Anda di halaman 1dari 2

MAKALAH

“ Demokrasi dan Korupsi di Indonesia”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anti Korupsi

Disusun Oleh:
Aldini Nurul Aidha (0119101068)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
LATAR BELAKANG
Demokrasi adalah system pemerintahan suatu Negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat dan kemajuan Negara untuk dijalankan oleh pemerintah Negara tersebut.
Sistem pemerintahan demokrasi memperbolehkan warga negaranya berpartisipasi. Baik secara
langsung atau melalui wakil rakyat dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Indonesia menjadi negara yang menganut sistem demokrasi. Sehingga memberi kebebasan
warga negaranya untuk menyampaikan pendapat.Demokrasi dimaksudkan sebagai landasan
hukum sebuah negara. Baik untuk yang terlibat di pemerintahan, maupun rakyatnya yang disebut
memiliki kuasa lebih besar. Karena rakyat berperan memilih dan menentukan perwakilan yang
berhak duduk di pemerintahan.
Namun pada nyatanya mengapa demokrasi kita melahirkan begitu banyak pemimpin
yang korup? Mengapa pemilu dan pilkada yang prosesnya diselenggarakan dengan cukup fair
dan terbuka berujung pada pemilihan orang-orang yang tidak kompeten? Apa yang salah?
Di Indonesia, demokrasi bukan hanya melahirkan wakil-wakil rakyat (DPR) yang tidak
kompeten, tetapi juga menghasilkan banyak kepala daerah yang korup dan intoleran. Kita sudah
menyelenggarakan empat kali pemilu dan ratusan pilkada di berbagai daerah, tapi kualitas wakil
dan pemimpinnya tidak mengalami perbaikan. Bahkan, jika melihat indikator korupsi,
kualitasnya semakin parah.

Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Kualitas
tersebut tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga menyangkut
kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
penyelenggara pemerintah menyebabkan terjadinya korupsi di tengah penyelenggaraan
pemerintahan yang demokrasi. Sehingga korupsi di Indonesia ini telah menjadi kebiasaan
tradisional orang Indonesia yang gemar menyuap dan membawa upeti untuk mengambil hati
para penguasa, jabatan, ditambah juga political ignorance para pemilih .Setiap kepala daerah
yang terpilih merasa berhutang pada partai yang mendukungnya. Ketika berkuasa, dia sekuat
tenaga akan ‘membayar utang’ kepada para pendukungnya, dengan memberi jabatan atau
memberi insentif lain, yang berpotensi mengandung korupsi.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya anomaly demokrasi di Indonesia, yaitu sebuah
pemerintahan demokrasi yang abnormal, dimana demokrasi berbanding lurus dengan tingkat
korupsi, ukan berbanding terbalik sebgaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai