Material Teknik 05 TH
Material Teknik 05 TH
Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat (ice) dan cair berada
bersama-sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es.
Es (ice)
Air Air
Panas
Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan bersama
dalam kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah permukaan air.
Kondisi diagram fasa unsur murni seperti air dapat dinyatakan dengan diagram
kesetimbangan fasa tekanan – temperatur seperti (pressure – temperature
equilibrium phase diagram)
YudySuryaIrawan 5- 1
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
Gambar 1.1 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk air murni.
Contoh lain pada diagram kesetimbangan fasa tekanan – temperatur untuk besi
murni (pure iron, Fe)
Gambar 1.2 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk besi murni
YudySuryaIrawan 5- 2
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
P+F=C+2
Contoh:
a. Untuk air pada Gambar 1.1, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase)
Jumlah komponen = air saja = 1 = C (Component)
P+F=C+2
3+F=1+2
F = 0 (dengan derajat kebebasan nol)
Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada
di titik itu, maka titik triple ini disebut invariant point (titik tetap/tak berubah=invariant)
b. Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka F= C+2 – P = 1 + 2 – 2 = 1, terdapat
satu variable dapat diubah bebas dan mampu mempertahankan dua fasa yang ada dalam
sistem. Yang mana bila tekanan tertentu ditentukan hanya akan ada satu temperatur
yang mana fasa padat dan cair ada bersamaan.
c. Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa, maka:
P = 1, C = 1 P + F = C + 2
F = 1 + 2 – 2 = 2 (dua derajat kebebasan)
Artinya dua variable suhu dan tekanan dapat bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan
sistem tetap berada dalam satu fasa.
! Kebanyakan diagram fasa binary( dua unsur) yang digunakan dalam ilmu material
adalah diagram temperatur – komposisi dalam kondisi tekanan konstan biasanya 1 atm
= 105 Pa = 760 torr = 760 mm Hg. Untuk kondisi ini berlaku P + F = C + 1
YudySuryaIrawan 5- 3
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
Untuk terjadi sistem isomorphous, biasanya sistem tersebut memenuhi satu atau
lebih kondisi sebagai berikut : (berdasarkan Kaidah Daya larut padat Hume – Rohtery
(1899-1968) :
1. Struktur kristal dari setiap elemen dari campuran pada harus sama.
2. Perbedaan atom dari setiap dua elemen tidak boleh berbeda lebih dari 15%
3. Elemen seharusnya tidak membentuk persenyawaan/campuran satu sama lain. Dalam
arti lain, tidak boleh ada perbedaan besar dalam elektromagnetivitas dari dua elemen.
4. Elemen seharusnya memiliki elektron valensi yang sama.
Contoh :
Diagram fasa dua komponen 19 Cu – 28 Ni, ditentukan untuk pendinginan lambat atau
kondisi kesetimbangan pada tekanan atmosfir.
Gambar 1.3 Diagram fasa nikel-tembaga. Tembaga dan nikel memiliki kemampuan larut
cair total dan kemampuan larut padatan total. Tembaga nikel larutan padat mencair pada
suhu interval di atas suhu yang ditentukan pada logam murni
Gambar 1.4 Konstruksi dari diagram kesetimbangan Cu-Ni dari kurva pendinginan cair ke
padat. (a) Kurva pendinginan ; (b) Diagram fasa kesetimbangan
YudySuryaIrawan 5- 4
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
Misalnya ditanyakan berapa berat fraksi dari fasa pada suhu T dan fraksi berat B, wo
berdasarkan kaidah tuas/timbangan/pengungkit pada diagram fasa di bawah ini.
massa B dalam dua fasa = massa B dalam fasa cair + massa B dalam fasa padat
(1g)(1) (%wo/100) = (1g) (Xl) (%wl /100) + (1g)(Xs)(%ws/100)
Jadi wo = Xl w l + Xs ws
Xl = 1 – Xs
wo = (1 – Xs ) w l + Xs ws
= w l – X s w l + X s ws
X s ws – X s w l = wo – w l
Fraksi berat dari fasa cair = Xl = [(ws – w l) / (ws – w l) ] – [(wo – w l) / (ws – w l)]
= (ws – wo) / (ws – w l)
YudySuryaIrawan 5- 5
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
YudySuryaIrawan 5- 6
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan
YudySuryaIrawan 5- 7