Anda di halaman 1dari 4

RINITIS AKUT

No. :
SOP Dokumen
No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman ;
Kepala Puskesmas Simpenan

PUSKESMAS
SIMPENAN Ade Kartini TresnawatiSKM
NIP 19680320 198902 2 002
Rinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yangberlangsung
1. Pengertian akut (<12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
ataupun iritan. Radang sering ditemukan karena manifestasi dari
rinitis simpleks (common cold), influenza, penyakit eksantem (seperti
morbili, variola, varisela, pertusis), penyakit spesifik, serta sekunder
dari iritasi lokal atau trauma.

2. Tujuan Memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan


(Puskesmas) dalam penangan/ penatalaksanaan pertama pada
Rinitis Akut
Kebijakan Kepala Puskesmas ,tentang
3. Kebijakanj Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan

Kepmenkes no. 514 Tahun 2015, tentang PPK Dokter di FKTP


4. Referensi

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
5. Prosedur/Lan 1. Keluar ingus dari hidung (rinorea)
gkah-Langkah 2. Hidung tersumbat
3. Dapat disertai rasa panas atau gatal pada hidung
4. Bersin-bersin
5. Dapat disertai batuk

Faktor Risiko
1. Penurunan daya tahan tubuh.
2. Paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif.
3. Paparan dengan penderita infeksi saluran napas.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Suhu dapat meningkat
2. Rinoskopi anterior:
a. Tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau
mukopurulen, mukosa konka udem dan hiperemis.
b. Pada rinitis difteri tampak sekret yang bercampur darah. Membran
keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian
bawah, membrannya lengket dan bila diangkat mudah berdarah.

Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan


Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi berdasarkan etiologi:
1. Rinitis Virus
a. Rinitis simplek (pilek, selesma, common cold, coryza)
Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi melalui
droplet di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain,
adenovirus, picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, dan
coxsackievirus. Masa inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3
minggu.

b. Rinitis influenza
Virus influenza A, Batau C berperan dalam penyakit ini. Tanda dan
gejalanya mirip dengan common cold. Komplikasi berhubungan dengan
infeksi bakteri sering terjadi.

c. Rinitis eksantematous
Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering berhubungan dengan
rinitis, dimana didahului dengan eksantema sekitar 2- 3 hari. Infeksi
sekunder dan komplikasi lebih sering dijumpai dan lebih berat.

2. Rinitis Bakteri
a. Infeksi non spesifik
• Rinitis bakteri primer. Infeksi ini tampak pada anak dan biasanya
akibat dari infeksi pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus.
Membran putih keabu-abuan yang lengket dapat terbentuk di rongga
hidung, dan apabila diangkat dapat menyebabkan pendarahan /
epistaksis.
• Rinitis bakteri sekunder merupakan akibat dari infeksi bakteri pada
rinitis viral akut.

b. Rinitis Difteri
Disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae, dapat berbentuk akut
atau kronik dan bersifat primer pada hidung atau sekunder pada
tenggorokan. Harus dipikirkan pada penderita dengan riwayat
imunisasi yang tidak lengkap. Penyakit ini semakin jarang ditemukan
karena cakupan program imunisasi yang semakin meningkat.

3. Rinitis Iritan
Disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang bersifat iritatif
seperti ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain. Dapat juga
disebabkan oleh trauma yang mengenai mukosa hidung selama masa
manipulasi intranasal, contohnya pada pengangkatan corpus alienum.
Pada rinitis iritan terdapat reaksi yang terjadi segera yang disebut
dengan “immediate catarrhalreaction” bersamaan dengan bersin,
rinore, dan hidung tersumbat. Gejalanya dapat sembuh cepat dengan
menghilangkan faktor penyebab atau dapat menetap selama beberapa
hari jika epitel hidung telah rusak. Pemulihan akan bergantung pada
kerusakan epitel dan infeksi yang terjadi.
Diagnosis Banding
Rinitis alergi pada serangan akut, Rinitis vasomotor pada serangan akut
Komplikasi
1. Rinosinusitis
2. Otitis media akut.
3. Otitis media efusi
4. Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga asupan yang bergizi dan sehat

2. Medikamentosa
a. Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol), dekongestan
topikal, dekongestan oral (Pseudoefedrin, Fenilpropanolamin,
Fenilefrin).

2/3
b. Antibiotik: bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri,
Amoksisilin, Eritromisin, Sefadroksil.

c. Untuk rinitis difteri: Penisilin sistemik dan anti-toksin difteri.

Rencana Tindak Lanjut


Jika terdapat kasus rinitis difteri dilakukan pelaporan ke dinas
kesehatan setempat.
Konseling dan Edukasi
Memberitahu individu dan keluarga untuk:
1. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
2. Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah.
3. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
4. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
5. Mengikuti program imunisasi lengkap, sepertivaksinasi influenza,
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa.
6. Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai
pemicu.
7. Melakukan bilas hidung secara rutin.

Peralatan
1. Lampu kepala
2. Spekulum hidung
3. Suction

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam

6. UNIT TERKAIT UGD, BP


3/3

Anda mungkin juga menyukai