Penyelidikan epidemiologi
Pengobatan
Pencegahan
Surveilans
Pengobatan diberikan pada satu wilayah cukup luas yang dilakukan serentak
bersamaan dalam waktu yang sama. Pengobatan dengan metode ini sering disebut
dengan istilah pemberian obat massal pencegahan (POMP). Contoh : POMP
filariasis untuk 1 kabupaten/kota endemis filariasis, POMP frambusia untuk1 desa
endemis frambusia.
Pengobatan diberikan pada penderita dan semua orang yang kontak dengan
penderita serentak bersamaan dalam waktu yang sama. Kontak dengan penderita
adalah seseorang yang kontak erat dengan penderita dalam kriteria tertentu, dengan
waktu kontak terakhirnya dengan penderita berada dalam masa inkubasi penyakit
tersebut
Contoh : pengobatan kasus dan kontak frambusia, pengobatan kasus kontak difteri.
Herd Immunity
Merupakan situasi dimana sebagian besar populasi telah memiliki kekebalan terhadap
penyakit tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang belum memiliki
kekebalan terhadap penyakit tertentu tersebut dapat terlindung dari penularan penyakit
tertentu tersebut
Herd immunity hanya terjadi pada penyakit menular langsung, dan orang-orang yang
sudah memiliki kekebalan tidak menjadi sumber penularan, contoh campak dsb
Adanya kondisi herd immunity pada suatu populasi, maka beberapa jenis vaksinasi
dapat juga sebagai upaya menghentikan penularan karena populasi tersebut telah
mendapat vaksinasi massal dengan cakupan vaksinasi cukup tinggi sedemian rupa
sehingga tercapai keadaan herd immunity.
c. Pengendalian lingkungan
Sumber-sumber penularan penyakit bisa seseorang yang terinfeksi atau lingkungan
sekitar yang terdapat kuman penyabab KLB dan terdapat mekanisme terjadi penularan
dari lingkungan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.
Pada KLB penyakit tertentu, dilakukan penyelidikan untuk mengetahui sumber dan cara
penularan, yang kemudian dilakukan tindakan pada sumber-sumber penularan sehingga
penularan dapat dihentikan
Pada KLB tertentu, sumber penularan dapat berupa lingkungan sebagai tempat
keberadaan kuman penyabab KLB atau berupa binatang penular penyakit.
Pada KLB DBD misalnya, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan
menghilangkan nyamuk Aedes agypti sebagai vector penular penyakit DBD,
sehingga mata rantai penularan dapat dihentikan atau membersihkan lingkungan dari
keberadaan tempat-tempat berkembangbiak nyamuk Aedes agypti.
Pada KLB malaria, penularan malaria dapat dihentikan dengan melakukan
pemberishan nyamuk Anopheles secara massal, contoh penyemprotan insektisida,
pemasangan kelambu berinsektisida, atau menghilangkan tempat berkembangbiak
nyamuk Anopheles, contoh dengan menimbun lagun, dsb
d. Perilaku
Perilaku merupakan salah satu faktor risiko penularan penyakit selama periode KLB,
dan banyak terjadinya KLB dapat dihentikan karena perubahan perilaku berisiko
Setiap penyakit menular ditularkan dari satu orang ke orang lain karena adanya perilaku
tertentu yang sesuai, oleh karena itu, perubahan perilaku tertentu itu saja yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya penularan
Secara umum, kampanye perubahan perilaku untuk menangkal penyakit disebut sebagai
PHBS, perilaku hidup bersih dan sehat, yang didalamnya terhimpun berbagai jenis
perilaku yang perlu dilakukan, sehingga pada KLB tertentu harus diarahkan pada
perubahan perilaku yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit.
Pada KLB DBD, perilaku pencegahan penularan adalah mengelola lingkungan sebagai
sumber penularan (membersihkan, menguran, menutup tempat berkembangbiak
nyamuk dan plus tindakan pencegahan lainnya)
Pada KLB covid, perilaku pencegahan penularan adalah menggunakan masker, menjaga
jarak dan menghindari kerumunan, serta sering mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun.
e. Isolasi
Isolasi adalah memisahkan orang yang telah terinfeksi kuman penyakit dengan orang
lain, agar tidak terjadi penularan kepada orang lain.
Isolasi biasanya diterapkan pada penderita penyakit menular langsung, seperti campak,
difteri, influenza, covid dsb, dan tempat isolasi sebaiknya di fasilitas kesehatan yang
memiliki ruang isolasi dan fasilitas pelayanan kesehatan memadai, tetapi bisa saja
isolasi dilakukan di rumah, tidak boleh masuk kantor atau ke sekolah.
Penderita penyakit menular harus bisa ditemukan sedini mungkin ketika telah
mempunyai kemampuan menularkan kepada orang lain, sehingga tindakan isolasi
cukup efektip mencegah terjadinya penularan berkelanjutan
f. Karantina
Berbeda dengan isolasi yang berlaku bagi penderita, karantina adalah memisahkan
orang sehat yang diduga telah terpapar kuman penyebab KLB dengan orang lain, agar
ketika orang ini terbukti menularkan penyakitnya dapat dilakukan tindakan seperlunya
dan penularan kepada orang lain dapat dicegah.
Karantina dapat diterapkan pada wilayah cukup luas, disebut karantina wilayah, tetapi
bisa juga karantina dilakukan di rumah sakit atau fasilitas lain bagi orang-orang yang
kontak erat dengan penderita, atau bisa juga karantina dilakukan di rumah.
Setiap KLB penyakit yang dilakukan tindakan karantina, maka perlu ditetapkan batasan
kontak erat dengan cermat, bisa berdasarkan jarak kontak, lamanya kontak, sifat dari
kontak, ada tidaknya penggunaan alat pelindung diri, keberadaan dalam satu ruangan
tertutup, dsb. Kontak bisa saja kontak dengan binatang penular penyakit ke manusia,
atau kontak dengan benda-benda yang mengandung atau tercemar kuman penyakit
menular