Anda di halaman 1dari 5

Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 3 , April 2017

UJI RESISTENSI NYAMUK AEDES AEGYPTY DEWASA TERHADAP


CYPERMETHRIN DI DAERAH PASAR TUA BITUNG 2016

Indri Grysela Karauwan1, Janno B B Bernadus2 ,Greta P Wahongan2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ikarauwan@gmail.com

Abstract : Insecticides used to kill or control insects one mosquito Aedes aegypti. Insecticides
commonly used are group pyrethroids containing an active ingredient Cypermethrin which is a
compound containing toxic neurotoxin that works quickly in the body of theinsect.The purpose of this
study is to determine the status ofmosquito resistance Aedes aegypti the adultto cypermethrin in Old
Market Bitung City. This study usesmethod. a descriptive cross-sectional Research conducted 2 times,
samples in disposable namely mosquito larvae and adult mosquitoes kembangbiakan be aged 5 days.
After the sample is ready to do the test of resistance to insecticides cypermethrin 0.5%. Analysis of
the data obtained will be calculated by the formula abbot. The results of the study after 2 times the
resistance test using cypermethrin 0.5% showed mosquitoes still tolerant. Conclusion: after a research
done 2 times the resistance tests obtained Aedesaegypti still tolerable to Cypermethrin.
Keywords: Aedes aegypti,Cypermethrin.

Abstrak: Insektisida berfungsi untuk membunuh atau mengendalikan serangga salah satunya nyamuk
Aedes aegypti. Insektisida sering digunakan yaitu golongan piretroid yang mengandung bahan aktif
Cypermethrin yang merupakan senyawa mengandung racun neurotoxin yang bekerja dengan cepat
dalam tubuh serangga. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui status resistensi nyamuk Aedes
aegypti dewasa terhadap cypermethrin di Pasar Tua Kota Bitung. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif cross-sectional. Penelitian yang dilakukan sebanyak 2 kali, sampel yang di pakai yaitu larva
nyamuk dan di kembangbiakan menjadi nyamuk dewasa berusia 5 hari. Setelah sampel siap digunakan
lakukan uji resistensi terhadap insektisida cypermethrin 0,5%. Analisis data yang didapat akan
dihitung dengan rumusan abbot. Hasil penelitian setelah dilakukan 2 kali uji resistensi menggunakan
cypermethrin 0,5% didapatkan hasil nyamuk masih toleran. Simpulan : setelah dilakukan penelitian
2 kali uji resistensi didapatkan nyamuk Aedes aegypti masih Tolerir terhadap Cypermethrin.
Kata kunci : Aedes aegypti, Cypermethrin.

PENDAHULUAN nyamuk Aedes aegypti, serta spesies lainnya


Demam berdarah dengue sampai saat ini yaitu Aedes albopictus.1
merupakan salah satu masalah kesehatan Dalam mencegah terjadinya penyebaran
masyarakat di Dunia dan Indonesia. Jumlah penyakit ini, dilakukan berbagai macam
penderita dan luas daerah penyebarannya cara yaitu pengelolaan lingkungan secara
semakin bertambah seiring dengan fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik,
meningkatnya mobilitas dan kepadatan dan penggunaan agen kimiawi.2 Di antara
penduduk. Disamping itu penyakit ini juga semuanya yang paling sering digunakan
dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa yaitu dengan menggunakan agen kimiawi
(KLB).1 berupa insektisida.
Demam berdarah dengue disebabkan Insektisida adalah zat kimia yang
oleh virus dengue yang terdiri dari empat dipergunakan untuk memberantas serangga-
serotipe dan masuk dalam genus Flavivirus. serangga yang dapat menyebabkan penyakit
Penular utama virus dengue sendiri yaitu pada manusia.3 Insektisida pertama kali

42
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 3 , April 2017

dikenal pada saat perang dunia kedua, dan beberapa jenis insektisida salah satunya
saat itu digunakan untuk membasmi hama, yaitu terhadap cypermethrin dari gologan
karena pemakaian insektisida yang piretroid. Hal ini dibuktikan dengan
berlebihan pada saat itu, menyebabkan dilaporkan bahwa khususnya di Kota
peningkatan angka kematian akibat Cimahi nyamuk Aedes aegypti telah resisten
insektisida hingga 99%. terhadap cypermethrin sebesar 0,2% dan
Penggunaan insektisida sintetik yang 0,4%,3 serta di Jawa Tengah dilaporkan
umumnya dipakai ada 4 jenis golongan yaitu bahwa insektisida yang mengandung bahan
golongan yang tertua, golongan piretroid aktif cypermethrin telah resisten akibat
yang bekerja mengganggu sistem syaraf, penggunaannya yang kurang lebih 10
golongan organoklorin yang merupakan tahun.7 Hal tersebut terjadi akibat
racun yang langsung menyerang susunan penggunaan insektisida yang berulangkali
saraf (neurotoxins), serta golongan sehingga nyamuk telah resisten serta akibat
organofosfat dan golongan karbamat yang dari penggunaan dosis insektisida yang
merupakan racun kontak, racun perut dan tidak sesuai standar.8
juga racun pernapasan.2 Dari ke-empat Di Sulawesi Utara sendiri khususnya di
golongan insektisida ini, golongan piretoid Kota Bitung, sering didapati kasus demam
sering digunakan untuk membasmi virus berdarah, untuk mencegah penyebaran
dengue, karena golongan ini mudah untuk penyakit ini Kantor Kesehatan Pelabuhan
didapati dan memiliki harga yang (KKP) dan Dinas Kesehatan kota Bitung
terjangkau. Golongan Piretroid yang pun telah melakukan berbagai macam
digunakan oleh masyarakat biasanya yaitu pencegahan, salah satunya yaitu dengan
cypermethrin. melakukan fogging. Insektisida yang sering
Cypermethrin merupakan senyawa yang di gunakan yaitu malathion dan
mengandung racun neurotoxin yang bekerja cypermethrin, namun dalam penggunaan
dengan cepat dalam tubuh serangga. insektisida ini belum dilaporkan adanya
Cypermethrin bekerja sebagai racun kontak kasus resistensi cairan insektisida terhadap
dan perut.2 Bahan aktif kimiawi yang nyamuk Aedes aegypti.
terdapat didalam cypermethrin sering Mengetahui data-data di atas maka
digunakan untuk fogging, serta digunakan penulis tertarik melakukan penelitian
untuk insektisida rumahan baik dalam tentang gambaran uji resistensi nyamuk
bentuk bakar maupun semprot.3 Aedes aegypti dewasa terhadap
Penyakit demam berdarah yang di cypermethrin di daerah Kota Bitung
sebabkan oleh virus dengue dari nyamuk khususnya di Daerah Pasar Tua Kota
Aedes aegypti mengakibatkan masalah Bitung, karena belum ada data yang
dalam masyarakat maupun pemerintah, menunjukkan resistensi nyamuk Aedes
dalam mencegah terjadinya penyakit ini aegypti dewasa terhadap cairan
telah dilakukan berbagai macam cara agar cypermethrin di Kota Bitung serta untuk
rantai penyebab penyakit terputus salah mengetahui apakah cypermethrin yang
satunya dengan menggunakan insektisida.4 merupakan insektisida yang sering
Di Indonesia saat dilakukan penelitian digunakan dalam membasmi nyamuk Aedes
tentang resistensi nyamuk Aedes aegypti aegypti masih efektif dalam membasmi
terhadap insektisda, didapati beberapa nyamuk ini.
wilayah di Indonesia telah resisten terhadap
43
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 3 , April 2017

METODE PENELITIAN Tabel 4.1 lokasi dan tempat perindukan


Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel larva
deskriptif cross-sectional dengan
pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 Lokasi Tempat
kali di kota bitung pada bulan oktober- perindukan
november 2016 serta pengujian menggunakan Lingkungan 1. Di bekas belangan
cypermethrin dilakukan sebanyak 2 kali. 5 2. Di ember bekas
Subjek penelitian yaitu semua larva Aedes 3. Di ember tempat
aegypti di Pasar Tua Kota Bitung, dan Sampel rendam batu akik
yang digunakan adalah nyamuk Aedes aegypti
dewasa usia 5 hari yang di kembangbiakan
Lingkungan Di ember tempat
dari larva nyamuk yang diambil di daerah
9 penampungan
Pasar Tua kota Bitung.
Lingkungan 1. Di ban bekas
10 2. Di ember tempat
HASIL PENELITIAN
penampungan air
a. Data pengambilan sampel dan
perindukan larva Aedes aegypti di
Pasar Tua Bitung.
b. Data uji resistensi nyamuk terhadap
Data penelitian diperoleh yaitu cypermethrin
dengan mengambil sampel larva Aedes Setelah pengambilan larva Aedes
aegypti di Pasar Tua Bitung. Pengambilan aegypti, larva di kembangbiakkan di lab
sampel di dapat di lingkungan 5, lingkungan pasitologi hingga menjadi nyamuk Aedes
9, dan lingkungan 10. Yang dilakukan aegypti dan kita uji resistensi nyamuk
sebanyak 5 kali pengambilan pada bulan terhadap cypermethrin. Nyamuk yang di uji
Oktober dan November 2016. Presentasi yaitu nyamuk dewasa yang berusia rata-rata
sampel larva Aedes aegypti dapat dilihat 5 hari. Didapatkan hasil dari penelitian dan
pada tabel 4.1 seperti berikut. dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.

Tabel 4.2 Hasil uji resistensi cypermethrin pertama.

Sampel Waktu Cypermethrin 0,5%


(ekor nyamuk) menit % kematian nyamuk Status
uji
20 3 Kontrol : 10 % Toleran
Perlakuan : 88,8%
20 45 Kontrol : 5% Toleran
Perlakuan : 94,7%
20 60 Kontrol : 5% Toleran
Perlakuan :94,7%

Total : 60

44
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 3 , April 2017

Tabel 4.3 Hasil uji resistensi cypermethrin kedua.

Sampel Waktu Cypermethrin 0,5%


(ekor menit
nyamuk)
% kematian Status uji
nyamuk
20 3 Kontrol : 5% Toleran
Perlakuan: 94,7%
20 45 Kontrol : 5% Toleran
Perlakuan :94,7%
20 60 Kontrol : 5% Toleran
Perlakuan : 94,7%
Total 60

Pada penelitian yang dilakukan di pasar tua vektor sehingga pemerintah melakukan
bitung ,(dapat dilihat pada tabel 4.2) fogging yang berlebihan dan pengguaan
didapatkan sampel yang di uji dengan masyarakat menggunakan insektisida
menggunakan cypermethrin 0,5% rumah yang berlebihan sehingga
menunjukkan bahwa nyamuk dengan menyebabkan nyamuk resistensi terhadap
paparan 30 menit dan 45 menit telah tolerir cypermethrin, dan menyebabkan
20
dengan cairan cypermethrin dan dengan pencemaran lingkungan.
paparan cairan cypermethrin selama 60 Jenis insektisida rumah tangga yang
menit menunjukkan hasil bahwa nyamuk digunakan oleh masyarakat yang sering
resisten terhadap cypermethrin. Penelitian yaitu obat bakar dan semprot dan merek
ini sama dengan penelitian yang dilakukan insektisida yang paling favorit adalah
oleh Widiarti dkk di Daerah Istimewa Baygon. Merek ini menggunakan bahan
Yogyakarta yang menyatakan bahwa dari aktif golongan piretroid, terutama baygon
sebelas daerah penelitian sebagian telah semprot dalam kemasan kaleng biru
resistensi dan toleran terhadap menggunakan bahan aktif kimia d-alletrin
18
cypermethrin. Hal ini bisa terjadi sebagai dan cypermethrin, 8 Menurut David &
salah satu dampak dari penggunaan Gilles, rotasi atau pergiliran kelompok dan
insektisida secara terus menerus baik yang jenis insektisida dilakukan berdasarkan cara
dilakukan oleh masyarakat atau dengan kerja atau mode of action dan target site.
yang dilakukan oleh pemerintah.19 Motoring tingkat kerentanan (rentan,
Penampungan air paling banyak toleran dan resisten) vektor terhadap
ditemukan pada penambungan ember insektisida secara rutin perlu dilakukan,
karena penampungan air yang telah agar dapat memilih insektisida yang tepat
ditemukan untuk pengendalian vektor.
Selain itu kekhawatiran masyarakat
akan tertular DBD menyebabkan adanya KESIMPULAN
penggunaan insektisida rumah tangga Pada penelitian yang telah
secara berlebihan pernyataan ini sama dilakukan sebanyak 2 kali, di dapatkan hasil
seperti dalam sebuah artikel yang ditulis bahwa nyamuk Aedes aegypti masih Tolerir
oleh mariana yang menyatakan di terhadap Cypermethrin..
penelitiannya bahwa akibat kejadian luar
biasa akibat DBD di daerah surabaya
menyebabkan masyarakat dan pemerintah
lebih memperhatikan dalam pengendalian SARAN
45
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 3 , April 2017

1. Perlu di untuk dilakukan penelitian 10. Hanim, Diffah. Program pengendalian


lebih lanjut agar penelitisn semakin penyakit menular Demam berdarah
baik (2013)
2. Agar pemerintah dan masyarakat lebih
11. Ishartadiati. Kartika, Aedes aegypti
memperhatikan penggunaan
insektisida. sebagai vektor demam berdarah
dengue.
12. Putri, I. K. Hubungan tempat
DAFTAR PUSTAKA perindukan nyamuk dan perilaku
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
1. Kementrian Kesehatan RI. Demam dengan keberadaan jentik Aedes
Berdarah Dengue. Buletin Jendela aegipti di kelurahan Benda Baru Kota
Epidemiol. 2, 48 (2010) Tanggerang Selatan Tahun 2015.
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman 13. Hasyimin, M. Aedes aegypti sebagai
penggunaan insektisida (Peptisida) vektor demam berdarah dengue
dalam Pengendalian Vektor (2012) berdasar pengamatan di Alam. (2000)
3. Pradani Frida Yuar, dkk. Status 14. WHO dan Departemen Kesehatan RI.
resistensi Aedes aegypti dengan Pencegahan dan Penanggulangan
metode susceptibility di Kota Cimahi Penyakit Demam Dengue dan Demam
terhadap Cypermethrin 18-24 Berdarah Dengue. Jakarta. Depkes RI.
4. Ghiffari Ahmad, dkk. Deteksi (2003)
resistensi insektisida sintetik piretroid 15. Purnama, S. G.; Baskoro, Tri. Maya
pada Aedes aegypti (2013) indeks dan kepadatan Larva Aedes
5. Milana Salim, dkk. Efektivatas aegypti terhadap infeksi Dengue.
malathion dalam pengendalian vektor (2012).
DBD dan uji kerentanan larva Aedes 16. Widiarti, Dkk. Peta resistensi vektor
aegypti terhadap tomophos di Kota demam berdarah dengue oleh nyamuk
Palembang. 10-20 (2011) Aedes aegypti terhadap insektisida
6. Rahmat Moh.Surya. & Sofiena Liena. kelompok Organofosfat, Karbamat dan
Perbedaan status kerentanan nyamuk Piretroid di Provinsi Jawa Tengah dan
Aedes aegypti terhadap insektisida di Daerah Istimewa Yogyakarta. (2011).
kabupaten Bantul Yogyakarta. (2016). 17. Susanti, L. & Boesri, H. Insektisida
7. Nurmaulina, Wage. & Sumekar, D W. Sipermetrin 100g/L terhadap nyamuk
Upaya pengendalian vektor demam dengan metode pengasapan. (2012).
berdarah dengue, Aedes aegypti 18. Raini, Mariana. Toksikologi
menggunakan biosinsektisida. insketisida rumah tanggadan
8. Mukti, D. A. W. Resistensi nyamuk pencegahan keracunan. (2009).
Aedes aegypti sebagai vektor DBD
terhadap bahan aktif racun nyamuk
formulasi bakar. (2016).
9. Ayuningtyas, E. D. Perbedaan
keberadaan jentik Aedes aegypti
berdasarkan karakteristik kontainer di
Daerah endemis demam berdarah
dengue. (2013).

46

Anda mungkin juga menyukai