#1 - Edit1-Inspeksi Kesehatan Lingkungan
#1 - Edit1-Inspeksi Kesehatan Lingkungan
KESEHATAN
LINGKUNGAN
Pada
Orientasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Webinar, 21 Januari 2021
INDIKATOR KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2020 - 2024
TARGET
NO INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
R 1 Persentase Desa/kelurahan Stop Buang 40% 50% 60% 70% 90% R
air besar Sembarangan (SBS)
P E
2 Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420
J N
3 Persentase sarana air minum 60% 64% 68% 72% 76%
M yang diawasi/diperiksa kualitas air S
minumnya sesuai standar
N 4 Jumlah fasyankes yang melaksanakan 2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
T
pengelolaan limbah medis sesuai (RS : 1.728, (RS : 2.016, (RS : 2.592, (RS 2.850, (RS 2881, R
standar PKM : 872) PKM : 984) PKM : 2850) PKM : 3.400) PKM : 5.919)
A
5 Persentase tempat pengelolaan pangan 38% 44% 50% 56% 62%
(TPP) yang memenuhi syarat sesuai
standar
Uji Laboratorium
AIR
PANGAN mengamati sarana (jenis dan
mengamati kondisi kualitas VEKTOR & BINATANG
kondisi) penyediaan air
media pangan, yang memenuhi PEMBAWA PENYAKIT
minum dan air untuk
prinsip-prinsip higiene sanitasi mengamati adanya
keperluan higiene sanitasi
dalam pengelolaan pangan tanda tanda kehidupan
dan mengamati kualitas air
vektor dan binatang
Pembawa
penyakit
TANAH UDARA
mengamati kondisi kualitas mengamati ketersediaan dan
tanah yang berpotensi sebagai SARANA & BANGUNAN kondisi kebersihan ventilasi dan
media penularan penyakit mengamati dan memeriksa kondisi mengukur luas ventilasi
kualitas bangunan dan sarana pada permanen
rumah/tempat tinggal Pasien
Pengukuran Media Lingkungan di
Tempat
Pengukuran media
lingkungan di tempat
dilakukan dengan
menggunakan alat in situ
Untuk mengetahui kualitas
media lingkungan yang
hasilnya langsung diketahui
di lapangan.
Uji Laboratorium
*) Jika Puskesmas mendapatkan sanitarian kit, maka uji laboratorium dilakukan dengan in situ
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
Analisis risiko kesehatan lingkungan dilakukan melalui:
a) Identifikasi bahaya
Mengenal dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu bahan dan memastikan
mutu serta kekuatan bukti yang mendukungnya.
b) Evaluasi dosis respon
Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan atau untuk menjelaskan bagaimana suatu
kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan yang berdampak terhadap
kesehatan.
c) Pengukuran pemajanan
Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada manusia oleh suatu bahan melalui semua
jalur dan menghasilkan perkiraan pemajanan.
d) Penetapan Risiko.
Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam “perkiraan batas atas” risiko kesehatan yang
terkandung dalam suatu bahan.
•Waktu pelaksanaan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sebagai tindak lanjut hasil
Konseling sesuai dengan kesepakatan
antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan Pasien, yang diupayakan dilakukan
paling lambat 24 (dua puluh empat) jam
setelah Konseling.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN IKL (Permukiman dan TFU)
1. Persiapan :
• Mempelajari hasil konseling
• Membuat janji kunjungan rumah dan lingkungannya dengan pasien dan keluarga
• Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan (form IKL, media penyuluhan, alat pengukuran)
• Melakukan koordinasi dengan perangkat desa atau kelurahan.
2. Pelaksanaan :
• Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku masyarakat.
• Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium dan analisis resiko
sesuai kebutuhan
• Melakukan penemuan penderita lainnya.
• Melakukan pemetaan populasi beresiko
• Memberikan saran dan tindak lanjut kepada sasaran (keluarga, pasien dan keluarga
sekitar)
Download formulir dan entry hasil IKL
http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/
CONTOH HASIL IKL TFU PADA E-SATU
CONTOH HASIL IKL TFU PADA E-SATU
TERIMA KASIH