1. I Pengenceran 10-2
II Pengenceran 10-4
III-1
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
2. I
Pengenceran 10-2
II Pengenceran 10-4
3. I Pengenceran 10-2
II
Pengenceran 10-4
Berdasarkan Tabel IV.3.1, dapat dilihat bahwa media cair pada biakan murni
terlihat lebih gelap atau keruh dibandingkan dengan pengenceran pada media cair 10-6, hal
ini dikarenakan semakin banyak perlakuan pengenceran maka media akan terlihat semakin
jernih.
4.5
4
3.5
Jumlah Bakteri (sel)
3
2.5
2 100x
10.000x
1.5
1000.000x
1
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Kotak ke-
Berdasarkan Grafik IV.3.1, didapat hasil bahwa perhitungan bakteri pada Run I
dengan pengenceran 10-2 sebanyak 1, 4, 2, 1, dan 1 sel. Sedangkan pada pengenceran 10 -4
sebanyak 1, 1, 2, 1, dan 1 sel. Dan pada pengeceran 10 -6 sebanyak 1, 1, 1, 1, dan 1 sel. Dari
data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa garis yang diperoleh antara jumlah bakteri dengan
pengenceran yang dilakukan berbanding terbalik, semakin besar pengenceran yang
dilakukan, maka jumlah bakteri yang didapat semakin sedikit. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa semakin besar pengenceran yang dilakukan, maka
semakin sedikit jumlah bakteri yang ada. Adanya pengenceran tersebut untuk mengurangi
konsentrasi dari koloni bakteri sehingga bakteri yang tumbuh tidak terlalu banyak
(Pratama, 2013).
2.5
1.5
100x
1 10.000x
1000.000x
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Kotak ke-
Berdasarkan Grafik IV.3.2, didapat hasil bahwa perhitungan bakteri pada Run II
dengan pengenceran 10-2 sebanyak 2, 2, 2, 1, dan 1 sel. Sedangkan pada pengenceran 10 -4
sebanyak 1, 1, 2, 1, dan 1 sel. Dan pada pengeceran 10 -6 sebanyak 0, 0, 1, 1, dan 0 sel. Dari
data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa garis yang diperoleh antara jumlah bakteri dengan
pengenceran yang dilakukan berbanding terbalik, semakin besar pengenceran yang
dilakukan, maka jumlah bakteri yang didapat semakin sedikit. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa semakin besar pengenceran yang dilakukan, maka
semakin sedikit jumlah bakteri yang ada. Adanya pengenceran tersebut untuk mengurangi
konsentrasi dari koloni bakteri sehingga bakteri yang tumbuh tidak terlalu banyak
(Pratama, 2013).
2.5
2
Jumlah Bakteri (sel)
1.5
I
1 II
III
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Kotak Ke-
2
1.8
1.6
1.4
Jumlah Bakteri (sel)
1.2
1
Pengenceran 10^-2
0.8 Pengenceran 10^-4
0.6 Pengenceran 10^-6
0.4
0.2
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Run
Berdasarkan Grafik IV.3.4, didapat jumlah sel bakteri rata-rata pada pengenceran
-2
10 sebanyak 1,8 pada Run I; 1,6 pada Run II; dan 1,6 pada Run III. Sedangkan pada
pengenceran 10-4 sebanyak 1,2 pada Run I; 1,2 pada Run II; dan 1 pada Run III. Dan pada
pengenceran 10-6 sebanyak 1,2 pada Run I; 0,4 pada Run II; dan 0,4 pada Run III. Dapat
dilihat bahwa jumlah sel bakteri optimum pada pengenceran 10 -2 di Run I sebesar 1,8 sel,
sedangkan jumlah sel bakteri minimum pada pengenceran 10 -6 di Run II dan III sebesar 0,4
sel. Dari data tersebut terlihat pengenceran 100x lebih banyak bakteri yang mulai tumbuh
jika dibandingkan dengan pengenceran 1000.000x dari perhitungan rata-rata setiap Run.
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar pengenceran yang
dilakukan, maka semakin sedikit jumlah bakteri yang ada. Adanya pengenceran tersebut
untuk mengurangi konsentrasi dari koloni bakteri sehingga bakteri yang tumbuh tidak
terlalu banyak. Hal ini berarti berbanding terbalik, semakin besar pengenceran dilakukan
maka jumlah bakteri yang didapat semakin sedikit.
Kemudian diperoleh data pada pengenceran 10-2 sebesar 668 x 104, pada
pengenceran 10-4 sebesar 452 x 104, dan pada pengenceran 10-6 sebesar 264 x 104. Faktor
kesalahan yang terjadi pada percobaan pengenceran suspensi bakteri adalah pembuatan
media yang kurang teliti, dan terjadi proses kontaminasi oleh udara atau pengotor lain pada
saat penanaman dan isolasi bakteri.