dto.
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 109 tahun 2013,
pembelajaran secara daring merupakan aktivitas belajar yang memanfaatkan paket informasi
berbasis teknologi informasi dan komunikasi agar dapat diakses oleh seluruh mahasiswa kapan
saja dan dimana saja. Melalui pembelajaran secara elektronik atau daring mahasiswa diharapkan
dapat belajar secara mandiri dan memilki motivasi untuk membaca dan mempelajari materi
perkulaiahan atau modul yang telah dipersiapkan oleh dosen pengampu melalui Learning
Management System yang dikembangkan oleh masing-masing perguruan tinggi.
Pembelajaran daring UNP menggunakan platform LMS berbasis Moodle dengan alamat
domain https://elearning2.unp.ac.id. Sampai saat ini, Moodle digunakan sebagai perangkat LMS
yang dapat dimanfaatkan dosen dalam menyelenggarakan pembelajaran secara daring/online
karena menyediakan fitur lengkap untuk mengakomodir struktur perkuliahan daring. Dalam
implementasinya, aktivitas pembelajaran daring dilaksanakan dalam berbagai aktivitas yang
merupakan bagian dari proses pembelajaran seperti pengisian daftar hadir, penyampaian materi
kuliah, diskusi dan interaksi, penugasan, quiz maupun penyampaian kesimpulan dilakukan
sepenuhnya secara online (non tatap muka) menggunakan fitur-fitur LMS e-learning UNP.
Pelaksanaan proses pembelajaran daring di UNP merupakan respon dan sekaligus
antisipasi dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0. Secara yuridis formal, UNP sudah
melegalisasi pelaksanaan perkuliahan secara daring sejak tahun 2018, meskipun secara de facto
sudah melakukannya sejak tahun 2013 yang lalu. Rektor UNP menerbitkan Peraturan Rektor
Nomor 08 tahun 2018 tenatng Pelaksanaan Perkuliahan melalui E-learning di Universitas Negeri
Padang bahwa setiap dosen melaksanakan pembelajaran secara daring maksimal 50 % dari total
pertemuan. Dosen yang menyelenggarakaran kuliah daring juga wajib memenuhi materi
perkuliahan atau konten perkuliahan daring dalam format digital untuk 16 kali pertemuan atau 16
minggu pembelajaran yang berpedoman kepada RPS yang telah dibuat. Materi perkuliahan atau
konten perkuliahan digital yang sudah dibuat oleh dosen UNP dapat disusun menjadi sebuah
modul pembelajaran daring yang tentunya juga dikonversikan ke dalam sebuah format digital
atau elektronik. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah panduan bagi dosen-dosen UNP untuk
1
meyusunan modul elektronik (e-modul) pembelajaran daring supaya ada keseragaman dan
standarisasi modul yang sudah dibuat. Disamping itu, e-modul yang dibuat tersebut juga dapat
diajukan untuk mendapatkan International Standar Book Number (ISBN) serta pengakuan hak
cipta atau HKI.
B. Tujuan
Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran Daring ini bertujuan untuk:
1. Menjadi pedoman dalam penyusunan modul pembelajaran daring yang memenuhi
kriteria yang disyaratkan.
2. Menjadi pedoman dalam membuat Elektronik Modul (E-modul) dan pengurusan ISBN
serta HKI
Modul pembelajaran daring adalah salah satu bahan belajar yang dirancang untuk
pembelajaran dalam jaringan (daring). Modul disusun secara sistematis berdasarkan
kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil. Modul
diperuntukkan untuk pembelajaran mandiri dalam satuan waktu tertentu dan mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Modul disajikan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh mahasiswa sesuai dengan tingkat pengetahuan agar mahasiswa dapat
belajar mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Belajar
dengan modul memungkinkan mahasiswa belajar menurut kecepatan dan kemampuan
masing-masing, dan dapat pula menilai diri sendiri untuk mengetahui tingkat penguasaan
pengetahuan yang telah dicapai.
Modul pembelajaran daring dimaksudkan agar mahasiswa dapat menguasai
kompetensi yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Modul
ini juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama perkuliahan
sehingga lebih terarah dan sistematis baik bagi dosen maupun mahasiswa. Dosen dan
mahasiswa dapat mengakses modul melalui platform LMS (e-learning2.unp.ac.id).
Strategi pembelajaran daring, relatif berbeda dengan pembelajaran tatap muka,
sehingga, setiap komponen sistem pembelajaran, seperti bahan belajar, strategi
pembelajaran, sarana dan prasarana yang diperlukan akan sangat berbeda satu sama lain.
Khusus untuk pengembangan bahan belajar daring, maka perlu dikembangkan bahan
belajar yang dirancang khusus sebagai bahan belajar mandiri yang akan disajikan secara
online.
Modul biasanya dikemas dalam bentuk cetak, atau dikenal dengan modul cetak.
Tapi, dalam pembelajaran daring, modul tersebut dapat dikemas dalam bentuk modul
online digital. Perbedaan modul cetak dan modul daring dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini:
3
Tabel 1. Perbedaan Modul Cetak dan Modul Daring
Aspek Cetak Daring
Peran/Fungsi Sebagai bahan belajar mandiri
Sifat Self-contained, self-instruction, chunking, dll.
Deskripsi singkat, panduan belajar, panduan mengajar,
Komponen
kegiatan belajar, materi, tugas, dan Evaluasi/ tes.
Penyampaian (Delivery) non elektronik berbasis web
multimedia: teks, grafis,
Terbatas pada kombinasi teks audio, video, animasi,
Visualisasi dan grafis (gambar, foto, simulasi, hypertext,
diagram, table, grafik) hyoerlink
dan hyper media.
Asesmen Di atas kertas Daring (online)
Sebuah modul akan bermakna jika dapat digunakan dengan mudah oleh
mahasiswa. Pembelajaran dengan modul memungkinkan mahasiswa yang memiliki
kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih tujuan
pembelajaran atau LO/CP dibandingkan dengan mahasiswa lain. Dengan demikian maka
modul harus disusun secara sistematis yang menggambarkan LO/CP yang akan dicapai
oleh mahasiswa baik pada setiap kegiatan belajar maupun LO/CP untuk satu sememster.
5
B. Mekanisme Pengembangan Modul Daring
1. Pengertian Modul Daring
Modul Daring adalah bahan perkuliahan yang dirancang sedemikian rupa oleh dosen
untuk disajikan melalui media daring sebagai bahan belajar mandiri bagi mahasiswa.
Modul daring dikembangkan berdasarkan Bahan Ajar cetak yang telah digunakan oleh
dosen dalam perkuliahan tatap muka (Face-to-Face) sebagai bahan belajar utama dan
ditunjang dengan sumber belajar digital lain yang relevan. Selanjutnya, bahan belajar
tersebut dirangkai sedemikianrupa ke dalam learning management system (LMS)
Universitas Negeri Padang, melalui Sistem e-Learning Versi 2 UNP pada alamat
http://elearning2.unp.ac.id, untuk menjadi suatuaktivitas pembelajaran daring yang
efektif, efisien dan interaktif.
2. Mekanisme Pengembangan
Mekanisme pengembangan Modul Pembelajaran Daring Universitas Negeri Padang
ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam mengembankan modul untuk kebutuhan
pembelajaran Daring. Mekanisme ini disusun dengan tujuan untuk mempermudah dan
menstruktur langkah kerja dosen dalam menyusun dan mengembangkan modul daring.
Mekanisme ini merupakan mekanisme dasar yang memungkinkan untuk dijabarkan lagi
lebih jauh dengan langkah-langkah tambahan oleh dosen, sesuai dengan kapasitas dan
pengalaman masing-masing dalam pengembangan modul.
3. Persiapan Pengembangan Modul Daring
Persiapan pengembangan Modul Daring ini merupakan mekanisme awal yang
umum dilakukan dalam aktivitas pembuatan modul, dengan tujuan utama untuk
mendapatkan gambaran umum bagaimana sebuah Modul Pembelajaran Daring akan
dikembangkan.
a. SAMR : Framework Adopsi Teknologi untuk Pembelajaran
Kebermaknaan teknologi sebagai alat bantu dapat diukur dengan Model
SAMR, yang bisa menggambarkan proses integrasi teknologi ke proses pembelajaran
secara komprehensif. Hierarki dalam model ini menggambarkan level kognitif yang
bisa diperoleh dengan menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.
Gambar 1. Framework SAMR Teknologi Pembelajaran
Berdasarkan Gambar 1, dosen dapat mendefinisikan, apakah pemanfaatan teknologi
pada jenjang “Enhancement” yang ingin dicapai, atau melakukan “transformation”
dalam pembelajaran.
Model SAMR terdiri dari empat (4) tingkatan, yaitu:
1) Substitution
Pada level ini, teknologi digunakan sebagai pengganti peralatan yang dipakai
dengan tanpa perubahan fungsi.
2) Augmentation
Pada level ini, teknologi digunakan sebagai pengganti peralatan yang dipakai
dengan adanya penambahan atau perbaikan fungsi.
3) Modification
Pada level ini, teknologi memungkinkan untuk mengubah cara kerja menjadi lebih
baik.
4) Redefinition
Pada level ini, teknologi memungkinkan untuk menciptakan cara kerja yang
mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Pendefinisian teknlogi pada modul
daring ini sejak awal oleh dosen sangatlah penting, karena akan menentukan pada
level apa modul daring akan dikembangkan.
7
Pada dasarnya struktur RPS untuk perkuliahan daring dengan perkuliahan tatap
muka tidaklah jauh berbeda, namun untuk RPS daring diberikan penguatan pada
aktifitas pembelajaran daring pada komponen metode/strategi pembelajaran.
Sebuah RPS terdiri dari 4 komponen utama, yaitu:
1) Identitas dan Legalitas Mata Kuliah
2) Capaian Pembelajaran
3) Informasi Umum Mata Kuliah, mencakup Deskripsi, Pustaka, dan Media
4) Kegiatan Pembelajaran
Masing-masing bagian RPS tersebut dapat disusun, mengikuti format berikut:
1) Identitas dan Legalitas Mata Kuliah
Identitas dan Legalistas Mata Kuliah memuat informasi utama yang terkait
dengan identitas seperti Nama Mata Kuliah, Kode Mata Kuliah, Rumpun, Bobot,
Semester dan Tanggal Penyusunan Dokumen yang disertai dengan Pengesahan
Legalitas RPS.
Struktur Identitas dan Legalitas Mata Kuliah adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur Identitas dan Legalitas Mata Kuliah
Kode Rumpun Bobot Tanggal
Mata Kuliah Semester
MK MK (SKS) Penyusunan
Nama Mata Kode Rumpun Jml
2 Tanggal
Kuliah MK MK SKS
Ketua
Dosen Pengembang Koordinator
Program
RPS/MK Rumpun MK
Studi
Otoritasi : Tandatangan Tandatangan Tandatangan
Mata Kuliah Nama Nama Nama
Prodi/Rumpun NIP NIP NIP
MK
2) Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran memuat informasi hubungan capaian pembelajaran mata
kuliah dengan capaian pembelajaran MKU/ Program Studi, yang dirinci ke dalam
capaian pembelajaran untuk masing-masing topik bahasan materi ajar, yang jumlah
capaian materi ini sangat tergantung pada jumlah pokok bahasan materi yang
diberikan dalam satu semester pembelajaran.
Struktur bagian capaian pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Struktur bagian Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) MKU/ Pogram Studi
S1
P3
KU1
KU2
Learning KU9
Outcomes KK4
(LO)/ Capaian KK5
Pembelajaran Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK)
(CP) M1 Uraikan CP sesuai masing-masing topik Materi
M2
M3
M4
M5
Dst.
11
a) melakukan konversi materi/modul cetak, per penggalan materi (per kegiatan belajar)
ke dalam format digital misalnya dalam bentuk pdf, atau e-pub.
b) membuat penggalan media pandang (visual) dalam bentuk infografis dan atau slide
presentasi yang didasarkan pada materi yang tertuang dalam modul daring; dan
c) membuat penggalan media pandang dengar (video) dalam bentuk flv, mp4, dan lain-
lain yang didasarkan pada materi yang tertuang dalam modul daring
2) Memanfaatkan materi digital yang telah ada (by utilization)
Selanjutnya, dosen pengembang modul daring, mengidentifikasi, memilih, dan
menentukan (kurator) materi-materi digital relevan yang ada di internet sebagai materi
penunjang. Materi-materi digital yang dapat dimanfaatkan dan disematkan (embeded)
ke dalam Learning Management System (LMS), seperti:
a) slide presentasi terkait yang dapat disematkan dari http://slideshare.net atau sejenis;
b) video terkait yang dapat disematkan dari http://youtube.com, http://teachertube.com
atau sejenis;
c) tautan (link) yang berisi materi digital terkait berupa artikel, dokumen, laporan,
makalah, dan lain-lain yang diperoleh dari internet.
Dalam memanfaatkan materi yang telah ada dalam berbagai kanal di internet
(by utilization), maka perlu diperhatikan aturan pengutipan dan lisensi penggunaan
konten agar tidak terjadi plagiasi dan pelanggaran hak cipta.
3) Mengembangkan bahan tugas
Dalam pembelajaran daring wajib memberikan aktivitas mengerjakan tugas
daring. Tugas terdiri dari tugas per kegiatan belajar dan tugas akhir modul. Tugas per
kegiatan belajar minimal terdiri dari satu tugas yang relevan dengan capaian
pembelajaran untuk kegiatan belajar tersebut. Tugas akhir modul minimal terdiri dari
satu tugas yang dapat mengukur keberhasilan pencapaian pembelajaran untuk modul
tersebut. Kriteria penulisan tugas yang baik sama dengan kriteria penulisan modul
cetak seperti yang dijelaskan di atas.
4) Mengembangkan Evaluasi dan Tes
Sama halnya dengan tugas, dalam pembelajaran daring wajib memberikan
aktivitas untuk mengukur keberhasilan belajar melalui evaluasi/tes. Tes yang dimaksud
di sini adalah tes obyektif yang meliputi pilihan ganda, jawaban pendek, benar-salah,
dan mencocokan. Tes, terdiri dari:
• Tes per kegiatan belajar (formatif) yaitu tes yang diberikan di setiap akhir kegiatan
belajar yang bersifat formatif. Karena sifatnya formatif, maka tes tersebut harus
memungkinkan mahasiswa dapat menjawab berulang-ulang lebih dari satu kali.
• Tes akhir modul (sumatif) yaitu tes yang diberikan di setiap akhir modul dan
bersifat sumatif. Karena sifatnya sumatif, maka tes tersebut harus memungkinkan
mahasiswa dapat menjawab cukup sekali.
13
BAB III
PENGEMBANGAN E-MODUL ISBN
A. Pengembangan E-Modul
1. Ketentuan Penulisan E-Modul
Penulisan modul dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang berbasis
aktivitas belajar mandiri. Namun, apabila dokumen rencana pembelajaran belum ada,
maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
b. Menetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu kemampuan yang harus
dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari suatu modul.
c. Menetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan spesifik yang
menunjang tujuan akhir.
d. Menetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda, dan perangkat) evaluasi.
e. Menetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang berisikan kompetensi (LO/CP), deskripsi singkat,
estimasi waktu, dan sumber pustaka.
Identifikasi
Identifikasi
• KD
• IPK
• Aspek Materi Pembelajaran
• Penilaian
• Kegiatan Pembelajaran
15
3. Struktur Penyusunan E-Modul
a. Kerangka E-Modul
Dalam pengembangan sebuah modul sebaiknya dipilih struktur atau kerangka
yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.
Kerangka modul dapat berupa berikut:
Cover
Judul modul
Nama Mata Kuliah
Topik/Materi Pembelajaran
Kelas/Kode Seksi
Penulis
Daftar Isi
Glosarium
RPS
I. PENDAHULUAN
1. CP/LO
2. Deskripsi singkat materi,
3. Rasionalisasi dan Relevansi
4. Motivasi
5. Prasyarat (jika ada)
6. Petunjuk Penggunaan e-Modul
1) Cover yang berisi judul modul, nama mata kuliah, topik/materi pembelajaran,
kelas, penulis, dan logo universitas
2) Kata Pengantar yang memuat informasi tentang peran e-modul dalam proses
pembelajaran.
3) Daftar Isi yang memuat kerangka (outline) e-modul
4) Glosarium yang berisikan penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata
sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alfabet).
5) Pendahuluan yang terdiri dari:
a) Learning Outcome/Capaian Pembelajaran.
b) Deskripsi Modul yang berisi penjelasan singkat tentang nama dan ruang
lingkup isi modul, kaitan modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang
akan dicapai setelah menyelesaikan modul, serta manfaat kompetensi
tersebut dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara umum.
c) Waktu berisikan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai
kompetensi yang menjadi target belajar.
d) Prasyarat (jika ada) yang berisikan kemampuan awal yang dipersyaratkan
untuk mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan
modul lain maupun dengan menyebutkan kemampuan spesifik yang
diperlukan.
e) Petunjuk Penggunaan Modul yang memuat panduan tata cara menggunakan
modul, yaitu: (a) langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari
17
modul secara benar; (b) perlengkapan, seperti sarana/prasarana/fasilitas
yang harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar; dan (c)
pernyataan tujuan akhir yang hendak dicapai peserta didik setelah
menyelesaikan modul.
6) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran/Materi/Pokok Bahasan/Topik 1(tuliskan sub judulnya)
a) Tujuan pembelajaran yang memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk
satu kesatuan kegiatan belajar. Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif tidak
terikat dan tidak terlalu rinci.
b) Uraian Materi berisikan uraian pengetahuan/konsep/prinsip tentang
kompetensi yang sedang dipelajari. Materi dapat disajikan dalam berbagai
format teks, image, audio, video, dan link URL.
c) Rangkuman yang berisi ringkasan pengetahuan / konsep / prinsip yang
terdapat pada uraian materi.
d) Tugas yang berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan
pemahaman terhadap konsep/ pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang
dipelajari. Bentuk bentuk tugas dapat berupa: Kegiatan observasi untuk
mengenal fakta, studi kasus, kajian materi, dan latihan-latihan. Setiap tugas
yang diberikan perlu dilengkapi dengan lembar tugas, instrumen observasi,
atau bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai dengan bentuk tugasnya.
e) Lembar Kerja Keterampilan yang berisikan petunjuk (prosedur kerja) atau
tugas yang melatihkan keterampilan dari LO/CPyang ditetapkan.
f) Latihan yang berisikan tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi dosen dan
mahasiswa untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang
telah dicapai.
g) Quiz yang disajikan dalam berbagai media interaktif seperti Ms. Power Point
maupun menggunakan quiz maker yang dapat disajikan pada LMS atau bisa
juga dengan melampirkan link URL dalam quiz online.
h) Penilaian Diri yang digunakan oleh mahasiswa untuk menilai kemampuan
diri sendiri dari hasil belajar daring untuk boleh tidaknya melanjutkan ke
kegiatan selanjutnya.
7) Evaluasi
Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain) yang
dinilai, serta indikator keberhasilan yang diacu. Tes kompetensi pengetahuan &
kompetensi keterampilan diutamakan memasukkan soal jenis HOTS. Evaluasi
pembelajaran sebaiknya berpedoman kepada matrik penilaian.
a) Tes kompetensi pengetahuan
Instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dirancang untuk mengukur dan
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan kognitif (sesuai LO/CP). Soal
dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai dan dapat
menggunakan jenis- jenis tes tertulis yang dinilai cocok.
b) Tes kompetensi keterampilan
Instrumen penilaian keterampilan konkrit dan atau keterampilan
abstrak.Dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan psikomotorik dan perubahan perilaku (sesuai LO/CP). Soal
dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai.
c) Penilaian Sikap
Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur sikap spiritual dan
sikap sosial (sesuai LO/CP) dari aktivitas pembelajaran maupun dari hasil
kerja.
Dokumen evaluasi ini tidak dimasukkan ke dalam konten modul yang die-
Bookkan, namun diinputkan dalam aktvitas pada LMS e-learning UNP
8) Kunci Jawaban & Pedoman Penskoran
Kunci jawaban berisi jawaban pertanyaan dari tugas, latihan setiap kegiatan
pembelajaran (unit modul), dan tes akhir modul, dilengkapi dengan kriteria
penilaian pada setiap item tes.
9) Daftar Pustaka
Tuliskan semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat
penyusunan modul.
10) Lampiran yang berisi dokumen pendukung yang diletakkan pada halaman
bagian akhir modul, misalkan, lampiran kunci jawaban, lampiran matrik
penilaian perkuliahan, dll.
19
B. Konversi Konten/Materi Kuliah Daring Menjadi E-Modul
Materi perkuliahan atau konten pembelajaran daring yang dibuat dalam format digital
atau elektronik dapat dibuat dalam satu kesatuan yang utuh dengan mengkonversikan
kedalam sebuah format elektronik book atau sebutan lainnya flip book. Dalam hal ini kita
sebut dengan istilah e-modul.
1. Jenis Format e-Modul
Sebelum melalukan konversi materi perkuliahan/modul daring ke e-modul, maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui format-format e-modul. Berikut ini terdapat
beberapa format yang tersedia untuk membuat e-modul:
a) AZW – Amazon World. Sebuah format proprietary Amazon, yang menyerupai format
MOBI kadang-kadang dengan dan tanpa menyertakan Digital Rights Management
(DRM). DRM pada format ini dikhususkan untuk Kindle Amazon.
b) KF8 -Format Kindle Fire dari Amazon. Format ini pada dasarnya sama dengan
prinsip e-Pub yang disusun dalam pembungkus Palm File Database (PDB) dengan
Digital Right Management (DRM) milik Amazon.
c) MOBI – Format MobiPocket, ditampilkan dengan menggunakan perangkat lunak
membaca sendiri. MobiPocket tersedia pada hampir semua.
d) PDA dan Smartphone. Aplikasi Mobipocket pada PC Windows dapat mengkonversi
Chm, doc, Html, OCF, Pdf, Rtf, dan Txt file ke format ini. Kindle menampilkan
format mobipocket juga.
e) PDB - Palm File Database. Dapat menyertakan beberapa format buku digital yang
berbeda, yang ditujukan untuk perangkat berbasiskan sistem operasi Palm yang pada
umumnya digunakan untuk buku digital berformat Palm DOC (AportisDoc) dan
format eReader juga.
f) PRC - Palm Resource File, sering menyertakan alat baca Mobipocket tetapi kadang-
kadang menyertakan eReader atau alat baca AportisDoc.
g) HTML - Hyper Text Markup Language adalah tulang punggung dari World Wide
Web. Banyak teks yang didistribusikan dalam format ini. Selain itu, beberapa pembaca
e-book mendukung Cascading Style Sheets (CSS) yang pada dasarnya gaya utama
panduan untuk halaman HTML.
h) CHM - Compressed HTML, sering digunakan untuk file bantuan Windows. Hal ini
telah menjadi sangat populer untuk distribusi teks dan bahan pendukung lainnya
melalui Web.
i) XHTML - versi khusus dari HTML dirancang agar sesuai dengan aturan konstruksi
XML. Ini adalah format standar untuk data e-Pub.
j) XML - tujuan umum mark-up language untuk pertukaran data. Dalam konteks digital
book umumnya terbatas pada XHTML dan RSS feed meskipun beberapa format lain
yang telah ditetapkan.
k) PDF - Portable Document Format yang diciptakan oleh Adobe untuk produk Acrobat
mereka. Format ini secara tidak langsung merupakan format yang digunakan untuk
pertukaran dokumen. Dukungan perangkat lunak untuk format ini hampir mencakupi
semua platform komputer dan perangkat genggam. Beberapa perangkat memiliki
masalah dengan PDF karena kebanyakan konten yang tersedia akan ditampilkan baik
untuk format A4 atau surat, yang keduanya tidak mudah dibaca ketika diperkecil
sesuai layar kecil. Beberapa aplikasi pembaca buku digital dapat menyusun ulang
tampilan beberapa dokumen PDF, termasuk Sony PRS505, untuk mengakomodasi
layar kecil.
l) E-PUB – Electronic Publication. Format terbuka didefinisikan oleh Forum Open
digital book dari International Digital Publishing Forum (idpf). E-Pub mengacu
kepada standar XHTML dan XML. Ini adalah standar yang sedang berkembang.
Spesifikasi untuk e-Pub dapat ditemukan di situs web IDPF, Adobe, Barnes & Noble,
dan Apple, masing-masing memiliki DRM mereka sendiri. Format tersebut tidak
kompatibel antara satu dengan yang lainnya. Saat ini sudah ada versi terbaru yaitu
ePub 3, tetapi belum digunakan secara luas.
2. Pemilihan Format E-Modul
Pertimbangan pemilihan format e-modul mengacu kepada beberapa hal sebagai
berikut:
a) Memanfaatkan ketersediaan perangkat pendukung (seperti telepon seluler) yang
beredar di Indonesia dan jumlah penggunanya yang sangat besar termasuk pengguna
laptop, tablet, dan smartphone. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan buku
digital melalui perangkat tersebut.
21
b) Ukuran tampilan aplikasi alat baca e-modul format PDF tidak akan menjadi masalah
apabila dibaca menggunakan komputer maupun laptop, namun karena ditujukan untuk
perangkat bergerak/telepon seluler yang memiliki ukuran layar yang bervariasi, maka
diperlukan format yang dapat menyesuaikan dengan tampilan layar.
c) Format yang didukung secara luas. Penggunaan format yang hanya mendukung satu
perangkat tertentu akan membuat ketergantungan kepada satu teknologi pendukung
saja. Dalam hal pemilihan format perlu dipertimbangkan adalah menggunakan format
yang mendapat dukungan secara luas, baik untuk pembuatannya maupun aplikasi alat
bacanya.
d) Electronic publication (ePub) merupakan salah satu format buku digital yang
disepakati oleh International Digital Publishing Forum (IDPF) pada Oktober 2011. E-
Pub menggantikan peran Open e-Book sebagai format buku terbuka. E-Pub terdiri atas
file multimedia, html5, css, xhtml, xml yang dikemas dalam satu file. Sebagai format
yang tidak mengacu kepada salah satu pengembang tertentu, e-Pub dapat dibaca di
berbagai perangkat, seperti: computer (AZARDI, Calibre, plugin firefox, plugin
google chrome), Android (FBReader, Ideal Reader), iOS (ireader), Kobo eReader,
Blackberry playbook, Barnes and Noble Nook, Sony Reader, dan berbagai perangkat
lainnya. Format ePub mendukung penyesuaian tampilan teks sesuai dengan ukuran
layar kecil untuk perangkat tertentu. Pada format e-PUB 3.0 sudah dimungkinkan
menyertakan fitur audio maupun video serta animasi ke dalam buku digital. Format
ePub merupakan salah satu format buku digital yang paling populer saat ini. Berbagai
kelebihan yang ditawarkan telah menjadikan e-Pub sebagai salah satu format buku
digital yang paling banyak digunakan. Fitur-fiturnya antara lain:
1) Format terbuka dan gratis
2) Berbagai alat baca e-Pub yang telah tersedia di berbagai perangkat.
3) Berbagai software pembuat ePub telah tersedia.
4) Support untuk video dan audio.
5) Reflowable (word wrap) dan pengaturan ukuran teks.
6) Support untuk DRM.
7) Styling CSS.
Maka dalam hal ini untuk melakukan konversi menjadi e-modul sebaiknya
dilakukan dalam format E-PUB karena memiliki berbagai keunggulan yang sudah
diutarakan di atas.
3. Aplikasi Pemformatan E-Modul
Aplikasi yang digunakan untuk menyusun buku digital/e-modul dengan format e-
Pub adalah:
a) aplikasi pengolah kata yaitu Libre Office atau MS. Office
b) aplikasi pengolah gambar yaitu GIMP atau Adobe Photoshop dan aplikasi relevan
lainnya baik yang bisa digunakan pada PC maupun Smartphone
c) aplikasi audio editor yaitu Audacity/format factory dan aplikasi relevan lainnya
baik yang bisa digunakan pada PC maupun Smartphone
d) aplikasi video editor yaitu Avidemux/format factory dan aplikasi relevan lainnya
baik yang bisa digunakan pada PC maupun Smartphone
e) aplikasi e-Pub editor yaitu Sigil
Sigil merupakan sebuah software editor untuk e-Pub yang bersifat open
source. Untuk mengunduh Sigil, kita dapat mengakses websitenya di
https://sigilebook.com/. Untuk itu untuk melakukan konversi e-modul sebaiknya
menggunakan aplikasi sigil ini karena memiliki beberapa keunggulan fitur seperti:
1) gratis dan Open Source dengan lisensi GPLv3
2) multiplatform: dapat dijalankan di Windows, Linux dan Mac baik pada pc
maupun android dan iphone
3) multiple view: Book view, Code View dan Preview
4) dapat langsung mengedit tampilan e-Pub di book view
5) Generator daftar isi dengan support untuk headingmulti-level Editor metadata.
6) Sigil sudah mendukung import file video dan audio semenjak versi 0.7.0.
C. Pengurusan ISBN
Pengurusan ISBN sebuah buku dapat dilakukan dengan bantuan pihak penerbit
terhadap sebuah buku/modul dalam bentuk cetak/printing maupun dalam format digital atau
elektronik (e-book/e-modul). Bagi dosen UNP bisa menghubungi penerbit UNP (UNP
Press). Disamping itu juga dapat dilakukan pengajuan pengusulan HKI melalui portal online
23
Kemenkumham RI. Bagi dosen UNP dapat meminta bantuan kepada Unit Publikasi dan
HKI LP2M UNP.
BAB IV
PENUTUP
Panduan penyusunan e-modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh dosen
Universitas Negeri Padang dalam menyusun sebuah modul pembelajaran daring (online).
Dengan berpedoman kepada panduan ini, dosen diharapkan memiliki keseragaman sistematika
modul daring dan standar sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan. Modul daring yang dibuat
oleh dosen tersebut harus tersedia dalam berbagai format digital (text, image, audio, dana tau
video) yang dapat disajikan (assembling) pada LMS https://elearning2.unp.ac.id dan disusun
secara terpisah (chunking) untuk setiap satu pertemuan atau satu minggu perkuliahan. Modul
daring yang sudah dibuat oleh dosen untuk 16 kali pertemuan (minggu) perkuliahan didorong
untuk dijadikan elektronik modul (e-modul) berbentuk flipbook yang juga dapat digunakan
secara digital di berbagai perangkat elektronik. E-modul ini merupakan kompilasi dari
keseluruhan modul daring yang telah dibuat untuk 16 kali pertemuan (minggu) yang dikonversi
kedalam format E-Pub.
Untuk melakukan konversi modul daring yang telah dibuat tersebut, diperlukan sebuah
aplikasi pembuat E-Pub yang mudah digunakan, ramah terhadap berbagai perangkat digital, dan
mendukung file dalam berbagai format. Sigil merupakan sebuah aplikasi yang mengakomodir
kebutuhan akan hal tersebut. Namun tidak tertutup kemungkinan dapat menggunakan aplikasi
pembuat E-Pub lainnya yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sehingga keinginan untuk
memproduksi e-modul yang dilengkapi dengan ISBN dan pengurusan HKI dapat terlaksana
secara optimal.
25
27