Anda di halaman 1dari 4

“Jenis dan kerapatan Burung Trinil (Tringa Sp) di Kawasan

Desa Sungai Rasau Kabupaten Tanah Laut sebagai Handout


Materi Pengayaan Mata Kuliah Ekologi Hewan”

1. Identitas Jurnal
A Fajrin, B Halang, M Mahrudin.2019.Jenis dan Kerapatan Burung Trinil(Tringa Sp) di
Kawasan Desa Sungai Rasau Kabupaten tanah Laut sebagai Handout Materi Pengayaan Mata
Kuliah Ekologi Hewan.Jurnal Prosiding Seminar Lingkungan Lahan Basah. Banjarmasin.

2. Tujuan Penyusunan Jurnal


Penyusunan ini bertujuan untuk:
1) Mendeskripsikan tipe burung trinil
2) Mendeskripsikan kerapatan Burung Trinil.
3) Mendeskripsikan validitas bahan ajar handout yang disusun bersumber pada konsep
kerapatan Burung Trinil( Tringa sp).

3. Fakta Unik
Beberapa fakta unik yang timbul dalam jurnal ini yakni:
a. Kerapatan populasi ialah parameter utama yang perlu dikenal. Parameter utama
tersebut ialah kelahiran( natalitas), kematian( mortalitas), emigrasi, imigrasi, serta
migrasi.
b. Kelompok organisme yang membentuk populasi tidak lain merupakan individu-
individu dari spesies yang sama baik secara genetik ataupun secara morfologi.
c. Kalimantan Selatan ialah wilayah yang mempunyai lahan basah yang lumayan luas
salah satunya mempunyai rawa serta hutan mangrove. Wilayah rawa banya di
Kalimantan Selatan salah satunya di kawasan Desa Sungai Rasau ialah wilayah yang
mempunyai zona lahan basah rawa, hutan mangrove serta tambak yang di pakai
selaku habitat sebagian burung air.
d. Habitat burung pula bisa mencakup bermacam jenis ekosistem, mulai dari ekosistem
natural hingga ekosistem buatan. Burung ialah binatang liar yang gampang ditemui
nyaris pada tiap area bervegetasi. Penyebaran yang luas bisa menjadikan burung
selaku salah satu sumber kekayaan biologi Indonesia yang potensial.
e. Burung air merupakan tipe burung yang segala hidupnya berkaitan dengan wilayah
perairan serta bisa dimaksud selaku tipe burung yang secara ekologis tergantung pada
lahan basah.
f. Burung trinil( Tringa sp) mempunyai habitat yang bisa meluas sampai pegunungan
setinggi garis tumbuhan bila hawa serta lingkungannya sesuai. Lahan basah semacam
pesisir tepi laut, rawa serta gosong lumpur ialah salah satu habitat burung trinil
g. Desa Sungai Rasau, warga desa banyak menggunakan lahan basah rawa selaku
tambak ikan yang digunakan selaku mata pencarian mereka. Usaha tambak ikan yang
terbuat ialah tambak ikan Bandeng, dengan terdapatnya tambak ikan tersebut hingga
banyak pula hewan Crustacea ialah selaku salah satu santapan burung air paling
utama burung trinil( Tringa sp). Keberadaan tambak ikan serta hewanhewan
Crustacea secara tidak langsung hendak pengaruhi keberadaan burung trinil( Tringa
sp).
h. Desa Sungai Rasau Kabupaten Tanah Laut belum penah terdapat yang melaksanakan
riset tentang burung trinil( Tringa sp) ialah salah satu kemampuan lokal wilayah
tersebut dengan demikian perihal ini jadi salah satu alibi penulis untuk meneliti
tentang tipe serta kerapatan burung trinil( Tringa sp) selaku handout berbasis
kemampuan lokal yangperlu dicoba serta dibesarkan.

4. Pembahasan Jurnal
a. Latar Belakang
Kerapatan dalam kajian ekologi mempunyai guna yang sangat besar, sebab
pengaruh populasi terhadap komunitas serta ekosistem tidak cuma tipe organismenya
saja namun pula jumlahnya ataupun kerapatannya. Kerapatan populasi ialah
parameter utama yang butuh dikenal. Parameter utama tersebut ialah
kelahiran( natalitas), kematian( mortalitas), emigrasi, imigrasi, serta migrasi. Natalitas
ialah keahlian populasi buat meningkat ataupun buat menaikkan jumlahnya, lewat
penciptaan orang baru yang dilahirkan ataupun ditetaskan dari telur lewat kegiatan
perkembangbiakan. Mortalistas menujukkan kematian individu dalam populasi.
Emigrasi, imigrasi, serta migrasi dimaksud selaku gerakan perpindahan populasi baik
masuk ataupun keluar dalam sesuatu zona populas. Populasi secara simpel dimaksud
selaku sesuatu kelompok organisme yang sanggup melaksanakan persilangan
sesamanya serta menempati sesuatu ruang ataupun kawasan tertentu. Kelompok
organisme yang membentuk populasi tidak lain merupakan individu-individu dari
spesies yang sama baik secara genetik ataupun secara morfologi. Kerapatan populasi
membuktikan besarnya populasi dalam satuan ruang yang biasanya dinyatakan selaku
jumlah orang ataupun biomasa persatuan luas ataupun volume. Berbagai tipe hewan
yang menarik buat diteliti tersebar di sebagian wilayah salah satunya ialah
Kalimantan Selatan.
Kalimantan selatan sebagian besar daerahnya ialah kawasan rawa sebab
seluruh daerahnya tergenang air baik secara musiman maupun permanent serta
banyak ditumbuhi vegetasi( Dharmono 2015). Kalimantan Selatan ialah wilayah yang
mempunyai lahan basah yang lumayan luas salah satunya mempunyai rawa serta
hutan mangrove. Wilayah rawa banyak ada di Kalimantan Selatan salah satunya di
kawasan Desa Sungai Rasau yang ialah wilayah yang mempunyai zona lahan basah
rawa, hutan mangrove serta tambak yang di pakai selaku habitat sebagian burung air.
Habitat burung air salah satunya ialah lahan basah yang digunakan selaku
tempat bersarang, membesarkan anak, tempat berlindung serta melaksanakan
interaksi sosial( Jamaksari 2011). Habitat burung pula bisa mencakup bermacam jenis
ekosistem, mulai dari ekosistem natural hingga ekosistem buatan. Burung ialah
binatang liar yang gampang ditemui nyaris pada tiap area bervegetasi. Penyebaran
yang luas bisa menjadikan burung selaku salah satu sumber kekayaan biologi
Indonesia yang potensial. Habitat burung meliputi hutan tropis, rawa- rawa, padang
rumput, pesisir tepi laut, tengah lautan, gua- gua batu, perumahan, apalagi di daerah
perkotaan. Biasanya, daerah- daerah yang kaya dengan keragaman tipe burung pula
kaya dengan keragaman biologi yang lain sehingga burung dapat jadi suatu penanda
buat menciptakan wilayah berarti tersebut. Berkurangnya jumlah burung pula
mengindikasikan akibat tertentu dari degradasi area( MacKinnon, 2010). Burung air
salah satunya berasal dari famili Scolopacidae ialah burung trinil( Tringa sp) yang
banyak ada di Kalimantan Selatan.
Bersumber pada survei pendahuluan, lewat wawancara dengan warga Desa
SungaRasau, warga desa banyak menggunakan lahan basah rawa selaku tambak ikan
yang digunakan selaku mata pencarian mereka. Usaha tambak ikan yang terbuat ialah
tambak ikan Bandeng serta dengan terdapatnya tambak ikan tersebut hingga banyak
pula hewan Crustacea ialah selaku salah satu santapan burung air paling utama
burung trinil( Tringa sp). Keberadaan tambak ikan serta hewanhewan Crustacea
secara tidak langsung hendak pengaruhi keberadaan burung trinil( Tringa sp) yang
ialah salah satu kemampuan lokal warga.
Bagi hasil wawancara dengan kepala Desa Sungai Rasau Kabupaten Tanah
Laut belum penah terdapat yang melaksanakan riset tentang burung trinil( Tringa sp)
yang ialah salah satu kemampuan lokal wilayah tersebut dengan demikian perihal ini
jadi salah satu penyebabnya penulis untuk meneliti tentang tipe serta kerapatan
burung trinil( Tringa sp) selaku handout berbasis kemampuan lokal yang perlu dicoba
serta dibesarkan. Bersumber pada survei serta paparan di atas pengamat tertarik buat
mempelajari tentang Tipe serta Kerapatan Burung Trinil( Tringa sp) di Kawasan Desa
Sungai Rasau Kecamatan Bumi Makmur selaku Handout Modul Pengayaan Mata
Kuliah Ekologi Hewan.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada jurnal ini ialah
a) Bagaimanakah deskripsi dari tipe burung trinil
b) Bagaimanakah deskripsi dari kerapatan Burung Trinil.
c) Bagaimanakah deskripsi dari validitas bahan ajar handout yang disusun
bersumber pada kerapatan Burung Trinil(Tringa sp).

c. Metode
Dua jenis studi dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian adalah yang
pertama penelitian deskriptif dan yang kedua penelitian pengembangan. Hasil studi
perbandingan digunakan sebagai pelengkap, dimana studi perbandingan dapat
digunakan untuk mendeskripsikan jenis dan jumlah dari burung Trinil
(Tringa Sp) di desa Sungai Rasau Tanah Laut.

d. Kelebihan dan Kelemahan


Keunggulan majalah ini adalah bahwa kawasan penelitian laguna dan pesisir
Desa Sungairasau cocok sebagai kawasan penggembalaan para peretas, menurut hasil
survei tersebut. Dan juga sangat cocok sebagai tempat persinggahan dan makanan
untuk burung trinil.
Kelemahan majalah ini adalah, menurut diskusi dengan warga, lahan basah
(tringa stagnatilis) bisa diburu untuk dijual atau dikonsumsi dagingnya, yang bisa
mengancam harimau khususnya harimau. Kondisi ini diduga mempengaruhi
perkembangbiakan, hal ini menunjukkan bahwa paruh rawa memiliki nilai terendah
di laguna dan pesisir. Ancaman terhadap Tringa sp di wilayah Desa Sungairasau yang
dulunya merupakan satu-satunya kawasan lahan basah, longsor, dan kini banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kawasan danau pemancingan dan pengabdian
masyarakat dimana perburuan burung berdampak pada sejumlah besar satwa,terutama
burung air.

e. Saran Penulis
Kualitas kerajinan memiliki konsekuensi positif agar bahan yang dibuat menjadi
efektif dan bermanfaat.Sebagaimana ditentukan dalam (BSNP 2014), ketika objek
selesai dibangun, bahan tersebut dianggap berkualitas tinggi untuk digunakan sebagai
bahan Pendidikan.

5. Kesimpulan
Ditemukan 3 jenis burung trinil yaitu trinil pantai (Tringa hypoleucos), trinil semak
( Tringa glareola) dan trinil rawa (Tringa stagnatilis). Kerapatan tertinggi pada Kawasan
penelitian yaitu area tambak dan pesisir pantai ditemukan burung trinil pantai (Tringa
hypoleucos) dengan rerata 4,09 Ind/Ha dan kerapatan terendah didapatkan oleh trinil rawa
(Tringa stagnatilis) dengan rerata 1,65 Ind/Ha pada kawasan tambak dan pesisir pantai.
Bahan ajar yang berupa handout dengan judul Jenis dan Kerapatan Burung Trinil
(Tringa sp) di Kawasan Desa Sungai Rasau Kabupaten Tanah Laut didapatan skor validitas
oleh 3 validator dengan skor validitas 84,51 % valid atau layak dikembangkan sebagai materi
pengayaan pada mata kuliah Ekologi Hewan dan pada uji keterbacaan dari 5 mahasiswa
dengan didapatan hasil skor 86,4 % dengan kriteria sangat baik.

6. Pertanyaan yang Muncul dari Review


a) Bagaimanakah cara menjaga agar lahan basah burung trinil tidak mudsh tercemar?
b) Seperti apakah tipe dari ekosistem alami dan ekosistem buatan?
c) Apa saja manfaat burung trinil bagi kehidupan manusia?
d) Apakah dampak dari berkurangnya jumlah populasi burung trinil?
e) Apakah area tambak dan pesisir sungai rasau cocok untuk menunjang tumbuh
kembang dari populasi burung trinil?

7. Refleksi
Analisi kritis jurnal yang berjudul “Jenis dan kerapatan Burung Trinil (Tringa Sp) di
Kawasan Desa Sungai Rasau Kabupaten Tanah Laut sebagai Handout Materi Pengayaan
Mata Kuliah Ekologi Hewan” yang disajikan dalam bentuk jurnal, dalam menganalisis jurnal
ini ada beberapa pengalaman dan pengetahuan yang saya peroleh yaitu:
a) Saya baru mengetahui bahwa terdapat jenis burung trinil yang habitatnya berada pada
lahan yang basah yang digunakan sebagai tempat bersarang.
b) Saya mengetahui bahwa kerapatan populasi memiliki fungsi yang sangat besar dan
sebagai parameter yang perlu untuk diketahui.
c) Keberadaan tmbak ikan pada lahan basah dapat berpengaruh pada keberadaan burung
trinil sebagai potensi local masyarakat.
d) Saya mengetahui dari hasil penelitian tersebut bahwa terdapat tiga jenis burung trinil
yaitu trinil pantai, trinil semak dan trinil rawa.
e) Burung trinil adalah salah satu burung migran yang dapat berpindah dari satu tempat
ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
f) Dengan menggunakan bahan ajar handout apabila komponen dari bahab ajar tersebut
sudah lengkap maka bahan tersebut akan dinilai sangat valid untuk digunakan dalam
proses satuan ajaran pendidikan

Anda mungkin juga menyukai