protein. 10% kebutuhan protein setiap individu dapat divariasikan sehingga untuk memastikan asupan yang cukup
untuk setiap orang, direkomendasikan 10% protein dalam makanan. 10% protein dalam makanan setara dengan 50-60 g protein sehari, tergantung berat
badan dan total asupan kalori.

Hasil perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah dan kenaikan rata-rata dihitung dari selisih antara kelompok kontrol
(+) dengan kelompok persiapan tes dibandingkan dengan kelompok kontrol (+). Hasil yang diperoleh ada di 7 th hari penurunan kadar glukosa
darah sebesar
14,86%; hari ke 14 th terjadi peningkatan kadar glukosa darah 15,20%; hari ke 21 st menurun 14,81% dan hari ke-28 th menurun 12,09%. Grafik
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2. Persentase penurunan dan peningkatan kadar glukosa darah puasa tikus terhadap kelompok kontrol
persiapan ujian (+)

Dari hasil uji ANOVA satu arah terhadap kelompok (-) selama 28 hari perlakuan diperoleh p> 0,05, artinya perbedaan kadar
glukosa darah selama 28 hari tidak berbeda nyata. Sedangkan hasil uji ANOVA dua arah kelompok kontrol negatif (-), kontrol positif (+) dan
uji persiapan selama 28 hari perlakuan nilai p pada kelompok uji dan hari serta interaksi antar kelompok dan hari (0,000 ) <0,05, artinya
rata-rata kadar glukosa darah ketiga kelompok selama 28 hari pengobatan secara signifikan dipengaruhi oleh perbedaan kelompok dan lama
pemberian [8].

Pemeriksaan histopatologi pankreas tikus

Pemeriksaan histopatologi menggunakan pewarna hematoksilin-eosin (HE), pewarna terdiri dari dua komponen pewarna yaitu hematoksilin
dan eosin. Haematoxylin merupakan pewarna biru basa sehingga dapat mewarnai inti sel yang bersifat asam, sedangkan eosin merupakan pewarna
merah yang bersifat asam sehingga dapat menodai sitoplasma bersifat basa. Parameter yang diamati dari pewarnaan HE pada preparasi pankreas
adalah morfologi umum pulau Langerhans pankreas dan keadaan sel β yang terdapat di tengah pulau Langehans [9].

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.485


ISSN: 0975-8585

Gambar 3. Histopatologi pankreas

1. • Sel 2. Α Sel 3. Sel Asini


(A) = Histopatologi Langerhans kelompok kontrol negatif (-) (B) = Histopatologi
Langerhans kelompok kontrol positif (+)
(C) = Histopatologi persiapan tes kelompok pulau Langerhans

Secara histopatologi pankreas dari hasil pemeriksaan mikroskopis dengan perbesaran 400x terhadap sediaan pankreas tikus,
terlihat kelenjar asinus tersusun disekitar pulau langerhans dengan inti sel terletak di sepanjang sisi kelenjar compactus acini. Keteraturan
mereka menyusun sel-sel di pankreas endokrin yang menyebarkan sel pulau Langerhans dengan bentuk yang sama. Di pulau sel
Langerhans yang umumnya terletak di tepi pulau α dan sel β bagian yang lebih dalam atau bagian tengah pulau, jenis sel endokrin pankreas
yang paling sering ditemukan adalah sel β [10]. Sel-sel endokrin pankreas terutama sel β mampu mensekresi insulin dalam jumlah banyak,
sehingga tubuh tidak kekurangan insulin dan terjadi hiperglikemia.

Pada kontrol positif terlihat perubahan morfologi pankreas tikus, nekrosis dan eksokrin multifokal pada pankreas endokrin,
sehingga sel tidak dapat terlihat dengan jelas. Pada gambar juga terlihat sel-sel eksokrin tanpa batas yang jelas. Ini terjadi karena induksi
aloksan. Aloksan menyebabkan hiperglikemia pada tikus jantan [6].

Histopatologi kelompok pankreas hiperglikemia tikus yang diberi sediaan uji suspensi menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada
kelompok kontrol positif (+), ditandai dengan adanya sel-sel penyusun pankreas endokrin yang lebih besar tetapi tidak kompak karena masih
terlihat ruang kosong, terdapat keseragaman pada bentuk dan ukuran sel-sel di endokrin pankreas yang menyebar di pulau Langerhans. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi pankreas mulai membaik dibandingkan histopatologi pankreas hiperglikemia kelompok tikus.

Korelasi antara kadar glukosa darah dan histopatologi sel β tikus terlihat pada 14 th sehari setelah administrasi persiapan. Tepung
putih telur ayam dan protein hewani dari makanan ringan ikan memberi manfaat

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.486


ISSN: 0975-8585

efek penurunan kadar glukosa darah tikus hiperglikemia pada hari ke 14 th, tetapi durasi efek sediaan 21 st dan 28 th hari tidak terlihat karena
kadar glukosa darah tidak berbeda secara signifikan pada hari ke-14 th.

Persiapan tes kelompok histopatologi pada hari ke 28 th juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan seperti bentuk sel β yang berada
di tengah pulau Langerhans menyerupai bentuk sel endokrin yang terletak di bagian tengah pulau kelompok kontrol negatif Langerhans (-)
dan tidak melalui lisis seperti yang terjadi pada kelompok kontrol positif (+). Dengan perbaikan bentuk sel β, dapat dipastikan insulin telah
direproduksi dan telah bekerja untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi sel. Perbaikan bentuk
dan proliferasi sel β pada sediaan tes dapat disebabkan oleh aktifnya sel punca pada jaringan pankreas setelah induksi faktor pertumbuhan,
salah satunya adalah fibroblast growth factor (FGF) yang diduga terdapat pada putih telur embrio ayam umur 9 hari.

Pada penelitian sebelumnya, FGF ditemukan protein terikat pada tahap perkembangan embrio ayam mulai dari tahap awal
perkembangan, namun jumlahnya tidak selalu sama hingga embrio siap menetas. Nilai FGF yang ada di seluruh jaringan embrio dari hari
kedua sampai hari keenam adalah konstan. Namun jumlahnya menurun pada umur 6-7 hari dan meningkat saat embrio berumur 9-13 hari.
Penurunan dan peningkatan jumlah FGF menunjukkan adanya perubahan komposisi FGF terhadap perkembangan organ tertentu dan pada
saat yang sama jumlah reseptor FGF (FGFR) juga berkurang di tubuh embrio dan kemungkinan terjadinya FGF yang jumlahnya semakin
banyak disimpan dalam matriks ekstraseluler yang akan dilepaskan pada saat terjadi trauma dan nyeri.

Selain itu, pada tahap perkembangan embrio, embrio amnion membentuk pembuluh allantois sampai tahap ke-18 (pada usia 2-3
hari) dan mulai bekerja saat memasuki tahap ke-20. th ( setelah 3 hari) sebagai alat pernafasan dan organ ekskresi serta saluran pengambilan
nutrisi dari putih telur dan kalsium dari kulit telur. Hal ini memberikan bukti bahwa matriks ekstraseluler yang dimaksudkan sebagai tempat
menyimpan sejumlah FGF adalah bagian putih telur sehingga jika terjadi kerusakan pada sel β, FGF tersebut untuk merangsang proliferasi sel
β.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung putih telur dengan dosis 30 mg / 200gBW tikus dan
jajanan ikan 1 g / 200gBW tikus menunjukkan perbaikan histopatologi jaringan pankreas. Kemampuan penurunan kadar glukosa darah terlihat
pada hari ke-14 th, tetapi durasi efek sediaan 21 st dan 28 th hari karena tidak ada kadar glukosa darah yang tidak signifikan ke 14 th hari.

REFERENSI

[1] Eskeland B. 2006. California: Health Point Press.


[2] Kovacs NJ, Philips M, Mine Y. Journal Agra Food Chem 2005; 53: 8421-8431.
[3] Halim D, Harry M, S Ferry, Arief B, Tono D, S. 2010. Teori Dasar Boenjamin Sel Punca dan Aplikasi Klinis. Jakarta: Erlangga. hlm.
4-13.
[4] Sumardjo D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Pegangan Mahasiswa Perkuliahan Kedokteran dan program sarjana Fakultas Bio
eksakta. Jakarta: EGC, hal. 186-187.
[5] Szkudelski T. Physiol Res 200; 50: 536-546. Nugroho A.
[6] Keanekaragaman Hayati 2006; 7: 378-382.
[7] Subagio, Achmad., Mandy S, W., Mohammad F., Yuli WJ Teknologi dan Industri Pangan 2004; xv (1). Pratisto A. 2009. Statistik
[8] Dipermudah dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Kompitundo. hlm. 221-293. Sudiana IK. 2005. Ilmu Teknologi Jaringan dan
[9] Imunohistokimia. Jakarta: Sagung Seto. hlm. 1-27.

[10] Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

September Oktober 2016 RJPBCS 7 (5) Halaman No.487

Anda mungkin juga menyukai