Disusun Oleh :
P1337420218114
3C
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
A. TEORI TENTANG PENYAKIT
1. Definisi Penyakit
Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang
disebabkan oleh panas, kimia/radioaktif. (Long, 1996). Combustio atau
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke
tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi/radiasi
elektromagnetik. (Effendi. C, 1999).
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api,
air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang
disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat
dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka bakar dan
menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan
kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi
diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses
penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan
luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak,
semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat,
2003).
2. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas
ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa
faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada
penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme
masuk kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai
normal cairan dan elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada
permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi perpindahan cairan dari
intravaskular ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang berakibat
tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma.
Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok
hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan Gallo, 1996).
Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke
ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga
haluaran urin meningkat. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan
intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resusitasi
cairan adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke
intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis.
3. Pathways
Keruskan
1. integritas
Kerusakankulit atau kulit
integritas jaringan
2. Nyeri akut
5. Komplikasi
Luka bakar bisa menimbulkan kondisi yang lebih serius jika tidak
ditangani dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang
bisa terjadi akibat luka bakar:
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan
tempat pasien dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan
disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal (ditempat
kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan
diruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain
terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka bakar
memerlukan obat-obatan topikal karena eschar tidak dapat ditembus
dengan pemberian obat antibiotik sistemik. Pemberian obatobatan
topikal anti mikrobial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan
tetapi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi
kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan topikal secara tepat dan
efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis
yang seringkali masih terjadi penyebab kematian pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
(imobilitas fisik).
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pengkajian pada pasien
2. Memonitor TTV
3. Memonitor keadaan umum
4. Mengganti cairan infus
5. Kolaborasi pemberian obat
6. Mengganti balutan luka
7. Memotivasi pasien
8. Menganjurkan pasien untuk memperbanyak istirahat
9. Mengevaluasi keadaan pasien
E. EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai (Harmoko, hal 100; 2012)
DAFTAR PUSTAKA