Anda di halaman 1dari 3

TOPIK VII

PERENCANAAN AUDIT DAN MATERIALITAS

Auditor harus merencanakan audit dengan tepat dilandasi dengan beberapa alasan yaitu untuk
memungkinkan auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk keadaan tersebut, untuk
membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan tiga jenis risiko yaitu, risiko audit yang
dapat diterima, risiko atas bisnis klien, dan risiko salah saji yang bersifat material. Selain itu sebelum
audit dilaksanakan terdapat 4 hal yang harus dilakukan oleh auditor: (i) memutuskan apakah
menerima klien yang baru atau tetap menerima penugasan dari klien yang lama, (ii) mengidentifikasi
alasan klien tersebut harus diaudit, (iii) membangun kesepahaman dengan klien terkait ketentuan
dalam penugasan, (iv) mengembangkan strategi audit.
Auditor perlu untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material, baik karena
kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas. Oleh karena itu, dalam memahami bisnis klien auditor perlu
pemahaman yang bersifat strategis, atas beberapa hal yaitu: (i) lingkungan industri dan eksternal, (ii)
operasi dan proses bisnis, (iii) manajemen dan tata kelola, (iv) tujuan dan strategi, dan (v)
pengukuran kinerja. Alasan mengapa kelima hal tersebut harus dipahami adalah karena kelima hal
tersebut dapat memberikan gambaran risiko yang perlu dipertimbangkan auditor dalam
melaksanakan audit.
Auditor perlu untuk melakukan prosedur analitik pendahuluan sebagai bagian dari prosedur
penilaian risiko untuk lebih memahami bisnis dan industri klien, dan untuk menilai risiko bisnis
klien. Salah satu caranya adalah dengan membandingkan rasio keuangan klien terhadap tolok ukur
industri atau pesaing, sebagai indikator kinerja perusahaan. Setelah melakukan prosedur analitik
pendahuluan, auditor membuat penilaian awal tentang materialitas untuk audit laporan keuangan.
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan laporan audit. Materialitas
didefisnisikan sebagai besarnya kesalahan penyajian yang jika secara individual ataupun
digabungkan dengan kesalahan penyajian yang lain, dapat mempengaruhi keputusan pengguna
laporan keuangan.
Dalam penentuan materialitas, auditor terlebih dahulu melakukan penentuan
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, lalu menentukan performance
materiality atau materialitas untuk segmen audit (golongan transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan). Standar audit mengharuskan auditor untuk memutuskan jumlah kesalahan
penyajian dalam laporan keuangan secara agregat. Hal ini sering disebut sebagai pertimbangan awal
atas materialitas. Selama audit, auditor dapat merevisi pertimbangan awal tersebut. Revisi tersebut
mungkin saja terjadi karena adanya perubahan pada salah satu faktor yang digunakan dalam
menentukan pertimbangan awal, dalam hal ini bisa saja auditor menilai materialitas terlalu besar atau
terlalu kecil. Beberapa hal yang mempengaruhi penilaian materialitas dalam pertimbangan awal
adalah: (i) materialitas adalah konsep yang bersifat relatif, (ii) tolok ukur digunakan, (iii) faktor yang
bersifat kualitatif.
Penentuan performance materiality menentukan seberapa banyak bukti yang akan
dikumpulkan auditor. Makin rendah tingkat performance materiality, maka makin banyak jumlah
bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor, sehingga tingkat performance materiality ini berbanding
terbalik dengan jumlah bukti. Banyak auditor yang menetapkan performance materiality dalam
bentuk persentase dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Performance
materiality dapat bervariasi untuk berbagai jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, terutama
jika terdapat fokus pada hal tertentu.
Salah saji dalam akun dapat terdiri dari dua jenis: salah saji yang diketahui dan kemungkinan
salah saji. Kemungkinan salah saji ini pun ada 2 jenis, yang pertama adalah salah saji yang timbul
dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun, dan yang
kedua adalah proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
Jumlah antara salah saji yang diketahui dan kemungkinan salah saji inilah yang akan dibandingkan
auditor dengan performance materiality yang telah ditentukan sebelumnya.

TUGAS 1 - TOPIK VII (8-23 pada Buku Arens edisi 16)

Soal:
Berikan dua contoh kondisi dimana auditor menetapkan tingkat performance materiality yang lebih
rendah, masing-masing untuk kelas transaksi, saldo akun, atau pengungkapan !

Jawaban:
 Untuk kelas transaksi, contohnya materialitas pada transaksi penjualan tunai dan transaksi
penagihan atas piutang.
 Untuk saldo akun, contohnya materialitas pada akun petty cash dan cash in bank.
 Untuk pengungkapan, contohnya materialitas pada pengungkapan atas saldo kas di bank dan
saldo petty cash.

TUGAS 2 - TOPIK VII (8-27 pada Buku Arens edisi 16)

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan materialitas. Pilihlah jawaban yang paling
tepat.
a. Manakah dari pernyataan berikut yang benar tentang konsep materialitas?
(1) Materialitas ditentukan dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh AICPA.
(2) Materialitas hanya bergantung pada jumlah dolar dari suatu item relatif terhadap item lainnya
dalam laporan keuangan.
(3) Materialitas tergantung pada sifat barang daripada jumlah dolar.
(4) Materialitas adalah masalah penilaian profesional.
Jawaban: (4) Materialitas adalah masalah penilaian profesional.

b. Dalam mempertimbangkan materialitas untuk tujuan perencanaan, auditor yakin bahwa kesalahan
penyajian yang menggabungkan $10.000 akan berdampak material pada laporan laba rugi entitas,
tetapi kesalahan penyajian tersebut harus mengumpulkan $20.000 untuk mempengaruhi neraca
secara material. Biasanya, jumlah materialitas yang tepat untuk merancang prosedur audit yang
diharapkan dapat mendeteksi salah saji yang digabungkan adalah
(1) $10.000.
(2) $15.000.
(3) $20.000.
(4) $30.000.
Jawaban: (1) $10.000.

c. Klien memutuskan untuk tidak mencatat penyesuaian yang diusulkan auditor yang secara kolektif
tidak material dan ingin auditor menerbitkan laporan berdasarkan angka yang tidak disesuaikan.
Manakah dari pernyataan berikut yang benar tentang penyajian laporan keuangan?
(1) Laporan keuangan bebas dari salah saji material, dan tidak diperlukan pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan.
(2) Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
(3) Laporan keuangan berisi kesalahan penyajian yang belum disesuaikan sehingga menghasilkan
opini wajar dengan pengecualian.

(4) Laporan keuangan bebas dari salah saji material, tetapi pengungkapan penyesuaian yang
diusulkan diperlukan dalam catatan atas laporan keuangan.
Jawaban:
(4) Laporan keuangan bebas dari salah saji material, tetapi pengungkapan penyesuaian yang
diusulkan diperlukan dalam catatan atas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai