Anda di halaman 1dari 12

JTB Vol. 10 No.

2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

JURNAL TATA BOGA


Tersedia online di
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA SMK

1Masriatus Sholicha, 2Veni Indrawati, 3Lucia Pangesthi, 4Asrul Bahar

1,3Pendidikan Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya


2Gizi,Universitas Negeri Surabaya
4Tata Boga, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Tujuan penulisan artikel ilmiah berikut yakni1) untuk


mengetahui konsep model pembelajaran kooperatif tipe TGT; 2)
Artikel Info
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT; 3) hasil
belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Submited: 25 Januari 2021 studi literatur yang berkaitan dengan penelitian-penelitian yang
Recived in revised: 20 Februari terdahulu yang dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa
2021 jurnal dan buku yang terkait kemudian dikaji. Hasil pengkajian
Accepted: 5 Maret 2021 disimpulkan bahwasanya 1) model pembelajaran kooperatif tipe
TGT adalah model pembelajaran yang sanggup melakukan
pengembangan akan pengetahuan, kemampuan, serta
keterampilan dengan menyeluruh pada suasana belajar yang
menyenangkan serta kompetitif didalam proses pembelajaran; 2)
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT guna
memberikan peningkatan akan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar lemak dan minyak mengalami peningkatan
pada proses pembelajaran. Perihal berikut bisa diamati melalui
keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran yang diberikan
Keyword: oleh guru dan hasil belajar yang meningkat; 3) penerapan model
Model pembelajaran, Teams Games pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil
Tournament (TGT), dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari
belajar. hasil belajar yang meningkat dan telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minumum (KKM).

Corresponding author:
masriatussholicha39@gmail.com
veniindrawati@unesa.ac.id

PENDAHULUAN pesatnya perkembangan pada dunia pendidikan


menimbulkan tuntutan pada lembaga pendidikan
Memberikan peningkatan serta guna selalu bisa melakukan penyesuaian dirir
pengembangan kualitas SDM adalah impian dan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk
tugas besar setiap bangsa. Peran pendidikan upaya peningkatan mutu serta kualitas
dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah pendidikan, perlu diarahkan perhatian-perhatian
penting karena pendidikan adalah salah satu khusus terhadap peningkatan kualitas pendidika.
tools agar tugas tersebut dapat tercapai. Semakin Satu di antara beberapa metode guna

234
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

memperbaiki dan memberikan peningkatan akan kurang dilibatkan secara aktif, sehingga proses
kualitas pendidikan ialah dengan pembaharuan pembelajaran yang aktif belum tercipta; (5)
sistem pendidikan [1]. kurang optimalnya proses penilaian yang
disebabkan oleh terbatasnya kemampuan untuk
Meningkatkan kualitas pendidikan secara mengembangkan perangkat instrumen asesmen,
berkelanjutan dilaksanakan dengan cara maka dari itu memerlukan adanya perubahan
konvensional ataupun modern. Perihal ini pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
memiliki tujuan bahwa pendidikan nasional pendidikan [4].
ditujukan guna memberikan peningkatan akan
mutu dalam tiap jenis serta jenjang Peran guru merupakan titik berat untuk
pendidikannya. Beberapa upaya penyempurnaan mencapai pembelajaran yang bisa menuntun
sistem pendidikan yang telah dilakukan oleh siswa sesuai tujuan yang sudah ditetapkan,
pemerintah baik dengan menata perangkat keras penitikberatan akan ada pada peran guru.
(hardware). ataupun perangkat lunak (software). Pengondisian kelas saat proses pembelajaran
Usaha itu sendiri, diamanatkan oleh peraturan berlangsung agar memiliki kondisi yang menarik
nasional pada UU Sistem Pendidikan di tahun dan menyenangkan merupakan salah satu tugas
2003, serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 guru. Sehingga, proses belajar mengajar akan
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional menjadi efektif bila dilakukan dalam keadaan
Pendidikan (SNP), yang sudah dilaksanakan yang menyenangkan. Model pembelajaran sudah
penyempurnaan pada aturan terbaru yakni banyak yang dikembangkan untuk memenuhi
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. proses pembelajaran demi tercapainya hasil akhir
Pembelajaran yang baik akan selalu beriringan yang maksimal dalam bidang pendidikan. Secara
dengan pendidikan yang berkualitas pendidikan harfiah, pengertian model pembelajaran diartikan
[2]. sebagai sebuah strategi yang akan dimangaatkan
pendidik guna menambah motivasi belajar, sikap
Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar peserta didik, yang sanggup merangsang
dari pendidik untuk melakukan sesuatu yang siswa untuk berpikir secara kritis, mempunyai
bersifat membelajarkan siswa pada lingkungan keterampilan sosial serta dapat mencapai hasil
belajar tertentu yang memiliki hasil kepada pembelajaran yang lebih optimal [1].
perubahan tingkah laku. Pembelajaran
merupakan sebuah proses, maka ada komponen- Berbagai persoalan muncul pada
komponen yang memiliki keterkaitan satu tahapan pembelajaran khususnya terkait materi
dengan yang lainnya. Beberapa komponen pokok yang diajarkan oleh pendidik pada siswa yang
dalam pembelajaran di antaranya mulai dari : kurang memahami. Guru acap kali kurang tepat,
tujuan pembelajaran, tenaga pendidik, peserta sehingga beberapa siswa kurang memahami
didik; kurikulum; hingga strategi, media, model, yang disebabkan penggunaan model
dan evaluasi pembelajaran. Hasil dari hubungan pembelajaran yang dilakukan penerapannya
antara banyak komponen pembelajaran, salah ketika tahapan belajar mengajar. Upaya
satunya akan membentuk suatu kegiatan yang mengatasi permasalahan tersebut harus
disebut proses pembelajaran [3]. dilakukan dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat oleh pendidik. Model pembelajaran
Proses pembelajaran sehari-hari di kooperatif merupakan salah satu model yang
sekolah tidak terlepas dari banyaknya persoalan. dapat dijadikan sebagai alternatif. Penggunaan
Salah satu yang sering terjadi adalah persoalan kelompok-kelompok kecil pada pembelajaran
terkait perangkat pembelajaran yang digunakan. kooperatif ini membuat para siswa melakukan
Persoalan yang dapat terjadi dari factor kerja sama guna meraih tujuan dari
perangkat pembelajaran misalnya: (1) indikator pembelajaran. Pada kelompok kooperatif akan
serta tujuan pembelajaran yang diformulasikan terjadi proses saling belajar serta berdiskusi,
oleh pendidik banyak yang masihlah condong membantu sesama anggota kelompok, dan
mengarah ke kemampuan afektif, kognitif, serta melibatkan teman-teman lainnya untuk
psikomotor tingkat rendah; (2) banyak tenaga mengatasi masalah belajar secara bersama-
pendidik yang masih memakai bahan ajar yang sama. Pada model pembelajaran in, siswa
condong bersifat kognitivistik; (3) belum dituntut untuk aktif dan saling memberi
optimalnya memanfaatkan sumber daya serta dukungan pada saat bekerja secara kelompok
media pembelajaran yang terdpat pada dalam menyelesaikan materi belajar. Model
lingkungan sekitar peserta didik serta pembelajaran ini cocok diaplikasikan pada
memanfaatkan situasi kehidupan yang nyata; (4) tahapan pembelajaran yang mampu
banyak guru yang masih menerapkan menumbuhkan rasa kerjasama serta
pembelajaran model konvensional dimana siswa tanggungjawab dalam kelompok. Terlebih pada

235
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman proses pembelajaran, dapat berlangsung banyak
konsep-konsep dan teori [1]. upaya yang saling berkaitan dan tidak saling
terlepas. Agar tercipta suasana pembelajaran
Diantara model pembelajaran kooperatif, yang menyenangkan dan menarik diperlukan
model yang efektif digunakan adalah model peran guru yang mampu mengondisikan kelas
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games dengan baik. Guru dituntut untuk memiliki suatu
Tournament (TGT). Satu di antara beberapa rancangan untuk mengondisikan suasana kelas
model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu menggunakan suatu model pembelajaran agar
peserta didik ditempatkan pada kelompok belajar siswa aktif. Ketika suasana pembelajaran yang
dengan anggota 5 (lima) hingga 6 (enam) orang aktif dapat tercipta maka hubungan timbal balik
peserta didik yang mempunyai kemampuan, jenis pada guru dengan peserta didik juga terbangun
kelamin, ataupun latar belakang ras dan suku [5].
yang tidak sama. Siswa diharuskan guna saling
melakukan kerja sama serta bahu membahu Kecenderungan pada proses belajar
untuk menyelesaikan permasalahan yang mengajar yang menjadikan guru sebagai satu-
dihadapi dalam proses pembelajaran. Model ini satunya pusat pembelajaran akan menyebabkan
dikatakan efektif karena kelompok siswa yang rendahnya keaktifan siswa. Tidak adanya sebuah
dibuat adalah kelompok-kelompok kecil melalui interaksi dalam pembelajaran membuat peserta
kemampuan serta latar belakang yang berbeda- didik di dalam kelas hanya mendengar penjelasan
berbeda. Setiap siswa diharuskan bekerja sama dari pendidik sebagai akibat dari pembelajaran
untuk memahami materi pelajaran yang ada [5]. yang kurang memberi porsi untuk peserta didik
guna bertindak lebih aktif. Kondisi tersebut dapat
Proses belajar-mengajar yang diterapkan mengakibatkan kurangnya konsentrasi peserta
oleh pendidik di sekolah masih jauh dari kata didik untuk menerima pelajaran karena hanya
ideal. Para guru masih cenderung untuk kurang adanya rasa tertarik dan suasana yang
menekankan pada tercapainya target materi dari relatif membosankan. Pembelajaran yang
kurikulum yang ada dan lebih dominan didominasi berpusat pada guru mempunyai titik
menekankan pada menghafal materi daripada lemah, yakni siswa menjadi jarang mengajukan
memahami konsep materi. Demikian pula dengan pertanyaan, timbulnya rasa kantuk pada siswa,
siswa, memiliki kecenderungan untuk dan siswa akan kurang maksimal dalam
menghafalkan materi saat akan dilaksanakannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh
ulangan saja dan ingatan tersebut cenderung guru [8].
bersifat short term memory yang akan hilang
setelah ulangan selesai. Pendekatan Berdasarkan permasalahan tersebut
konvensional (teacher centered) masih menjadi mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman
pendekatan yang dominan ketika guru berbagai macam konsep dan teori seringkali
menerapkan metode ceramah kepada muridnya. dianggap sukar oleh siswa. Apabila penyampaian
Peran siswa hanyalah duduk mendengarkan materi pembelajaran oleh guru dianggap kurang
maupun menulis materi yang diajarkan oleh menarik serta menimbulkan perasaan bosan,
pendidik. Proses belajar-mengajar yang demikian akhirnya memiliki kesan yang sukar untuk
masih memposisikan guru sebagai pusat dan peserta didik untuk memahami materi yang
pemeran utama dan mengakibatkan siswa diajarkan saat tahapan belajar mengajar. Hal itu
menjadi kurang aktif serta tak memiliki sendiri berakibat pada banyaknya peserta didik
kekreatifan sebab kurangnya kesempatan siswa yang belum sepenuhnya memahami konsep
guna memberikan umpan balik. Ketika terdapat dasar dari mata pelajaran terkait, berkurangnya
keterbatasan materi pelajaran yang disampaikan minat belajar siswa hingga tidak adanya
oleh pendidik maka informasi dan pengetahuan ketertarikan terhadap mata pelajaran. Metode
peserta didik akan kurang karena guru adalah pembelajaran yang akan dipilih dan diterapkan
satu-satunya yang memberikan informasi dalam oleh guru menjadi salah satu faktor kunci untuk
proses pembelajaran. Hal ini akan menimbulkan menangani permasalahan tersebut. Penerapan
dampak pada rendah dan minimnya hasil belajar metode belajar mengajar yang sesuai oleh guru
siswa [5]. diharapkan akan mampu membangun dan
membangkitkan kembali motivasi serta minat
Pengembangkan pemahaman siswa siswa untuk belajar, serta memperbaik proses
merupakan usaha yang tidak terlepas dari upaya dan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik.
peningkatkan hasil belajar. Pemahaman yang Metode pembelajaran yang selaras dengan
baik akan menimbulkan dampak positif pada hasil pelajaran yang akan diutarakan, sarana
belajar siswa yang menjadikan siswa prasarana yang ada, serta tujuan belajar
memperoleh nilai yang lebih maksimal. Dalam merupakan metode pembelajaran yang baik dan

236
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

harus dipilih. Diantara model pembelajaran yang mengajar guna meraih tujuan pembelajaran.
dapat diharapkan demi meningkatkan tingkat Penyusunan model pembelajaran umumnya
keaktifan serta hasil belajar peserta salah menurut dari banyaknya teori maupun prinsip
satunya dengan memanfaatkan pembelajaran selaku tolak ukur pada proses
model kooperatif dengan tipe Teams Games mengembangkannya. Penyusunan model
Tournament (TGT) [5]. pembelajaran oleh para ahli dilakukan dengan
dasar teori-teori psikologis, sosiologis, psikiater,
Berdasarkan penelitian yang relevan [7] prinsip-prinsip pendidikan, analisis sistem,
membuktikan adanya pengaruh pembelajaran ataupun teori lainnya. Sutu model pembelajaran
model TGT terhadap keaktifan maupun hasil boleh menjadi pola pilihan, maknanya pendidik
belajar peserta didik. Model pembelajaran diperbolehan untuk menentukan model
tersebut juga mudah dilakukan penerapannya pembelajaran yang menurutnya cocok serta
dalam sub kompetensi kerusakan dan keracunan efisien [6].
makanan yang membutuhkan proses Poin-poin dasar yang harus
pemahaman konsep-konsep materi. dipertimbangkan pada pilihan model
pembelajaran di antaranya: (1)
Tujuan penulisan artikel ilmiah yakni mempertimbangkan dengan tujuan yang hendak
guna mengetahui : 1) konsep model diraih; (2) mempertimbangkan dengan hal yang
pembelajaran kooperatif tipe TGT, 2) penerapan berkaitan pada bahan ataupun materi
model pembelajaran kooperatif tipe TGT, 3) hasil pembelajaran; (3) mempertimbangkan dengan
belajar siswa. subyeknya atau sudut pandang siswa yang
diajar, (4) pertimbangan yang lain berkarakter
non-teknis [10].
Model pembelajaran dapat berjalan
PEMBAHASAN dengan efektif serta efisien memiliki beberapa
prinsip di antaranya: (1) Hendaknya, model
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
pembelajaran memiliki nilai dasar yang jelas.
Teams Games Tournament (TGT
Nilai-nilai dasar tersebut dapat berupa antara
lain: nilai budaya, nilai religius, nilai norma
a. Pengertian Model Pembelajaran
ataupun gabungan dari ketiga nilai tersebut.
Kooperatif Tipe TGT
Rencana yang jelas, mantap serta sebaik-baiknya
1) Model Pembelajaran
bisa didapat apabila pemilihan dari nilai dasar ini
Model pembelajaran merupakan sebuah
akan dilakukan dengan baik pula (2) Model
pola pembelajaran atau perencanaan yang
pembelajaran dilihat dari dari tujuan umumnya.
dicanangkan selaku acuan guna perencanaan
Tujuan umum sendiri dapat dibedah menjadi
pembelajaran di kelas. Ibarat bungkus ataupun
tujuan khusus dan umum. Rumusan tujuan
bingkai, model pembelajaran tersebut ialah
umum juga tujuan khusus pembelajaran menjadi
pengaplikasian dari pendekatan, strategi,
pedoman guna melakukan pengembangan akan
metode, teknik serta taktik dalam pembelajaran
beberapa komponen pembelajaran (materi,
[5].
pendekatan, strategi, metode, sumber belajar,
Penjabaran tentang strategi pencapaian
dan teknik evaluasi) pada sebuah sistem
kompetensi peserta didik melalui pendekatan,
pembelajaran. Melalui hal tersebut, pada model
metode serta teknik pembelajaran, dijelaskan
pembelajaran ada keterkaitan antara tujuan
lebih lanjut dalam model pembelajaran [2].
pembelajaran dan komponen pembelajaran yang
Model pembelajaran ialah sebagai suatu
dilakukan pengorganisasiannya dan memiliki sifat
kerangka konseptual yang menggambarkan
holistik, (3) Model pembelajaran yang sesuai
prosedur secara sistematis ketika melakukan
pada realita. Maksudnya adalah model
pengorganisasian akan pengalaman belajar guna
pembelajaran yang digunakan haruslah dilakukan
meraih tujuan belajar yang sudah ditetapkan,
penyesuaiannya pada kapasitas sumber daya
serta memiliki fungsi selaku acuan bagi pihak
serta dana yang ada (4) [5].
yang bertugas merancang pembelajaran dan
para pengajar ketika melakukan perencanaan
2) Model Pembelajaran Kooperatif
akan kegiatan belajar mengajar [9].
Model pembelajaran kooperatif
Menurut penjabaran menganai model
merupakan model pembelajaran yang tidak
pembelajaran di atas, bisa didapatkan
sedikit dipakai pada proses belajar mengajar
kesimpulan bahwasanya model pembelajaran
dan menempatkan siswa sebagai pusat
dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
pembelajaran atau dikenal dengan istilah
pedoman tahapan belajar mengajar mulai dari
student center. Model ini banyak digunakan
sebelum, sedang, serta setelah kegiatan belajar

237
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

terutama sebagai solusi atas permasalahan menerima perbedaan yang ada pada antar
mengajak siswa untuk aktif yang sering siswa [6].
dialami oleh para pendidik. Metode ini juga Model pembelajaran TGT adalah
dianggap sebagai solusi untuk model dimana kelompok siswa dibentuk
permasalahan peserta didik yang tak dengan ukuran yang kecil berisikan tiga
terbiasa melakukan kerja sama bersama hingga lima siswa yang heterogen. Maksud
siswa lainnya, maupun persoalan peserta kata heterogen disini adalah heterogen
didik yang memiliki sikap agresif serta dalam banyak hal seperti tingkat akademik
kurang peka terhadap sekitarnya. Model siswa, ras, suku, maupun budaya, serta
pembelajaran ini telah dianggap berhasil jenis kelamin siswa. Poin utama dari model
diterapkan pada berbagai jenis pelajaran TGT ini yaitu ada pada permainan dan
pada beragam usia [1]. turnamen yang dibuat dan diatur secara
Model pembelajaran kooperatif akademik sehingga ada sisi-sisi edukatif di
merupakan suatu susunan aktivitas dalamnya. Dalam TGT, setiap anggota
pembelajaran yang didapatkan oleh peserta memiliki tanggungjawab untuk berusaha
didik pada ragam kelompok tertentu guna memahami materi pelajaran bersama
meraih tujuan pembelajaran yang sudah anggota kelompoknya terlebih dahulu,
ditetapkan. Pembelajaran kooperatif tipe kemudian setelahnya baru mereka diuji
TGT telah dirancang memiliki kegiatan tingkat pemahamannya melalui permainan-
permainan sehingga memungkinkan siswa permainan akademik yang telah disusun.
untuk bisa belajar dengan nyaman dalam Dalam permainan tersebut, perolehan nilai
suasana yang lebih santai. Pada waktu yang masing-masing siswa akan dihitung sebagai
bersamaan, juga diharapkan bisa skor masing-masing kelompoknya. Dalam
menimbulkan rasa berkerja sama, tanggung pembelajaran TGT, dimensi yang dimilikinya
jawab, menghargai sesama, percaya diri, terpatri pada kegembiraan yang tinggi
kompetitif, disiplin, sportif, dalam kegiatan sebab penggunaan permainan. Selanjutnya,
belajar secara kelompok [5]. dirasa bisa menaikkan tingkat keaktifan
Berdasarkan simpulan di atas, model siswa maupun hasil belajarnya [6].
pembelajaran kooperatif ialah model
pembelajaran di mana siswa dikondisikan b. Tujuan Model Pembelajaran
dalam kelompok-kelompok kecil dan Kooperatif
didorong guna saling memberikan bantuan Model pembelajaran kooperatif
pada sesama serta berinterakasi antar siswa mempunyai tujuan utama untuk
sebagai bentuk simulasi menjalankan memberikan motivasi pada peserta didik,
kehidupan bermasyarakat dalam kenyataan. melakukan pemanfaatan akan keseluruhan
Model pembelajaran kooperatif yang bisa daya sosial peserta didik, dan bertanggung
memberikan peningkatan akan kemampuan jawab masing-masing. Tujuan dari
peserta didik baik pada bidang pengetahuan penerapan model kooperatif adalah untuk
maupun keterampilan yang sepenuhnya memperoleh hasil prestasi siswa yang lebih
dilakukan dalam kondisi belajar yang maksimal dan secara bersamaan juga dapat
menyenangkan namun tetap kompetitif memperbaiki hubungan sosial ke arah yang
selama proses pembelajaran adalah model lebih baik, menanamkan sikap toleransi,
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games serta belajar guna bisa menghargai akan
Tournaments (TGT). opini individu lainnya. Selain hal tersebut,
penerapan model berikut juga ditujukan
3) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe agar bisa melakukan pemenuhan akan
(TGT) kebutuhan peserta didik pada melakukan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe pemecahan akan permasalaham melalui
TGT adalah strategi pembelajaran bepikir kritis (critical thinking) [10].
dikembangkan oleh Slavin yang tentunya Model pembelajaran kooperatif
bersifat kooperatif. Model ini dirancang mempunyai tujuan antara lain 1)
untuk membantu siswa dalam penguasaan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran
materi pada pelajaran terkait. Slavin berhasil juga prestasi belajar khususnya pada bidang
memperoleh informasi bahwa pembelajaran akademik, 2) meningkatkan kemampuan
tipe TGT ini terbukti bisa memberikan untuk mengingat bagi siswa, 3)
peningkatan akan konsep dasar meningkatkan rasa senang bagi siswa pada
pengetahuan, pencapaian, interaksi antar pengalaman proses belajar, 4) memberikan
siswa yang bersifat positif serta perilaku bantuan pada peserta didik guna

238
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

meningkatkan keterampilan komunikasi, 5)


meningkatkan keterampilan berhubungan e. Sintaks atau Fase Model Pembelajaran
sosial pada peserta didik, 6) membuat siswa Kooperatif Tipe TGT
semakin percaya diri [11]. Pembelajaran kooperatif tipe TGT
memiliki enam tahapan yang harus
c. Karakteristik Model Pembelajaran dijalankan oleh pendidik. Enam tahapan
Kooperatif tersebut antara lain :
Ciri model pembelajaran kooperatif
sebagai berikut dijelaskan berurutan antara Tabel 1. Sintaks tau Fase Model
lain: 1) setiap anggota anggota kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
mempunyai perannya tersendiri, 2)
terjadinya hubungan interaksi secara Tahapan Tingkah Laku Guru
langsung antara siswa pada proses
pembelajaran, 3) tanggungjawab proses Tahap 1 Pendidik mengutarakan
pembelajaran dan pemahaman materi Melakukan tujuan pembelajaran
penyampaian akan yang hendak diraih dan
kelompok dibebankan pada setiap anggota
tujuan serta menitik beratkan dalam
4) guru diharapkan untuk membantu pemberian motivasi manfaat pentingnya
meningkatkan keterampilan masing-masing pada peserta didik mempelajari topik
individu dalam kelompok, serta 5) guru tersebut. Pada tahapan
hanya memantau proses diskusi kelompok. ini guru juga berusaha
Kontak guru dengan kelompok maupun memberikan motivasi
anggota kelompok hanya pada saat-saat pada siswa dalam
tertentu saja jika diperlukan [1]. belajar

Tahap 2 Guru memberikan


d. Kelebihan dan Kelemahan Model Memberikan informasi ataupun
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT informasi materi pelajaran untuk
Keunggulan pembelajaran tipe TGT peserta didik melalui
ada pada penekanan turnamen akademik metode
dalam proses pembelajarannya. Setiap mendemonstrasikan
anggota sebagai perwakilan masing-masing ataupun menggunakan
kelompoknya untuk melaksanakan sumber bahan bacaan
turnamen. Situasi belajar mengajar jadi
Tahap 3 Pada tahap ini guru
lebih nyaman dan mengasyikkan dengan
Mengorganisasi memberikan penjelasan
keberadaan kompetisi antar kelompok ini. siswa kedalam kepada peserta didik
Selebihnya, dapat meningkatkan semangat kelompok-kelompok tentang cara membuat
siswa untuk berusaha memikirkan strategi kecil kelompok belajar serta
dalam menjalankan kompetisi dan membuat mengarahkan masing-
peraturan. Selain itu, juga akan tumbuh rasa masing kelompok agar
percaya diri dan berani dalam mengutarakan dapat melaksanakan
usulan ataupun ide konsep sehingga siswa transisi yang efisien dan
terpacu untuk aktif dan ada feedback dari efektif.
persaingan selama turnamen berlangsung
Tahap 4 Pendidik melakukan
[12]. TGT memiliki karakteristik yaitu Memberikan pendampingan pada
adanya kelompok-kelompok kecil yang bimbingan setiap kelompok belajar
dibuat untuk siswa dan proses pembelajaran kelompok bekerja selama proses
dikemas dalam bentuk permainan atau serta belajar menyelesaikan tugas
turnamen serta akan diberikan hadiah
berupa penghargaan bagi kelompok berhasil Tahap 5 Pada mengawasi
menjalankan tugasnya dengan maksimal. Turnamen kegiatan dan
memastikan siswa
Model pembelajaran kooperatif tipe
memahami petunjuk
TGT mempunyai kelemahan untuk pendidik,
yakni sulitnya melakukan pengelompokkan Tahap 6 Guru menghadiahi
akan peserta didik yang memiliki Memberi penghargaan bagi
kemampuan heterogen pada bidang penghargaan tim kelompok yang berhasil
akademik yang berbeda. Kesulitan bagi menjalanka tugas paling
siswa, antara lain membagi anggota maksimal dan
kelompok yang memiliki kemampuan tinggi memperoleh skor
dan timpang pada saat berdiskusi.

239
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

Tahapan Tingkah Laku Guru 2. Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe TGT untuk
tertinggi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK
turnamen Model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) ialah satu
Sumber : [10].
diantara beberapa tipe ataupun model
pembelajaran yang tidak sulit dilakukan
Hasil belajar merupakan output dari
penerapannya pada peserta didik.
setiap proses belajar mengajar. Aspek-
Dikarenakan, model ini memberikan
aspek kemampuan yang dapat dilatih dalam
bantuan pada peserta didik melakukan
kegiatan pembelajaran pada siswa meliputi:
pemahaman akan konsep-konsep serta teori
kemampuan afektif (sikap), kognitif
sehingga bisa menjadi alternatif guna
(pengetahuan) serta psikomotor
memberikan peningkatan akan hasil belajar
(keterampilan). Aktivitas belajar siswa juga
peserta didik. TGT ialah model pembelajaran
akan terjadi pada saat siswa belajar di kelas.
yang mengikutkan peran siswa selaku tutor
Aktivitas dari siswa dapat berupa perhatian,
sebaya serta memiliki konsep berkelompok,
pikiran, maupun keterlibatan sikap peserta
permainan, serta perlombaan. Pada model
didik pada tahapan pembelajaran guna
pembelajaran berikut, peserta didik belajar
meraih kesuksesan proses pembelajaran
bersamaan dengan bermain, yakni memberi
serta mengambil manfaat dari kegiatan
kesempatan pada peserta didik belajar
tersebut [13]. Ketika siswa dapat terlibat
dengan rileks melalui penumbuhan
secara aktif dan bisa fokus pada proses
perasaan tanggung jawab, team work yang
pembelajaran, sebagai contoh siswa aktif
baik, persaingan yang sportif serta
dalam berdiskusi dalam kelompok, maka
keterlibatan belajar. Pembelajaran TGT
aktivitas belajar dapat dikatakan baik.
dilaksanakan sesudah peserta didik belajar
Pada tingkatan ini meliputi
kelompok kemudian dilaksanakan
kemampuan berpikir kognitif, afektif serta
tournament yang bersifat akademik, peserta
psikomotor peserta didik. Yang dimaksud
didik melakukan berkompetensi selaku wakil
dengan kemampuan berpikir kognitif siswa
dari kelompoknya melawan anggota dari
yakni pahamnya peserta didik pada \materi
kelompok yang lainnya [1].
yang diberi peserta didik ketika saat proses
Penerapan model pembelajaran ini
pembelajaran, sehingga output dari
cocok digunakan pada mata pelajaran yang
kemampuan kognitif adalah siswa dapat
memerlukan pemahaman konsep-konsep
mengembangkan pengetahuannya sehingga
teori pelajaran. Dalam model pembelajaran
hasil belajar peserta didik mengalami
ini masing-masing siswa diberi
peningkatan serta bisa melakukan
tanggungjawab untuk memahami materi
pemenuhan akan kriteria ketuntasan
yang diberikan oleh tenaga pendidik,
minimum. Kemampuan berpikir afektif siswa
sehingga jika ada peserta didik yang kurang
yakni sikap atau kepribadian siswa yang
paham dapat memberikan bantuan untuk
dapat menerima, menjawab dan menilai
menerangkan ke peserta didik yang kurang
segala bentuk pembelajaran yang diberikan
memahami materi pelajaran. Semakin
oleh guru. Kemampuan afektif lebih
banyak yang paham dengan proses belajar
cenderung mengarah ke kegiatan peserta
mengajar tersebut, maka aktivitas
didik pada tahapan pembelajaran. [1].
pembelajaran di kelas akan meningkat.
Sedangkan kemampuan psikomotor peserta
Interaksi timbal balik antara peserta didik
didik yakni berhubungan keterampilan siswa
dan pendidik akan berjalan dengan lancar.
dalam menerima dan mengaplikasikan
Apabila kegiatan peserta didik terjadi
materi yang diberikan. siswa mampu
peningkatan secara drastis maka secara
menganalisis dan memecahkan masalah
otomatis hasil belajar peserta didik
dengan nalar yang dimilikinya berdasarkan
mengalami peningkatan dan berujung pada
teori yang didapatnya selama pembelajaran.
hasil optimal.
Tidak semua siswa dapat unggul dalam
Kecenderungan meningkatnya hasil
kemampuan ini, sehingga dibutuhkan
belajar peserta didik melalui diterapkannya
keterampilan pendidik ketika melakukan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
pengelolaan kelas sehingga proses
didukung oleh hasil penelitian yang
pembelajaran menumbuhkan interaksi
dilaksankan oleh [14]. Mode penelitian
dengan siswa secara baik.
tersebut memakai penelitian tindakan kelas
yang terdiri dari beberapa siklus. Pemilihan

240
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

model pembelajaran kooperatif tipe TGT melakukan penyampaian akan materi serta
berikut dikarenakan keterlibatan peserta motivasi yang diberikan oleh guru pada saat
didik pada pembelajaran yang kurang mengajar.
memuaskan sehingga hasil belajar peserta Penulisan artikel ilmiah ini ditunjan
didik yang tak sesuai pada target guru. melalui adanya penelitian yang terdahulu
Selain itu, dalam pembelajaran siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe
ditempatkan hanya sebagai pendengar dan TGT yang dilakukan oleh beberapa peneliti
pencatat sehingga siswa kurang aktif pada antara lain, Kecenderungan peningkatan
tahapan pembelajaran. keaktifan siswa dengan penerapan model
Penggunaan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe TGT, didukung
kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
bertujuan agar kemampuan kognitif siswa [7] dengan penelitian yang berjudul
dapat berkembang yang menyebabkan hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
belajar peserta didik meningkat sesuai Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)
dengan yang diharapkan. Hasil pelaksanaan Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial
pembelajaran menggunakan model Dan Hasil Belajar Kelas X Tata Boga 3 Di
pembelajaran kooperatif tipe TGT bisa SMK Negeri 6 Surabaya. Menurut penelitian
disimpulkan bahwa kartu gambar bisa tersebut penerapan model pembelajaran
memberikan peningkatan akan hasil belajar. kooperatif tipe TGT bisa memberikan
Perihal itu dibuktikan melalui terdapat peningkatan akan aktifnya peserta didik
kenaikan hasil belajar peserta didik dari sebab membuat peserta didik merasa tidak
setiap siklus [5]. jenuh selama kegiatan pembelajaran. Materi
Usaha peningkatan hasil belajar tak yang diajarkan guru mudah dipahami dan
lepas dari usaha pengembangan dan diingat karena model pembelajaran ini
pemahaman siswa. Melalui tingkat sangat menarik bagi siswa.
pemahaman yang baik akan menimbulkan
dampak positif pada hasil belajar yang Tabel 2. Persentase keaktifan siswa pada
menyebabkan siswa bisa meraih nilai atau tahapan pembelajaran
titik yang diharapkan. Beberapa usaha itu
sendiri tak terlepas dari tahapan Klasifikasi
pembelajaran yang terlaksana. Pada perihal Tindakan Persentase
Ketuntasan
tersebut, dibutuhkan pendidik yang cakap Siklus I 74,07 % Belum tuntas
melakukan pengelolaan kelas secara baik
Siklus II 93,05 % Tuntas
supaya menimbulkan suasana pembelajaran
yang bisa mendapatkan perhatian peserta
didiknya, kondusif serta memberikan
perasaan senang. Hasil penelitian oleh [15] penelitian
Pada tahapan pembelajaran, pendidik berjudul Penerapan Metode Pembelajaran
yakni selaku ujung tombak dari komponen Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
yang melakukan interaksi dengan langsung (TGT) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa.
bersama peserta didik. Pendidik memiliki Desain penelitian ini merupakan penelitian
peran yang terpenting terhadap terciptanya tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.
proses pembelajaran yang efektif. Hasil pelaksanaan pembelajaran dengan
Kompetensi pendidik ketika melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif
pengorganisasian akan pembelajaran dapat tipe TGT dapat disimpulkan terjadi
memengaruhi aktifnya peserta didik serta peningkatan aktifitas siswa. Perihal tersebut
hasil belajarnya. Aktifnya peserta didik yang diperlihatkan melalui terdapatnya kenaikan
dimaksud ialah keseluruhan aktivitas keaktifan peserta didik dari setiap siklus
peserta didik yang dilaksanakan ketika pembelajaran.
tahapan belajar mengajar. Guna meraih
Tabel 3. Persentase dalam kelompok
keadaan yang seperti itu dibutuhkan
kooperatif tingkat keaktifan siswa
seorang fasilitator, yakni pendidik. Seorang
guru harusnya memiliki kemampuan guna Klasifikasi
membuat kondisi belajar dengan pelibatan Tindakan Persentase
Ketuntasan
peserta didik dengan keaktifannya. Hasil
belajar siswa dapat dipengaruhi banyak hal Siklus I 75 % Belum tuntas
diantaranya, keaktifan ketika mengikuti Siklus II 90 % Tuntas
tahapan belajar mengajar, cara pendidik

241
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

Kecenderungan meningkatnya hasil didik sehingga menunjukkan ketuntasan


belajar siswa melalui diterapkannya model belajar [17].
pembelajaran TGT didukung hasil penelitian Melalui penelitian yang memiliki judul
oleh [12] dengan penelitian yang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
membuktikan bahwa adanya pengaruh pada Kompetensi Dasar Teknik Pengolahan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT Makanan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
terhadap hasil belajar siswa yang signifikan. Siswa SMK YPM 2 Taman, Sidoarjo,
Dan model pembelajaran ini mudah penelitian ini membuktikan bahwa dalam
dipahami dan menyenangkan bagi siswa. penerapan model pembelajaran ini pada
hasil belajar mengalami peningkatan
Tabel 4. Persentase hasil belajar siswa dikarenakan respon siswa pada saat proses
pembelajaran sangat baik [18].
Klasifikasi
Tindakan Persentase
Ketuntasan 3. Hasil Belajar Siswa
Siklus I 65,63 % Belum tuntas
Siklus II 87,88 % Tuntas a. Belajar
Belajar adalah sebuah tahapan upaya
Penelitian yang memiliki judul
yang dilaksakan seorang individu guna
Implementasi Model Pembelajaran Team
mendapatkan sebuah perbedaan akan
Game Tournament (TGT) Untuk
tingkah laku yang baru secara menyeluruh,
Meningkatkan Hasil Belajar Kewirausahaan
selaku hasil pengalaman pribadi pada
Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Purworejo,
interaksi bersama lingkungan dirinya [20].
penelitian ini membuktikan bahwasanya
Menurut [1] belajar ialah berubahnya
adanya perbedaan yang signifikan hasil
mental dalam diri siswa. Belajar adalah satu
belajar peserta didik dengan memakai
di antara beberapa faktor yang
model pembelajaran konvensional dengan
memengaruhi serta memiliki peran penting
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
pada proses membentuk kepribadian serta
Model pembelajaran ini dapat diterapkan
perilaku individu. Dari penjabaran di atas
pada mata pelajaran yang membutuhkan
maka, belajar ialah sebuah tahapan upaya
kerjasama tim [11].
yang dilaksanakan seseorang individu guna
Tabel 5. Persentase hasil belajar siswa memberikan pengaruh serta memiliki
peranan yang penting pada membentuk
Tindakan Persentase Klasifikasi kepribadian serta tindakan seseorang [10].
Ketuntasan
b. Hasil Belajar
Siklus I 64,5 % Belum tuntas
Berdasarkan [5] bahwasanya hasil
Siklus II 87,88 % Tuntas belajar ialah berubahnya tindakan dengan
keseluruhan, tak hanya sebuah aspek
Penelitian yang berjudul Model potensi kemanusiaan saja. Sementara
Pembelajaran TGT untuk Meningkatkan berdasarkan [3] bahwasanya hasil belajar
Hasil Belajar Siswa SMK, penelitian tersebut ialah berubahnya perilaku pada pribadi
membuktikan bahwa diterapkannya model seseorang, Maknanya, seorang yang sudah
pembelajaran kooperatif berikut bisa mendapatkan tahapan pembelajaran akan
memberikan peningkatan akan hasil belajar mengalami tingkah lakunya. Namun, tak
peserta didik serta kegiatan pembelajaran seluruh perubahan tingkah laku merupakan
peserta didik. Sehingga terdapat perbedaan hasil belajar. Perubahan tingkah laku selaku
hasil belajar siswa sebelum diterapkan hasil dari belajar memiliki ciri-ciri yaitu, (1)
model pembelajaran TGT dan sesudah perubahan yang disadari, (2) perubahan
diterapkan [13]. yang memiliki sifat berkesinambungan, (3)
Melaksanakan penelitian yang perubahan memiliki sifat fungsional, (4)
memiliki judul Peningkatan Hasil Belajar perubahan yang bersifat positif, (5)
Siswa Mata Pelajaran Tata Hidang Dengan perubahan yang memiliki sifat aktif, (6)
Model Pembelajaran Student Teams Kelas XI perubahan yang memiliki sifat permanen
Jasa Boga Di SMK Negeri 1 Bagor Nganjuk, (tetap), (7) perubahan yang memiliki tujuan
penelitian ini membuktikan bahwasanya serta terarah, (8) perubahan yang
adanya pengaruh penerapan model didapatkan tersebut senantiasa bertambah
pembelajaran ini bisa memberikan yang menyebabkan perbedaan dengan
peningkatan akan aktifnya belajar peserta kondisi sebelumnya. Pada artikel ini, prestasi

242
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

adalah nilai yang diberi oleh pendidik pada sebuah proses pembelajaran sangat
siswa dari sebuah aktivitas belajar yang memiliki pengaruh pada mencapai hasil
sudah dikerjakan baik secara individu belajar. Bisa dikatakan bahwasanya
ataupun kelompok pada suatu masa keaktifan ialah kondisi ketika peserta didik
tertentu. bekerja atau melakukan usaha menjadi
Hasil belajar dijelaskan pada aktif. Keaktifan pada tahapan pembelajaran
klasifikasi yang dilakukan siswa akan menimbulkan hubungan atau
pengembangannya pada ilmu Taksonomi interaksi antara pendidik dan peserta didik
Bloom. Taksonomi Bloom maupun peserta didik satu dengan yang
mengorganisasikan hasil belajar pada 3 lainnya. Perihal tersebut menyebabkan
ranah, yakni kognitif, afektif serta suasana kelas menjadi lebih cair, terdapat
psikomotor. Ranah kognitif memiliki perasaan senang pada peserta didik, dengan
keterkaitan langsung pada kemampuan masing-masing peserta didik bisa
berpikir. Kognitif digolongkan menjadi enam memerankan kemampuannya semaksimal
level yakni pengetahuan, pemahaman, mungkin [20].
penerapan, analisis, sintesis, serta penilaian. Menilai akan tahapan belajar
Ranah afektif memiliki hubungan langsung mengahar diamati dari sejauh manakah
pada perasaan, kepribadian serta sikap. keaktifan peserta didik ketika mengikuti
Afektif terbagi menjadi lima jenjang proses belajar. Keaktifan peserta didik bisa
kemampuan yakni menerima, menjawab diaamati saat peserta didik memiliki peran
ataupun reaksi, melakukan penilaian, yang aktif pada proses belajar mengajar
organisasi serta karakterisasi pada sebuah misalnya aktif memberikan pertanyaan pada
nilai. Sementara itu, ranah psikomotor peserta didik ataupun pendidik, ingin
memiliki hubungan langsung dengan melakukan diskusi kelompok dengan peserta
keterampilan motorik. Psikomotor terbagi didik lainnya, sanggup memecahkan
menjadi lima level kemampuan yakni imitasi, persoalan dan juga bisa menuntaskan
manipulasi, presisi, artikulasi, serta permasalahan, hingga bisa melakukan
naturalisasi [5]. penerapan akan apakan yang sudah
didapatkan guna melakukan penyelesaian
c. Aktivitas Siswa akan permasalahan yang [19].
Aktivitas siswa ketika sedang Pembelajaran pada kelas hendaknya
melaksanakan pembelajaran merupakan menciptakan suasana yang menyenangkan
satu di antara beberapa sebab indikator yang menyebabkan peserta didik aktif
terdapat keinginan peserta didik melakukan memberikan pertanyaan, mempertanyakan,
kegiatan belajar. Aktivitas ataupun perilaku serta mengungkapkan gagasan yang baik
yang terjadi ketika tahapan pembelajaran [5].
adalah pengertian dari aktivitas siswa. Meningkatkan hasil belajar serta
Kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan pada kegiatan belajar peserta didik akan
pengertian aktivitas siswa adalah kegiatan membuahkan hasil yang baik jika tak
yang tertuju ke tahapan pembelajaran didukung melalui memperbaiki kegiatan
misalnya memberikan pertanyaan, mengajar pendidik dalam proses
mengemukakan opini, menuntaskan tugas- pembelajaran. Upaya meningkatkan
tugasnya, bisa memberikan jawaban akan tersebut sangat diberikan pengaruhnya oleh
soal yang ditanyakan pendidik serta dapat hasil refleksi dan perbaikan proses mengajar
melakukan kerjasama bersama peserta didik guru di kelas. Keberhasilan penerapan
lainnya, dan juga tanggungjawab pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT
tugas yang diberi, terlbih adanya proses untuk meningkatkan hasil belajar siswa
timbal balik yang terjadi. Sebab, bila dengan dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor ini
tidak adanya keaktifan maka pembelajaran antara lain, suasana kelas yang mendukung
pada kelas tidak terlaksana secara baik. Hal hingga terlaksananya kegiatan
paling dasar pada tahapan belajar mengajar pembelajaran.
ialah aktifnya peserta didik. Pada penerapan model pembelajaran
kooperatif ini, siswa harus bertanggung
d. Keaktifan Siswa jawab menguasai materi dan setiap anggota
Keaktifan memiliki kata dasar aktif kelompok akan senantiasa untuk melakukan
yang memperoleh imbuhan ke-an dan kerjasama agar materi bisa dikuasai.
memiliki makna pada KBBI yakni giat Selanjutnya bisa dikatakan untuk member
(bekerja berusaha). Peserta didik pada motivasi pada peserta didik agar bisa

243
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

melakukan penguasaan akan materi supaya belajar siswa adalah model pembelajaran yang
bisa bersaing dalam turnamen akademik. diterapkan guru kurang menarik sehingga siswa
Perihal tersebut selaras dengan teori kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan
pembelajaran kooperatif tipe TGT di mana peneliti lebih mencoba memperluas kajian
peserta didik bekerja dalam kelompok pustaka serta hasil review jurnal-jurnal supaya
kooperatif guna bisa melakukan penguasaan hasil penelitian menjadi lebih baik.
akan materi pembelajaran dan terjadinya
kompetisi untuk mendapatkan hasil yang REFERENSI
maksimal. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT juga dapat [1]Isjoni. 2019. Pembelajaran Kooperatif.
meningkatkan aktivitas siswa yang terjadi di Yogyakarta : Pustaka Pelajar
kelas disebabkan karena kegiatan siswa
telah dikondisikan dan terarah sesuai [2]Mulyasa, H.E. 2015. Pengembangan dan
dengan tujuan yang telah disusun Implementasi Kurikulum 2013. Bandung
sebelumnya. Keberhasilan tersebut juga tak : PT Remaja Rosdakarya.
bisa lepas dari kemampuan pendidik yang [3]Rachmawati Tutik, Daryanto.2015. Teori
optimal guna melakukan pembelajaran di Belajar dan Proses Pembelajaran yang
kelas. Mendidik. Yogyakarta : Gava Media.
SIMPULAN [4]Akbar, Sa’dun. 2017. Instrumen
Perangkat Pembelajaran. Bandung :
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat PT Remaja Rosdakarya.
disimpulkan :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT [5]Suprijono, Agus. 2016. Model-Model
adalah model pembelajaran yang mampu Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta
mengembangkan pengetahuan, : Pustaka Pelajar.
kemampuan, dan keterampilan secara [6]Huda,Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran
penuh dalam suasana belajar yang dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
menyenangkan dan kompetitif didalam Pelajar.
proses pembelajaran.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif [7]Dwi Kristiani, Ritary. 2014. E-journal Boga,
tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar Volume 03, Nomor 01, Edisi Yudisium
siswa mengalami peningkatan pada proses Periode Februari, 11-21.
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari file:///D:/UNESA/SEMESTER%208/SKRI
keaktifan siswa dalam mengikuti PSI/Jurnal%20TGT%20Unesa.pdf.
pembelajaran yang diberikan oleh guru dan Diakses pada tanggal 18 Maret pukul
hasil belajar yang meningkat sehingga 16.45 WIB
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minumum [8]Mulyasa, H.E. 2015. Pengembangan dan
(KKM). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung
3. Hasil belajar siswa dengan penerapan model
: PT Remaja Rosdakarya.
pembelajaran kooperatif tipe TGT
mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat [9]Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran
diketahui dari hasil belajar yang meningkat Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana
dan keaktifan siswa dalam mengikuti Prenada Media Group.
pembelajaran. Keaktifan siswa pada siklus I
rata-rata kelas 75%, kemudian dilakukan [10]Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran.
siklus II diperoleh rata-rata kelas 90%, Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
mengalami peningkatan pada persentase
keaktifan siswa. Hasil belajar siswa pada
siklus I rata-rata kelas 65,63% karena hasil [11]Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengkajian
belajar siswa belum mencapai KKM maka Pragmatik. Bandung: Angkasa
dilakukan siklus II diperoleh rata-rata kelas [12]Aunurrahman. 2009. Belajar dan
87,88%. Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
SARAN [13]Sulastri, Susi. 2009. Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Saran dari peneliti mengenai penerapan model Games Tournament (TGT) Pada Mata
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan
peningkatan keaktifan peserta didik dan hasil Keaktifan Siswa Kelas X SMA Santa Maria

244
JTB Vol. 10 No. 2 (2021) 234-245 ISSN: 2301-5012

Yogyakarta. Skripsi, FKIP, Pendidikan


Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
file:///C:/Users/user/Downloads/fdokum
en.com_penerapan-model-
pembelajaran-kooperatif-tipe-yesus-
kristus-bunda-maria-dan-santo.pdf
Diakses pada tanggal 20 Maret 2020
pukul 11.30 WIB
[14]Fajri. 2011. Implementasi Model
Pembelajaran Team Game Tournament
(Tgt) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kewirausahaan Siswa Kelas X Busana
Smk N 6 Purworejo. Skripsi. FT,
Pendidikan Teknik Boga dan Busana,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
[15]Supriyani. 2016. Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Tata Hidang
Dengan Model Pembelajaran Student
Teams – Achievement Devisions (Stad)
Kelas XI Jasa Boga Di Smkn 1 Bagor
Nganjuk. Skripsi, FT, Pendidikan Teknik
Boga, Universitas Negeri Yogyakarta.
[16]Maryani. 2010. Penerapan Metode
Pembelajaran Cooperative Learning Model
Team Game Tournament (TGT) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Pengolahan Masakan Indonesia
Pada Siswa Kelas XI Jasa Boga SMK Negeri
3 Klaten.. Skripsi, FT, Pendidikan Teknik
Boga, Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id/43054/1/Woro-
Dwi-Maryani11511247014.pdf Diakses
pada tanggal 20 Maret 2020 pukul 10.00
WIB

[17]Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.Yogyakarta.
file:///C:/Users/user/Downloads/150377
093576513316_pdf.pdf Diakses pada
tanggal 20 Maret 2020 pukul 09.45 WIB
[18]Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
[19]Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses
Belajar. Bandung : Sinar Baru.
[20]Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya

245

Anda mungkin juga menyukai