Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Material Teknik

Pengampu: Yudy Surya Irawan

1. Diagram Fasa dalam Sistem Logam

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya


adalah suatu daerah (region) yang berbeda struktur atau komposisinya dari daerah lain.

- Diagram fasa (phase diagram) adalah:


suatu diagram yang menunjukkan fasa dalam suatu sistem material diberbagai
suhu, tekanan dan komposisi.
 Diagram ini banyak digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk memahami dan
memperkirakan banyak aspek perilaku dari material.

 Informasi yang didapatkan dari diagram fasa:


1. Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda dalam
kondisi pendinginan lambat.
2. Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau
campuran/compound) dalam unsur lain.
3. Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat
pembekuan terjadi.
4. Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair.

 Diagram fasa kesetimbangan didapatkan dengan kondisi pendinginan yang lambat.

1.1 Diagram Fasa dari Unsur Murni

 Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat (ice) dan cair berada
bersama-sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es.

Batas Fasa Uap (steam)

Es (ice)

Air Air

Panas

 Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan bersama
dalam kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah permukaan air.

 Kondisi diagram fasa unsur murni seperti air dapat dinyatakan dengan diagram
kesetimbangan fasa tekanan – temperatur seperti (pressure – temperature
equilibrium phase diagram)

YudySuryaIrawan 5- 1
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

760 torr=760 mmHg =


1 atm = 1 bar=105 Pa=
1 kg/cm2
1 torr= 1mm Hg

Gambar 1.1 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk air murni.

 Contoh lain pada diagram kesetimbangan fasa tekanan – temperatur untuk besi
murni (pure iron, Fe)

Gambar 1.2 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk besi murni

 Triple point 1 terdiri atas : liquid, vapor, δFe


 Triple point 2 terdiri atas : vapor, δFe dan γFe
 Triple point 3 terdiri atas : vapor, γFe dan αFe

YudySuryaIrawan 5- 2
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

1.2 Hukum Fasa Gibbs (Gibbs Phase Rule)


J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung
jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih.

P+F=C+2

dengan : P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih


F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang dapat
diubah bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam kesetimbangan.
C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan)

Contoh:
a. Untuk air pada Gambar 1.1, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase)
Jumlah komponen = air saja = 1 = C (Component)
P+F=C+2
3+F=1+2
F = 0 (dengan derajat kebebasan nol)
Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada
di titik itu, maka titik triple ini disebut invariant point (titik tetap/tak berubah=invariant)

b. Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka F= C+2 – P = 1 + 2 – 2 = 1, terdapat
satu variable dapat diubah bebas dan mampu mempertahankan dua fasa yang ada dalam
sistem. Yang mana bila tekanan tertentu ditentukan hanya akan ada satu temperatur
yang mana fasa padat dan cair ada bersamaan.

c. Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa, maka:
P = 1, C = 1  P + F = C + 2
F = 1 + 2 – 2 = 2 (dua derajat kebebasan)
Artinya dua variable suhu dan tekanan dapat bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan
sistem tetap berada dalam satu fasa.

! Kebanyakan diagram fasa binary( dua unsur) yang digunakan dalam ilmu material
adalah diagram temperatur – komposisi dalam kondisi tekanan konstan biasanya 1 atm
= 105 Pa = 760 torr = 760 mm Hg. Untuk kondisi ini berlaku P + F = C + 1

1.3 Diagram Fasa Ganda pada Sistem Paduan Isomorphous


Campuran dua logam disebut paduan binary/binary alloys yang mana membentuk
dua komponen sistem.
Contoh: tembaga murni  sistem satu komponen
Tembaga dan nikel  sistem dua komponen
Pada beberapa sistem logam dua komponen, dua elemen mencair sempurna satu
sama lain baik pada kondisi cair maupun padat.
Pada sistem isomorphous, hanya terdapat sebuah/satu jenis struktur kristal yang
berada pada semua komposisi dari komponennya.

YudySuryaIrawan 5- 3
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

Untuk terjadi sistem isomorphous, biasanya sistem tersebut memenuhi satu atau
lebih kondisi sebagai berikut : (berdasarkan Kaidah Daya larut padat Hume – Rohtery
(1899-1968) :
1. Struktur kristal dari setiap elemen dari campuran pada harus sama.
2. Perbedaan atom dari setiap dua elemen tidak boleh berbeda lebih dari 15%
3. Elemen seharusnya tidak membentuk persenyawaan/campuran satu sama lain. Dalam
arti lain, tidak boleh ada perbedaan besar dalam elektromagnetivitas dari dua elemen.
4. Elemen seharusnya memiliki elektron valensi yang sama.

Contoh :
Diagram fasa dua komponen 19 Cu – 28 Ni, ditentukan untuk pendinginan lambat atau
kondisi kesetimbangan pada tekanan atmosfir.

Gambar 1.3 Diagram fasa nikel-tembaga. Tembaga dan nikel memiliki kemampuan larut
cair total dan kemampuan larut padatan total. Tembaga nikel larutan padat mencair pada
suhu interval di atas suhu yang ditentukan pada logam murni

Gambar 1.4 Konstruksi dari diagram kesetimbangan Cu-Ni dari kurva pendinginan cair ke
padat. (a) Kurva pendinginan ; (b) Diagram fasa kesetimbangan

YudySuryaIrawan 5- 4
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

1.4 Kaidah Tuas (The Lever Rule)


Digunakan untuk mengetahui prosentasi berat dari fasa yang ada dalam daerah dua
fasa pada diagram fasa kesetimbangan dua komponen.

Misalnya ditanyakan berapa berat fraksi dari fasa pada suhu T dan fraksi berat B, wo
berdasarkan kaidah tuas/timbangan/pengungkit pada diagram fasa di bawah ini.

 Fraksi berat fasa cair (X l) + fraksi berat fasa padat (X s) = 1


Xl + Xs = 1
Xl = 1 - Xs
Xs = 1 - Xl

 massa B dalam dua fasa = massa B dalam fasa cair + massa B dalam fasa padat
(1g)(1) (%wo/100) = (1g) (Xl) (%wl /100) + (1g)(Xs)(%ws/100)

Fraksi Rata-rata Fraksi Fraksi Fraksi Fraksi berat


berat dari fraksi berat berat berat dari dari B
campuran berat B dari fasa dari B fasa dalam fasa
fasa dalam liquid dalam padat padat
campuran ( l: liquid) fasa cair (s: solid) (s: solid)
fasa (l :liquid)

Jadi wo = Xl w l + Xs ws
Xl = 1 – Xs
wo = (1 – Xs ) w l + Xs  ws
= w l – X s  w l + X s  ws
X s  ws – X s  w l = wo – w l

Fraksi berat dari fasa padat = Xs = (wo – w l) / (ws – w l) ; Xl = 1 – Xs

Fraksi berat dari fasa cair = Xl = [(ws – w l) / (ws – w l) ] – [(wo – w l) / (ws – w l)]
= (ws – wo) / (ws – w l)

YudySuryaIrawan 5- 5
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

Contoh: Pada diagram fasa Cu-No di suhu 1300°C.


Berapakah % berat Cu dalam fasa cair & padat pada temperatur 1300°C untuk
47% wt Cu dan 53% wt% Ni.

Dengan menggambar garis pada diagram maka didapatkan


wo = 53% Ni ; w l = 45% Ni dan ws = 58% Ni

Xl = (ws – wo) / (ws – w l) = ( 58 – 53 )/ (58 – 45 ) = 5/13 = 0.38

% berat dari fasa cair = 38%


% berat dari fasa cair = 1 - Xl = 1- 38%= 62%

1.5 Diagram fasa tiga komponen (Ternary Phase Diagram)


adalah diagram fasa yang terdiri atas 3 unsur logam murni A, B, C yang mana pada
umumnya dilukiskan dalam diagram sebagai berikut untuk tiap suhu isothermal.

YudySuryaIrawan 5- 6
Mata Kuliah : Material Teknik
Pengampu: Yudy Surya Irawan

Cara mencari komposisi dalam diagram fasa ternary

Berdasarkan gambar di atas maka untuk posisi x komposisinya adalah


40% berat unsur A, 40% berat unsur B, 20% berat unsur C.

Sedangkan untuk posisi y memiliki komposisi sebagai berikut:


20% berat unsur A, 30% berat unsur B, 50% berat unsur C.

Bagaimana dengan komposisi untuk posisi z ?

Bagaimana dengan komposisi untuk posisi U dan T ?

YudySuryaIrawan 5- 7

Anda mungkin juga menyukai