Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sindy Meilani

NIM : E.0105.18.035

D III KEPERAWATAN

A. KARAKTERISTIK PENELITIAN ILMIAH

Penelitian (ilmiah) mempunyai delapan karakteristik utama yaitu : ada tujuan, ada
keseriusan, dapat diuji, dapat direplikasikan, mengandung presisi dan keyakinan,
obyektif, berlaku umum dan efisien.

a. Ada tujuan.
Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Suatu penelitian dimaksudkan untuk
dapat membantu pemecahan masalah. Walaupun penelitian tidak memberikan
jawaban langsung terhadap permasalahan akan tetapi hasilnya harus mempunyai
kontribusi dalam usaha pemecahan masalah. Hasil penelitian harus memberikan
penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus dapat
melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan. Oleh karena itu
penelitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang
terjadi di antara variabel atau gejala yang diteliti. Penelitianpun mempunyai tujuan
yang lebih dalam daripada sekedar memperlihatkan perbedaan yang ada di antara
kelompokkelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.

b. Ada keseriusan.
Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehatihatian, ketelitian, dan ada kepastian.
Untuk itu diperlukan adanya dasar teori yang baik dan rancangan penelitian yang
mantap sehingga keseriusan penelitian meningkat pula. Oleh karena itu penelitian
harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang
benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.

c. Dapat diuji.

Suatu penelitian sebaiknya menampilkan hipotesis yang dapat diuji dengan


menggunakan metode statistik tertentu. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman
pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil
uji hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.

d. Dapat direplikasikan.
Hasil suatu penelitian tercermin dari hasil uji hipotesis. Hasil uji hipotesis yang
merupakan penemuan penelitian itu harus berkalikali didukung dengan kejadian yang
sama apabila penelitian itu dialkukan berulangulang dalam kondisi yang sama. Kalau
hal itu terjadi (penemuan yang sama dalam kondisi berulang kali terjadi), maka kita
mempunyai keyakinan bahwa penelitian kita itu bersifat ilmiah. Dengan kata lain
hipotesis kita itu tidak ditolak bukan karena kebetulan.

e. Presisi dan Keyakinan.


Dalam penelitian sosial, ekonomi dan manajemen jarang sekali kita menemukan
kesimpulan yang pasti atas dasar data yang kita kumpulkan karena kita tidak mungkin
mempelajari halhal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada di dalam
masyarakat. Kita hanya dapat mempelajari sebagian dari keseluruhan itu (sampel) dan
menarik kesimpulan atas dasar sampel tersebut. Kemungkinan besar sampel yang kita
ambil tidak mencerminkan sifatsifat yang pasti dari gejalagejala yang kita pelajari.
Namun kita ingin merancang suatu penelitian sedemikian rupa sehingga
penemuannya mendekati kebenaran (presisi tinggi) dan kita dapat memiliki
keyakinan (confidence) terhadap penemuan tersebut.
Presisi menunjukkan seberapa dekat penemuan itu terhadap realita (atas dasar
sampel yang digunakan). Dengan kata lain presisi mencerminkan derajat kepastian
dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Sebagai contoh kalau kita
memperkirakan jumlah ratarata hari yang hilang karena tidak hadir kerja berkisar
antara 35 dan 45 hari, dan terbukti angka ketidak hadiran kerja yang sebenarnya
adalah 35 hari, maka perkiraan kita akan lebih tepat (precise) dibandingkan perkiraan
ratarata hari hilang karena ketidakhadiran antara 20 dan 50 hari per tahun. Angka
perkiraan ini disebut dengan confidence interval, dan inilah yang dimaksudkan
dengan presisi.
Selanjutnya keyakinan (confidence) menunjukkan kemungkinan dari kebenaran
estimasi yang dilakukan. Hal estimasi tidak hanya perlu tepat tetapi juga dikatakan
bahwa 95 % dari seluruh kesempatan yang ada akan ditemukan bahwa hasil
penelitian benar dan 5 % menyatakan bahwa penemuan tidak benar. Pada umumnya
penemuan itu diterima da biasanya dinyatakan sebagai derajat kepastian (significance
level) sebesar 5 %. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penelitian kita akan
semakin ilmiah penyelidikan yang dilakukan semakin berguna pula hasil
penelitian itu.

f. Obyektivitas.
Kesimpulan yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat obyektif, artinya harus
didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian
subyektif dan emosional. Kalau kesimpulan hanya didasarkan atas apa yang
dipercaya oleh penelitian itu sendiri tidak diperlukan lagi tetapi hal ini tidak dapat
dibenarkan.

g. Berlaku umum.
Hasil penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil
penelitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan penerapan
yang dapat ditimbulkan oleh hasil penelitian itu akan semakin berguna penelitian
tersebut bagi mereka yang menggunakannya. Jadi semakin berlaku umum hasil suatu
penelitian akan semakin berguna penelitian tersebut. Sesungguhnya tidak banyak
hgasil penelitian yang dapat diberlakukan secara umum untuk keadaan dan organisasi
yang berbedabeda ataupun di tempat yang berbeda. Hal ini memerlukan syarat
ketelitian dalam rencana pengambilan sampel maupun metode penelitiannya.

h. Efisien.
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejalagejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan
masalahnya seringkali lebih disukai daripada kerangka penelitian yang kompleks
yang menunjukkan sejumlah variabel yang sulit untuk dikelola. Jadi efisiensi dapat
dicapai bila kita dapat membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit
variabel namun dapat menjelaskan suatu kejadian daripada dengan banyak variabel
tetapi hanya sedikit menjelaskan variasi dari variabel atau gejala yang ingin
dijelaskan.

Karakteristik penelitian kualitatif (post-positivism) menurut Bogdan dan Biklen


dalam Emzir terdapat lima ciri yaitu:

1. Naturalistik yaitu memiliki latar actual sebagai sumber langsung data dan
peneliti sebagai instrument kunci.

2. Data deskriptif. Data yang diperoleh harus dideskripsikan dan lebih dari
kata-kata dari angka-angka yang dijelaskan namun menyediakan bukti
seperti foto, video, rekaman dokumen pribadi, catatan.

3. Berurusan dengan proses artinya peneliti lebih beronsentrasi pada proses


daripada hasil atau produk. Peneliti Bersama-sama mengalami proses
alamiah bukan settingan seperti data kuantitatif. Semua proses itu alami
dialami oleh peneliti, dan key person atau informan.

4. Induktif. Kualitatif menganalisis data cenderung induktif yaitu dari khusus


ke umum. Mereka tidak merumuskan hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Perumusan masalah itu ditemukan dari bawah ke atas artinya dari objek
penelitian yang akan memberikan penelitian masalah yang sesungguhnya.
Pernyataan khusus itulah yang akan dikembangkan oleh peneliti yang
pernyataan umum yang lebih luas dipahami. Aarah penelitian bagi peneliti
kualitatif akan tampak setelah mengumpulkan datanya. Dengan kata lain
membangkitkan datanya dari data yang diperoleh melalui suatu proses.

5. Makna. Pencarian peneliti kualitatif berujung pada makna yang mendalam


dan bukan generalisasi. Peneliti menemukan makna melalui proses alamiah
yang terjadi sehingga menemukan makna dari apa yang terjadi sebagai objek
yang diteliti.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan dari beberapa penelitian non eksperimental yang sangat sering
digunakan, khususnya di Badan Litbang Kesehatan. Metode penelitian itu adalah
penelitian kohor (Cohort studies), penelitian kasus kelola (case control studies) dan
penelitian “cross sectional”.
Tulisan ini disarikan dari buku buku epidemiologi dan metode penelitian.
Penelitian Kohor
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini relatif lebih lama dan memerlukan jumlah
sampel yang cukup besar, maka penelitian ini sangat mahal dan tidak efisien.
Keterbatasan lainnya, kadang kadang hasil penelitian ini berlakunya tidak cukup
lama. Sementara itu, subyek yang dipakai sebagai sampel ada saja yang tidak dapat
diikuti sampai selesai (drop out).
Penelitian Kasus Kelola
Kritik terhadap metode penelitian ini, karena adanya banyak “bias”. Masalah
“selection bias” terjadi karena sulitnya memilih kelompok kasus dan kelompok
kelola. Bias yang lain adalah “information bias” atau “recall bias”. Contohnya,
seorang ibu yang kehilangan anaknya akan selalu lebih ingat kejadian-kejadian
terdahulu daripada seorang ibu yang anaknya masih segar bugar pada saat wawancara.
Atau seorang ibu yang bayinya cacat (kelompok kasus) akan selalu lebih ingat obat
yang dimakan pada trimester pertama kehamilannya dibanding ibu yang bayinya
normal (kelompok kelola).
Sementara itu, dalam penelitian ini hanya dapat diamati satu variabel tidak bebas saja.
Keterbatasan yang lain adalah tidak dapat dihitungnya angka insidensi.
Penelitian “Cross-Sectional”
Keterbatasannya yaitu tidak dapat meneliti kondisi atau kasus penyakit yang sedikit
(rare), banyak “bias” yang timbul, kurang baik untuk meramalkan kecenderungan,
memerlukan sampel besar, kurang akurat untuk menggambarkan suatu penyakit dan
faktor risiko serta tidak dapat menghitung angka insidensi.

C. KESIMPULAN DARI VIDEO DI YOUTUBE YANG BERJUDUL “KONSEP


DASAR PENELITIAN ILMIAH
Dari video tersebut menjelaskan bahwa definisi dari penelitian yaitu mencari kembali
hal hal baru yang dapat mengembangkan hal yang sudah ada sebelumnya berupa
teori, teknologi atau ilmu pengetahuan. Dengan adanya penelitian akan terus
menemukan ilmu dan teknologi baru.
Kemudian dilihat dari tujuan penelitian yaitu memperoleh teori, fakta, metode dan
juga ilmu baru. Contoh didalam dunia kesehatan atau pengobatan yaitu ditemukannya
antibiotik. Penemuan tersebut sangat bermanfaat bagi manusia, mungkin jika dahulu
tidak ditemukan akan banyak manusia yang meninggal akibat infeksi bakteri.
Di video tersebut juga dijelaskan bahwa Negara Indonesia paling sedikit yang
melakukan penelitian dibandingkan dengan Negara Jepang dan Korea Selatan.
Dijelaskan juga alur penelitian ilmiah, yaitu :
1. Menemukan/ mencari masalah yang akan dipecahkan.
2. Dispesifikasikan masalahnya apa dan bagaimana (Rumusan masalah).
3. Melakukan telaah/ tinjauan pustaka atau mencari teori yang bisa mendukung
penelitian tersebut.
4. Merancang metode apa yang akan dipakai pada penelitian tersebut.
5. Mengumpulkan data dan pengolahan data.
6. Penyusunan laporan hasil penelitian

Alur tersebut harus disusun secara sistematis kemudian proposal penelitian tersebut
disesuaikan dengan pedoman yang berlaku.

Sumber :
Andreasson, S., [et al]. Cannabis and Schizoprenia, a Longitudinal Study of Swedish
Conscripts. The Lancet, 26 Desember 1987.

Bogdan, Robert C. and Sari Knopp Biklen. Qualitative Research for Education: An
Introduction for Theory and Methods. Bacon: Allyn and Bacon, Inc., 1982.

Pratiknya, A.W.(1986) Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan. Rajawali. Jakarta

Rothman, K.J. (1986) Modern Epidemiology, Little Brown,.

Schlesselman, J.J. (1982) Case-control Studies: Design, Conduct, Analysis. Oxford


University Press.,

Anda mungkin juga menyukai