net
Evaluasi Akhir Tema
=====================================================================================
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau pada jawaban yang benar!
1. Setiap individu memiliki perbedaan masing- masing yang membedakan individu satu
dengan lainnya. Perbedaan yang dimiliki setiap individu disebut ….
a. keragaman
b. kerukunan
c. kebudayaan
d. keunikan
2. Di bawah ini yang merupakan cara menjaga kerukunan dalam sebuah keluarga yang
memiliki perbedaan karakter adalah ….
a. selalu mementingkan diri sendiri
b. memahami dan menghargai perbedaan setiap anggota keluarga
c. memaksakan anggota keluarga lain untuk ikut dengan kemauan kita
d. tidak mau mengalah terhadap kemauan anggota keluarga lainnya
3. Dina lebih suka membaca komik di kamar sedangkan Rina adiknya, lebih suka bercocok
tanam menanam bunga di halaman. Hal tersebut menunjukkan ….
a. Keragaman fisik
b. Keragaman hobi
c. Keragaman karakter
d. Keragaman budaya
4. Sikap yang patut dilakukan dalam menyikapi perbedaan warna kulit di daerah kita adalah ….
a. membedakan pergaulan dengan orang yang berbeda warna kulit dengan kita
b. tidak membedakan orang yang memiliki warna kulit berbeda dengan kita
c. menyingkirkan orang dengan warna kulit berbeda dengan kita
d. Selalu menyinggung perbedaan warna kulit saat bergaul
5. Setiap orang memiliki sifat yang berbeda dalam pembawaannya. Ada yang sabar, penurut, dan
ada juga yang suka marah, tempramen dan tidak sabar. Hal itu menunjukkan ….
a. Keragaman karakter
b. Keragaman fisik
c. Keragaman kegemaran
d. Keragaman sifat
Legenda bermula di sebuah desa bernama Ngasem. Dikisahkan ada seorang perempuan bernama
Endang Sawitri yang melahirkan seorang anak berwujud naga. Naga yang bisa berbicara layaknya
manusia itu dinamai Baru Klinting. Ketika remaja, Baru Klinting bertanya tentang ayahnya. Ibunya
berkata jika ayah Baru Klinting yang bernama Ki Hajar Salokantara sedang bertapa di Gunung
Telomoyo.
Ia pun diizinkan berkunjung ke pertapaan ayahnya dengan membawa klintingan yang merupakan
barang peninggalan ayahnya. Akhinya baru klinting bertemu Ki Hajar salokantara dan menyerahkan
klintingan untuk meyakinkan bahwa ia memang anaknya. Namun, Ki Hajar perlu bukti satu lagi. Ia
kemudian meminta Baru Klinting untuk melingkari Gunung Telomoyo. Ternyata Baru Klinting bisa
melakukannya. Ki Hajar akhirnya mengakui Baru Klinting sebagai anaknya. Ki Hajar selanjutnya
memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung. Baru Klinting pun
menyanggupi perintah ayahnya dan segera bertapa di dalam hutan lereng gunung.
Suatu hari, penduduk Desa Pathok akan mengadakan pesta sedekah bumi usai panen. Untuk
memeriahkan pesta itu, warga desa beramai-ramai berburu hewan. Namun anehnya, mereka tidak
menemukan seekor hewan pun. Akhirnya mereka menemukan seekor naga besar dan langsung
memotong-motong dagingnya dan dibawa pulang untuk pesta. Ketika pesata berlangsung,
datanglah seorang anak yang merupakan Jelmaan Baru Klinting.
Anak itu ingin juga menikmati hidangan. Akan tetapi warga desa yang sombong merasa jijik kepada
anak itu dan mengusirnya. Dengan sakit hati, si anak lalu meninggalkan pesta. Namun di tengah
jalan, ia bertemu janda tua yang baik hati. Baru Klinting diajaknya mampir ke rumahnya. Di sana ia
diperlakukan secara terhormat dan disuguhkan hidangan. Sebelum meninggalkan rumah janda tua,
Baru Klinting meninggalkan pesan. “Nek, kalau terdengan suara gemuruh, nenek harus siapkan
lesung agar selamat,” ujar Baru Klinting. Janda tua itu pun menuruti pesan tersebut.
Baru Klinting lalu kembali ke pesta dan mencoba meminta makanan sekali lagi. Namun, warga desa
tetap tidak mau menerimanya. Ia bahkan ditendang agar segera pergi. Kemudian, ia menancapkan
lidi ke tanah dan menantang warga desa untuk mencabutnya. Ternyata tidak ada seorang pun
warga desa yang berhasil mencabut lidi. Akhirnya Baru Klinting-lah yang mencabutnya. Lubang
bekas lidi ditancapkan kemudian memancarkan air yang deras dan menggenangi desa. Semua
penduduk tewas tenggelam. Hanya ada satu orang yang selamat dari banjir, yakni janda tua yang
menyelamatkan diri dengan naik lesung. Desa pun berubah menjadi rawa. Karena airnya yang
bening, maka rawa itu disebut sebagai Rawa Pening.