Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan medical bedah II pada semester
genap yang dibimbing oleh
Disusun oleh :
TK 2 C KEPERAWATAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang mana telah memberikan
penulis kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah berjudul “Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Sprain dan Strain” dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan maksud agar memberikan wawasan kepada pembaca mengenai
dokumentasi keperawatan dan Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
1. Analisa Data...........................................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................................10
3. Intervensi Keperawatan......................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................20
ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sprain dan strain merupakan bentuk cidera pada system musculoskeletal. Meskipun
ini merupakan dua kata yang dapat dipertukarkandalam penggunaannya, sprain dan strain
merupakan dua tipe cidera yang berbeda.
Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi
dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri,
inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus ketidakmampuan menggerakkan tungkai.
Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti
melingkar atau memutar pergelangan kaki.
Sedangkan Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada
struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-
tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot
terulur dan berkontraksi secara mendadak,seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera
ini sering terlihat pada pelariyang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali
cidera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam melangkah penuh. Gejala pada strain
otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan
lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena
penggunaan berlebihan atau tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis
(peradangan pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis
pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus Bari servis yang berulang-ulang
4
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan makalah ini adalah untukmelatih dan
menambah pengetahuan tentang sprain dan strain, disinidiharapkan agar mahasiswa/i
dapat memahami dan membuat asuhan keperawatan sprain dan strain.
5
BAB II
1. Definisi
Sprain adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersifat
sedang atau parah.
Sedangkan strain adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yangdisebabkan
oleh regangan (streech) yang berlebihan
2. Penyebab
Sprain
a. Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta
kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur tiga puluh sampai empat puluh
tahunkekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan ligamen
menurunpada usia tiga puluh tahun.
b. Terjatuh atau kecelakan
Sprain dapat terjadi apabila terjadi kecelakan atau terjatuh sehingga
jaringan ligamen mengalami sprain.
c. Terpelintir
Adanya tekanan pada tubuh yang menyebabkan sendi bergeser, sehingga terjadi
cidera ligament
Strain
6
tendon).Predileksi : punggung, otot harmstring, dan kaki, umumnya disebakan
karena olahraga
1. Kelemahan
2. Mati rasa
3. Perdarahan yang ditandai dengan :
a.Perubahan warna
b. Bukaan pada kulit
c.Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi.
d. Nyeri
e.Odema
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Strain dan sprain : Pemeriksan fisik mencakup kelemahan,
ketidakmampuan penggunaan sendi, edema pada sprain, perubahan warna kulit,
perdarahan, dan mati rasa.
7
5. Pemeriksaan penunjang
a. MRI
Magnetic Resonance Imaging adalah jenis alat kedokteran untuk pemeriksaan
diagnostic radiologi, yang menghasilkan rekamana gambar potongan
penampang tubuh atau organ manusia. MRI tidak memberikan rasa sakit akibat
radiasi karena tidak menggunakan sinar X dalam proses tersebut.
b. Atroskopi
Merupakan prosedur endskopis yang memungkinkan pandangan langsung
kedalam sendi.
c. Elektromyografi
Pemeriksaan ini memberi informasi mengenai potensi listrik otot dan sarafnya.
Tujuan prosedur ini adalah menentukan setiap abnormalitas fungsi unit.
d. Foto Rontgen
Foto rontgen merupakan alat yang memanfaatkan sinar X yang sebetulnya
memiliki efek samping akibat dari radiasi. Namun,pasien tidak perlu khawatir
karena manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak, jika dilakukan
dengan benar.
e. CT Scan
Prosedur ini menunjukkan rincian bidang tertentu dari tulang yang sakit dan
memperlihatnkan tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang ulit di evaluasi.
8
9
6. Pathway
1. Analisa Data
10
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
2. Intervensi Keperawatan
11
Tidak ada peningkata nadi &
pernapasan. Intervensi:
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala 0 ± 10).
kelelahan otot.
6) Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contohnya relaksasi progresif,
kelelahan otot.
7) Lakukan kompres dingin/es selama 24-48 jam pertama dan sesuai
indikasi. Rasional: Menurunkan udema/pembentukan hematoma,
menurunkan sensasi nyeri.
8) Kolaborasi dengan dokter pemberian
analgetik. Rasional: Diberikan untuk mengurangi
12
nyeri dan spasme otot.
b. Dx.2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan
sekitar fraktur dan kerusakan rangka neuromuskuler.
Tujuan: Kerusakan mobilitas fisik dapat
berkurang. Kriteria Hasil:
Klien akan meningkat/mempertahankan mobilitas pada tingkat kenyamanan
tubuh.
Klien menunjukkan teknik yang mampu melakukan
aktifitas. Intervensi:
1) Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan
rangsang lingkungan.
Rasional: Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi,
memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri dan
membantu menurunkan isolasi sosial.
3) Instruksikan dan bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif pada
13
digunakan untuk menstabilkan fraktur tungkai
bawah. Rasional: Menurunkan resiko kontraktur
fleksi panggul.
5) Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan (contoh mandi dan
mencukur). Rasional: Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi,
meningkatkan kontrol
14
c. Dx.3 Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan fraktur
terbuka: bedah permukaan; pemasangan kawat, perubahan sensasi,
sirkulasi, akumulasi eksresi atau sekret/immobilisasi fisik.
abrasi/kerusakan kulit.
3) Rubah posisi selang seling sesuai indikasi.
Rasional: Mengurangi penekanan yang terus-menerus pada posisi tertentu.
4) Gunakan bed matres/air matres.
Rasional: Mencegah perlukaan setiap anggota tubuh dan untuk
anggota tubuh yang kurang gerak efektif untuk mencegah
penurunan sirkulasi.
d. Dx.4 Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan
dengan aliran darah; cedera vaskuler langsung, edema berlebih,
hipovolemik dan pembentukan trombus.
Tujuan: Disfungsi neurovaskuler perifer tidak
terjadi. Kriteria Hasil:
Mempertahankan perfusi jaringan yang ditandai dengan terabanya pulsasi.
Kulit hangat dan kering.
15
Perabaan normal.
Tanda vital stabil.
Urine output yang
adekuat Intervensi :
1) Kaji kembalinya kapiler, warna kulit dan kehangatan bagian distal dari
fraktur.
Rasional: Pulsasi perifer, kembalinya perifer, warna kulit dan rasa
dapat normal terjadi dengan adanya syndrome comfartemen
syndrome karena
sirkulasi permukaan sering kali tidak sesuai.
2) Kaji status neuromuskuler, catat perubahan motorik/fungsi sensorik.
Rasional: Lemahnya rasa/kebal, meningkatnya penyebaran rasa
sakit terjadi ketika sirkulasi kesaraf tidak adekuat atau adanya trauma pada
syaraf.
3) Kaji kemampuan dorso fleksi jari-jari kaki.
jaringan.
6) Pertahankan elevasi dari ekstremitas yang cedera jika tidak kontraindikasi
16
e. Dx.5 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
primer, kerusakan kulit dan trauma jaringan.
Tujuan: Resiko infeksi tidak terjadi dan tidak menjadi actual.
Kriteria Hasil:
Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
Bebas drainase purulen, eritema dan demam.
Tidak ada tanda-tanda
infeksi. Intervensi:
1) Inspeksi kulit untuk mengetahui adanya iritasi atau robekan kontinuitas.
Rasional: Pen atau kawat yang dipasang masuik melalui kulit dapat
tangan.
Rasional: Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi.
4) Observasi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna kulit
ektremitas cedera.
17
Rasional: Dapat mengindikasikan terjadinya osteomielitis.
7) Lakukan prosedur isolasi.
Rasional: Adanya drainase purulen akan memerlukan kewaspadaan
toksoid.
Rasional: Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara profilaktik
atau dapat ditujukan pada mikroorganisme khusus.
pilihan informasi.
2) Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai instruksi dengan
18
bantuan.
4) Dorong pasien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dab di
bawah fraktur.
Rasional: Mencegah kekakuan sendi, kontraktur dan kelelahan otot,
19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
a) Nama : Ny. Z
b) Umur : 46 tahun
c) Jenis kelamin : Perempuan
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SMP
f) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g) Suku bangsa : Jawa
h) Alamat : Jl. Sukarnoe hatta no 15
i) No RM : 546254
j) Dx medis : sprain tingkat 1
k) Tanggal masuk : 17 Juli 2018
l) Tanggal pengkajian : 17 Juli 2018
b. Identitas penanggung jawab
a) Nama : Tn. F
b) Umur : 51 Tahun
c) Pekerjaan : Karyawan swasta
d) Hubungan dengan pasien : Suami
c. Keluhan utama
Nyeri pada bagian pergelangan kaki sebelah kanan
d. Riwayat Kesehatan sekarang
20
Klien mengatakan terjatuh dikamar mandi saat mencuci pakaian yang
menyebabkan pergelangan kaki sebelah kanan nyeri dan bengkak, pada ke
esokkan harinya tanggal 17 Juli 2018 suami klien membawa klien ke rumah sakit.
P : terjadinya sprain
Q : linu dan terasa nyut-nyutan
R : tarsalia dextra
S:7
T : terasa setiap saat
e. Riwayat Kesehatan masa lalu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit dan klien belum pernah dirawat di rumah
sakit.
f. Riwayat Kesehatan keluarga
Klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan.
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
a) Keadaan umum : compos mentis
b) Kesadaran : E4V5M5
c) Tekanan darah : 130/80 mmHg
d) Nadi : 127 x/menit
e) Suhu : 36,4 o C
f) RR : 26 x/ menit
2) Antropometri
a) BB : 56 kg
b) TB : 154 cm
3) Pemeriksaan persistem
a) Sistem pernafasan
Inspeksi : tidak terdapat lesi, RR : 26 x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : suara nafas normal tidak terdapat wheezing atau
ronchi
Perkusi : suara perkusi normal resonan
21
b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak terdapat pembesaran JVP,
tidak terdapat clubbing finger.
Palpasi : CRT < 2 Detik, nadi 127 x/menit.
Perkusi : bunyi jantung normal ICS 1-6 pekak.
Auskulutasi : suara s1 dan s2 tidak terdapat suara tambahan seperti
s3 dan s4.
c) Sistem pencernaan
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, turgor
kulit elastis,bentuk abdomen simetris.
Auskultasi : bunyi peristaltik 10 x/menit.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak terdapat
asites.
Perkusi : bunyi perkusi abdomen timpani.
d) Sistem penglihatan
Bentuk mata simetris, warna sklera putih, tidak adanya kelainan
pada mata.
e) Sistem pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak adanya nyeri tekan, telinga bersih,
fungsi pendengaran baik.
f) Sistem musculoskeletal
Terdapat nyeri dengan skala 7 pada pergelangan kaki sebelah
kanan, pergelangan kaki sebelah kanan tampak eodema. Pada
bagian ekstrimitas inferior dextra tampak terdapat lesi.
22
Alat bantu makan Tidak ada Tidak ada
2. Istirahat tidur
Siang ± 2 jam ± 1 jam
Malam ± 8 jam ± 5-6 jam
3. Personal hygiene
Mandi
Frekuensi 2 x/hari 1 x/hari
Oral hygiene
Frekuensi 2 x/hari 1 x/hari
Keramas
Frekuensi 3 x/minggu Belum pernah
4. Eliminasi
BAK
Frekuensi ± 4-5 x/hari ± 3-4 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Amoniak khas urin Amoniak khas urin
Pengunaan alat bantu Tidak menggunakan Popok
BAB
Frekuensi ± 1-2 x/hari Tidak tentu
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsitensi Padat Padat
Bau Khas feses Khas feses
5. Pola aktivitas Mengerjakan Terbaring
pekerjaan rumah
tangga
i. Konsep diri
1) Peran : dalam rumahnya klien berperan sebagai istri dan ibu dari 2 anak.
2) Ideal diri : klien berharap agar ia bisa cepat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
23
j. Data psikososial
Klien mengalami cemas semenjak terjatuh dari kamar mandi, dan klien
merasakan ketidakmampuan melakukan aktivitas secara optimal.
k. Data penunjang
Foto rontgent pergelangan kaki sebelah kanan yang mempunyai kesan bahwa
beberapa ligament mengalami robekan yang tidak berpengaruh pada sendi.
l. Analisa Data:
24
1. klien terlihat tidak bisa berdiri dan
mengalami luka-luka
2. klien terlihat meringis kesakitan karena
nyeri.
3 Ds :
1. klien mengatakan sakit pada lukanya Tidak adekuatnya
Do : Resiko infeksi pertahanan primer,
1. luka klien terlihat kemerahan kerusakan kulit dan
2.luka klien terlihat kurang bersih trauma jaringan
2. Diagnosa keperawatan
a. nyeri akut berhubungan dengan spasme otot,gerakan fragmen tulang,edema pada
jaringan lunak
b. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar sprain
c. resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer,kerusakan
kulit dan trauma jaringan
3. Intervensi keperawatan
25
Klien dapat N : beri posisi yang analgesic
mengidentifikasi dan nyaman
menggunakan intervensi Beri teknik distraksi Untuk mengetahui
untuk mengatasi keadaan umum
nyeri/ketidaknyamanan E : edukasi keluarga atau pasien dapat
dengan tepat klien untuk kompres air mempengaruhi
Klien tampak rileks dan hangat untuk redakan nyeri kemampuan klien
mampu tidur dan istirahat untuk rileks dan
dengan tepat C : kolaborasi dalam istirahat secara
Ttv dalam batas normal pemberian analgesik efektif
TD: 130/80 mmHg
N : 127x/mnt Untuk mengurangi
R: 26x/mnt sensasi nyeri
S: 36,4’c
Dapat membantu
klien untuk
menangani nyeri
secara mandiri
Membantu
meredakan nyeri
26
Pasien menunjukkan terhadap mobilisasi aktual,
peningkatan aktivitas
Pasien tampak tenang N : instruksikan dan bantu
pasien dalam rentang Meningkatkan
gerak aktif/pasif pada aliran darah ke otot
ekstermitas yang sakit dan dan tulang untuk
yang tak sakit meningkatkan
tonus otot,
E : dorong pasrtisipasi
pada aktivitas terapeutik mempertahankan
dan pertahankan gerak
rangsangan lingkungan sendi,mencegah
kontraktur/atrofi
C : konsultasi dengan ahli dan respon kalsium
terapi fisik/okupasi dan karena tidak
atau rehabilitasi spesialis digunakan
Memberikan
kesempatan untuk
mengeluarkan
energi
meningkatkan rasa
kontrol diri
Berguna dalam
membuat aktivitas
individual/program
latihan
27
N Tujuan Intervensi Rasional
o Kriteria hasil
D
x
Setelah diberikan tindakan 1 x 24 O : kaji tanda-tanda Untuk mengetahui
jam diharapkan klien tidak infeksi perubahan kondisi
mengalami resiko infeksi dengan perlukaan yang
kriteria hasil: terjadi pada klien
Klien bebas dari tanda dan Mencegah
gejala infeksi jumlah N : rawat luka dengan terjadinya infeksi
leukosit dalam batas normal pertahankan teknik aseptik nosocomial
mendeskripsikan proses E : edukasi klien dan Memberikan
penularan penyakit atau pengunjung untuk jaga informasi
factor yang mempengaruhi kebersihan area perlukaan meminimalkan
infeksi klien agar tetap bersih terjadinya infeksi
C : kolaborasi dalam Membantu proses
pemberian terapi sesuai pemulihan klien
medikasi
28
P : intervensi dilanjutkan
2 17 juli 2018 1. menganjurkan klien untuk S: pasien mengatakan
menggerakan kaki kanan ke sudah bisa menggerakan
kiri ke kanan dan memutar kaki kanannya sendiri
2. bantu klien untuk tanpa dibantu
melakukan gerak aktif atau O : pasien terlihat tenang
pasif yang sakit dan tidak dan tidak mengeluh nyeri
sakit A : masalah teratasi
3. menganjurkan klien untuk sebagian
terus belajar memobilisasi P : intervensi dilanjutkan
aktivitas
4. kolaborasi dengan ahli
terapi fisik
3 17 juli 2018 1.observasi keadaan umum S : pasien terlihat bersih
pasien O : pasien terlihat lebih
2. berikan dan anjurkan klien tenang
untuk selalu melakukan A : masalah teratasi
teknik aseptic dalam merawat P : intervensi
luka diberhentikan
3. menganjurkan kepada
klien dan keluarga klien
untuk tetap menjaga
kebersihan pada area
perlukaan
4. kolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian obat
analgetik
29
DAFTAR PUSTAKA
30