Anda di halaman 1dari 19

PROSIDING

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan

tema

“Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal


dan Pendidikan Anak Usia Dini”

Malang, 13 Juni 2020


FIP Universitas Negeri Malang

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)


Universitas Negeri Malang (UM)
2020
PROSIDING Web Seminar Nasional (Webinar) Fakultas Ilmu Pendidikan: “Kebijakan
Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini”

Malang, 13 Juni 2020


Diterbitkan oleh:
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)-Universitas Negeri Malang (UM)

Pengarah:
Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd

Penanggung Jawab:
Dr. Adi Atmoko,M.Si
Dr. Maisyaroh, M.Pd
Dr. Henny Indreswari, M.Pd

Panitia Pelaksana:
Dr. Zulkarnain, M.Si

Editor:
Riskiyana Prihatiningsih, S.Pd., M.Pd
Titis Angga Rini, S.Pd, M.Pd
Munaisra Tri Tirtaningsih, S.Pd, M.Pd

Reviewer:
Dedi Prestiadi, S.Pd.I., M.Pd
Muchamad Irvan, S.Pd., M.Pd
Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd

Perancang Sampul dan Penata Letak:


Nia Windyaningrum, S.Sn

ISBN: 978-602-5445-10-1

ii
PROSIDING
Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan

tema

“Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal


dan Pendidikan Anak Usia Dini”

Malang, 13 Juni 2020


FIP Universitas Negeri Malang

Pemateri:
1. Dr. Abdoellah, M.Pd
2. Prof. Dr. Supriyono, M.Pd
3. Priyo Suhartono, S.Sos., M.Si

ISBN: 978-602-5445-10-1

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)


Universitas Negeri Malang (UM)
2020

iii
• PROSIDING Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan
“Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini”
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Tahun 2020
Aula E1 Universitas Negeri Malang, 13 Juni 2020

1. Pengarah : Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd


2. Penanggung Jawab Akademik : Dr. Adi Atmoko,M.Si
3. Penanggung Jawab Keuangan : Dr. Maisyaroh, M.Pd
4. Penanggung Jawab Acara : Dr. Henny Indreswari, M.Pd
5. Ketua Pelaksana : Dr. Zulkarnain, M.Si
6. Wakil Ketua Pelaksana : Kukuh Miroso Raharjo, S.Pd, M.Pd
7. Sekretaris : Rezka Arina Rahma, S.Pd, M.Pd
8. Seksi Acara dan Prosiding :1. Edi Widianto,S.Pd, M.Pd
2. Herlina Ike Oktaviani, S.Pd, M.Pd
3. Riskiyana Prihatiningsih, S.Pd., M.Pd
9. Seksi Kesekretariatan :1. Yayuk Erniati, S.E.
2. Lestari Handayani, S.Pd
3. Arif Prastiawan, S.Pd
4. Aulia Nur Firdausi, S.Pd
5. Yulias Prihatmoko,S.Pd
10. Seksi Konsumsi dan Kuangan :1. Dra.Usna Nurindrias Tutik
2. Adcha Maziyah
3. Wachid Ismanuadi
4. Feranda Oktorani,S.Pd
11. Seksi Sarana dan Prasarana :1. Sukarto, S.Sos
2. Mat Rohman
3. Agus Prasetyo
4. Deny Putirey
5. Mochamad Eko Budi Prastyo, S.Pd
6. Gandhi Dwi Mardianto,S.Kom
12. Editor 1. Titis Angga Rini, S.Pd, M.Pd
2. Munaisra Tri Tirtaningsih, S.Pd, M.Pd

13. Reviewer 1. Dedi Prestiadi, S.Pd.I., M.Pd


2. Muchamad Irvan, S.Pd., M.Pd

• Penerbit:
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jl Semarang 5 Malang Kode Pos 65145
Telp. (0341) 551312 Pes. 215, Faks: 0341-566962

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan karunia dan anugerah yang diberikan olehNya.
Sehingga Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) telah sukses
menyelenggarakan kegiatan Web-Seminar (Webinar) Nasional Pendidikan dengan tema:
“Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini”
pada tanggal 13 Juni 2020.
Kegiatan Webinar ini merupakan wujud nyata dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas
Negeri Malang untuk memajukan pendidikan khususnya Pendidikan Non-Formal dan
Pendidikan Anak Usia Dini. Melalui Webinar ini Fakultas Ilmu Pendidikan mengajak kepada
seluruh akademisi dan praktisi untuk bersama-sama memahami kebijakan strategis Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan pendidikan Non-Formal dan Pendidikan
Anak Usia Dini.
Kegiatan Webinar ini pada akhirnya bukan hanya sebagai wahana transfer ilmu pengetahuan
semata, akan tetapi melalui Webinar ini kami mengajak kepada seluruh akademisi dan praktisi
untuk saling berdiskudi dan berkarya mencurahkan segenap fikirannya dalam bentuk karya tulis
yang termuat dalam Prosiding Webinar Nasional.
Akhirnya kami sampaikan selamat kepada panitia atas keberhasilannya dalam melaksanakan
kegiatan Webinar ini. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dampak terhadap
kemajuan pendidikan di Indonesia.

Malang. Juni 2020


Dekan FIP UM

Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono,


M.Pd

v
DAFTAR ISI
hal
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………….. v
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………... vi

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Pendidikan Anak Usia
Dini
Yudan Hermawan…………………………………………………………………………………………….. 1

Keefektian Poster Anti Kekerasan Anak Terhadap Tingkat Penurunan Kekerasan Pada Anak Usia
Dini
Achmad Irchamni ……………………………………………………………………………………………. 12

Meningkatkan Enam Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Dengan Memanfaatkan Lingkungan
Sekitar Sebagai Sumber Belajar
Masrifah ……………………………………………………………………………………………………… 19

Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual dan Alat Peraga Edukatif Terhadap Hasil
Perkembangan Anak di RA Al-Khodijah Purworejo Kecamatan Ngunut, Kab. Tulungagung
Adi Wijayanto, Murtiyah, Nurhidayati, Susanto, Rifqi Festiawan, Bintoro Widodo ………………………… 27

Pengembangan Model Pembelajaran Membaca Glenn Doman Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun
Diyan Hardianti Ilyas ………………………………………………………………………………………… 37

Pembelajaran Alat Transportasi Berbasisi ICT dengan Media Microsoft Powerpoint AUD 5-6 Tahun
Tarawansi Tumanggor ……………………………………………………………………………………… 50

Pergeseran Etika Komonikasi Era 4.0 dalam Dunia Pendidikan


Samsul Hadi ………………………………………………………………………………………………… 54

Peningkatan Total Quality Pembelajaran Ekonomi melalui Flipped Class Learning dalam
Keterampilan Manajemen Kelas Guru
Athalla Nauval Bhayangkara, Wildan Hafizh Ahmadi, Achmad Supriyanto ………………………………… 69

Permainan LUKOCAK (Ludo Kocok Akuntansi) Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar
Sistem Pencatatan Akuntansi Dagang
Muhammad Husni …………………………………………………………………………………………… 83

Penyusunan Rencana Pemanfaatan Dan Produksi Media Dalam Proses Pembelajaran


Siti Mahmudah ……………………………………………………………………………………………… 89

Problematika Kegiatan Pembelajaran TPQ Ar-Rahman Kediri


Agus Miftakus Surur, Moch. Erwin Wahyudi, Alvin Maurisca Khoirun Nisa ……………………………… 99

One Village One-Teaching House for Industry 4.0 Pelatihan Plus Masyarakat Desa Guna Realisasi
Revolusi Industri
Risma Chulashotud Diana, Romi Mahendra, Khoirunnisa …………………………………………………... 108

Peran Penting Sistem Pendidikan yang Mengakomodasi Pembelajaran Inklusif


Sri Sarjana, Nur Khayati, Lis Warini, Praswiyati ……………………………………………………………. 113

Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Semanding Pagu Kediri
Agus Miftakus Surur, Alfina Rosyadah, Ellya Adin Rahmawati, Ari Irfanto ………………………………… 121

Peran Keluarga dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Anak di Masa Pandemi Covid-19

vi
Ika Febriana Wati, Yuniawatika ……………………………………………………………………………… 132

Analisis Kreativitas dan Keterampilan Seni Siswa PAUD dalam Menyusun Media Pola Bergambar
Edy Setiyo Utomo, Esty Saraswati Nur Hartiningrum ………………………………………………………. 141

Metode Pembiasaan dalam Mengembangkan Karakter Kemandirian Anak di Children Center


Brawijaya Smart School Universitas Brawijaya Kota Malang
Alfiana Fajarwatiningtyas, Sa’dun Akbar, M. Ishaq ………………………………………………………… 150

Analisis Implementasi Perpres No 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dalam
Memberantas Bullying di Sekolah
Syifa Masna Raisalah, Asep Sunandar ……………………………………………………………………….. 161

Strategi Parenting dalam Menerapkan Layanan Holistik Integratif di Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
Elvia Baby Shahbana, Rachmat Satria, Adhe Kusuma Pertiwi ………………………………………………. 169

Implementasi Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Selama Masa
Pandemi Covid-19
Anik Lestariningrum, Intan Prastihastari Wijaya, Veny Iswantiningtyas, Nur Lailiyah ……………………... 177

Pembelajaran Terpadu Model Webbed Berbasis Project Bassed Learning Untuk Memotivasi Anak
Di Tk Dharma Wanita Persatuan
Ni’matul Husna ……………………………………………………………………………………………… 185

Efektivitas Program Bina Keluarga Balita untuk Meningkatkan Keterampilan Orangtua dalam
Pengasuhan
Fitri Wahyuningsih, Sri Wahyuni, Edi Widianto ……………………………………………………………. 194

Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah dengan Teknologi Kolaboratif di Lingkungan TK


Islam untuk Menyongsong Pendidikan Indonesia Emas 2045
Fera Risnaya Novianti, Dedi Prestiadi, Ali Imron …………………………………………………………… 208

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Teknologi dalam Mendukung
Kebijakan Merdeka Belajar
Dwi Pujirahayu, Dedi Prestiadi, Ali Imron ………………………………………………………………….. 214

Bimbingan dan Konseling Berwawasan Masyarakat di Jalur Pendidikan Non Formal Bagi
Pemberdayaan Masyarakat
Nanda Alfan Kurniawan ……………………………………………………………………………………... 224

Implementasi Teori Sifat Dalam Kepemimpinan Pendidikan


Kurnia Mega Salena, Bagus Rachmad Saputra, Maisyaroh, Raden Bambang Sumarsono …………………. 228

Perbedaan Kesadaran Respek Siswa Di Sekolah Dengan Santri Di Pondok Pesantren


Maya Tsuroya Alfadla, Muhammad Hasbi Al Haikal, Bagus Rachmad Saputra, Maulana Amirul Adha ….. 234

Pengembangan Media Pembelajaran Smart Egg dalam Mengenalkan Sains Anak Usia Dini
Ni Putu Vivin Indrawati, Ach. Rasyad, Alif Mudiono ………………………………………………………... 243

Monitoring And Evaluation Dalam Kebijakan Pendidikan Sebagai Suatu Kebijakan Publik
Indah Puspitaningtyas, Rachmat Satria, Maulana Amirul Adha, Ali Imron, Asep Sunandar ………………… 254

Model Pelatihan Partisipatif Bagi Fasilitator Dengan Metode SLA

vii
Muhammad Khoirul Fatihin, Muslim Haidar, Rahma Kamilia Ali Hikmah, Roby Trisnawati, Tegar Anggi
263
Handika, Ishaq Maulana ……………………………………………………………………………………...

Strategi Pengembangan Sekolah Melalui Renstra Analisis SWOT Di SMK NMC Kota Malang
Bagus Rachmad Saputra, Elvia Baby Shabana, Ahmad Yusuf Sobri ……………………………………….. 269

Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Upaya Penguatan Pendidikan
Karakter
Muhammad Hasbi Al Haikal, Bagus Rachmad Saputra, Syifa Safira Miftaqul Jannah, Imam Gunawan …….. 274

Implementasi Supervisi Daring di Masa Penormalan Baru Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik Guru PAUD dalam Menyesuaikan Pengajaran di Tengah Kondisi Pandemi Covid-19
Imroatin Octaviarnis, Darmawan Thalib …………………………………………………………………….. 281

Pandangan Kognitivistik Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran


Indah Puspitaningtyas, Maulana Amirul Adha, Nurul Ulfatin, Achmad Supriyanto ………………………… 289

Pengawasan Dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan


Maulana Amirul Adha, Galuh Ayu Noviyantika, Nova Syafira Ariyanti, Ali Imron, Asep Sunandar ………... 302

Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia dalam Kebijakan Pendidikan Sebagai Strategi Indonesia
Emas 2045
Tanti Minawati Pratiwi, Dedi Prestiadi, Ali Imron …………………………………………………………… 312

Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Anak melalui Bedah Film


Vivi Mariesca Vibraena, Nor Laili , Novira Silmi, Muchamad Irvan ………………………………………… 320

Penanaman Etos Kerja Santri di Pondok Pesantren


Azizah Husin ………………………………………………………………………………………………… 327

Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Srikandi dalam Meningkatkan Minat Baca Warga Belajar
Paket B
Sri Nurhayati, Helena Anggidesialamia ……………………………………………………………………… 335

Pengembangan Model Desain Coaching Clinic untuk Meningkatkan Kemampuan Supervisi


Akademik Kepala TK di Kecamatan Pandeglang
Kiki Budiana, Robiatul Munajah …………………………………………………………………………….. 344

Pengembangan Model Percepatan Akreditasi Penjamin Mutu LKP Berbasis Web di Kabupaten
Gresik Provinsi Jawa Timur
Hery Setyo Utomo …………………………………………………………………………………………… 350

Peningkatan Keterampilan Menulis Anekdot Menggunakan Strategi Genius Learning untuk Siswa
Kelas X MAN 2 Bojonegoro
Siti Mutmainah ………………………………………………………………………………………………. 358

viii
Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan
“Kebijakan Pendidikan Nasional: Pendidikan Non-Formal dan Pendidikan Anak Usia Dini”
Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Malang
13 Juni 2020; ISBN: 978-602-5445-10-1

Pengawasan Dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan

Maulana Amirul Adha1, Galuh Ayu Noviyantika2, Nova Syafira Ariyanti3,


Ali Imron, Asep Sunandar4
1
Universitas Negeri Malang, amirulmaulana1013@gmail.com
2
Universitas Negeri Malang, galuhayu@gmail.com
3
Universitas Negeri Malang, ali.imron.fip@um.ac.id
4
Universitas Negeri Malang, asep.sunandar.fip@um.ac.id
e-mail korespondensi: amirulmaulana1013@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini yakni untuk menjelaskan (1) konsep pengawasan
kebijakan pendidikan, (2) fungsi pengawasan kebijakan pendidikan, (3) pendekatan
pengawasan, (4) teknik pengawasan, (5) perbedaan analisis kebijakan, analisis
implementasi, dan analisis evaluasi, (6) macam-macam evaluasi kebijakan pendidikan,
(7) karakteristik evaluasi kebijakan pendidikan, (8) metode dan model evaluasi
kebijakan pendidikan, dan (9) studi kasus pengawasan dan evaluasi kebijakan bidang
pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan dari beberapa
sumber bacaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dokumentasi yang
relevan dengan tema artikel. Berdasarkan hasil telaah kepustakaan ditemukan
penjelasan mengenai konsep pengawasan kebijakan pendidikan, fungsi pengawasan
kebijakan pendidikan, pendekatan pengawasan, teknik pengawasan, perbedaan analisis
kebijakan, analisis implementasi, dan analisis evaluasi, macam-macam evaluasi
kebijakan pendidikan, karakteristik evaluasi kebijakan pendidikan dan metode dan
model evaluasi kebijakan pendidikan.
Kata Kunci: pengawasan, evaluasi, kebijakan pendidikan

1. Pendahuluan
Kebijakan di bidang pendidikan merupakan kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. (Olssen et al., 2004) memaknai kebijakan pendidikan merupakan kunci dari sebuah
keunggulan untuk memajukan pendidikan serta dapat menjadi tolak ukur dalam persaingan
global. Analisis kebijakan khususnya dalam dunia pendidikan juga perlu dilakukan
pengkajian untuk memaksimalkan program-program pendidikan. Dilihat dari alur siklus
kebijakan pengawasan serta evaluasi kebijakan menempati posisi terakhir yakni setelah
pelaksanaan atau implementasi kebijakan, sehingga sudah semestinya jika kebijakan
pendidikan yang telah dirumuskan serta diimplementasikan kemudian diawasi dan dievaluasi.
Pengawasan kebijakan pendidikan dilakukan untuk memastikan kebijakan yang di buat
dapat dilaksanakan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya (Isaacs, 2010; Williamson, 2016). Evaluasi dilakukan untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya suatu kebijakan yang telah dilaksanakan, sehingga diperoleh rekomendasi
apakah kebijakan bisa dilanjutkan; atau perlu dilakukan revisi sebelum dilanjutkan, atau
bahkan harus dihentikan (Vedung, 2017). Evaluasi juga menilai keterkaitan antara kebijakan
(teori) dengan pelaksanaan (praktik) dalam bentuk dampak kebijakan, apakah dampak
kebijakan sudah sesuai dengan yang diperkirakan atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi juga
kita dapat menilai apakah suatu kebijakan memberikan dampak positif (manfaat) atau tidak
bagi masyarakat yang dituju oleh kebijakan tersebut.

302
Fungsi evaluasi sangat dibutuhkan sebagai bentuk pertanggung-jawaban kepada
masyarakat (Adha et al., 2019), apalagi di era digital seperti saat ini dimana penyebaran
informasi semakin masif, masyarakat semakin kritis menilai kinerja pemerintah dan tentunya
yang berkaitan dengan bidang Pendidikan (Hai, 2019). Oleh karenanya penting dibahas
mengenai pengawasan dan evaluasi kebijakan pendidikan. Tujuan penelitian ini yakni untuk
menjelaskan (1) konsep pengawasan kebijakan pendidikan, (2) fungsi pengawasan kebijakan
pendidikan, (3) pendekatan pengawasan, (4) teknik pengawasan, (5) perbedaan analisis
kebijakan, analisis implementasi, dan analisis evaluasi, (6) macam-macam evaluasi kebijakan
pendidikan, (7) karakteristik evaluasi kebijakan pendidikan, (8) metode dan model evaluasi
kebijakan pendidikan, dan (9) studi kasus pengawasan dan evaluasi kebijakan bidang
pendidikan.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kajian kepustakaan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yakni dokumentasi yang relevan dengan tema artikel. Kegiatan
menelaah dilakukan terhadap buku-buku, jurnal, atau internet (Ulfatin, 2015). Kajian
kepustakaan dimulai dari sumber pustaka yang paling mutakhir pada bidang yang diteliti.
Secara garis besar beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan kajian
kepustakaan ini yakni, 1) memulai dari kepustakaan yang paling up to date, 2) membaca
abstrak, untuk mengidentifikasi relevansi sumber dengan topik penelitian, 3) memahami
gagasan utama sumber, 4) membuat catatan langsung, 5) menulis data-data sumber pustaka
atau referensi secara lengkap setiap sumber yang diperoleh (Wiyono, 2007).

3. Hasil dan pembahasan


Konsep Pengawasan (Monitoring) Kebijakan Pendidikan
Kegiatan pengawasan atau monitoring ialah salah satu kegiatan yang dilaksanakan di dalam
fungsi manajemen (Rusdiana, 2015). Oleh karenanya, kegiatan pengawasan dilakukan oleh
seorang pemimpin. Kegiatan pengawasan mencakup beberapa aspek diantaranya menyangkut
tentang pengimplementasian kegiatan dan hasilnya (output), pelaporan atau pemberitahuan
tentang kemajuan, serta pengidentifikasian dari masalah-masalah yang bersumber pada proses
pengelolaan dan pelaksanaan (Cassano et al., 2019; Serban, 2015).
Kegiatan pengawasan analisis kebijakan memiliki tujuan dalam memantau kebijakan saat
diimplementasikan (Patton et al., 2016). Oleh karena itu, kegiatan pengawasan dalam analisis
kebijakan dapat memberikan kepastian apakah kebijakan tersebut tidak berubah bentuk, untuk
menimbang dampak yang ditimbulkan, dan untuk menetapkan keputusan apakah yang harus
dilanjutkan, ditransformasi, dan dihentikan (Atasoy & Cemaloğlu, 2018). Dengan demikian,
pengawasan kebijakan pendidikan bertujuan untuk menggali informasi secara faktual tentang
kebijakan yang telah dibuat pada suatu tahap. Oleh karena itu, dari kegiatan pengawasan
tersebut maka dapat diketahui dampak atau sebab akibat yang ditimbulkan dalam kebijakan
tersebut.

Fungsi Pengawasan Kebijakan Pendidikan


Pengawasan atau monitoring mempunyai empat fungsi dalam analisis kebijakan (Cornali,
2012; Fattah, 2012). Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan. Artinya adalah, pengawasan dapat menertibkan beberapa aspek yang
menyangkut tentang standar dan prosedur yang telah dirumuskan oleh para lembaga
perundang-undangan yang profesional dalam menyusun kebijakan tersebut.

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan | 303


2. Auditing. Hal tersebut dimaksudkan bahwa kegiatan pengawasan dapat mendukung untuk
memastikan apakah sumber-sumber dan jasa yang dituju pada kelompok sasaran yang
berhak menerima telah sampai.
3. Akunting. Kegiatan pengawasan memunculkan informasi yang bermanfaat atas
perubahan setelah kebijakan tersebut berlangsung, yang pada akhirnya informasi tersebut
dapat dipertimbangkan atau diperhitungkan .
4. Penjelasan atau Eksplanasi. Pengawasan dapat menunjang informasi yang menyangkut
tentang penjelasan dari dampak yang ditimbulkan dari kebijakan yang telah ada.

Pendekatan Pengawasan
Pendekatan monitoring terbagi menjadi empat hal, seperti yang ditunjukkan Tabel 1.

Tabel 1. Pendekatan Pengawasan (Dunn, 2011)


Pendekatan Jenis kontrol Jenis informasi yang
diperlukan
Pelaporan sistem sosial Kuantitatif Informasi yang ada/baru
Eksperimentasi sosial Manipulasi langsung dan Informasi baru
kuantitatif
Pemeriksaan sosial Kuantitatif dan kualitatif Informasi baru
Pengumpulan bahan untuk Kuantitatif dan kualitatif Informasi yang ada
penelitian sosial

Teknik Pengawasan
Terdapat beberapa teknik dalam pengawasan, diantaranya yakni (Fattah, 2012),
1. Sajian Grafik
Hasil informasi dari kebijakan banyak disajikan ke dalam bentuk grafik, yaitu suatu hasil
atau tindakan yang diwakili oleh gambar yang terdiri dari satu atau lebih variabel. Sajian
grafik dapat diaplikasikan dalam menggambarkan sebuah variabel di titik waktu atau
lebih, atau untuk menyingkat hubungan antara dua variabel (Loeb et al., 2017). Hal
tersebut dikarenakan tujuan utama dari pengawasan adalah menegaskan bagaimana reaksi
kebijakan mempengaruhi hasil kebijakan. Grafik waktu berkala adalah salah satu jenis
yang paling sederhana dalam menampilkan variabel hasil pada sumbu vertikal, dan waktu
pada sumbu horizontal. Hasil kebijakan dapat ditampilkan dengan cara lain yaitu melalui
grafik bar, dikarenakan informasi hasil kebijakan terkadang terbentuk dari distribusi
frekuensi kelompok. Terdapat beberapa bentuk lainnya, salah satunya adalah histogram.
Kemudian juga terdapat cara lain yaitu dengan poligon frekuensi kumulatif.
2. Indeks Gini
Indeks Gini berhubungan dengan kurva lorenz, artinya adalah kurva lorenz dapat
digunakan sebagai penunjuk dari distribusi populasi atau kegiatan dari suatu wilayah
diantara unit-unit organisa spasial seperti kota.
3. Tampilan Tabel
Cara lain dalam pengawasan dalam mendapatkan hasil kebijakan adalah melalui dalam
pembuatan tampilan tabel. Tabel tersebut dapat bermanfaat dalam meringkas gambaran
penting dari satu variabel atau lebih. Contoh tabel yang dapat digunakan yakni tabel satu
dimensi, yang menggambarkan mengenai hasil kebijakan dalam sebuah dimensi, sebagai
contohnya adalah umur, pendapatan, wilayah, atau waktu.
4. Analisis Berkala Terkontrol

304 | Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan


Analisis berkala terkontrol menggunakan satu atau lebih kelompok kontrok untuk suatu
desain seri waktu interupsi. Analisis berkala terkontrol lebih menonjolkan secara cermat
dalam menetapkan validitas kesimpulan dari akibat suatu tindakan kebijakan terhadap
dampaknya.
5. Analisis Diskontinu Regresi
Analisis diskontinu regresi merupakan grafik yang dapat membantu dalam menghitung
dan mempertimbangkan anggapan-anggapan tentang hasil-hasil tindakan kebijakan di
antara dua kelompok atau lebih yang salah satu pihak mendapatkan sentuhan kebijakan,
sedangkan yang lainnya tidak.

Perbedaan Analisis Kebijakan, Analisis Implementasi Dan Analisis Evaluasi


Analisis kebijakan publik sebagaimana diungkapkan Laswell dalam (Parsons, 2005) yakni
analisis yang (a) Multi method; (b) Multidisciplinary; (c) Berfokus pada masalah; (d)
Berkaitan dengan pemetaan konstektualitas masalah kebijakan, opsi kebijakan, serta hasil
kebijakan; dan (e) Bertujuan mengintegrasikan pengetahuan ke dalam suatu disipilin yang
komprehensif untuk menganalisis pilihan publik serta decision making. Berdasarkan
pernyataaan oleh Lasswell, lingkup analisis kebijakan publik berfokus pada persoalan proses
perumusan kebijakannya, yakni dari tahap mendefinisikan masalah, agenda setting, formulasi
kebijakan hingga legalisasi kebijakan.
Sedangkan (Parsons, 2005) menyatakan ada 2 kategori analisis dalam analisis kebijakan
publik yaitu (a) analisis proses kebijakan yaitu analisis bagaimana menjabarkan proses
kebijakan, dimulai dari pendefinisian masalah sampai pada pelaksanaan serta
pengevaluasiannya; dan (b) analisis dalam dan untuk proses kebijakan, yaitu studi yang
menggunakan teknik analisis, riset, serta advokasi dalam mendefinisikan masalah hingga
pelaksanaannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui, kategori pertama yakni
menganalisis untuk tujuan deskripsi serta eksplanasi proses kebijakan, sedangkan yang kedua,
analisis untuk tujuan penilaian secara analitis terhadap proses kebijakan.
Berdasarkan hal tersebut, maka analisis implementasi serta analisis evaluasi merupakan bagian
dari analisis kebijakan publik, hanya pada satu tahap proses dan kedalaman analisis yang berbeda
tentunya. Namun demikian, umumnya yang dipahami sebagai analisis kebijakan yakni yang lebih
berfokus pada proses perumusan kebijakan.
Menurut rumusan (Mazmanian & Sabatier, 1983), melakukan studi implementasi, artinya
berusaha memahami keadaan sebenarnya yang terjadi setelah suatu program dilaksanakan,
yaitu kegiatan serta peristiwa dalam usaha untuk mengadministrasikannya serta usaha-usaha
untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka lingkup
studi implementasi yakni seluruh peristiwa serta kegiatan yang terjadi setelah suatu kebijakan
dilaksanakan. Sementara (Weis, 1972) menyatakan tujuan dan lingkup analisis evaluasi yakni
untuk mengukur dampak suatu program terhadap sasaran yang ingin dicapai sebagai sarana
untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan selanjutnya tentang program dan
meningkatkan pemrograman di masa depan. Efeknya lebih menekankan pada hasil dari
program, daripada efisiensi, kejujuran, moral, atau kepatuhan terhadap aturan atau standar.
Perbandingan efek dengan tujuan menekankan penggunaan kriteria eksplisit untuk menilai
seberapa baik kinerja program. Tujuan kebijakan itu sendiri adalah untuk menghasilkan
dampak/perubahan, sehingga wajar jika untuk itulah evaluasi dilakukan (Hampden-
Thompson, 2010).
Perbedaan lingkup studi implementasi dan studi evaluasi diperjelas oleh dalam Tabel 2.

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan | 305


Tabel 2. Implementing and Evaluation Research (Hill & Hupe, 2002)
Object Research act
Implementation Process/Behaviors Description
Outputs Explanation
Outcomes Theory building and test
Causal connections Analytical judgement
Evaluation Outcomes-value link Value Judgement

Macam-Macam Evaluasi Kebijakan Pendidikan


Berdasarkan waktu evaluasinya, evaluasi kebijakan dapat dibagi menjadi dua, yakni (Imron,
2012), (1) Berasal dari pandangan linier, artinya evaluasi dilaksanakan setelah implementasi
kebijakan. Berdasarkan pandangan ini yang dievaluasi terutama yakni implementasi
kebijakan; dan (2) Berasal dari pandangan komprehensif, evaluasi dilaksanakan dihampir
setiap proses kebijaksanaan. Evaluasi dilakukan baik pada saat perumusan, legitimasi,
komunikasi, implementasi, partisipasi sampai terhadap evaluasi yang dilakukan itu sendiri.
Berdasarkan substansi evaluasi kebijakan pendidikan, dapat dibagi menjadi, evaluasi
kebijakan pendidikan tinggi, evaluasi kebijakan pendidikan menengah serta evaluasi
kebijakan pendidikan dasar. Berdasarkan periodesasi evaluasi, artinya dibedakan berdasarkan
periode waktu evaluasi nya misalnya evaluasi yang dilakukan tiga bulan, enam bulan,
setahun, tiga tahun atau lima tahun sekali.
Berdasarkan kriteria evaluasi, dapat dibagi menjadi dua yakni evaluasi yang menggunakan
kriterium. Kriterium di sini biasanya berupa kriterium yang berpatokan pada standar yang ada
(standar criterian reference) serta kriterium yang dirumuskan berdasar patokan norma (norm
criterian reference), yakni (1) telah dibuat acuan secara nasional serta daerah-daerah yang
melaksanakan kebijakan tersebut harus menjadikannya sebagai acuan; dan (b) lebih menunjuk
kepada, apakah suatu daerah yang melaksanakan kebijakan tersebut, berada di bawah atau di
atas rata-rata daerah-daerah secara nasional (Belfield et al., 2019).
Berdasarkan sasarannya, evaluasi kebijakan bisa dibagi menjadi dua macam, yakni
evaluasi proses dan evaluasi dampak. Evaluasi proses kebijakan pendidikan ialah evaluasi
yang bermaksud mengetahui baik tidaknya proses kebijakan pendidikan, sedangkan evaluasi
dampak dimaksudkan untuk mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan
terhadap masyarakat sasarannya.
Berdasarkan kontinuitasnya, evaluasi kebijakan pendidikan bisa dibagi menjadi, evaluasi
normatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan secara terus menerus, sedangkan
evaluasi sumatif dilaksanakan setiap periode waktu tertentu. Anderson dalam (Imron, 2012)
menggolongkan evaluasi kebijakan menjadi evaluasi impresionistis, evaluasi oprasional, dan
evaluasi sistematik. Evaluasi-evaluasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut, (1) Evaluasi
kebijakan impresionistis merupakan evaluasi yang didasarkan atas bukti-bukti yang bersifat
anekdotal serta fragmentaris dan dipengaruhi oleh ideologi, kepentingan dan juga kriteria
tertentu, (2) Evaluasi kebijakan oprasional merupakan evaluasi yang diaksentuasikan pada
masalah-masalah pelaksanaan kebijakan, dan (3) Evaluasi kebijakan sistemik merupakan
evaluasi yang didesain secara sistematis. Evaluasi demikian, mempertimbangkan komponen
sistem kebijakan secara keseluruhan, bersifat objektif, serta apa adanya.
Evaluasi ini melingkupi pada masalah apakah suatu kebijakan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan berdampak sebagaimana yang diharapkan atau tidak. Dunn dalam (Imron,
2012) menggolongkan evaluasi kebijakan menjadi tiga, antara lain (1) Evaluasi kebijakan
semu (pseudo evaluation) merupakan evaluasi yang sekadar mempersoalkan alat-alat

306 | Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan


evaluasinya, dan tidak menyentuh sama sekali terhadap substansi yang dievaluasi. (2)
Evaluasi kebijakan resmi (formal evaluation) merupakan evaluasi yang di samping
mempersoalkan validitas, reliabilitas serta fisibilitas alat evaluasi, juga sekaligus melihat
substansi yang dievaluasi. Informasi-informasi yang didapatkan dalam evaluasi formal ini
dilihat kesahihan dan keandalannya dan substansi-substansi yang dievaluasi juga dilihat
apakah telah sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan ataukah belum. (3) Evaluasi
berdasarkan teori keputusan (decision theoretic evaluation), mengingat suatu keputusan
didasarkan atas banyak kompromi, bahkan konsesus, maka evaluasi kebijakan berdasarkan
teori keputusan ini selain memperhatikan kesahihan serta keandalan juga mempertimbangkan
nilainya bagi mereka yang terlibat dalam proses pembuatan keputusan.

Karakteristik Evaluasi Kebijakan Pendidikan


Evaluasi kebijakan tidak dapat dilakukan hanya dengan kajian teoritik atau hanya melalui
data-data sekunder, sebab jika hal tersebut yang dilakukan, maka penilaian dan rekomendasi
yang dihasilkan tidak valid sebab hanya berdasarkan perkiraan saja. Untuk dapat disebut
sebagai sebuah Studi/kajian, maka Evaluasi kebijakan harus memenuhi karakteristik berikut
ini (Imron, 2012).
1. Tidak bebas nilai, maksudnya adalah evaluasi yang dilakukan harus menentukan harga
dan nilai suatu kebijakan
2. Berorientasi pada masalah, evaluasi yang dilakukan harus diaksentualisasikan kepada
masalah yang pernah diformulasikan.
3. Berorientasi pada masalalu dan kini, orientasi pada masa sebelumnya menggambarkan
bahwa yang dievaluasi adalah hal yang sudah terjadi. Orientasi pada masa kini
menggambarkan bahwa apa yang sekarang dilaksanakan selalu diperhatikan.
4. Berorientasi pada dampak, terdapat dua dampak pada hal ini, yakni dampak yang
diinginkann dan dampak yang tidak diinginkan.

Metode Dan Model Evaluasi Kebijakan Pendidikan


Beragam metode dan model-model evaluasi kebijakan yang bisa digunakan untuk mengukur
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan. Berikut contoh model evaluasi kebijakan menurut
(Poister, 2013) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Goal-Attainment Evaluation

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan | 307


Gambar 2. Public Policy and Program Evaluation
Aspek-Aspek kinerja kebijakan yang harus dievaluasi menurut (Dunn, 2011) yakni (a) Effort
Evaluation, mengevaluasi kecukupan input program; (b) Performance Evaluation, mengkaji output
dibandingkan dengan input program; (c) Effectiveness Evaluation, mengkaji apakah pelaksanaannya
sesuai dengan sasaran dan tujuan; (d) Effieciency Evaluation, membandingkan biaya dengan output
yang dicapai; dan (e) Process Evaluation, mengkaji metode pelaksanaan, aturan dan prosedur dalam
pelaksanaan

Studi Kasus Pengawasan Dan Evaluasi Kebijakan


Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini adalah hasil penelitian oleh (Suripto, 2015) dengan
judul penelitian “Evaluasi kebijakan kartu Jakarta Pintar Tingkat SMA/SMK Negeri di
Jakarta Selatan”. Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dimaksudkan untuk usaha peningkatan
akses masyarakat khususnya siswa dari keluarga tidak mampu terhadap pendidikan yang
berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar 12 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Program
ini merupakan pemberian biaya personal yang sesuai dengan PP No.48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan. Sekolah penerima bantuan dana KJP diharuskan mengikuti semua
aturan yang ditetapkan oleh pengelola program, baik mengenai cara pengelolaan, penggunaan,
pertanggungjawaban dana KJP yang telah diterima.
Program KJP yang sedang berjalan tidak lepas dari problematika yang terjadi. Seperti
pemantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam Suripto (2015), sejumlah penerima
KJP tidak memenuhi semua kriteria yang ditentukan dalam petunjuk teknis. ICW
memperkirakan 19,4 persen anggaran KJP salah sasaran. Rinciannya, 14,6 persen di tingkat
SD, 3,4 persen di 6 tigkat SMP, dan 1,4 persen di tingkat SMA. Problematika lain juga
muncul dimana ICW menemukan 19,4 persen KJP yang tidak tepat sasaran dari 405 ribu KJP
yang disalurkan pada 2013, 78.570 di antaranya diberikan kepada penerima yang tidak sesuai.
Evaluasi Kebijakan Kartu Jakarta Pintar di tingkat SMA/SMK Negeri di Jakarta Selatan
akan dijelaskan menggunakan beberapa indikator pokok dalam evaluasi yang terbagi menjadi
empat tahap yaitu, Indikator masukan (Input), Indikator Proses (Process), Indikator Hasil
(Output) dan Indikator Dampak (Outcome), hasil evaluasi kebijakan dapat dilihat pada Tabel
3.

308 | Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan


Tabel 3. Evaluasi Kebijakan KJP di Jakarta Selatan
No Indikator Evaluasi
1 Masukan (Input) 1. Belum ada pegawai khusus program KJP
2. Pada tingkat dinas pendidikan, tidak didukung dengan alokasi
anggaran khusus yang diberikan oleh Dinas Pendidikan untuk
pembuatan website, sistem aplikasi KJP, security data, dan pengadaan
server
3. Pada tingkat sekolah, tidak ada sama sekali dana yang dialokasikan
oleh pihak pemerintah daerah khususnya untuk monitoring program
Bantuan Biaya Pendidikan Personal melalui KJP.

4. Sarana dan prasarana baik pada tingkat dinas pendidikan atau


sekolah sudah mencukupi.

2 Proses (Process) 1. Keterlambatan penyaluran dana bantuan biaya personal pendidikan


melalui KJP
2. Penyusunan laporan pertanggungawaban di tingkat SMA/SMK
Negeri di Jakarta Selatan sudah dilakukan cukup baik

3. Sosialisasi program baik oleh dinas maupun sekolah sudah berjalan


cukup baik
3 Hasil (Output) 1. KJP di Jakarta Selatan di tingkat SMA/SMK Negeri Jakarta Selatan
dapat dikatakan belum berhasil
4 Dampak (Outcome) 1. Meringankan kebutuhan personal dibidang pendidikan

Kesimpulan dari evaluasi Kebijakan Bantuan Biaya Personal Pendidikan melalui KJP
tingkat SMA dan SMK Negeri di Jakarta Selatan dapat dikatakan belum berhasil. Hal ini
dikarenakan ditemukannya kesenjangan antara tujuan normatif dengan kondisi empiris yang
ditemukan dilapangan. Faktor-faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan KJP di Kota
Administrasi Jakarta Selatan antara lain : (1) masih kurangnya Sumberdaya manusia dan
finansial yang mendukung pelaksanaan program KJP, (2) proses penyeleksian penerima KJP
yang berdasarkan SKTM menyebabkan sebagian peserta didik seringkali dipersepsikan tidak
layak menerima KJP walaupun sudah memiliki SKTM tersebut, (3) penyaluran dana KJP
mengalami keterlambatan dikarenakan masih adanya pengusulan yg dilakukan dari luar
sekolah untuk menerima KJP sehingga muncul rekening ganda, (4) masih kurangnya
pengawasan program baik dari tingkat sekolah maupun Dinas Pendidikan.

4. Kesimpulan
Secara teoritik siklus terakhir dalam proses kebijakan adalah pengawasan dan evaluasi, yang
bertujuan memberikan informasi mengenai kinerja kebijakan setelah diimplementasikan.
Evaluasi sangatlah penting sebagai bentuk akuntabilitas publik pemerintah atas kinerjanya.
Namun melakukan evaluasi atas sebuah kebijakan yang dapat memberikan masukan bagi
pemerintah/pembuat keputusan dengan hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan tidaklah
mudah. Sebagian karena beragam kebijakan juga menuntut beragam metode pengukuran yang
sesuai; serta karena kurangnya usaha yang serius untuk itu.

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan | 309


Referensi:
Adha, M. A., Sunandar, A., & Ariyanti, N. S. (2019). Analisis Prospektif Kebijakan
Penghapusan Pembelajaran Calistung Pada Kelas Rendah Sekolah Dasar. Jurnal
Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 3(3), 124–129.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/article/view/7766/4139
Atasoy, R., & Cemaloğlu, N. (2018). Evaluation of Quality Policies on Education in Turkish
Education System. Universal Journal of Educational Research, 6(7), 1504–1518.
https://doi.org/10.13189/ujer.2018.060711
Belfield, C. R., Bowden, A. B., & Rodriguez, V. (2019). Evaluating Regulatory Impact
Assessments in Education Policy. American Journal of Evaluation, 40(3), 335–353.
https://doi.org/10.1177/1098214018785463
Cassano, R., Costa, V., & Fornasari, T. (2019). An Effective National Evaluation System of
Schools for Sustainable Development: A Comparative European Analysis.
Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–20. https://doi.org/10.3390/su11010195
Cornali, F. (2012). Effectiveness and Efficiency of Educational Measures: Evaluation
Practices, Indicators and Rhetoric. Sociology Mind, 02(03), 255–260.
https://doi.org/10.4236/sm.2012.23034
Dunn, W. (2011). Public Policy Analysis (Fifth). Pearson.
Fattah, N. (2012). Analisis Kebijakan Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Hai, D. P. (2019). Evaluation of Education Policy Implementation in Vietnam. Asian Journal
of Education and Social Studies, 3(3), 1–22.
Hampden-Thompson, G. (2010). Introduction to Education Studies. Evaluation & Research in
Education, 23(2), 143–154. https://doi.org/10.1080/09500791003637923
Hill, M., & Hupe, P. (2002). Implementing Public Policy: Governance in Theory and
Practice. Sage.
Imron, A. (2012). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia: Proses, Produk, & Masa
Depannya. Bumi Aksara.
Isaacs, T. (2010). Educational Assessment in England. Assessment in Education: Principles,
Policy & Practice, 17(4), 441–451. https://doi.org/10.1080/0969594x.2010.518753
Loeb, S., Dynarski, S., McFarland, D., Morris, P., Reardon, S., & Reber, S. (2017).
Descriptive Analysis in Education: A Guide for Researchers. U.S. Department of
Education, Institute of Education Sciences. National Center for Education Evaluation
and Regional Assistance, March, 1–40. https://doi.org/10.1094/PDIS.2003.87.5.550
Mazmanian, D. A., & Sabatier, P. A. (1983). Implementation and Public Policy. University of
Minnesota.
Olssen, M., Codd, J. A., & O’Neill, A.-M. (2004). Educational Policy: Globalization,
Citizenship and Democracy. Sage.
Parsons, W. (2005). Public Policy. Edward Elgar Pub.
Patton, M., Sawicki, D. S., & Clark, J. J. (2016). Basic Methods of Policy Analysis and
Planning: Third Edition. Routledge.
Poister, T. H. (2013). Measuring Performance in Public and Nonprofit Organizations. John
Wiley & Sonc, Inc.
Rusdiana, H. A. (2015). Kebijakan Pendidikan; dari Filosofi ke Implementasi. Pustaka Setia.
Serban, M. (2015). Supporting Public Policy Making through Policy Analysis and Support
Policy Learning. European Training Foundation. https://doi.org/10.2816/141606
Suripto, N. F. (2015). Evaluasi Kebijakan Kartu Jakarta Pintar Tingkat SMA/SMK Negeri di

310 | Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan


Jakarta Selatan (Periode tahun ajaran 2013-2014). Journal of Politic and Government
Studies, 4(2), 1–23. ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/8237/8006
Ulfatin, N. (2015). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan
Aplikasinya. Media Nusa Creative.
Vedung, E. (2017). Public Policy and Program Evaluation. Routledge.
https://doi.org/10.4324/9781315127767
Weis, C. H. (1972). Evaluation Research : Methods for Assesing Program Effectiveness.
Prentice Hall.
Williamson, B. (2016). Digital Education Governance: An Introduction. European
Educational Research Journal, 15(1), 3–13. https://doi.org/10.1177/1474904115616630
Wiyono, B. B. (2007). Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action
Research) (Burhanuddin (ed.)). FIP Universitas Negeri Malang.

Web-Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan | 311

Anda mungkin juga menyukai