TEORI HUKUM
MAGISTER KENOTARIATAN
FIAN FARDIANTO
I2L020014
2020
1
B. LATAR BELAKANG
meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih maju, pinjaman kredit pada bank
modal, sehingga pembiayaan atau dana merupakan salah satu faktor penentu
1
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan, Yogyakarta, 1980, hlm. 1.
2
diperoleh salah satunya dengan cara meminjam melalui pinjaman modal atau
bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyrakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
strategis. Kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
perjanjian kebendaan dengan jelas ditentukan benda tertentu yang diikat dalam
jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah. Mengenai Hak Tanggungan
3
Salah satu asas hukum yang dianut dalam UUHT, adalah asas spesialitas.
ciri yang membedakan dari lembaga jaminan lainnya. Asas ini menghendaki
agar hak tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah yang ditentukan secara
spesifik. Dihubungkan dengan hukum kebendaan, maka hanya pemilik yang sah
ditegaskan oleh Subekti, bahwa seseorang yang mempunyai hak milik atas suatu
benda dapat berbuat apa saja dengan benda itu (menjual, menggadaikan,
atau hak orang lain.2 Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 Ayat 1 Undang-
Undang Hak Tanggungan yang berbunyi Pemberi Hak Tanggungan adalah orang
bersangkutan.
Dalam prakteknya, objek jaminan hak tanggungan tidak hanya terjadi pada
hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, tetapi hak pakai juga dapat
dijadikan objek hak tanggungan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Ayat (2)
selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas
2
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermesa, Cetakan Ke XV, Jakarta, 1980,
hlm. 69.
4
Ayat (1) menyebutkan Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau
memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik
orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam
tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk keperluan aktifitasnya sehari-
hari sehingga diperlukannya hak atas tanah, dalam UUPA orang asing tidak
boleh memiliki hak milik atas tanah di Indonesia, untuk itu yang boleh diberikan
negara terhadap orang asing berupa Hak Pakai sesuai dengan ketentuan dalam
berkedudukan di Indonesia;
Pengaturan mengenai rumah tempat tinggal bagi orang asing telah diatur
tersendiri di dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan
Cara Pemberian, Peleasan, Atau Pengalihan Hak Atas Pemilikan Rumah Tempat
(Permen ATR No 29 Tahun 2016). Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa orang asing
pemegang izin tinggal di Indonesia dapat memiliki rumah tempat tinggal atau
hunian dengan Hak Pakai. Lebih lanjut dinyatakan tegas dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a bahwa rumah tempat tinggal yang dapat dimiliki orang asing merupakan
Hak Pakai yang berasal dari perubahan Hak Milik Atau Hak Guna Bangunan.
dengan Hak Pakai, namun terdapat keistimewaan bagi orang asing untuk
Hak Pakai di atas tanah Hak Guna Bangunan seperti yang tercantum dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a di atas. Lebih lajut di perjelas dengan Pasal 8 ayat (1) Permen
ATR No 29 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa rumah tempat tinggal yang
berasal dari tanah Hak Guna Bangunan diberikan jangka waktu selama sisa
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
penelitian, yaitu:
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
rumah tempat tinggal bagi orang asing dan prosedur pemberian hak
b. Manfaat praktis
7
antara permasalahan yang satu dengan lainnya tidak tumpang tindih, dengan
1. Kerangka Teoris
hukum yang oleh Roscue Pound dikatakan bahwa adanya kepastian hukum
3
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 15.
4
JB. Daliyo, Pengantar Ilmu Hukum, Buku Panduan Mahasiswa, PT. Prennahlindo, Jakarta,
2001, hlm. 120.
8
umum membuat individu mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh
pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu
dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh
kepastian hukum dalam masyarakat.5 Kepastian hukum adalah salah satu dari
tujuan hukum, disamping yang lainnya yakni kemanfaatan dan keadilan bagi
interaksinya dengan insan yang lain tanpa membedakan asal usul dari mana
dia berada. Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum tidak akan
satu.
b. Teori Kontrak
5
CST. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2002, hlm. 44.
6
Satjipto Rahardjo, Hukum dalam Perspektif Sejarah dan Perubahan Sosial dalam
Pembangunan Hukum dalam Perspektif Politik Hukum Nasional. Rajawali Press. Jakarta. 1996.
hlm. 18.
9
terhadap hak pakai rumah tinggal bagi orang asing sesuai dengan
Yang dikonsepkan sebgai perwujudan niat untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu sesuai dengan cara yang ditentukan, sehingga para pihak
membenarkan apa yang telah dilakukan. Yang mana isi janji itu menyebutkan
pelanggaran terhaddap isi kontrak. Dalam kontrak ada pihak yang terkait
Menurut Munir Fuady ada beberapa teori hukum tentang kontrak, yaitu
dalam suatu kontrak bukan apa yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak tersebut, akan tetapi apa yang mereka inginkan.
2) Teori Tawar Menawar (Bargaining Theory). Teori ini merupakan
perkembangan dari teori “sama nilai” (equivalent theory) dan sangat
mendapat tempat dalam Negara-negara yang menganut system Common
Law. Teori sama nilai ini mengajarkan bahwa suatu kontrak
hanya mengikat sejauh apa yang dinegosiasikan (tawar menawar) dan
kemudian disetujui oleh para pihak.
3) Teory sama nilai (Equivalent Theory). Teori ini mengajarkan bahwa suatu
kontrak baru mengikat jika para pihak dalam kontrak tersebut memberikan
prestasinya yang seimbang atau sama nilai (equivalent).
4) Teori kepercayaan merugi (Injurious Reliance Theory). Teori ini
mengajarkan bahwa kontrak sudah dianggap ada jika dengan kontrak yang
bersangkutan sudah menimbulkan kepercayaan bagi pihak terhadap siapa
janji itu diberikan sehingga pihak yang menerima janji tersebut karena
kepercayaannya itu akan menimbulkan kerugian jika janji itu tidak
terlaksana.
Teori Kontrak tersebut untuk menganalisa rumusan masalah satu dan
dua.
2. Kerangka Konseptual
tanggungan adalah Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
Pokok-Pokok Agraria.
l. Wajib didaftarkan
janji. Apabila hal itu dicatumkan, maka perjanjian seperti itu batal demi
hukum, artinya bahwa dari semula perjanjian itu dianggap tidak ada
Tanggungan.
sebagai berikut :
lainnya)
Tanggungan.
7
Kartini Muljadi, Harta Kekayaan Hak Tanggungan, cetakan ke-2, Prenada Media Group,
Jakarta, 2005, hlm. 147.
8
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Cet.2, Sinar Grafika, Jakarta, 2009,
hlm. 350.
14
tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah yang
itu jatuh pada hari libur, buku tanah bersangkutan diberi bertanggal hari
kerja berikutnya.
hak tanggungan lahir pada hari tanggal buku tanah hak tanggungan
dapat diketahui bahwa hak tanggungan lahir pada saat pendaftaran Hak
Tanggungan pada buku tanah hak atas tanah yang dibebankan dengan
hak tanggungan.
16
dibebani hak tanggungan tersebut agar ha katas tanah yang dibelinya itu
b. Hak Pakai
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain,
ini.
berkedudukan di Indonesia
c. Orang Asing
asing. Dari ketentuan tersebut jelas bahwa setiap orang yang bukan
pemiliknya.
G. Metode Penelitian
akademis yaitu peneliti berposisi sebagai pihak yang netral dan sasaran
terhadap konsep hukum yang ada pada aturan dan kombinasi dari
2. Metode Pendekatan
13
Ibid,. hlm. 9.
14
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta, 2005, hlm.
137.
20
approach menghubungkan konsep yang telah ada dengan isu hukum yaitu
Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder. Bahan Hukum Primer yang
digunakan antara lain adalah norma yang terdapat pada seluruh Peraturan
15
Ibid, hlm. 180.
21
permasalahannya.
Setelah itu akan dianalisa secara kualitatif yakni berdasarkan isi dari
pemecahan masalah.
yang pertama yang membahas mengenai tentang hak pakai rumah tinggal
yang kedua yaitu prosedur pemberian hak tanggungan terhadap hak pakai
Bab Kedua dan Ketiga yang merupakan jawaban dari isu hukum yang
penulis dapat memberikan saran terhadap topik yang telah diangkat dalam
DAFTAR BACAAN
JB. Daliyo, Pengantar Ilmu Hukum, Buku Panduan Mahasiswa, PT. Prennahlindo,
Jakarta, 2001.
CST. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2002.
Rahardjo, Satjipto, Hukum dalam Perspektif Sejarah dan Perubahan Sosial dalam
Pembangunan Hukum dalam Perspektif Politik Hukum Nasional. Rajawali Press.
Jakarta. 1996.
Muljadi, Kartini, Harta Kekayaan Hak Tanggungan, cetakan ke-2, Prenada Media
Group, Jakarta, 2005.