Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah antropologi kesehasatan pada semester genap
yang dibimbing oleh
Disusun oleh :
TK 2 C KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang mana telah memberikan
penulis kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah berjudul “Perilaku Sehat
Masyarakat Tradisional dan Modern” dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan maksud agar memberikan wawasan kepada pembaca mengenai
antropologi Kesehatan dan Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
1. Latar belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia di dunia, tak terkecuali di
Negara seperti Indonesia. Kesehatan juga merupakan hak fundamental yang harus
diperjuangkan bagi setiap orang. Pada dasarnya setiap orang berhak untuk hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang sehat serta
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
klinik, puskesmas dan yang lainnya merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif mulai dari preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif seharusnya dapat
menyediakan pelayanan kesehatan tanpa melihat status sosial masyarakat. Pembangunan
bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh
pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Kesehatan sebagai hak
asasi manusia (HAM) harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah pilar
pembangunan suatu bangsa. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.
Begitu pentingnya, sehingga sering dikatakan bahwa kesehatan adalah segala-galanya,
tanpa kesehatan segala-galanya tidak bermakna. Oleh karena itu, setiap kegiatan dan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.
2. Rumusan masalah
B. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Newcomb salah satu seorang ahli psikologi sosial
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu
Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007 ) menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga kompenen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berfikir, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengarkan
penyakit polio (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya, dan sebagainya). Pengetahuan
ini akan membawa si ibu untuk berfikir dan berusaha supaya ananya tidak terkena polio.
Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu tersebut
berniat akan mengimunisasikan anaknya untuk mecegah supaya anaknya tidak terkena
polio. Sehingga si ibu ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa penyakit
polio itu. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2) Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atan mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu
benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang
ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya),
untuk pergi menimbang anaknaya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi,
adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap
gizi anak.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor
KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri
a. Praktik atau tindakan practice
Tingkat praktik:
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama.
2) Respon Terpimpin (Guided Respon)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.
3) Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adaptasi (adaption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
3. Perilaku Hidup Bersih dan sehat masyarakat Moderen
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
A. Definisi Personal Hygine
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani, berasal dari kata personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik
maupun psikisnya (Isro’in dan Andarmoyo, 2012).
Becker (dalam Notoadmodjo, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan
dan membedakannya menjadi tiga yaitu :
1. Perilaku orang sehat
Perilaku sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, antara lain.
a. Makan dengan menu seimbang
Menu seimbang yang dimaksud adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi
kebutuhan nutrisi baik kuantitas maupun kualitasnya.
b. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup
Kegiatan fisik yang dimaksud adalah kegiatan yang memenuhi gerakan-gerakan
fisik secara rutin dan teratur.
c. Tidak merokok dan minum-minuman keras serta menggunakan narkoba.
Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok
cenderung meningkat. Hampir 50% pria dewasa di Indonesia adalah perokok,
sedangkan pengguna narkoba dan minum-minuman keras meningkat.
d. Istirahat yang cukup
Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik tetapi juga
untuk memelihara kesehatan mental.