Anda di halaman 1dari 32

Kesetimbangan Fasa

Kelompok 5:
1) Helda Yanti (193020208013)
2) Intan Pratiwi ( 193010208004)
3) Novia Dwi Putri Junila (193030208038)
4) Santa Ira Yustina Mersa (193020208030)
 4.1 Ruang Lingkup
Kesetimbangan Fasa
Suatu studi tentang keetimbangan antara berbagai fasa yang
terdapat dalam sistem
 4.2 Syarat-syarat Kesetimbangan :
Antara berbagai fasa dalam sistem terdapat kesetimbangan jika
ada :
 Kesetimbangan Termal :Suhu dari semua fasa harus sama
 Kesetimbangan Mekanis : Tekanan berbagai fasa harus sama
 Kesetimbangan Kimia : Potensial Kimia sembarang zat harus
sama dalam semua fasa
 Kesetimbangan :

 Andaikan :pada T,P tetap dnί mol dapat pindah dari Fasa α Fasa β
 Fasa α mengalami perubahan energi bebas

G   dni.i
 Fasa β mengalami perubahan energi bebas

dG  dni.i
 Perubahan energi bebas sistem sebesar :

dG  dG  dG
dG   dni.i  dni.i
dG  ( i  i )dni
 Jika tercapai kesetimbangan dG=0
dG  ( i  i ) dni
0  ( i  i )dni
i .dni  i .dni
i  i
 Kesimpulan : Potensial kimia sembarang zat dalam semua fasa adalah sama
Apabila ketiga fasa berada dalam kesetimbangan maka :
 H 2O ( uap)   H 2O ( es )   H 2O ( l )

Zat 1
Zat 2
Jika pada proses pemindahan itu spontan maka :

G  0
( i  i )dni  0
i .dni  i .dni
i  i
4.4 Konsep Kaidah Fasa

 Pengetian jumlah fasa (P) ,jumlah komponen (C) dan jumlah derajat kebebasan /varian (F)
dalam sistem
 (a) Jumlah Fasa (P)

Adalah jumlah bagian-bagian yang serba sama dalam sistem


Fasa : Bagian serba sama dalam sistem heterogen,tiap fasa mempunyai batas tertentu dan
satu fasa dapat dipisahkan dari fasa lainnya dengan cara mekanis
 (b) Jumlah Komponen (C)

Adalah jumlah terkecil zat-zat berdiri bebas ( konsentrasinya dapat diubah dengan
leluasa) yang dapat digunakan untuk menyatakan komposisi dari setiap fasa dalam sistem.
 Contoh :
 Sistem air C=1
 Sistem etanol dalam air C= 2
 Sistem yang terdiri dari PCl5,PCl3 dan Cl2
 Jika pada sistem , dan tercapai kesetimbangan dalam wadah tertutup
dengan dimulai dari PCl5

 +
 Sistem terdiri dari 1 komponen []. []. [ ]
 Tetapi jika dimulai dari +
 Sistem terdiri dari 2 komponen (C=2) karena percampuran dan dapat dalam
berbagai konsentrasi (perbandingan)
 Cara penentuan komponen dalam kesetimbangan :
 (c) Jumlah total zat-zat yang ada di kurangi

jumlah hubungan yang terdapat antara zat tersebut


Misalnya :PCl5 PCl3 + Cl2
Hubungan yang ada :
1.Reaksi Kimia
2.(PCl3) = (Cl2)
C = 3-2 = 1
Pcl2 + cl2 = pcl5
Hubungan yang ada 1 reaksi kimia :
C : 3-1 = 2
Jumlah komponen dalam sistem :
Jumlah terkecil zat-zat kimia yang berdiri bebas, dengan zat-zat ini komposisidari setiap fasa yang ada
dalam sistem harus dapat dinyatakan.
Jumlah Komponen (C) = Jumlah total zat di sistem-jumlah hubungan yang terdapat antara zat tersebut.
Jumlah hubungan yang terdapat antara zat-zat tersebut
1.Hubungan reaksi kimia
2.Kesamaan konsentrasi
3.Kesamaan jumlah muatan listrik
Sistem kesetimbangan
Ca Co3(s) = CaO(s) + CO2(s)
C = 3-1 = 2
NH4Cl (s) = NH3(s) + HCl
C = 3-(1+1) = 1
Sistem yang terdiri dari larutan jenuh NaCl dan uapnya

C = 4 – (1+1) = 2

C = 2-0 = 2

Sistem Tembaga sulfat – air


Dalam sistem bisa terdapat
CuSO4
CuSO4 . H2O CuSO4 + H2O CuSO4 . H2O
CuSO4 . 3H2O CuSO4 + 3H2O CuSO4 . 3H2O
CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O CuSO4 . 5H2O
H2O
C=5–3=2
Jumlah komponen dalam sistem
Dalam sistem bisa terdapat

CuSO4

CuSO4 . H2O CuSO4 + H2O CuSO4 . H2O

CuSO4 . 3H2O CuSO4 + 3H2O CuSO4 . 3H2O

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O CuSO4 . 5H2O

H2 O

C=5–3=2
Jumlah derajat kebebasan (variasi) F
Adalah jumlah terkecil variabel-variabel intersip yang diperlukan untuk
menentukan keadaan sistem secara mutlak. Variabel intersip suhu ( jumlahnya =
1) tekanan (=1) dan konsentrasi >1 
2. keadaan fasa Gibbs
Ada hubungan antara p, c dan f, yang oleh Gibbs ditemukan sebagai keadaan
fasa Gibbs : F= C – P + 2
Dengan menggunakan kaidah fasa dapat diturunkan bentuk umum digram fasa
yaitu diagram yang menggambarkan berbagai fasa dalam kesetimbangan.
4.1 Sistem 1 Komponen

Tinjauan umum C=1 F =1-P+2

F = 3-p

Dalam sistem 1 kemampuan

P paling kecil = 1 F paling besar = 2

Sistem ini dapat digambarkan pada diagram P-T

Menurunkan bentuk umum diagram fasa jumlah fasa yang mungkin dalam sistem adalah ada 3

1 fasa padat (5)

2 fasa (cair) l

3 fasa gas (g)

Tiap fasa memerlukan 2 variabel (f=2) supaya keadaannya tertentu berarti dalam diagram P-T dinyatakan
sebagai bidang, karena ada tiga fasa berarti ada tiga bidang dalam diagram fasa kesetimbangan 1 fasa
Ketiga fasa tersebut dapat membentuk kesetimbangan 2 fasa kesetimbangan
S-L
S-G F=1
L-G
Dalam diagram fasa sebagai kurva ada 3 kurva kesetimbangan
S-L-G F = 0
Dalam diagram fasa sebagai titik (ada 1 titik) titik tripel
Kesimpulan :
Dalam diagram fasa zat tunggal terdapat
3 bidang (3 kesetimbangan 1 fasa)
3 kurva (3 kesetimbangan 2 fasa)
1 titik (1 kesetimbangan 3 fasa )
Misalnya
Sistem Gas CO2

AO : Kesetimbangan S-G
BO : kesetimbangan L-G
CO : kesetimbangan S-L
Rumus CO
Arah lereng garis CO > 0 (slope +). > 0 artinya peningkatan tekanan akan
meningkatkan titik lelehnya.
Kalau semua CO2 (s) suhu mencair
P=2→P=1→F=2–1=1
C. Pada titik C terdapat CO2 cair
P=1→F=3–1=2
D. Transisi L – G
P=1→P=2→F=1
Karena tekanan konstan maka kaidah fasa
F = 3 – P → F = 2 – P → F = 2 – 2 = 0 (suhu konstan)
E. Hanya ada gas CO2
SISTEM H2O
Kurva CO
Arah lereng garis CO:

Jadi peningkatan tekanan → titik leleh menurun.


Pada setiap keadaan 2 fasa dapat digunakan pers Clapeyron.
Contoh:
Titik didih normal air : 100°C, pada suhu berapakah air mendidih pada tekanan 700 torr
Persamaan Clapeyron L → G :
Diketahui:
∆Hv = 540 kal/g = 540 . 18 . = 400,52 L.atm
VL = 18 cm3/mol = 0,018 L/mol
VG = 30,20 L/mol
T1 = 373 K
P1 = 760 torr
P2 = 700 torr
T2 = . . . ?
Penyelesaian:

ln (P2 – P1)
ln
ln = 0,075 . 0,079
ln = - 5,95 × 10-3
0,994
T2 = 370,79 K = 98°C
Persamaan Clapeyron – Clausius
=

ln =
ln
T2 = 371 K
T2 = 371 – 273
T2 = 98°C
SISTEM BELERANG
Ada 2 fasa padat belerang : Sr (S rombik), Sm (S monoklin)
Jumlah total fasa:
1) Kesetimbangan 1 fasa:
Sr
Sm Terdapat 4 bidang (kesetimbangan 1 fasa)
L
G
2) Kesetimbangan 2 fasa:
Sr – L
Sr – G
Sr – Sm 6 Kurva
Sm – L
Sm – G
L–G
3) Kesetimbangan 3 fasa:
Sr – Sm – L
Sr – Sm – G 4 titik tripel
Sr – L – G
Sm – L – G
4) Kesetimbangan 4 fasa: tidak mungkin ada
P=4 F = 1 – 4 + 2 = -1
C=1
Jadi kesetimbangan 4 fasa Sr – Sm – L – G tidak ada
KL = Kesetimbangan Sr – G
LM = Kesetimbangan Sm – G
MN = Kesetimbangan L – G
qL = Kesetimbangan Sr – Sm
qM = Kesetimbangan Sm – L
Rq = Kesetimbangan Sr – L
a : Sr
↓ Dipanaskan padatan pada isobar
b : Sr – Sm (berlangsung pada T tetap, F = 0)

c : Sm

d : Sm – L (berlangsung pada T tetap, F = 0)

e : L

f : L – G (berlangsung pada T tetap, F = 0)

g : G
4.6 SISTEM DUA KOMPONEN ( C = 2 )
Tinjauan umum : C = 2 → F = 2 – P + 2
F=4–P
Untuk P = 1 → F = 4 – 1
F=3
Jadi system dua komponen dengan 1 fasa memiliki varian = 3 ( F = 3 ) :
1) Suhu (T)
2) Tekanan (P)
3) Komposisi (Konsentrasi)
Karena variannya ada 3 maka kurvanya berada pada 3 dimensi.
Karena kesulitan konskulsi dan interpretasi dengan ruang, maka diadakan penyederhanaan:
1. Sistem dipelajari dengan mengambil satu variable tetap
T tetap → Diagram P – C
P tetap → Diagram T – C
C tetap → Diagram P – T
Berbagai kesetimbangan 2 fasa yang terdapat dalam system dipelajari secara terpisah:
Komponen:
 Kesetimbangan Cair – Uap
 Kesetimbangan Padat – Cair

Kesetimbangan Cair – Uap


Sistem 2 zat cair (Benzen – Toluena, Etanol – Air)
a. Larutan Bines Ideal
Hukum Raonet : = (1 tetap)
Uap : tekanan uap murni pada suhu (T)
Larutan

Larutan ideal zat cair A dan zat cair B


uap A dan B

larutan A (XA)
larutan B (XB)
Kesetimbangan larutan dan uap pada
Catatan :
Perhatikan garis tekanan tetap P ( garis ) garis ini :
1. menyatakan tekanan uap atau sebagai fungsi dari
2. menyatakan komposisi () sebagai fungsi tekanan uap tetap
3. garis komposisi larutan.

Persamaan matematikanya :
P= +
= +
=(1- ) +
P= +(+
Hubungan antara tekanan uap total dengan komposisi uap :
Hukum Dalton :
Cari hubungan antar P dan

- - =
- - )=-
=
=
Diagram P –X ( larutan ideal)
campuran A+B ag= 0,5 pada titis L
L. Larutan A+B fasa cair.
tekanan PK
k. Sistem terdiri atas larutan dg komposisi b. Dan uap dengan
komposisi a.
1 1
0
 Garis l merupkan garis komposisi larutan
P.
 Garis u merupakan garis komposisi uap
P=
 Garis a-b menghubungakan dua fase dalam kesetimbangan (fase larutan dan fasa uap). Atau
disebut garis kesetimbangan penghubung (tie line).
 Titik k menyatakan keadaan kesetimbangan antara dua fase L dan G. L dengan komposisi dan G
dengan komposisi .
Aturan Perbandingan ‘Leves Nude’
Bagi sistem yang keadaannya dinyatakan dengan K maka berlaku :
=
Atau :

Diagram fasa T-X

1. Kurva L adalah kurva komposisi larutan atau kurva titik didih awal
2. Kurva u adalah kurva komposisi uap.
Larutan (campuran A+B) dengan komposisi = 0,5
a : Larutan A + B pada suhu a dipanaskan secara isobali.

Li : uap mulai terbentuk ( cairan mulai mendidih) uap pertama yang di


hasilkan . karena sistem masih mempunyai 1 derajat suhu dides tidak
konstan tapi berubah terus.
b : Dalam sistem ada larutan dalam Kesetimbangan dengan uap

cairan terakhir dengan komposisi akan habis menyerap.

c : sistem seluruhnya uap:


SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai