EDITOR:
Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Ed
Penerbit:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
ii
KUMPULAN KISAH SUKSES KEPALA SEKOLAH SMK
Editor:
Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Ed
ISBN:
978-602-52537-5-1
Redaksi:
Ged. D Lt. 14 Jl. Pintu 1, Senayan Jakarta Pusat, Indonesia
Telp. (021) 57974125
Email: kesharlindung.tendik@kemdikbud.go.id
iii
PRAKATA
iv
menghadirkan perspektif praksis yang beragam sekaligus
unik tentunya. Untuk itu, kami atas nama Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan terima kasih
kepada para penulis, editor dan semua pihak yang telah
mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaga hingga terbitnya
buku Kumpulan Kisah Sukses ini.
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................... vii
vii
STRATEGI MEWUJUDKAN SMK
UNGGUL SECARA NASIONAL
Gunawan Dwiyono
SMK Negeri 11 Malang
dwiyono1967@gmail.com
1
pengelola sekolah. Strateginya dengan melakukan
kegiatan itu menjadi keunggulan masing masing disertai
inovasi dengan melibatkan peran internal dikombinasikan
dengan stake holder yang kita miliki. Kegiatan yang rutin
di sekolah harus selalu berpikir, bagaimana kegiatan
rutin itu unggul dibandingkan dengan kegiatan serupa
yang selama ini menjadi rutinitas.
Dengan berinovasi di setiap kegiatan rutin secara
terus menerus. Akan terakumulasi unggul di setiap lini
kegiatan yang kita miliki. Semua guru harus selalu diajak
memikirkan inovasi apa dari kegiatan rutin yang
dijalaninya. Dengan mengidentifikasi rencana
keunggulannya, maka target yang direncanakan juga
akan ditetapkan. Hasil implementasinya tentu melebihi
kegiatan rutin yang biasa dilakukan. Para guru pasti
berkeinginan untuk mendokumentasikannya sebagai
portofolio pribadi. Portofolio itu bisa digunakan sebagai
dokumentasi keunggulan saat ini, dibanding dengan
kegiatan sebelumnya.
Pentingnya sekolah unggul yang membudayakan
berpikir kreatif pada setiap kegiatan adalah dalam rangka
menyiapkan siswanya menjadi tanggap terhadap
kebutuhan pasar kerja dan industri yang maju pesat,
sehingga keuntungan yang didapat oleh: guru, sarana,
dan siswa dan sekolah antara lain:
Guru
1) Menjadi selalu berpikir inovasi dalam melakukan
setiap aktifitas pembelajaran.
2) Selalu ada yang baru ketika melakukan kegiatan
menyusun rencana pembelajaran.
3) Guru secara gagasan ingin lebih baik dari guru
lainnya.
4) Ingin kompetitif serta lebih baik dalam menyusun
program semester.
5) Ada karya baik berupa media maupun produk hasil
pembelajaran.
6) Bisa unjuk karya di ekspo pembelajaran yang
diselenggarakan sendiri setiap tahun.
Sarana:
1) Guru memilih alternatif aktifitas pembelajaran untuk
menyiasati sarana yang dimiliki.
2
2) Guru mengusahakan menghadirkan industri dalam
kesulitan guru dalam pembelajaran bidang
kejuruannya.
3) Guru rajin memilih alternatif media dengan kreasi
masing masing.
4) Guru berpikir mengajak siswa memiliki pengalaman
menggunakan sarana di industri untuk memberi
pengalaman alat alat yang tidak mungkin dibeli
sekolah
5) Ada upaya menghadirkan CSR (Corporate Social
Responsibility) dari industri sekolah
6) Guru rajin mengunduh media tutorial secara online
untuk dipelajari
Siswa:
1) Siswa tidak tergantung pada sarana belajar yang
dimiliki sekolah
2) Siswa memiliki pengalaman membuat media belajar
dengan karya sendiri
3) Siswa lebih kreatif dalam membuat media
pembelajaran berbasis IT
4) Siswa mudah mencari tutorial belajar secara on line
dalam menyelesaikan masalah belajar yang dialami
5) Siswa bisa meniru membuat sendiri tutorial atas
inovasi yang dikerjakan
Sekolah:
1) Hadirnya industri di sekolah menambah kepercayaan
masyarakat untuk menyekolahkan putranya.
2) Adanya kerjasama dengan lembaga lain bisa
digunakan untuk memasarkan kompetensi siswa.
3) Membatu sekolah lain yang kesulitan bisa menambah
kepercayaan diri siswa dalam hal melayani customer.
4) Sekolah yang lain merekomendasikan SMK Negeri 11
Malang untuk memperoleh bantuan secara mudah
dan murah
5) Industri sendiri yang menunjukkan pada pihak lain
tentang keunggulan sekolah yang mudah berkembang
dan selalu berinovasi
6) Stake holder juga akan semakin percaya bahwa
kegiatan kerjasama dengan SMK Negeri 11 Malang
memiliki jaminan layanan yang memuaskan.
3
Strategi Mewujudkan Sekolah Unggul
SMK Negeri 11 Malang dalam melaksanakan semua
keunggulan di berbagai lini kegiatan, selalu dilakukan
dengan cara mengkombinasikan kompetensi supervisi,
manajerial, dan kewirausahaan secara proposional
sesuai tingkat kebutuhan dan selalu memandang
masalah secara komprehensip dan fleksibel dalam
mengaplikasikannya. Begitu terus menerus dalam
mengelola seluruh proses kegiatan di sekolah. Persiapan
menuju sekolah unggul secara nasional memerlukan
pengertian bersama sehingga dibutuhkan rapat internal
sekolah, untuk memperoleh dukungan dan komitmen
bersama. Dukungan komitmen untuk sebanyak-
banyaknya melakukan kegiatan kreatif dan inovatif.
Kesesuaian dengan sumber daya sarana, personal dan
jenis kegiatan yang benar benar dibutuhkan saat ini
adalah menjadi prioritas pilihan yang bisa dilakukan.
Perencanaan usaha/kegiatan yang potensi
dikembangkan harus ditangani oleh team pelaksana yang
benar benar memiliki semangat berkembang. Sesuai
prioritas yang sedang dibutuhkan, memilih nara sumber
dari mitra stake holder yang kita anggap mumpuni. Juga
tidak lupa merencanakan kegiatan ini sebaik mungkin.
Bila perlu mengajak sekolah lain. Melibatkan Dinas
Pendidikan Provinsi untuk mengundang sekolah lain.
Pada pelaksanaan kegiatan kita senantiasa
merencanakan kegiatan yang dibuat pada proses
persiapan. Apabila ada hal hal tertentu bisa kita rubah
sesuai situasi yang dibutuhkan. Mengamati
keterlaksanaan dan mencatatnya sebagai bahan untuk
laporan pelaksanaan kegiatan. Sekaligus sebagai kegiatan
untuk menyusun laporan kegiatan. Sehingga ketika acara
selesai, disertai dengan selesainya laporan kegiatan.
Maka sebenarnya mengelola kegiatan itu merupakan
implementasi yang berulang dan terus menerus saat
menerapkan kompetensi kepala sekolah pada kegiatan
Supervisi, Manajerial dan Kewirausahaan secara
komprehensif, fleksibel dan proporsional saat mengelola
apapun kegiatan di sekolah.
4
Upaya menerapkan Kegiatan Supervisi, Manajerial dan
Kewirausahaan yang membuat sekolah unggul
a. Kegiatan Supervisi
Lebih Kegiatan supervisi ini sangat penting di sekolah,
karena proses pembelajannya sulit dijamin bila kegiatan
ini tidak diorganisasi dengan baik. Dengan jumlah guru
yang dari 90 orang, Maka kegiatan supervisi ini
membutuhkan kombinasi kompetensi manajerial pada
pelaksanaannya.
5
pasangan. Serta segera membuat jadwal pelaksanaan
sinkronisasai kurikulum.
b. Kegiatan Manajerial
Kepala sekolah senantiasa berpikir efisien dalam
melangkah dan memimpin kegiatan manajerial hal ini
tidak lepas dari kemampuan mengintegrasikan
kompetensi kewirausahaan saat melakukaa aktifitas
manajerial. Begitu pentingnya kegiatan dan mengelola
integrasi kombinasi kompetensi ini dalam bertugas.
Begitu pula pentingnya untuk memastikan kegiatan
berlangsung dengan baik kepala sekolah harus
senantiasa melakukan kontrol kegiatan/supervisi
kegiatan. Berikut tahapan kegiatan manajerial.
6
dipetakan sesuai potensi siswa, guru baik dibidang
akademis maupun non akademis.
c. Kegiatan Kewirausahaan
Memperjuangkan sekolah untuk maju dan siap
berbeda dengan sekolah lainnya karena disadari sekolah
7
itu memiliki keunikan yang tidak sama dengan sekolah
lainnya. Perbedaan itu menjadi keunggulan bagi sekolah.
Karena yang kita lakukan adalah tidak selalu sama
dengan sekolah lainnya. Semua itu tidak lepas dari
kepiawaian memilih dan memilah-milah kegiatan yang
benar benar mampu menciptakan peluang baik dari
prestasi, usaha sekolah, teaching factory, bantuan
industri serta pengakuan dari stake holder tentang
kemajuan sekolah. Tetap dibutuhkan integrasi
keterampilan manajerial dalam melakukan tugas
kewirausahaan karena pengorganisasian personal
dibutuhkan komitmen bersama.
8
3) Tahapan Evaluasi/Refleksi dan Rencana Tindak
Lanjut Kewirausahaan
Melakukan rapat kegiatan evaluasai pasca kegiatan
merupakan bagian penting dari rangkaian kegiatan.
Meskipun singkat, kegiatan evaluasi menjadi modal untuk
melakukan kegiatan serupa. Kegiatan lainnya juga
diharap memperhatikan rencana tindak lanjut apabila
rekomendasi hasil evaluasi ini diikuti dan dilaksanakan.
4) Tahapan Ekstra Kegiatan Kewirausahaan
Mendokumentasi berbagai aktifitas yang dilakukan
bisa bentuk laporan, foto, MOU, dan membuat video
keberhasilan sebagai bahan promosi kita telah berhasil
melakukan kegiatan layanan pada konsumen hasil dari
proses belajar baik itu teaching factory maupun kegiatan
pembelajaran kewirausahaan.
9
Gambar 2. Bapak Dirjen Dikdasmen Hamid Muhamad berkesempatan
mengunjungi Learning Expo SMK N 11 Malang
10
tempat prakerin, institusi, industri, tetangga, pengusaha
atau tempat jual beli online. Pengerjaan job masing-yang
sudah diterima dikerjakan saat jam pembelajaran. Lalu
diuji coba pada customer. Bila sudah berhasil anak
tersebut dipastikan nilainya lebih dari 80.
11
Gambar 4. Kunjungan Menko Perekonomian
12
Gambar 6. Pengerjaan Lab Komputer SD dan SMP se Kota Malang
13
Gambar 8. Siswa praktik pemesangan jaringan fiber optic
14
g. Mengembangkan Aplikasi Ujian On Line (USBN) SD
Se- Kota Malang
SMK Negeri 11 Malang masih satu satunya SMK yang
berani mengerjakan pekerjaan sangat beresiko USBN On
Line serentak se-Kota Malang. Dengan produk yang
dibuat oleh guru dan siswanya. (SDM SMK).
15
waktu yang lama menyebabkan program program di
sekolah bisa dilaksanakan yang saling menguntungkan
16
Daftar Pustaka
Gitosudarmo, Indriyo, Sudito, I Nyoman. 2000. Perilaku
Keorganisasian. Yogjakarta: BPFE.
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.
Mantja,W. 1998. Kompetensi Kekepalasekolahan :
Landasan, Peran dan Tanggung jawabnya . Jurnal :
Filsafat, Teori dan Praktek Kependidikan. Tahun 23
Nomor 1 Januari 1996. Malang : FIP IKIP Malang
Mendels, P. 2012. The effective principal: five pivotal
practices that shape instructional leadership.
Feature Leadership, 33(1). Retrieved from
http://www.wallacefoundation.org/knowledge-
center/Documents/The-Effective-Principal.pdf
Permendikbud No. 13 Tahun 2017 tentang Standar
Kepala Sekolah
Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan
Guru Sebagai Kepala Sekolah
Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar danTteknik Supervisi
Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Robbin, S.P. 1995. Organizational Behavior. (5 th.Ed)
Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Susanto, Astrid, S. 1977. Pengantar sosiologi dan
perubahan sosial, hal 124, Bandung: Karya
Nusantara.
17
Tentang Penulis
Drs. Gunawan Dwiyono, S.ST, M.Pd,
dilahirkan di Malang pada tanggal 30
September 1967. Pendidikan pertama
di SD Taman Harapan Malang pada
tahun 1981. Kemudian melanjutkan
di SMP Negeri 2 Malang, tamat tahun
1984. Dilanjutkan di SMA Negeri 2
Malang, tamat tahun 1987.
Pendidikan Teknik Mesin S1 di IKIP
Surabaya, tamat tahun 1992.
Menambah Studi di Akademi
Keperawatan lulus tahun 1995. Pendidikan di D-IV
Ototronik di Politeknik Negeri Malang Lulus Tahun 2005.
Melanjutkan S2 Pendidikan Kejuruan Di Universitas
Negeri Malang Lulus Tahun 2009. Sekarang sedang
menyelesaikan S3 Prodi Ekonomi Universitas Merdeka
Malang. Saat ini bertugas sebagai Kepala SMK Negeri 11
Malang. Prestasi yang diraih adalah sebagai guru SMK
Berprestasi Tingkat Nasional Juara III Tahun 2012.
Kepala SMK Berprestasi Tingkat Nasional Juara I Tahun
2019.
Penulis dapat dihubungi melalui HP 082112615549
18
PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS
INDUSTRI MENUJU SEKOLAH
UNGGUL DAN BERDAYA SAING
Sigit Rohmadiantoro
SMK Muhammadiyah Pakem, Daerah Istimewa Yogyakarta
seagaterauf@gmail.com
19
sekolah belum maksimal dan; 5) belum memiliki industri
pasangan dan perguruan tinggi sesuai jurusan.
Masalah tersebut di atas melatarbelakangi Tim
Manajemen Sekolah untuk mengimplementasikan
Sekolah Berbasis Industri (SBI). Presiden Republik
Indonesia telah mengeluarkan Intruksi Presiden nomor 09
tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya
saing Sumber Daya Manusia yang ditetapkan pada
tanggal 09 september 2016. Intruksi kedua butir ketiga,
menteri perindustrian diminta meningkatkan kerjasama
dengan dunia usaha untuk memberikan akses bagi siswa
SMK dalam hal praktek kerja lapangan, program magang
bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK, serta
perbaikan infrastruktur/sarana dan prasarana.
Sinkronisasi kurikulum bertujuan untuk
menyelaraskan kurikulum nasional dengan kebutuhan
industri. Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 Pasal 3
menyatakan program keahlian di SMK disesuaikan
dengan kebutuhan industri dan pasal 4 menyatakan
kurikulum SMK harus mengacu dengan kebutuhan
Industri.. Penyusunan kurikulum melalui bimbingan
teknis atau workshop dengan menghadirkan pakar
industri yang peduli dengan bidang pendidikan SMK.
Pasal 5 menyatakan guru produktif harus sesuai dengan
program keahlian dan magang di industri.
Kerjasama antara sekolah dengan industri bertujuan
untuk menjalin link and match. Hadam dkk (2017:74)
menyatakan pelaksanaan kerjasama SMK dengan dunia
usaha/dunia industri harus menguntungkan kedua belah
pihak. Perjanjian kerjasama meliputi : 1) validasi isi, agar
materi pembelajaran yang tercakup dalam struktur
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja; 2)
kunjungan industri, dilakukan untuk memberikan
wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh
peserta didik sebelum mengikuti prakerin dan; 3) guru
tamu, bertujuan untuk memberikan wawasan tentang
profil perusahaan.
SBI sebagai salah satu model pengelolaan pendidikan
kejuruan yang diterapkan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan, menginduksikan prinsip-prinsip kualitas
yang diterapkan industri kedalam proses pembelajaran
20
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki hard skill dan
soft skill sesuai kebutuhan industri. Petunjuk
pelaksanaan bantuan pengembangan SMK berbasis
Industri/keunggulan wilayah nomor 054/D5.6/KU/2018
yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK
Kemendikbud menyatakan hasil yang diharapkan adalah :
1) mendorong SMK mewujudkan pembelajaran yang
kontekstual; 2) meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran sesuai standar industri ; 3) membangun
pola kemitraan dengan industri untuk mengatasi
kesenjangan guru produktif, fasilitas praktik, dan
keterserapan lulusan tamatan; 4) menyelenggarakan
model pembelajaran bersama industri.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, ruang
lingkup SBI meliputi : 1) pelaksanaan pembelajaran di
sekolah mengacu dengan budaya di industri (Aspek soft
skill ); 2) melaksanakan singkronisasi kurikulum sesuai
dengan industri dan menyediakan Ruang Praktik Siswa
sesuai standar industri (Aspek hard skill), 3) Menjalin
kerjasama dengan industri atau perguruan tinggi untuk
meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM)
meliputi magang guru, Praktik Kerja Lapangan (PKL),
kunjungan industri, dan penyaluran tamatan.
21
menyusun dan meletakkan barang sesuai dengan
tempatnya, Rawat adalah kemampuan untuk merawat
barang yang digunakan sehingga awet dalam
penggunaan, sedangkan Rajin adalah kemampuan untuk
melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan.
Kegiatan 5R dilakukan guru mata pelajaran dengan siswa
di kelas masing masing. Kegiatan 5R juga diterapkan di
Ruang Praktik Siswa sesuai arahan guru produktif
masing masing. Kegiatan Safety Riding dilakukan secara
berkala untuk membentuk karakter santun dan aman
dalam berkendara.
Aspek hard skill diawali usaha kepala sekolah dengan
wakil kepala sekolah urusan hubungan masyarakat dan
industri (humas) menjalin kerjasama dengan industri dan
perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan yang
dimiliki. SMK Muhammadiyah Pakem memiliki lima
jurusan yaitu : 1) Arsitektur; 2) Teknik Sepeda Motor; 3)
Teknik Kendaraan Ringan; 4) Perbankan Syariah; 5)
Rekayasa Perangkat Lunak. Kepala sekolah dibantu wakil
kepala sekolah urusan humas secara bertahap dimulai
akhir tahun 2015 sampai dengan sekarang melakukan
penjajakan dan mewujudkan nota perjanjian kerjasama
atau Memorandum of Understanding (MoU) antara sekolah
dengan industri atau perguruan tinggi.
Industri atau perguruan tinggi pasangan merupakan
lembaga yang memiliki kepedulian pada pengembangan
pendidikan di SMK. MoU dengan industri meliputi
sinkronisasi kurikulum nasional dengan kebutuhan
industri yang menghasilkan model pembelajaran yang
sesuai perkembangan industri, pengembangan sumber
daya manusia, dan pengembangan Ruang Praktik Siswa
sesuai dengan standar industri. Kepala Sekolah juga
berupaya menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi.
Pengembangan sumber daya manusia meliputi
magang guru, Praktek Kerja Lapangan, Kunjungan
Industri dan penyaluran tamatan. Magang guru bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan
ketrampilan guru produktif. Praktek Kerja Lapangan
bertujuan menambah wawasan pengetahuan dan
keterampilan siswa yang mungkin belum disampaikan
guru ketika pembelajaran di sekolah. Kunjungan industri
memberikan wawasan kondisi nyata tentang disiplin kerja
dan budaya kerja kepada siswa.
22
Kerjasama dengan perguruan tinggi menghasilkan
pengembangan pengetahuan dan ketrampilan baik siswa
maupun guru. Aspek soft skill, hard skill dan tindak
lanjut MoU yang dikembangkan menjadi keunggulan SMK
Muhammadiyah Pakem. Dengan keunggulan tersebut
mampu menghasilkan tamatan yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, memiliki
disiplin kerja dan budaya kerja yang baik sehingga
diharapkan mampu bersaing dalam bekerja di industri.
Pengelolaan Sekolah berbasis Industri juga diharapkan
mampu meningkatkan jumlah peserta didik baru setiap
tahun.
Gambar 1. Seremonial MoU dengan PT. AHM (kiri) dan Jiangsu China (kanan)
23
Jurusan Rekayasa Perangkat lunak (RPL) berdiri
tahun 2018 dan perwujudan kerja sama dengan Intel
Education dapat diwujudkan bulan Juni tahun 2019.
Kegiatan MoU dengan industri seperti PT. AHM, PT. ADM,
PT Chemco dan Intel education meliputi sinkronisasi
kurikulum dan pengembangan Ruang Praktik Siswa. MoU
juga berisi kesepakatan peningkatan kompetensi guru
dengan magang, peningkatan kompetensi siswa dengan
PKL, kunjungan industri dan penyaluran tamatan.
Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dilakukan dengan
Fakultas Teknik UNY tahun 2017 dan Jiangsu Vocational
Institute of Architectural Technology China pada bulan
Juni 2019.
Kerjasama dengan industri mengembangkan
kemampuan sumber daya manusia meliputi magang
guru, Praktek Kerja Lapangan, kunjungan industri dan
pemasaran tamatan. Koordinator Pengembangan SDM
memetakan kompetensi guru produktif pada masing
masing jurusan. Secara berkala beberapa guru produktif
dikirim mengikuti magang selama 15 sd 30 hari di
industri pasangan. Magang bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan mutakhir
yang bermanfaat sebagai materi ajar yang akan
disampaikan kepada teman sejawat maupun kepada
siswa.
Kemampuan guru produktif selalu meningkat. Data
Koordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia
menunjukkan 10% guru magang pada tahun 2015,
meningkat menjadi 50% guru produktif telah magang
pada awal tahun 2019. Siswa Teknik Sepeda Motor (TSM)
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di bengkel AHASS
sekitar sekolah. Setiap tahun di kelas sebelas semua
siswa melaksanakan kunjungan industri sesuai industri
pasangan.
Intel Education memberikan support pelatihan kepada
siswa dan guru produktif jurusan RPL dalam inovasi
pembuatan produk robotik. Produk robotik tersebut
membantu program pengenalan sekolah kepada siswa
kelas Sembilan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam
rangka promosi. SMK Muhammadiyah Pakem sebagai
koordinator penyaluran tamatan ke PT. Chemco dengan
mengkoordinir rekruitmen calon tenaga kerja dengan
alumni SMK Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta.
24
Penyaluran tamatan tersebut diawali pada tahun 2017
dan dilaksanakan sampai dengan sekarang.
Beberapa lulusan belum memiliki mental yang kuat
untuk siap bekerja di industri yang berada di luar kota.
Guru Bimbingan Konseling secara berkala melakukan
pendampingan psikologis melatih mental siswa bekerja di
daerah jakarta dan sekitarnya. SMK Muhammadiyah
Pakem mampu bekerjasama dengan Fakultas Teknik
Program Studi otomotif Universitas Negeri Yogyakarta
berupa pelatihan bagi guru dan siswa otomotif dalam
pengembangan mobil listrik dengan rentang waktu tahun
2017 sampai dengan 2021.
Menteri Pendidikan dan kebudayaan memberikan
nama mobil listrik ini kyai tumbak kencono pada acara
pameran nasional di Taman Pintar Yogyakarta pada
tahun 2018. Jiangsu Vocational Institute of Architectural
Technology China menjadi pilihan perguruan tinggi asing
yang telah bekerja sama dengan SMK Muhammadiyah
Pakem durasi kerjasama selama lima (5) tahun dimulai
pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2024. Kerja sama
tersebut meliputi tentang magang Kepala Sekolah,
Magang Guru dan beasiswa kuliah gratis bagi lulusan
yang memenuhi persyaratan menempuh Diploma Tiga (3)
atau Sarjana di kampus
Pengelolaan Aspek Soft Skill
Pengelolaan aspek soft skill meliputi pembiasaan
disipin kerja dan budaya kerja. Disiplin kerja antara lain
meningkatkan disiplin hadir dan pulang tepat waktu,
disiplin dalam pembelajaran di kelas maupun di ruang
praktik. Presensi guru dilakukan dengan sistem finger.
Setiap akhir bulan kepala sekolah mendapatkan laporan
hasil finger tersebut dan membubuhkan paraf disertai
komentar bagi guru yang datang terlambat atau pulang
lebih awal. Kepala sekolah memiliki buku khusus untuk
mencatat ijin guru yang tidak bisa hadir disertai alasan
ketidak hadiran. Guru yang absen wajib memberikan
tugas disesuaikan durasi jam mengajar di kelasnya.
Tahapan di atas menghasilkan tingkat kedisiplinan guru
meningkat, kegiatan pembelajaran dimulai dan diakhiri
tepat waktu.
Kepala sekolah dibantu tim ketertiban melakukan
penegakan disiplin siswa setiap hari. Untuk pembinaan
siswa yang tidak mematuhi tata tertib dilakukan dengan
25
sangsi gerakan 5R seperti memungut sampah,
membersihkan lantai kelas, membersihkan area halaman
sekolah dan merapikan area bengkel praktik atau
membersihkan kamar kecil/urinoir siswa. Guru produktif
memastikan budaya kerja dalam pelaksanaan praktik
sesuai dengan kesehatan keselamatan kerja dan mengacu
gerakan 5R. Guru kelas jam terakhir bersama dengan
siswa memastikan sebelum pembelajaran selesai untuk
melakukan gerakan 5R di area masing masing. Budaya
warga sekolah ketika berjalan melewati jalur hijau sebagai
karakter yang mencerminkan budaya industri untuk
menjaga keselamatan pejalan kaki. Jalur hijau ini dibuat
pada tahun 2017 berdasarkan arahan dari PT. ADM
untuk mengatur lalu lintas pejalan kaki warga SMK
Muhammadiyah Pakem.
Pengelolaan Aspek Hard Skill
Sinkronisasi kurikulum dilakukan dengan
menghadirkan industri di sekolah untuk memberikan
masukan kebutuhan industri dalam workshop Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Workshop tersebut
menghasilkan produk pembelajaran di sekolah yang
sesuai dengan kebutuhan industri. Jurusan TSM
mengaplikasikan Teaching Factory (tefa) yaitu
pembelajaran berbasis produk/jasa servis perawatan dan
perbaikan sepeda motor. Pembelajaran tefa menggunakan
sistem blok pada penjadwalan praktik. Guru produktif
memberikan arahan dan job kepada siswa untuk
mengerjakan servis, perawatan, dan perbaikan sepeda
motor milik pelanggan ketika pembelajaran di bengkel.
Pelanggan terdiri dari guru karyawan siswa dan warga
sekitar sekolah.
Pengembangan ruang praktik siswa dilakukan secara
bertahap. Kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah
urusan humas selalu berkoordinasi dengan industri
pasangan dalam mengembangkan Ruang Praktik Siswa
(RPS). Pembangunan dan pengembangan RPS sesuai
rencana pengembangan jangka menengah dimulai
pengembangan RPS standar industri untuk jurusan TSM
selesai tahun 2018, jurusan TKR selesai pada tahun 2017
dan Rekayasa Perangkat Lunak diselesaikan Juni 2019.
Untuk RPS jurusan TSM telah mendapatkan penilaian
level A oleh PT. AHM, untuk RPS jurusan TKR telah
mendapatkan penilaian level B oleh PT. ADM, sedangkan
26
untuk RPS jurusan RPL telah berlisensi sebagai Excellent
Class Industry oleh pihak Intel Education.
SMK Muh Pakem Menuju Sekolah Unggul
Keberhasilan SMK Muhammadiyah Pakem
menggandeng industri pasangan, MoU dengan PT. Astra
Honda Motor, PT. Astra Daihatsu Motor , PT. Chemco
Harapan Nusantara dan Intel Education mampu
memberikan branding sebagai sekolah unggul.
Peningkatan sarana dan prasarana dalam pengembangan
bengkel sesuai dengan lay out industri sehingga nyaman,
aman dan maksimal dalam pembelajaran praktik.
aman
Gambar 3. Siswa berjalan melewati Jalur Hijau (kiri) dan kegiatan Safety Riding
(Kanan)
27
Standarisasi Kurikulum menghasilkan model
pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan tuntutan
industri. Sinkronisasi Kurikulum dilakukan sekolah
dengan PT. Astra Honda Motor, PT. Astra Daihatsu Motor,
dan Intel Education. Guru mengimplementasikan
kurikulum yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas
maupun ketika praktik di bengkel. Pengetahuan dan
ketrampilan siswa lebih terarah dan terukur sesuai
dengan tuntutan industri pasangan.
28
Tamatan disalurkan sesuai jurusan masing masing
pada industri pasangan. Lulusan yang bekerja di industri
meningkat setiap tahun. Pendampingan psikologis
melatih mental siswa bekerja di luar kota yang notabene
industri berada di daerah jakarta dan sekitarnya. SMK
Muhammadiyah Pakem sebagai koordinator rekruitmen
wilayah Yogyakarta dalam penyaluran tamatan jurusan
Otomotif ke PT. Chemco Harapan Nusantara. Perusahaan
ini memproduksi otomotive part seperti velg, disk brake,
sylinder block, brake system, cylinder head, dan
komponen lainnya.
29
jumlah siswa baru berdampak pada peningkatan
kesejahteraan bagi guru dan karyawan sehingga menjadi
lebih bersemangat, pantang menyerah, antusias, kreatif
dan inovatif dalam melayani siswa ketika pembelajaran
maupun kegiatan pelayanan lainnya.
30
Daftar Pustaka
Astra Daihatsu Motor. 2017. Pintar Bersama Daihatsu.
Jakarta
BPS. 2017. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar
5,50 %. Dapat diakses pada www.bps.go.id, diakses
pada bulan Juli 2019
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan. 2018.
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pengembangan SMK
Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah Nomor
054/D5.6/KU/2018. Jakarta
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan. 2018.
Revitalisasi SMK Menyongsong Era Revolusi Industri
4.0. Jakarta
Hadam, S., Rahayu, N., Ariyadi, A.N. 2017. Strategi
Implementasi Revitalisasi SMK. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Kemdikbud
Menteri Perindustrian Republik Indonesia. 2017. Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis
Kompetensi yang link and match dengan Industri.
Jakarta
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2016. Intruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
SMK Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya
Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta
31
Tentang Penulis
Sigit Rohmadiantoro, S.Pd.T.,
M.Pd., dilahirkan di Sleman 11 Mei
1981. Istri bernama Triana Sudiati,
SE dan mendapat karunia tiga
anak. Tamat Pendidikan Sekolah
Dasar di SD Muhammadiyah
Bleber pada tahun 1993.
Melanjutkan di SMP Negeri 1
Piyungan tamat tahun 1996.
Kemudian melanjutkan pendidikan
menengah di SMK Negeri 2 Depok Sleman tamat
pada tahun 2000. Kemudian mengambil Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin Konsentrasi Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tamat
tahun 2004 dengan predikat cumlaude.Selang
beberapa tahun, mendapat beasiswa Persyarikatan
Muhammadiyah melanjutkan S2 pada tahun 2017
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan di
Universitas Ahmad Dahlan dan tamat tahun 2019.
Prestasi dua tahun terakhir : Juara dua Kepala SMK
Berprestasi DIY Tahun 2018, Juara satu Kepala
SMK Berprestasi DIY Tahun 2019 dan Finalis enam
besar Kepala SMK Berprestasi Nasional Tahun
2019.Hp. 085729229464
32
MENGHAPUS KEMISKINAN MELALUI
PROGRAM START-UP
ENTREPRENEUR
I Made Rasta
Kepala SMK Negeri 1 Sawan, Buleleng Bali
maderasta69@gmail.com
450
400 diterima
350
300
250
200
150
100
50
0
2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019
33
maka tentu tidak mengcover seluruhnya. Sementara itu
35%nya lagi sesuai identifikasi unit konselor SMK Negeri
1 Sawan adalah anak-anak yang benar-benar miskin dan
acap kali menjadi penyumbang terbesar angka drop out
(DO). Angka DO cukup tinggi dan 80%nya dengan alasan
bekerja dikarenakan faktor kemiskinan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, sejak tahun 2016 SMK Negeri 1
Sawan meluncurkan satu program unggulan yaitu kelas
kewirausahaan yang disebut start-up entrepreneur.
34
mewujudkan jargon Sekolah Menghapus Kemiskinan di
SMK Negeri 1 Sawan ?”
Guna menjawab tantangan di atas, pelaksanaan
program SE di SMK Negeri 1 Sawan dikoordinir oleh satu
unit organisasi yang memiliki posisi strategis dalam
manajemen sekolah serta termuat dalam struktur
organisasi sekolah seperti berikut.
35
berkaitan dengan mewujudkan jargon SMK sebagai
Sekolah Menghapus Kemiskinan di antaranya :
1) Identifikasi siswa terkatagori kurang mampu dan
pembentukan kelompok young entrepreneur smeksa
(YES) sebagai team works SE.
2) Team works dibentuk lintas kompetensi dengan
komposisi 1 orang ketua tim dan 4 orang anggota yang
terbagi atas 1 orang siswa Multi Media bertugas
sebagai divisi brand, packing, advertising; 1 orang
siswa Akuntansi bertugas sebagai divisi accounting
dan administrasi; 1 orang siswa Perhotelan sebagai
divisi makerting dan 1 orang siswa Boga bertanggung
jawab di divisi product.
3) Setiap team works wajib mengikuti kelas industri dan
kelas kewirausahaan, mentoring praktisi, pameran
produk dan pemagangan.
4) Setiap team works bekerja bersama penyiapan produk
barang/jasa sampai pada pemasaran dan pelaporan
omset dengan sistem IoT dan pemasaran 80% online
dan 20% offline.
5) Keberhasilan kerja team works sebagai indikator
keberhasilan program SE adalah ketercapaian target
omset yang ditetapkan team works disesuaikan
“tantangan” program SE yaitu secara pribadi minimal
Rp. 1.000.000,- di setiap bulannya.
36
dalam katagori kurang mampu. Data keterlibatan peserta
didik dari masing-masing kompetensi keahlian dari tahun
pelajaran 2016/2017 sampai tahun pelajaran 2018/2019
berkembang sangat pesat seperti ditampilkan dalam tabel
berikut.
20
15 JB
10 AK
MM
5
AP
0
2016/2017 2017/2018 2018/2019 Tahun Pelajaran
37
relatif belum standar sebagian besar kegiatan branding
dilakukan di RPS Multimedia pada jam-jam diluar jam
sekolah yaitu pada hari Sabtu dan Minggu.
38
Gambar 5. Makerting offline:Pameran dan door to door
39
Gambar 6. Makerting online melalui media sosial
40
Gambar.07 Kegiatan accounting
41
Terkait efektivitas program SE mewujudkan jargon SMK
sebagai Sekolah Menghapus Kemiskinan di SMK Negeri 1
Sawan dari 10 responsden 8 responden menjawab sangat
efektif dan 2 responden menjawab efektif. Secara detail
hasil kuesioner terangkum dalam tabel berikut.
Rata-
Kode
No Unsur RataTotal Katagori
Responden
Skor
Sangat
1 G.1 Guru 4.80
efektif
Sangat
2 G.2 Guru 4.90
efektif
Sangat
3 G.3 Guru 4.60
efektif
Sangat
4 S.1 Siswa 4.80
efektif
Sangat
5 S.2 Siswa 4.50
Efektif
Sangat
6 S.3 Siswa 4.60
efektif
7 S.4 Siswa 4.40 Efektif
Sangat
8 K.1 Komite 4.90
efektif
9 K.2 Komite 4.40 Efektif
Sangat
10 K.3 Komite 4.60
efektif
Sangat
Rata-Rata Skor 4.65
efektif
Konversi : Ste : Sangat Tidak Efektif 1.00-1.50 ; Te : Tidak
Efektif 1.51 – 2.50; Ke : Kurang Efektif 2.51 – 3.50 ; Ek :
Efektif 3.51 – 4.50; Se : Sangat Efektif 4.51 – 5.00
Berdasarkan uraian di atas nampak jelas bahwa program
SE sangat efektif menurunkan angka drop out
dikarenakan faktor kemiskinan.
42
Tanggapan stakeholder dan masyarakat terkait
program start-up entrepreneur
Tanggapan stakeholder (pengawas sekolah),
masyarakat dan orangtua siswa terhadap keberhasilan
program SE sebagai upaya menghapus kemiskinan di
SMK Negeri 1 Sawan. Instrumen pemecahan
permasalahan terkait tanggapan stakeholder (pengawas
sekolah), orangtua siswa dan masyarakat terhadap
keberhasilan program SE sebagai upaya untuk
mewujudkan jargon SMK sebagai Sekolah Menghapus
Kemiskinan di digunakan kuisioner dan angket kepuasan
layanan.
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa tanggapan
stakeholder (pengawas sekolah), masyarakat dan
orangtua siswa terhadap keberhasilan program SE
sebagai upaya untuk mewujudkan jargon SMK sebagai
Sekolah Menghapus Kemiskinan adalah sangat positif.
Hal ini didasarkan pada jawaban dengan angket
kepuasan layanan dari 10 responden terkait tingkat
kepentingan /harapan responden dimana rata-rata
menyampaikan bahwa program SE sangat penting,
dengan tingkat kepuasan/kenyataan diberikan respon
rata-rata sangat puas. Angket kepuasan stakeholder
(Pengawas Sekolah), orangtua Siswa dan masyarakat
terhadap kualitas layanan program start-up entrepreneur
di SMK Negeri 1 Sawan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi angket kepuasan stakeholder,
masyarakat dan orang tua siswa terhadap program start-
up entrepreneur di SMK Negeri 1 Sawan
Kode Tk. Tk.
No Unsur Katagori Katagori
Responden Harapan Kepuasan
1 A.1 Pengawas 4.78 SPt 4.76 SPu
2 A.2 Pengawas 4.76 SPt 4.84 SPu
3 B.1 Ortu 4.65 SPt 4.49 Pu
4 B.2 Ortu 4.54 SPt 4.57 SPu
5 B.3 Ortu 4.78 SPt 4.81 SPu
6 B.4 Ortu 4.81 SPt 4.54 SPu
7 B.5 Ortu 4.57 SPt 4.46 Pu
8 C.1 Masyarakat 4.54 SPt 4.76 SPu
9 C.2 Masyarakat 4.62 SPt 4.70 SPu
10 C.3 Masyarakat 4.59 SPt 4.54 SPu
Sangat Sangat
Rata-Rata Skor 4.66 4.65
Penting Puas
Konversi Tingkat Kepentingan/Harapan :
SPt : Sangat Penting 4,51 - 5.00 ; Pt : Penting 3.51-
4.50; Cp : Cukup Penting 2.51 – 3.50 ; TdP: Tidak
43
Penting 1.51 -2.50; STd.P : Sangat Tidak Penting 1.00
– 1.50
Konversi Tingkat Kepuasan :
SPu : Sangat Puas 4,51 - 5.00 ; Pu : Puas 3.51- 4.50;
Cp : Cukup Puas 2.51 – 3.50 ; TPu: Tidak Puas 1.51 -
2.50; STd.Pu : Sangat Tidak Puas 1.00 – 1.50
44
Gambar 9. Sampel produk kreativitas siswa dalam berkewirausahaan
45
Gambar 10. Juara 2 web e_commerce bukti tumbuhnya kreativitas dan
semangat wirausaha siswa
46
Tampilan depan dari web e_commerce mereka seperti
berikut.
47
dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia bekerja sama dengan SEAMOLEC.
48
Bangkok, Thailand. Namun hal yang paling
membanggakan adalah tumbuh kembang karakter anak
sejalan dengan konsep share in love bertumbuhnya rasa
kepedulian sosial.
49
Daftar Pustaka
Endang dan Nuryata. 2011. Kewirausahaan di SMK.
Jakarta: Sekarmita.
Setiabudi, J. 2015. The Power of Kepepet. Seri
Entrepreneur Camp.
Kemendikbud. 2018. Sekolah Pencetak Wirausaha.
Jakarta
Marlock. 2017. Mendampingi Anak Masuk SMK. Jakarta:
Ardmar&Co.
Gede, P. 2006. Hidup Sejahtera Selamanya. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Gede, P. 2010. The Succeed Mastehry. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Yudiantara. 2009. Mendayagunakan EQ dan SQ.
Surabaya: Paramita.
50
Tentang Penulis
I Made Rasta, lahir di Buleleng,
tepatnya di Desa Bontihing
Kecamatan Kubutambahan,
Kabupaten Buleleng, Bali pada
tanggal 23 Desember 1969. Anak
kedua dari pasangan I Gede Serita
(alm) bersama Kompyang Sukerai
(alm) menapaki pendidikan formal di
SD N 1 Bontihing (1984), SMP N 1
Sawan (1987), SMA N 1 Singaraja
(1990), Sarjana Pendidikan Kimia (S1) di STKIP Negeri
Singaraja (Sekarang Undhiksa) (1995), Magister
Pendidikan Hindu (M.Pd.H) di Institut Hindu Dharma
Negeri Denpasar (2009). Beberapa karya buku yang telah
diterbitkan : (1) Pembalajaran Agama Hindu Berbasis
Sience (2009:Paramita Surabaya); (2) Silence :
Transformasi Menuju Inspirasi (2017: Marvella Digital
Copy & Printing Gianyar Bali); (3) Parenting Class:
Pelibatan Orang Tua Siswa (2018: Marvella Digital Copy &
Printing Gianyar Bali); (4) The Inspiring School (2019:
Marvella Digital Copy & Printing). Di samping itu I Made
Rasta juga aktif sebagai nara sumber dan mentor
dibeberapa pertemuan ilmiah serta berorganisasi. Saat ini
masih aktif menjabat sebagai Kepala SMK Negeri 1 Sawan
dan Organisasi Profesi PGRI sebagai Wakil Ketua serta
Sekretaris DPD SMK Pariwisata_Bali.
Lebih lanjut penulis dapat di kontak melalui :
e-mail : maderasta69@gmail.com
whatsApp : +6287863059346
Facebook : Rama Smeksa (made rasta)
Instagram : Rama Smeksa
YouTube : Wandakids
51
REVITALISASI SMKN 2 PANDEGLANG
UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN
KETERAMPILAN ABAD 21
Ade Firdaus
SMKN 2 Pandeglang Provinsi Banten
adefirdaus6@gmail.com
52
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensinya.
Untuk mampu berperan dalam persaingan global yang
semakin ketat, maka sebagai bangsa Indonesia kita harus
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan
agar dapat memberikan sumbangan dalam rangka
peningkatan mutu sumber daya manusia. Oleh karena
itu, manajemen peningkatan mutu sumber daya manusia
melalui peningkatan mutu pendidikan dalam
pengembangan sekolah merupakan kenyataan yang harus
dilakukan secara terprogram, terarah, intensif, efektif,
dan efisien dalam proses pencerdasan bangsa, Direktur
Pembinaan SMK dalam setiap pidatonya selalu
menyinggung bahwa “Lulusan SMK adalah penyumbang
pengangguran terbesar di Indonesia” oleh karena itu
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, menegaskan
peranan yang amat penting dan strategis dalam rangka
upaya peningkatan mutu sumber daya manusia.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan dalam upaya
pengembangan sekolah. Upaya pengembang ini meliputi 3
hal, yaitu visi dan misi , kepemimpinan dan jejaring.
SMK Negeri 2 Pandeglang berdiri Tanggal 16 Mei tahun
1997 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, tentang Pembukaan dan Penegrian
sekolah tahun 1995/1996. Pada awalnya SMK Negeri 2
Pandeglang khusus membuka program Keahlian Teknik
Budidaya Tanaman dan Teknologi Hasil Pangan (THP),
tetapi sejalan dengan tuntutan Dunia Usaha dan Industri
serta tuntutan masyarakat, maka melalui program re-
enginering pada tahun 2001 dibuka Program Keahlian
Nautika Perikanan Laut (NPL) dan Program Keahlian
Listrik Industri. Tahun 2002 kembali di buka Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dan pada tahun
2005/2006, dibuka program Multi Media, dan tahun
2008 dibuka Program Teknik Komputer Jaringan serta
program keahlian Agrobisnis Hasil Pertanian (AHP).
Adapun kondisi SMK Negeri 2 saat itu dapat dilihat pada
tabel berikut,
Tabel 1. Sarana Prasarana
No Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 8
2 Bengkel 2 APT, TKL
APT, AHP, Fisika, Kimia, Bahasa,
3 Laboratorium 6
Komputer
4 Perpustakaan 1
53
Tabel 2. Sumber Daya Manusia
Pendidikan Jumlah
No SDM
SMA D3 S1 S2 Total
1 Pendidik 2 57 59
2 Tenaga 16 1 17
Kependidikan
Bagi Sekolah :
1) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk memenuhi
kebutuhan pembelajaran.
2) Meningkatkan mutu sumber daya manusia di sekolah.
3) Menumbuhkan budaya dan karakter yang baik.
4) Meningkatkan kemitraan dan hubungan yang baik
dengan industri.
5) Meningkatkan lulusan SMK yang tersertifikasi.
Bagi Siswa:
1) Memberikan suasana belajar yang nyaman, indah dan
menyenangkan.
2) Prestasi siswa yang semakin meningkat.
3) Terbentuknya sikap yang kreatif, inovatif dan
berkarakter.
4) Lulusan yang berkualitas sehingga memudahkan
untuk bekerja di dunia usaha dan dunia industri
54
Bagi Industri:
1) Tersedianya lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan
dunia industri.
2) Membangun jejaring/kemitraan dengan sekolah.
3) Mendukung program pemerintah dalam upaya
pengentasan pengangguran.
Bagi Masyarakat:
1) Menjadi rujukan atau referensi untuk pemilihan
sekolah.
2) Sebagai sumber belajar bagi masyarakat sekitar.
55
meningkatkan kerjasama industri dengan
Kementrian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia
Usaha/Industri, (5) meningkatkan akses sertifikasi
lulusan SMK dan akreditasi SMK, dan (6) membentuk
kelompok kerja pengembang SMK. (Sampun
Hadam:2018).
Dalam babak awal revitalisasi SMK kemendikbud
menetapkan 125 SMK secara nasional yang memilki
bidang keahlian yang sesuai dengan prioritas
pembangunan nasional yaitu Kemaritiman, Pariwisata,
Pertanian dan industri kreatif. SMKN 2 Pandeglang yang
mengembangkan bidang keahlian pertanian adalah salah
satu sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah revitalisasi
sejak tahun 2017 yang dilaunching di Kota Solo oleh
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Republik Indonesia Ibu Puan Maharani.
Dalam pelaksanaan revitalisasi tahap awal difokuskan
untuk pengembangan sarana dan prasarana Pendidikan
untuk menunjang proses belajar mengajar dan
perwajahan sekolah, sehingga diharapkan standar sarana
dan prasarana sekolah yang memadai dapat menunjang
pengembangan mutu Pendidikan.
SMKN 2 Pandeglang berdiri tahun 1996 dengan fokus
bidang keahlian yang dikembangkannya adalah
pertanian, Untuk memenuhi kebutuhan industri dan
tuntutan masyarakat maka SMKN 2 Pandeglang
melakukan re-engineering program keahlian dengan
menambah program keahlian yang sekarang ini sudah
mencapai 8 Kompetensi keahlian. Akan tetapi
penambahan program keahlian tersebut belum diimbangi
dengan penambahan sarana dan prasana yang sesuai
dengan kebutuhan tiap program keahlian, oleh karena itu
pengembangan sarana dan prasarana menjadi prioritas
dalam pengembangan sekolah.
Pengembangan sarana dan prasarana di SMKN 2
Pandeglang yang telah dilakukan untuk menuju SMK
revitalisasi adalah: Pembangunan ruang kelas baru,
pembangunan ruang praktek siswa, pembangunan
Gedung serba guna, pembangunan ruang perkantoran,
pembangunan sarana ibadah, pembangunan sarana olah
raga, pembangunan ruang perpustakaan, kantin siswa
dan taman sekolah.
56
Gambar 1. Gedung sebelum revitalisasi
Tabel Facility
56
60
40 25
20 8
1 3 2 1 2 1 1
0
57
Gambar 4. a. Alat Praktek Otomotif, b. Praktek Kelistrikan
58
sekolah sudah mapan, siapapun yang masuk dan
bergabung di sekolah itu hampir secara otomatis akan
mengikuti tradisi yang sudah ada.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang,
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa budaya
dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
Sekolah merupakan wadah dalam pembinaan aktivitas
siswa, pendidik dan tendik, sekolah juga merupakan
lembaga tempat berjalannya kegiatan pendidikan yang
harus mempunyai misi dalam menciptakan budaya
sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif,
inovatif, terintergrasi, dan menghasilkan lulusan yang
berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektulnya dan
mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, maupun
menjadi teladan, bekerjakeras, toleran dan cakap dalam
memimpin serta menjawab tantangan akan kebutuhan
pengembangan sumberdaya manusia yang dapat
berperan dalam perkembangan iptek dan berlandaskan
imtak.
Pengembangan budaya sekolah memiliki pengaruh
positif dalam proses belajar mengajar hanya jika itu
dilakukan dengan serius untuk mencapai yang
diharapkan yaitu terbentuknya kompetensi dan karakter
yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia
industri. Pengembangan budaya sekolah yang dilakukan
antara lain pengembangan budaya disiplin,
pengembangan budaya bersih dan budaya literasi.
Pengembangan budaya disiplin yang dikembangkan
sekolah diperuntukkan untuk semua warga sekolah dari
59
mulai kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan
siswa, sehingga tidak ada kecemburuan dari salah satu
pihak. Pengembangan budaya disiplin dilakukan dengan
penerapan finger print untuk tenaga guru dan
kependidikan, izin tidak masuk sekolah dilakukan dengan
system online dan harus sepengetahuan kepala sekolah,
dan bagi siswa yang terlambat akan diberikan sangsi yang
mendidik untuk membersihkan lingkungan sekolah
kemudian diwajibkan sholat dhuha bagi yang beragama
Islam.
Pengembangan budaya bersih diharapkan akan
menciptakan lingkungan sekolah yang hijau, indah,
bersih dan nyaman sehingga mendukung terciptanya
suasana pembelajaran yang nyaman. Budaya bersih
dikembangkan dengan menyiapkan tempat sampat di
semua area sekolah, memasang spanduk yang mendorong
semua warga sekolah untuk menjaga kebersihan
lingkungan, setiap warga sekolah memberikan
keteladanan untuk menjaga kebersihan, membentuk
kelompok siswa yang bertugas sebagai satgas kebersihan,
memberikan sangsi kepada semua warga sekolah yang
membuang sampah sembarangan dan menyiapkan kantin
sehat.
Budaya literasi dikembangkan sekolah sebagai upaya
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan siswa
dalam membaca dan menulis sehingga mampu
meningkatkan mutu pendidikan. pembiasaan dan
pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab
semua guru mata pelajaran. Pengembangan budaya
literasi di sekolah dilakukan dengan kegiatan lima belas
menit sebelum pembelajaran dimulai semua siswa wajib
membaca buku yang disukai siswa dengan dibimbing oleh
guru yang mengajar pada jam pertama, menyiapkan
saung saung literasi yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
untuk membaca dan menyiapkan perpustakaan yang
representatif yang terdiri dari perpustakaan manual
maupun digital.
60
Gambar 5. a. Budaya Literasi, b. Budaya Bersih
61
1) Pemagangan guru baik di dalam negeri maupun ke
luar negeri.
2) Pemagangan kepala sekolah ke luar negeri.
3) Peningkatan kompetensi guru dengan mengikuti diklat
dan pelatihan.
4) Peningkatan jenjang Pendidikan dengan mendorong
guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
jenjang pendidikannya.
62
sinkronisasi kurikulum antara sekolah dengan DU/DI,
penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL),
penyelenggaraan kegiatan guru tamu dari industri,
magang guru di industri dan penempatan tamatan untuk
bekerja di industri.
SMKN 2 Pandeglang telah menjalin kerjasama dengan
banyak industri yang ada di provinsi Banten maupun di
luar Provinsi Banten, dan bahkan ada beberapa industri
sebagai Pembina untuk kompetensi keahlian misalnya;
PT. Daihatsu Motor dan PT. Kubota Indonesia membina
kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, PT.
Yamaha Motor Indonesia membina kompetensi keahlian
Teknik Bisnis Sepeda Motor, PT. IKPP membina
kompetensi keahlian Kimia Analisis, PT. Kakatau Steel
membina kompetensi keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan dan PT. Sosro Indonesia membina bidang
keahlian pertanian.
Gambar 7. a. MOU dengan PT. Astra Internasional, b. Bantuan mesin mobil dari
PT. Daihatsu
63
Penyiapan lulusan yang punya kompetensi sesuai
dengan kebutuhan industri adalah tugas kami sebagi
penyelenggara pendidikan sehingga harapannya bahwa
semua lulusan SMK dapat terserap bekerja di dunia
usaha dan dunia industri, oleh karena itu bidang Bursa
Kerja Kejuruan (BKK) dapat berperan aktif untuk
memasarkan tamatan ke dunia usaha dan dunia industri.
SMKN 2 Pandeglang telah mampu memasarkan
tamatannya untuk bekerja di dunia usaha dan dunia
industri lebih dari 60% tamatannya bekerja baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
5. Sertifikasi Lulusan.
Sertifikasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
akan meningkatkan nilai tawar lulusan dalam memasuki
dunia usaha dan dunia industri. SMKN 2 Pandeglang atas
lisesnsi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP P1)
yang berfungsi untuk menguji kompetensi siswa sendiri
maupun siswa dari sekolah jejaring kerja (networking)
yang sudah ditetapkan Direktorat Pembinaan SMK
Kemendikbud.
Dari uji kompetensi ini setiap siswa yang lulus atau
kompeten akan menerima sertifikat dari BNSP. Sertifikat
ini menjadi bukti bahwa yang bersangkutan telah diuji
dan memiliki kompetensi sehingga diharapkan mereka
lebih mudah untuk memasuki dunia usaha dan dunia
industri. SMKN 2 Pandeglang saat ini telah memiliki
delapan Tempat Uji Kompetensi (TUK), dengan demikian
seluruh kompetensi keahlian yang ada telah mempunyai
lisensi untuk menyelenggaran uji kompetensi sendiri.
64
Gambar 8. a.Pelatihan Asesor, b. Uji Kompetensi dengan LSP-P1
65
lemon, nata de aloyfera, makanan dari olahan talas dan
makanan berbahan dasar mocaf.
Keterampilan abad 21
Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21
akan memberikan konsekuensi pada besarnya tantangan
yang berbeda dari yang pernah dihadapi sebelumnya.
Keterampilan abad 21 menjadi topik yang cukup ramai
diperbincangkan akhir-akhir ini. Lembaga pendidikan
ditantang untuk menemukan cara dalam rangka
memungkinkan peserta didik sukses di pekerjaan dan
kehidupan melalui penguasaan keterampilan berpikir
kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel, berkolaborasi
dan berinovasi. Identifikasi kompetensi siswa yang perlu
dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk
menghadapi abad 21.
Pendekatan tradisional yang menekankan pada
hafalan atau penerapan prosedur sederhana tidak akan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau
kemandirian peserta didik. Setiap individu harus terlibat
dalam pembelajaran berbasis inkuiri yang bermakna,
memiliki nilai kebenaran dan relevansi, untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
66
mereka perlukan. Pada abad 21, setiap peserta didik akan
belajar dengan cara yang berbeda-beda, sehingga guru
ditantang untuk menemukan cara membantu semua
siswa belajar secara efektif. Kehidupan abad 21 menuntut
adanya keterampilan peserta didik untuk siap
menghadapai tantangan yang ada.
Keterampilan tersebut diistilahkan dengan 4 C, yang
merupakan singkatan dari Critical Thinking atau berpikir
kritis, Collaboration atau kemampuan bekerja sama
dengan baik, Communication atau kemampuan
berkomunikasi, dan Creativity atau kreativitas yang harus
dimiliki peserta didik. Keterampilan abad 21 akan bisa
dihasilkan dengan dukungan sarana dan prasarana yang
memadai, dengan sumber daya manusia terutama guru-
guru yang punya kompetensi yang unggul, dengan
pengembangan budaya sekolah yang baik, terbangunnya
hubungan yang baik dengan industri, tersertifikasinya
lulusan dan pembelajaran berbasis TEFA sehingga
dihasilkan lulusan yang bermutu dan berkarakter untuk
memasuki dunia usaha dan dunia industri. Adapun
dampak dari revitalisasi SMK Negeri 2 Pandeglang
terhadap keterampilan abad 21 dirasakan manfaatnya
pada berbagai bidang, diantaranya sebagai berikut:
67
Tabel Data PPDB
1500
1044 1059
947
1000 720 648 648
500
0
2017/2018 2018/2019 2019/2020
Status Pendaftar Status Diterima
3. Kemitraan
Kemitraan dengan industri terus dikembangkan
terlihat dengan lebih dari 60 industri yang menjalin MOU
dengan pihak sekolah, kerjasama yang dilaksanakan
meliputi magang siswa, magang guru, sinkronisasi kuri-
kulum, guru tamu dan penempatan lulusan di industri.
Beberapa industri dalam proses penempatan lulusan
telah melakukan proses rekrutmen di SMKN Negeri 2
Pandeglang.
68
4. Proses Belajar Mengajar
Pembelajaran berbasis TEFA telah dilaksanakan di
sekolah sehingga dihasilkan beberapa produk hasil
pembelajaran yang dapat dijual ke masyarakat, disamping
siswa mempunyai keterampilan memproduksi barang,
juga terbentuknya karakter berwirausaha dan budaya
industri di sekolah.
5. Keterserapan Lulusan
Lulusan SMK Negeri 2 Pandeglang lebih dari 60%
lulusan sudah terserap di dunia usaha dan dunia
industri, 15% melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, baik melalui jalur SNMPTN maupun mandiri, dan
25% lulusan berwirausaha dengan berbekal pengalaman
model pembelajaran berbasis TEFA.
69
Daftar Pustaka
Siregar, F.R. 2017.Jurnal Pusat Studi Gender dan Anak
Handayani, I. 2011. Pengaruh Intelligent Quoitent(IQ) dan
Kemampuan Tilikan Ruang Terhadap Kemampuan
Menggambar Teknik Siswa, Jurnal
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran: 2018
Hadam, S. 2018. 10 Langkah Revitalisasi SMK. DitPSMK
70
Tentang Penulis
Drs. Ade Firdaus, M.Pd,
dilahirkan di Pandeglang pada
tanggal 6 Juni 1966. Pendidikan
Sekolah Dasar ditamatkan di
SDN Cigintung I Pandeglang
pada tahun 1979, kemudian
melanjutkan Pendidikan
menengah pertama di SMPN I
Pandeglang, tamat tahun 1982.
Setelah itu melanjutkan
Pendidikan menengah atas di
SMAN I Pandeglang, tamat
tahun 1985. Pada tahun yang
sama melanjutkan studi S1 di
IKIP Bandung dengan
mengambil program studi Akuntansi dan tamat tahun
1990. Selanjutnya menyelesaikan Pendidikan S2 di
UHAMKA Jakarta dengan mengambil program studi
Manajemen Pendidikan dan tamat tahun 2003. Saat ini
bertugas sebagai Kepala Sekolah SMKN 2 Pandeglang.
Penulis dapat dihubungi melalui telepon dan WhatsApp:
08129570951.
71
INOVASI AGRIBISNIS PERIKANAN
AIR TAWAR UNTUK PENINGKATAN
KEWIRAUSAHAAN
Widiastuti
SMKN 1 Wadaslintang, Wonosobo, Jawa Tengah
astutiwidia449@gmail.com
72
stake holder, serta kualitas output untuk 5 kompetensi
keahlian sudah dapat mencapai target yang dicanangkan
oleh sekolah. Namun di SMK Negeri 1 Wadaslintang
terdapat 1 kompetensi keahlian yang mengalami low
progres bila dibandingkan 4 kompetensi keahlian lainnya.
Kompetensi keahlian yang mengalami low progres ini
adalah jurusan atau Kompetensi Keahlian Agribisnis
Perikanan Air Tawar. Kondisi ini terjadi sejak berdirinya
sekolah sampe awal tahun 2016 pada awal mendapatkan
amanat sebagai Kepala Sekolah di SMK Negeri 1
Wadaslintang. Semenjak berdiri, jaring Networking lintas
sektoral juga sangat minim.
Untuk hasil pembelajaran praktik siswa, kompetensi
keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar belum
menghasilkan produk inovasi yang menghasilkan daya
jual lebih, produk kewirausahaan yang dihasilkan juga
sangat minim, sehingga proses wirausaha tidak berjalan
dengan maksimal untuk kompetensi keahlian Agribisnis
Perikanan Air Tawar.
Gambar 1. Kondisi awal sarpras, PPDB, Kerjasama DU/DI yang masih perlu
dikembangkan
73
tersendiri selaku pengemban amanat sebagai Kepala
Sekolah baru.
Sejak berdiri tahun 2012, Sarana prasarana untuk
kompetensi keahlian Agribisnis Perikanan air tawar belum
memiliki tempat pembelajaran praktik yang standar.
Tahun 2017 sekolah baru memiliki ruang teori, belum
memiliki ruang praktik siswa/ laboratorium basah dan
kering serta minimnya Bantuan Pendidikan dan
Infrastuktur dari pemerintah. Hal ini juga termasuk jaring
kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DUDI) yang ada hanya dua Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DUDI) saja, Prestasi siswa juga tidak ada
peningkatan baik prestasi akademik maupun non
akademik.
Untuk hasil pembelajaran praktik siswa, kompetensi
keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar belum
menghasilkan produk inovasi yang menghasilkan daya
jual lebih, produk kewirausahaan yang dihasilkan juga
sangat minim, sehingga proses wirausaha tidak berjalan
dengan maksimal untuk kompetensi keahlian Agribisnis
Perikanan Air Tawar.
1) Inovasi
Pada pembelajaran praktikum peserta didik dituntut
untuk menghasilkan produk unggulan sesuai dengan
mata pelajaran pada agribisnis perikanan yaitu
pembelajaran menghasilkan produk inovasi
kompetensi keahlian agribisnis perikanan dan
pemasaran hasil inovasi peserta didik.
74
2) Leadership
Dalam pelaksanaan pembelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan Kompetensi Keahlian Agribisnis
Perikanan Air Tawar, peserta didik diberikan motivasi
dan kesungguhan sehingga tujuan pembelajaran
tercapai yaitu dengan melalui kegiatanpenguatan
pendidikan karakter, program pendidikan keluarga
dan pendidikan bela negara.
3) Apresiasi
Keberhasilan dalam proses pembelajaran peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan salah satu
indikatornya adalah keberhasilan akademik maupun
non akademik.Implementasi dari Apresiasi ini
adalahpemberian penghargaan untuk peserta didik,
pemberian penghargaan untuk pendidik dan
pemberian penghargaan untuk tenaga kependidikan.
75
Aquafarm Nusantara, PBIT Cangkringan, PBIAT
Ngrajek Magelang,Balai Benih Ikan Banjarnegara,
Balai Benih Ikan Kretek, dan Kelompok Tani Karya
Mina.
2) Kunjungan Industri
Kunjungan industri merupakan sebuah kegiatan yang
rutin dilaksanakan oleh siswa SMK, Hal ini karena
penting bagi mereka yang sedang menekuni bidang
tertentu untuk tahu bagaimana kondisi di lapangan
yang sebenarnya. Kompetensi Keahlian Agribisnis
Perikanan Air Tawar melaksanakan kegiatan
kunjungan industri di Balai Benih Ikan Sirawak
Ungaran.
76
Gambar 3. Kunjungan Industri di BBI Sirawak
3) Magang Guru
Magang guru produktif SMK di industri diharapkan
dapat berjalan secara efektif sehingga dapat
meningkatkan profesionalitas guru produktif SMK di
dalam menjalankan tugasnya, terutama memper-
kenalkan iklim kerja dan menyelaraskan standar
kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia
industri/usaha yang harus dimiliki guru dan di
informasikan pada para peserta didiknya di SMK,
sehingga mutu pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan dunia industri/usaha dapat tercapai.
Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar
melaksanakan kegiatan magang guru produktif di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Negeri Diponegoro Semarang serta di Pusat Pelatihan
77
Mandiri Kelautan dan Perikanan Bening Jati Anugrah
Parung Kabupaten Bogor.
78
Gambar 5. Bantuan Pakan dan Bibit Ikan
(Sumber: Dokumentasi K3 Agribisnis SMK Negeri Wadaslintang 2019)
Inovasi
Menurut Schumpeter (2016) Inovasi memiliki arti,
usaha mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu
menjadi satu kombinasi sehingga, dengan inovasi
seseorang dapat menambahkan nilai dari produk,
pelayanan, proses kerja, dan kebijakan pendidikan tidak
hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder dan
masyarakat. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2013)
dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran, inovasi
diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial
tertentu dan digunakan untuk menjawab atau
memecahkan suatu permasalahan.
Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar,
pembelajaran dilaksanakan teori tatap muka dan
praktikum untuk menumbuhkan inovasi dan kreativitas
siswa sehingga menghasilkan produk yang bisa dijual
kepada konsumen, hal ini jiwa kewirausahaan akan
tumbuh sesuai bakat dan minat/kompetensi keahlian.
Produk yang di hasilkan dari Kompetensi Keahlian
Agribisnis Perikanan Air Tawar antara lain pepes ikan,
nugget, tempura, dan bakso ikan, Pemasaran pada Unit
Produksi di sekolah,dilakukan dengan cara menitipkan
hasil produk di warung atau toko sekitar Wadaslintang
antara lain di toko Anugrah, KPRI Utama SMKN Wadas
Mart dan Warung Online yang bisa diakses dan diinstall
pada smartphone.
79
Gambar 6. Produk Inovasi, Kreativitas dan Pemasaran Produk APAT
80
Gambar 7. Launching Entrepreneur Class
Leadership
Dalam rangka penguatan pendidikan karakter dan
pendidikan bela negara, SMKN 1 Wadaslintang menjalin
kerjasama dengan KODIM Wonosobo, Kejaksaan
Wonosobo, KPK, Kantor Urusan Agama, PLKB, Puskesmas
dan Kwarcab. Program ini memperkuat sinergi sekolah
dengan orang tua/wali peserta didik untuk bersama-sama
mengawal karakter anak agar senantiasa berakhlak
mulia, khususnya dalam hal kedisiplinan dan
kejujuran.Selain itu di setiap kelas ada group whatsapp
kelas dan group whatsapp orang tua/wali peserta didik
81
sehingga komunikasi untuk menyampaikan informasi
sekolah dan pengawalan peserta didik lebih efektif dan
efisien, pendidikan keluarga, parenting class. Sekolah
mengadakan seminar parenting class yang dihadiri orang
tua wali peserta didik dengan narasumber yang kompeten
di bidangnya.
Apresiasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016),
Apresiasi adalah suatu penilaian baik; penghargaan;
misalnya terhadap karya-karya sastra ataupun karya
seni. Sehingga apresiasi sangat diperlukan dalam suatu
lembaga atau instansi untuk menumbuhkan rasa
memiliki dan jiwa yang loyal. Menurut pandangan
Aminudin (2014), apresiasi mengandung makna
pengenalan melalui perasaan atau pun kepekaan batin
dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang
diungkapkan oleh pengarangnya. Dalam kehidupan
sehari-hari respon atau respect dari individu juga
masyarakat terhadap suatu lembaga atau instansi
merupakan wujud dari keberhasilan pemimpin untuk
mengajak dan merangkul maju bersama yang secara
otomatis diikuti majunya instasi tersebut.
Mengacu dari pengertian apresiasi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa apresiasi merupakan bentuk
penghargaan kepada suatu karya, dan jika memberikan
apresiasi terhadap orang lain atas karyanya akan
memberikan dampak positif bagi individu dan
masyarakat. Apresiasi juga bermakna respon atau
respeck, pengakuan dari individu juga masyarakat
terhadap lembaga atau instansi.
82
Prestasi siswa SMKN 1 Wadaslintang secara akademik
maupun non akademik meningkat dengan dibuktikan
dalam lomba sering Juara, AP peringkat 4 LKS Provinsi,
Tamatan langsung diterima di DUDI tahun 17/18 83
siswa, 18/19 81 siswa.
Kompetensi guru terus meningkat, guru makin tertarik
dalam menulis karya ilmiah, mengikuti kompetisi. Kepala
sekolah selalu memotivasi guru dan tenaga pendidik
untuk menulis baik berupa opini, makalah, penelitian
maupun buku. Kepala sekolah juga memfasilitasi guru
untuk mengikuti berbagai kegiatan peningkatan
kompetensi sehingga banyak kegiatan workshop, diklat,
seminar yang diikuti guru.
Sebelumnya tidak ada guru SMK Negeri 1
Wadaslintang yang mengikuti dan menjuarai lomba
secara perorangan namun mulai tahun 2016 Juara 1
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten, Juara
Harapan 1 LKG Tingkat Provinsi. Berikutnya tahun 2017
Finalis Inobel, 2018, Juara III KTI Tingkat Nasional dan
2019 berturut-turut Duta GLS Tingkat Nasional,
Instructur VCTO Asia Tenggara, Penghargaan terhadap
peserta didik, guru dan karyawan berprestasi meningkat.
83
dengan melihat tabel atau grafik penerimaan peserta didik
baru dari sebelum dan setelah menerapkan strategi NILA.
Selain itu setelah diterapkannya strategi NILA di SMKN 1
Wadaslintang dalam pemenuhan sarana dan prasaran
setiap tahun meningkat dan berkembang, dalam
kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) juga
meningkat.
Berikut Data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),
Sarpras dan Kerjasama DUDI Kompetensi Keahlian
Agribisnis Perikanan Air Tawar di SMKN 1 Wadaslintang
setelah menerapkan strategi NILA.
80
60 PPDB
40 SARPRAS
20 DUDI
0
2017 2018 2019
Gambar 10. PPDB APAT, SARPRAS dan Kerjasama DUDI setelah menerapkan
Strategi NILA
84
Pengembangan yang akan dilakukan selanjutnya
Strategi NILA terus berinovasi untuk mewujudkan
SMKN 1 Wadaslintang sebagai Sekolah Pencetak
Wirausaha (SPW), memiliki kelas industri dan
pembelajaran Teaching Factory demi menghasilkan
tamatan yang kompeten sesuai kebutuhan DUDI dan
masyarakat. Khusunya untuk Kompetensi Keahlian
Agribisnis Perikanan Air Tawar dapat menghasilkan
produk kering yang nantinya mendapatkan Izin Produk
Rumah Tangga (IPRT) dari Dinas Kesehatan dan
mendapatkan label halal dari MUI, Label Higienis BPOM
yang selanjutnya penjualan produk unggulan Agribisnis
Perikanan Air Tawar dapat dilakukan dengan cara online
yaitu dengan membuat web penjualan produk unggulan
Agribisnis Perikanan Air Tawar.
85
Strategi yang diterapkan adalah Strategi NILA yang
diambil dari kata “Networking, Inovasi, Leadership,
Apresiasi” mengandung makna kata yang positif yaitu visi
dan misi SMKN 1 Wadaslintang bisa diwujudkan dengan
nyata, yakni menjalin hubungan dengan semua stake
holders, melaksanakan pembaruan dan
inovasi.Tahapannya meliputi menjalin kerjasama dengan
stake holder, Dunia Usaha dan Dunia Industri, Bursa
Kerja Khusus, SMK Kelas Industri, Menciptakan berbagai
Inovasi Produk, Membangun Kepercayaan Masyarakat.
Penerapan strategi NILA menunjukan peningkatan
pada berbagai aspek meliputi, minat peserta didik masuk
ke Agribisnis Perikanan Air Tawar, Memorandum of
Understanding (MoU) dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Magang Guru/Siswa, karakter peserta didik,
serta menghasilkan produk inovasi. Dampak dari
implementasi yaitu terpenuhinya sarana dan prasarana
yang standar, menjadi SMK Pencetak Wirausaha, prestasi
akademik dan non akademik meningkat, tamatan bekerja,
melanjutkan kuliah, wirausaha, Memperoleh Uji LSP.
Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menulis artikel yang semoga bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di tanah air.
86
Daftar Pustaka
Aminudin, 2014.Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru
Latuconcina, H. 2014. Pendidikan Kreatif. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Thomas, L. dan Jhonson, E.B. 2014. Contextual Teaching
Learning. Jakarta: Kaifa
M.N Nasution, 2015. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor:
Ghalia Indonesia
Pusat Bahasa, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kemdiknas.
Sanjaya, W. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung: Kencana Prenada Media Grup
Soekanto, S, 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Pers
Yukl, G, 2015. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta:
PT Indeks
87
Tentang Penulis
Dra. Widiastuti, M.M, dilahirkan di
Bojonegoro, Pendidikan Sekolah
Dasar ditamatkan di Bojonegoro,
kemudian melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMPN 1
Bojonegoro, setelah itu melanjutkan
pendidikan menengah atas di
SMAN 1 Bojonegoro. Kemudian
melanjutkan studi S1 FPIPS PMP
Kn di IKIP PGRI Bojonegoro.
Selanjutnya menyelesaikan studi
S2 Magister Manajemen Konsetrasi
Pendidikan Pasca Sarjana di STIE Widya Wiwaha
Jogjakarta. Prestasi yang sudah diraih sebagai Juara 3
Nasional Lomba Inovasi Model Pembelajaran Anti Korupsi
tahun 2014, Intruktur Nasional Kurikulum 13 tahun
2015, Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat
Provinsi, Juara 3 Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat
Nasional. Penulis dapat dihubungi melalui WA
081226757470/ 081559550999
88
MENUMBUHKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN: MENINGKATKAN
PRESTASI SEKOLAH
89
bakat wirausaha. Beberapa alasan pendidikan formal
dapat menumbuhkan bakat wirausaha, yaitu: Pertama,
SMK adalah lembaga pendidikan yang sangat dipercaya
masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Kedua,
jaringan sudah ada di seluruh pelosok negeri. Ketiga,
dapat memengaruhi anggota keluarga.
SMKN 28 Jakarta merupakan sekolah negeri yang
memiliki empat program keahlian yaitu Keperawatan
Sosial, Perhotelan, Tata Boga, dan Asisten Keperawatan.
Sekolah ini memiliki dua puluh lima rombongan belajar
dengan jumlah sembilan ratus delapan enam peserta
didik. Salah satu tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
antara lain adalah menghasilkan tamatan yang siap
menciptakan lapangan kerja secara mandiri sebagai
wirausaha. Dengan usia siswa yang rata-rata masih
dalam masa produktif untuk menerima ilmu pengetahuan
dan teknologi termasuk di dalamnya ilmu wirausaha,
maka SMKN 28 Jakarta menjadi sangat penting dalam
menyiapkan tamatan yang siap berwirausaha. Beberapa
karakter jiwa kewirausahaan itu berupa: komitmen dan
kesungguhan, tanggung jawab, ambisi, tangguh
menghadapi risiko, percaya diri dan optimistik, berdaya
cipta dan dinamis, kebutuhan feedback, energik, melebihi
nilai rata-rata, bertumbuh dan berkembang, mengambil
pelajaran dari kegagalan serta kepemimpinan.
SMKN 28 Jakarta menyadari bahwa menumbuhkan
jiwa atau karakter kewirausahaan membutuhkan proses
yang tepat. Karena faktor yang sangat fital dalam
mencetak para wirausaha tentulah menaruh harapan
besar kepada terlaksananya kualitas pendidikan yang
solid dan mapan guna mempersiapkan para peserta didik
dan tingkah laku sehingga nantinya siap bertarung dalam
persaingan di segala bidang. Sebagai suatu sistem,
sekolah memiliki komponen inti yang terdiri dari input,
proses, dan output. Untuk dapat mencapai keserasian
yang dimulai dari input menuju output diperlukan adanya
suatu proses yang berguna mendayagunakan segala
sesuatu yang telah tersedia dalam suatu sekolah lewat
manajemen sekolah kemudian berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai target yang akan dicapai. Hal
ini merupakan tanggung jawab yang besar yang harus
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah. Tugas pokok Kepala
Sekolah berdasarkan pasal 15 ayat (1) Permendikbud
90
Nomor 6 Tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai
kepala sekolah adalah Beban kerja kepala sekolah
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
kepada guru dan tenaga kependidikan.
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalahnya yakni bagaimanakah upaya
kepala sekolah untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
kepada guru dan siswa melalui prestasi siswa SMKN 28
Jakarta serta prestasi-prestasi apa sajakah yang telah
diraih siswa SMKN 28 yang mampu menunbuhkan jiwa
kewirausahaan pada warga sekolah dan dapat
mengembangkan proyek kewirausahaan di lingkungan
sekolah. Adapun tujuan artikel ini ingin memaparkan
bagaimana kepala sekolah menumbuhkan jiwa
kewirausahaan bagi peserta didik SMKN 28 Jakarta
dalam menghadapi revolusi industri sehingga mengurangi
tingkat pengangguran dan meningkatkan prestasi
sekolah.
91
peserta didik untuk berwirausaha. Seorang peserta didik
akan memiliki dorongan untuk melakukan wirausaha
disebabkan adanya keyakinan kuat bahwa seorang
wirausaha merupakan jalan terbaik untuk melakukan
perubahan kualitas kehidupan secara individual maupun
bermasyarakat.
92
membangun motivasi dan sikap mental kewirausahaan.
Pembinaan pelajar dalam berbagai kegiatan minat dan
bakat, keilmuan, kesejahteraan atau keorganisasian
lainya mampu memberikan keterampilan untuk
berwirausaha. Misalnya pelajar tim tata boga menjadi tim
kreatif penjualan makanan dan kue-kue ringan. Pelajar
teknik informatika menjadi wirausaha desain grafis.
Pelajar pemasaran menjadi pemasar dalam produk
wirausaha yang dikelola oleh pelajar bidang boga.
Pembinaan tersebut mampu melahirkan kreativitas dan
inovasi sebagai energi utama kewirausahaan. Pengalaman
dan manfaat ekonomi bisnis tersebut digunakan untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan yang ada di
kalangan pelajar.
93
Sedangkan dalam konteks manajemen sekolah, jiwa
wirausaha kepala sekolah dapat tercermin dari kreativitas
dan inovasinya dalam mengatasi masalah dan menyiasati
keterbatasan sekolah, seperti keterbatasan sumber
belajar dan alat peraga atau media pembelajaran. Kepala
sekolah mengoptimalkan atau memodifikasi barang-
barang bekas untuk dijadikan sebagai alat peraga atau
media pembelajaran.
Berdasarkan kepada uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa salah satu kunci kemajuan sekolah
adalah ketika kepala sekolahnya mampu
mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam
mengelola sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha akan menjadi kepala sekolah out of the
box dan tampil beda. Indonesia membutuhkan model
kepala sekolah seperti ini dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
94
Dari uraian di atas diketahui bahwa prestasi belajar
peserta didik merupakan hasil penilaian pendidik
terhadap proses belajar dan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi
pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari peserta didik
tersebut. Pertama, faktor yang memengaruhi Prestasi
Peserta didik. Menurut Miranda, Winkel, dan Santrock
menyatakan bahwa prestasi belajar peserta didik
ditentukan oleh faktor-faktor berikut (Hawadi, 2004) yaitu
faktor yang ada pada peserta didik seperti taraf
intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang
dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi
kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat,
konsep diri, kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat fisik
dan kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada
pada lingkungan keluarga yaitu hubungan antar-orang
tua, hubungan orang tua-anak, jenis pola asuh, keadaan
sosial ekonomi keluarga. Ketiga faktor-faktor yang ada di
lingkungan sekolah yaitu Guru (kepribadian guru, sikap
guru terhadap peserta didik, keterampilan didaktik dan
gaya mengajar); Kurikulum, Organisasi sekolah, Sistem
sosial di sekolah, Keadaan fisik sekolah dan fasilitas
pendidikan, Hubungan sekolah dengan orang tua, Lokasi
sekolah. Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial
yang lebih luas: keadaan sosial, politik, dan ekonomi,
keadaan fisik (cuaca dan iklim)
Tidak semua perubahan perilaku yang terjadi pada
individu dapat dikatakan sebagai hasil belajar. Suatu
proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai hasil
belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ahmadi
dalam Khodijah, 2006): 1). Perubahan yang terjadi sebagai
prestasi belajar itu disadari. 2). Bersifat fungsional
maksudnya adalah perubahan bermanfaat bagi peserta
didik dalam menjaga kelangsungan hidupnya. 3). Bersifat
aktif dan positif yang memerlukan usaha dalam mencapai
perubahan tersebut dan memiliki nilai tambah. 4). Bukan
bersifat sementara adalah perubahan yang terjadi sebagai
hasil belajar itu bukan bersifat sementara, akan tetapi
bersifat relatif permanen. 5). Bertujuan dan terarah
artinya perubahan tersebut tidak terjadi tanpa unsur
kesengajaan dari individu yang bersangkutan untuk
merubah perilakunya. 6). Mencakup seluruh aspek
tingkah laku perubahan yang timbul karena proses
95
belajar itu pada umumnya mencakup seluruh aspek
perilaku (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
96
bentuk pencatatan yang diselidiki. 2) Wawancara
(Interview), berbentuk pengajuan pertanyaan–pertanyaan
secara lisan kepada sumber data dan dilakukan dalam
suatu bentuk tanya jawab secara sistematis. 3)
Dokumentasi, strategi pengumpulan data dengan cara
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, literasi, agenda, foto dsb. 4) Angket yang
merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari reponden dalam arti
leporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
(Sugiyono, 2010).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
menggunakan angket tertutup. Pertimbangan yang
mendasari penggunaan strategi angket tertutup adalah; a)
responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri, b) apa yang dinyatakan responden adalah benar
dan dapat dipercaya, c) interprestasi responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah
sama dengan apa yang dimaksud. Penggunaan angket
memiliki kelebihan dan kelemahan seperti instrumen
lainnya. Terutama tergantung kepada siapa isi persoalan
yang dinyatakannya, kesediaan orang yang menjawabnya
dan keberadaan keterangan-keterangan yang diberikan.
Pada angket tertutup terdapat alternatif jawaban
sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban
yang telah disediakan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa angket. Angket digunakan untuk
mengungkapkan tingkat jiwa kewirausahaan yang telah
dimiliki oleh guru dan peserta didik. Kisi-kisi instrumen
Jiwa Kewirausahaan berjumlah 25 yang diambil dan
dikolaborasikan dari beberapa teori yaitu teori dari
Benedicta, Meredith, Suryana, dan Mardiyatmo. Sebagai
mana yang telah diuraikan di atas, untuk mengetahui
upaya kepala sekolah menumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaan kepada guru pembimbing dan peserta
didik melalui prestasi peserta didik, peneliti
menggunakan strategi observasi, wawancara,
dokumentasi, dan angket Pada observasi, peneliti akan
mendapatkan dekripsi permasalahan yang rinci dan
tepat, proses pemecahan masalah yang efisein dan
bertahap serta eksekusi tindak lanjut dapat diekskusi
dengan cepat.
97
Penulis juga melakukan wawancara untuk
mengetahui nilai-nilai kewirausahaan guru dan peserta
didik melalui prestasi peserta didik. Penggunaan
wawancara memungkinkan penulis memperoleh informasi
yang dalam dari guru dan peserta didik secara cepat dan
sesuai dengan keinginan penulis. Informasi yang
diperoleh lebih dipercayai karena dapat dinilai secara
langsung melalui gesture tubuh dan nada informan. Guru
dan peserta didik juga lebih leluasa dalam memberikan
informasi.
Selain itu, penulis juga menggunakan dokumen
dalam upaya memecahkan masalah. Dokumen yang
digunakan berupa foto-foto yang menggambarkan
rencana pelaksanaan kegiatan, proses kegiatan dan hasil
kegiatan. Cara terakhir yang dilakukan oleh penulis
adalah memberikan beberapa pertanyaan atau angket
kepada guru dan peserta didik. Melalui cara ini responden
dapat bebas, jujur dan tidak malu menjawab dan
pertanyaan diberikan standar yang sama.
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. Sebagai orang yang
mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala
sekolah tersebut adalah guru, yaitu sebagai tenaga
pengajar dan pendidik. Selain itu kepala sekolah juga
harus membina warga sekolahnya agar memiliki jiwa
kewirausahaan dalam segala kegiatan. Hal tersebut perlu
dilakukan agar nilai-nilai yang ada dalam jiwa kewira-
usahaan dapat tertanam dan tumbuh pada warga
sekolah, khususnya guru dan peserta didik. Untuk
menciptakan prestasi peserta didik yang di dalamnya
terdapat jiwa kewirausahaan, ada beberapa tahap yang
dilakukan oleh kepala SMKN 28 Jakarta, yakni sebagai
berikut:
1. Menyusun progam pembinaan
Kepala sekolah bersama dengan guru-guru
khususnya guru pembimbing menyusun progam
pembinaan untuk jangka menengah dan jangka
tahunan pada jangka menengah (untuk kurun waktu
3 tahun) sangat penting disiapkan dalam
menyongsong dan mempersiapkan anak didik dalam
laga lomba tiga tahun yang akan datang. Dalam
program tersebut memuat beberapa aspek penting
antara lain: a) Menetapkan bagaimana merekrut calon
98
peserta, b) Menentukan sistem pembinaan yang akan
diterapkan, c) Menetapkan jadwal pembinaan, d)
Menentukan dan mempersiapkan pembina, e)
Menetapkan alokasi anggaran yang harus disiapkan.
99
Gambar 1. a. Sebagai Probandus, b. Menguji
100
Gambar 2. a. Monitoring Pesdik Tata Boga, b. Monitoring Pesdik Perhotelan
101
Tabel 1. Hasil UNBK
Prestasi Non-Akademik
Prestasi non akademik yang diraih diantaranya:
lomba LKS, FLS2N, O2SN, PMR, OGN, dan Guru
berprestasi, LA CUISINE, Salon Kuliner di tingkat
Provinsi, Nasional, dan Internasional.
102
3b. La Cuisine (Lomba memasak tingkat Asia)
103
indikator yang mendominasi variabel pada pembentukan
jiwa kewirausahaan guru dan peserta didik dalam ajang
lomba pada prestasi peserta didik. Sedangkan indikator
percaya diri merupakan indikator yang terendah di antara
indikator yang lain.
Rekomendasi
Beberapa tindak lanjut yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah sebagai
berikut: a. guru disarankan agar tidak hanya
mengandalkan proses belajar mengajar dan praktik dari
pihak sekolah saja, di luar lingkungan sekolah pun
peserta didik diharapkan untuk aktif melakukan praktik
dan menginovasi strategi-strategi pembimbingan agar
sifat kreatif dapat terbentuk dengan sendirinya dan untuk
melatih serta menumbuhkan jiwa kemandirian tersebut.
b. Peserta didik disarankan untuk memiliki tingkat
percaya diri yang tinggi, dengan bakat dan naluri yang
mereka miliki tentunya harus diasah lagi dengan berbagai
ilmu dan kompetensi, sehingga dapat menambah
wawasan, pengalaman, serta kemampuan dalam
membentuk jiwa kewirausahaan peserta didik pada setiap
ajang lomba prestasi peserta didik SMKN 28 Jakarta
Sekolah disarankan agar memperbanyak kegiatan-
kegiatan yang bersifat praktikum, supaya peserta didik
bertambah wawasan dan pengalamannya serta
pengetahuannya, selain itu diadakan pengarahan atau
bimbingan-bimbingan yang bersifat psikologis agar mental
peserta didik terlatih dan dapat menumbuhkan rasa
percaya diri yang tinggi. Serta pihak sekolah diharapkan
dapat mencetak anak didik yang berbeda dari sekolah
lainnya dan dapat meraih yang terbaik pada setiap ajang
lomba.
104
Daftar Pustaka
Prihatin, B. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Fathurohman, A. 2013. Upaya Kepala Sekolah dalam
Meningatkan Prestasi Peserta didik di Sekolah,
Skripsi Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Hakim, D. 2012. Pengembangan Pendidikan
Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter
Bangsa.
file://C:/Users/Innovation/downloads/179-332-1-
PB.pdf.[online] diunduh tanggal 20-03-2014
Susilowati, T., Susantiningrum. 2013. Pengembangan
Pendidikan Kewirausahaan dalam upaya
Menumbuhkan Budaya wirausaha pada Peserta
didik Sekolah Menengah Atas (SMK) di Kabupaten
Karanganyar. Jurnal: JKB No. 12. Th. VII. Januari
2013
Kewirausahaan, Program Kepala Sekolah Guru
Pembelajar, 2016.
105
Tentang Penulis
Esta Pinta Siagian, M.Hum
dilahirkan di Kota Pinang pada
tanggal 09 Maret 1963. Alumnus
1982 SMA PPSP IKIP
Rawamangun ini melanjutkan ke
IKIP Jakarta (sekarang
Universitas Negeri Jakarta). Pada
tahun 2009 Juara I seleksi Guru
Berprestasi Jakarta Pusat dan
meraih Juara III Tingkat Provinsi
DKI. Pada tahun 2005 lolos
seleksi Beapeserta didik Magister
Program Universitas Indonesia
kerja dengan Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2014 mengikuti Seleksi
Kepala Sekolah Berprestasi dan menjadi Kepala SMKN 33
Kelapa Gading Jakarta. Pada tahun 2014 Di tahun
kelima, empat sekolah negeri telah dipimpinnya. Pada
tahun 2017, menulis buku dengan judul Blessings
Behind Literacy yang menggambarkan prestasi yang
spektakuler selama memimpin SMKN 30. Pada tahun
2017 sampai sekarang memimpin SMKN 28, satu-satunya
sekolah bidang Kesehatan & Pariwisata. Meraih akreditasi
sekolah unggul pada tahun 2019. Penyaji Pengalaman
Terpetik (Narasumber) pada semiloka pengembangan
Budaya sekolah sebagai Penerapan nilai Akhlak Mulia
dan Penguatan Pendidikan Karakter. Penulis dapat
dihubungi melalui nomor HP. 0817 4816439 (WA).
106
PAGUYUBAN DALAM PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Maria Victoria
SMK Negeri 1 Sintang Provinsi Kalimantan Barat
Email: mariavictorias2@yahoo.com
107
Sejak berdirinya, SMK ini merupakan SMK teknologi yang
terkenal dengan sebutan STM. Kendatipun telah berubah
nama, namun karakteristik yang menjadi ciri khas
selama ini dengan peserta didik dominan laki-laki dengan
karakter yang keras dan “kegemaran” tawuran masih saja
disandang sekolah ini.
Label tersebut tentu saja menjadi hambatan sekaligus
tantangan dalam pengelolaan SMK ini. Dalam kurun
waktu 21 (dua puluh satu) tahun sejak berdirinya, SMK
ini telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat
serta menggembirakan, khususnya perkembangan jumlah
peserta didik, peningkatan jumlah kompetensi kejuruan
dan fasilitas sekolah serta peningkatan kompetensi
pendidik. Bahkan pada tahun 2019, sekolah ini telah
melakukan pencapaian dalam indikator visi misi sekolah
SDP yang menjadikan SMK ini sebagai SMK Rujukan
Nasional.
Kendati demikian, diakui masih belum optimalnya
pengelolaan sekolah secara internal khususnya rasio
pemenuhan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan
yang relatif rendah, dimana tenaga pendidik PNS baru
separuh dari kebutuhan sekolah sesuai dengan standar
proses permendikbud 2006. Demikian halnya,
penciptaaan sekolah sebagai agen penguatan pendidikan
karakter perlu mendapat perhatian serius khususnya
implementasi disiplin bagi warga sekolah.
Karena itu, di tengah-tengah perkembangan sekolah
ini, masih menyisakan pekerjaan yang perlu
mendapatkan penanganan yang komprehensif di
antaranya kekurangan tenaga pendidik dan kependidikan
dan rendahnya disiplin warga sekolah serta lemahnya
partisipasi orang tua peserta didik dalam mendukung
program sekolah terutama penguatan pendidikan
karakter.
Dalam konteks itu maka dipandang sangat urgen
mengoptimalkan prinsip trilogi pendidikan yakni dengan
menggerakkan komunikasi dan kerjasama yang intens
antara warga sekolah, dan orang tua peserta didik serta
masyarakat di sekitar sekolah. Sinergisitas antara
sekolah, orang tua dan masyarakat yang membentuk
sebuah paguyuban akan menciptakan iklim kondusif
dalam penguatan pendidikan karakter di SMK yang pada
akhirnya akan menghasilkan peserta didik yang balance
108
antara ilmu pengetahuan, keterampilan kejuruan serta
karakternya (sikap).
109
pecundang sangat tergantung pada kualitas pendidikan
yang dapat membentuk karakter anak bangsa tersebut.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, karakter ialah
tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah membimbing
anak untuk secara sukarela mengikatkan diri pada nilai.
Sebagaimana dikemukakan oleh Profesor Phenix
pendidikan karakter adalah “voluntary personal
commitment to values” (Buchori, 2007).
Saat ini Pendidikan watak diformulasikan menjadi
pelajaran agama,
pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti,
yang program
utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif
semata. Lebih mendalam sedikit sampai ke penghayatan
nilai secara afektif. Pendidikan dalam semua jenjang
harus dikondisikan agar membawa anak kearah
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara
afektif, akhirnya kepada pengamalan nilai secara nyata.
Pembentukan karakter peserta didik di satuan akhir
seperti di SMK telah melewati beberapa tingkat, sejak
anak melalui pendidikan pertama di keluarganya, SD dan
SMP, maka tentu saja idealnya mereka dikatakan siswa
yang berkarakter. Ironisnya meskipun telah melewati
jenjang pendidikan yang relatif panjang tetap saja belum
menjamin mereka memiliki karakter yang mulia. Disadari
bahwa kondisi karakter bangsa ini sedang dalam proses
pembentukan. Kondisi karakter generasi muda saat ini
juga masih jauh dari harapan sikap sopan dan santunnya
bangsa. Beberapa contoh remaja cewek menggunakan
pakaian minim, rok dan baju yang menampakkan bagian
tubuh tertentu yang dapat mengundang kejahatan bagi
pria yang melihatnya.
Selanjutnya dalam pengumuman kelulusan peserta
didik tingkat SMA/SMK ada aksi coret baju seragam dan
konvoi yang dapat berakibat macet jalanan dan
terganggunya ketertiban lalu lintas. Berbicara dengan
orang tua sambil terus menggunakan HP, berpapasan
dengan orang lain sudah tidak mengucapkan salam atau
kata permisi, kesadaran menjaga fasilitas umum
berkurang, bahkan kondisi mereka kini telah semakin
memprihatinkan dengan banyaknya peserta didik yang
110
tidak dapat menamatkan bangku sekolahnya akibat
terlibat berurusan dengan kepolisian serta pergaulan
bebas yang berakibat kehamilan dan menikah dini serta
masih banyak lagi kondisi lainnya.
Penerapan pendidikan karakter di satuan pendidikan
termasuk SMK dimulai sejak tahun 2010 dengan
dimasukkan 18 nilai dalam karakter dalam penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
mengintegrasikan nilai tersebut dalam materi yang
diajarkannya. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan Formal disebutkan bahwa PPK pada satuan
pendidikan diselenggarakan dengan mengoptimalkan
fungsi kemitraan tripusat pendidikan; 1) sekolah, 2)
keluarga dan 3) masyarakat. Optimalisasi penerapan PPK
di SMK dapat melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler secara kreatif dan terpadu.
Implementasi pendidikan karakter di SMKN 1 Sintang
telah dilakukan kendatipun belum maksimal dengan
indikasi beberapa permasalahan yang telah
teridentifikasi. Kepala sekolah telah dan terus
memaksimalkan ikhtiar menerapkan PPK dan Gerakan
Nasional Revolusi Mental di lembaga ini. Dengan
memperhatikan konsep penguatan pendidikan karakter
dan kondisi di lapangan, maka dipilih sebuah Strategi
Paguyuban sebagai pemecahan masalah pada penguatan
pendidikan karakter di sekolah ini. Strategi ini dipandang
sebagai integrasi implementasi konsep penguatan
pendidikan karakter dan konsep program pendidikan
keluarga di sekolah. Adapun prosedur yang dilakukan
dalam strategi ini sebagai berikut:
Pertama, Orientasi Program Sekolah. Pada tahap ini,
sekolah melakukan orientasi program sekolah kepada
seluruh orang tua siswa peserta didik dalam bentuk
kegiatan pertemuan, sosialisasi dan apel Bersama.
Terdapat dua kegiatan utama pada tahapan ini, yaitu:
111
dilakukan orang tua peserta didik yang diterima
adalah mengikuti rapat sosialisasi program-program
sekolah dan rambu-rambu SMKN 1 Sintang.
112
Kedua, Pembentukan Paguyuban Kelas. Pada
tahapan ini dilakukan pembentukan Paguyuban kelas.
Paguyuban kelas ini adalah sebuah organisasi dari
kumpulan para orang tua yang sekurang-kurangnya
terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara,
seksi-seksi dan anggota yang dibutuhkan dalam
kelompok. Wali kelas peserta didik ditunjuk sebagai
pendamping dalam paguyuban kelas yang diantaranya
bertugas memfasilitasi kebutuhan anggota dalam grup
paguyuban tersebut.
Paguyuban ini dimaksudkan agar terjadinya
sinergisitas yang baik dari orangtua dan pihak sekolah
dalam pembentukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
peserta didik. Pembentukan paguyuban ini dilakukan
setelah pembagian rombongan belajar sehingga jumlah
paguyuban sebanyak jumlah rombongan belajar. Di
antara tujuan paguyuban adalah (1) memfasilitasi antara
kepala sekolah, guru dan sesama orang tua lainnya, (2)
mengenal lingkungan sekolah, (3) mengenal secara
pribadi guru yang akan menjadi pendidik anak di sekolah,
(4) menentukan jadwal pertemuan dengan wali kelas dan
jadwal kelas kepada orang tua, (5) menyampaikan
harapan dan usulan kepada pihak sekolah, serta (6)
membantu menginformasikan riwayat anak agar
memudahkan dalam penyelesaian masalah peserta didik.
113
Ketiga, Parenting Class (kelas orang tua). Tahapan
ini merupakan kegiatan dalam bentuk pertemuan yang
bertujuan untuk membangun kesadaran orang tua / wali
akan pentingnya terlibat dalam pendidikan anak,
termasuk didalamnya adalah mengembangkan
lingkungan belajar yang aman, nyaman dan
menyenangkan. Kegiatan ini disponsori oleh paguyuban
masing-masing kelas. Manfaat yang diperoleh dengan
mengikuti kelas orang tua di samping dapat menambah
pengetahuan dan ketrampilan dalam mendampingi anak
di rumah, memberikan masukan tema-tema yang
dibutuhkan untuk pertemuan berikutnya serta sharing
pengalaman dalam keberhasilan mendidik anak-anaknya.
Untuk menyelaraskan antara berbagai kesibukan dan
pekerjaan serta domisili pihak orang tua dengan sekolah,
maka kelas wajib untuk orang tua hadir mengikuti kelas
orang tua di sekolah ini dua kali dalam setahun.
114
alat elektronik serta komunikasi yang sedang trend
digunakan oleh anak-anak mereka, namun juga
diperkenalkan dan diajarkan menggunakan medsos yang
akrab dengan dunia sehari-hari anaknya seperti facebook,
instagram, path, line serta tiktok. Dengan mengenal dan
memiliki akun medsos yang dimiliki pula oleh anak-anak
mereka, diharapkan dapat berteman serta mengontrol isi
akun dan mengarahkan postingan peserta didik pada hal-
hal yang positif.
Keempat, Evaluasi dan Tindak Lanjut. Untuk
melakukan pemantauan dan apresiasi terhadap hasil
belajar anak, maka melalui paguyuban orang tua ini
dilakukan evaluasi yang dapat dijadikan sebagai tindak
lanjut dalam pembinaan peserta didik pada jenjang
berikutnya. Pada tahapan ini, kegiatannya dapat
dilakukan setiap akhir semesteran (6 bulan), akhir tahun
pelajaran (tahunan) dan dan penamatan (3 tahunan).
115
minat dan bakat serta kegiatan ekstra yang mereka
ikuti selama satu tahun. Setiap anak terwakili dalam
kelompok maupun individu menampilkan kebolehan
mereka dibidang seni, olahraga, keagamaan maupun
ilmu pengetahuan.
116
Gambar 5. Prosedur Strategi Implementasi Paguyuban Dalam PPK Di SMKN 1
Sintang
117
Performance peserta didik, tenaga pendidik, orang tua
serta masyarakat sekitar SMK relatif tidak searah.
Masing-masing meyakini kebiasaan dan budaya karakter
dirinya sudah baik. Dengan telah berubahnya mindset
warga sekolah dan orang tua serta masyarakat terhadap
SMK maka walaupun sekolah ini sekolah teknologi yang
identik dengan perilaku kasar, keras dan berandal, tetapi
tetap memperhatikan dan menjaga performance sebagai
model dasar dalam pembentukan karakter semua warga
sekolah. Melalui penerapan strategi ini ditemukan
perubahan dengan indikator sebagai berikut :
a) Tenaga pendidik tampil dengan performance yang
sopan dan meyakinkan setiap hari mengajar.
b) peserta didik telah mematuhi tata tertib berpakaian
dan berpenampilan sebagai seorang peserta didik
SMK yang berkarakter.
c) telah terjadi penurunan peserta didik yang berkasus
secara signifikan, sebagai mana terlihat dalam tabel
di bawah ini.
118
oleh anaknya sebagai upaya mengejar ketertinggalan
akibat tidak dapat hadir mengikuti PBM.
Demikian halnya, sikap sopan santun menjadi lebih
kuat bagi peserta didik, pendidik dan orang tua. Salam,
sapa dan senyum setiap hari didepan gerbang sekolah
oleh pendidik yang bergantian sesuai jadwal, pembersihan
kelas dan lingkungan oleh peserta didik yang piket serta
literasi 15 menit sebelum PBM dimulai telah menjadi
budaya di sekolah ini.
119
bahkan melakukan ibadah sholat dhuha bagi yang
muslim tampak dilakukan penuh kesadaran.
b) Peserta didik menunjukkan kemampuan dan
prestasinya sesuai dengan potensi masing-masing,
baik akademik, seni, olahraga maupun kegamaan dan
sosial.
c) Keikutsertaan Kegiatan dan lomba yang dilakukan di
tingkat kabupaten membuahkan prestasi, kekaguman
dan sanjungan terhadap SMK serta memposisikan
SMK Negeri 1 Sintang sebagai satu-satunya SMK yang
ditakuti dalam berbagai pertandingan. Bahkan tingkat
provinsi maupun nasional SMK Negeri 1 sintang
menjadi wakil untuk provinsi Kalimantan Barat di
even-even nasional, baik melalui pertandingan
maupun penunjukkan langsung.
d) Semangat mengabdi serta mendidik dengan
pendekatan karakter kepada anak juga ditunjukkan
oleh seluruh tenaga pendidik dalam berbagai
kreativitas dan inovasi yang telah dilakukan
menempatkan SMK ini menjadi SMK Rujukan
Nasional.
Perubahan signifikan terjadi pada warga sekolah
dengan penerapan PPK. Strategi ini berdampak kuat
terhadap pencitraan kelembagaan. Pada akhirnya
dukungan pemerintah dan dunia usaha terhadap lembaga
ini terus meningkat.
120
Strategi pemberdayaan paguyuban ini hanyalah
sebuah ikhtiar untuk mengembangkan pendidikan SMK
sebagai locomotif pendidikan dan pelatihan yang bermutu
untuk mewujudkan lulusan yang beriman dan bertaqwa,
berkarakter, unggul kompetetif, mandiri serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, strategi ini
perlu dikembangkan lagi sesuai dengan iklim, kondisi,
tuntutan dan tantangan SMK ke depan.
121
Daftar Pustaka
Buchori, M. 2007. Character Building dan Pendidikan
Kita (online),
Tersedia:http://www.kompas.co.id/kompascetak/0
607/26/opini/2836169.htm
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menjadi Orang
Tua Hebat. (Jakarta: 2017)
------. Konsep dan Pedoman PPK. (Jakarta: 2019)
------. Pedoman Pemilihan Kepala SMK Berprestasi Tingkat
Nasional 2019, (Jakarta: Direktorat Jendral Guru
Dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2019)
Nurokhim, B. Membangun Karakter dan Watak
BangsaMelalui Pendidikan Mutlak Diperlukan.
Tersedia
http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/Artike
lCakrawala/tabid/125/articleType/ArticleView/arti
cleId/200/Default.aspx
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
122
Tentang Penulis
Maria Victoria, M. Pd dilahirkan di
Sintang pada tanggal 13 Oktober
1973. Menyelesaikan Pendidikan
Dasar pada SD Negeri 12 Jerora
Sintang pada tahun 1985. Kemudian
menyelesaikan Pendidikan di SMP
Panca Setya Sintang tamat tahun
1988. Setelah itu menyelesaikan
Pendidikan Menengah Atas pada SMA
Negeri 1 Sintang tahun 1991.
Menyelesaikan Pendidikan S1 pada Universitas Tanjung
Pura Pontianak pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Bahasa Inggris pada tahun
1997. Selanjutnya menyelesaikan Pendidikan S2 pada
Jurusan Pengembangan Kurikulum Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung, Lulus Tahun 2010
melalui program Tugas Belajar Pemda Kabupaten Sintang.
Beberapa Karya Tulis telah diterbitkan: Upaya
Meningkatkan Output SMK Melalui PRAKERIN diterbitkan
pada Buletin LPMP Tahun 2012, Pengelolaan SMK di
Daerah 3T dengan Strategi 4 DO IT merupakan naskah
prosiding pada Simposium Guru Nasional Tahun 2015.
Menjadi Finalis Guru Prestasi Nasional Tahun 2012 dan
Menjadi Finalis Kepala SMK Prestasi tahun 2019.
Merupakan Narasumber Nasional Implementasi
Kurikulum 2013 serta aktif menjadi pembicara dalam
kegiatan Pendidikan. Bertugas Pertama Kali Menjadi PNS
Guru Tahun 2000. Diangkat sebagai Kepala Sekolah
Daerah 3T sejak tahun 2012 sampai dengan 2016 pada
SMK Negeri 1 Ketungau Tengah. Menjadi Kepala SMK
Negeri 1 Sintang sejak 2016 sampai dengan sekarang.
Berdomisili di Jl. MT. Haryono Km 4 BTN. Cipta Mandiri
1 Sintang, CP 081287238802.
123
PEMANFAATAN WAKTU LUANG
MEMBANGUN KUALITAS SEKOLAH
Rizal Alamsyah
SMK Al Amanah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
rzl_alams@yahoo.co.id
124
kemajuan dan meningkatkan kualitas pendidikan di SMK
Al Amanah.
Kualitas sekolah dapat ditunjukkan dengan beberapa
faktor yang mendukungnya di antaranya: profesionalitas
guru, prestasi guru, prestasi siswa, lulusan yang siap
bekerja, mutu layanan, sarana prasarana yang
menunjang proses pendidikan dan tumbuhnya budaya
kewirausahaan. Tentunya untuk membangun kualitas
sekolah tidaklah semudah membalikan telapak tangan
melainkan dengan melalui proses yang panjang dan perlu
kerja keras melibatkan semua warga sekolah.
Warga sekolah harus bisa bekerjasama dengan baik,
sehingga akan mempermudah langkah dalam mencapai
tujuan yang diharapkan untuk peningkatan kualitas
sekolah, tetapi melihat keadaan pada saat itu sangat
memprihatinkan bagaimana bisa mengembangkan
kualitas sekolah kalau masih ada guru dan staf sekolah
yang bekerja belum maksimal seperti guru tidak sesuai
dengan kualifikasi pendidikan, sikap guru, kehadiran
guru kurang baik, staf tenaga kependidikan kurang bisa
bekerjasama dengan baik, sehingga berimbas kepada
prestasi siswa. Apabila hal tersebut dibiarkan akan
berdampak penilaian negatif dari masyarakat terhadap
sekolah.
Permasalahan yang ada harus dapat diatasi agar
mendapatkan hasil sesuai harapan, penulis
memanfaatkan waktu luang (leisure time) dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah untuk pembinaan dan
pengembangan kualitas sekolah yang lebih baik seperti
menerapkan pembiasaan etika dan keagamaan,
pelatihan/diklat, olahraga bersama, multi aktivitas
kekeluargaan dan kebersamaan serta evaluasi untuk
melihat ketercapaian tujuan sekolah sebagai bahan
tindak lanjut untuk memaksimalkan usaha perbaikan.
Waktu luang (leisure time) dapat dimanfaatkan dengan
yang lebih baik dan terarah terhadap perkembangan yang
diharapkan, sehingga upaya tersebut akan menghasilkan
nilai yang positif terhadap pendidikan khususnya SMK Al
Amanah yang penulis pimpin, sehingga berimbas
terhadap peningkatan membangun kualitas sekolah.
125
Strategi Pemanfaatan Waktu Luang
Leisure time dalam bahasa Indonesia disebut waktu
luang/senggang terdiri dari dua kata, kata pertama
memegang kunci untuk mengetahui pengertiannya. Kata
leisure berasal dari kata licere yang berarti diperkenankan
(to be permitted) atau menjadi bebas (to be free). Kata lain
dari leisure adalah loisir berasal dari bahasa Perancis
yang berarti waktu luang (free time), George Torkilsen
(Januarius, 2011: hlm.5). Sukadijo (2000: hlm.5-6)
melihat arti istilah waktu luang dari 3(tiga) dimensi.
Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai
waktu yang tidak digunakan untuk “bekerja”; mencari
nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan
hidup. Melihat dari dimensi pengisian, waktu luang
adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan
sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan
sesuka hati. Selain itu dilihat dari sisi fungsi, waktu luang
adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana
mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi,
kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi,
sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai
kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau
sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Strategi pemanfaatan waktu luang (leisure time) SMK
Al Amanah pemangfaatan waktu luang diarahkan kepada
pengelolaan yang terprogram dan bersifat situasional,
aktivitas ini dilakukan melalui aktivitas menyenangkan
melibatkan semua orang dengan tujuan yang lebih
berguna, misalkan untuk menggali kemampuan guru,
memotivasi, membangun kebersamaan, kerjasama,
komunikasi, hubungan sosial dan lain sebagainya.
Strategi yang diterapkan di SMK Al Amanah adalah
memanfaatkan waktu luang (leisure time) untuk
membangun kualitas sekolah. Sasarannya terhadap
warga sekolah untuk mengembalikan semangat dan
motivasi dalam berkerja serta pemangfaatan waktu luang
ini untuk menunjang atau mengurangi tingkat kejenuhan
dan hubungan sosial terhadap rekan kerja atau temannya
sekaligus membina profesionalitas kerja.
126
Gambar 1. Strategi Pemanfaatan Waktu Luang
127
1) Menjadwalkan kegiatan mentoring keagamaan dalam
satu minggu sekali, kajian rutin baca tulis qur’an dan
kajian ibadah islam untuk melatih karakter yang
religius terhadap warga sekolah.
2) Menggerakan Discipline Day yang dilakukan setiap
hari terutama di hari Senin dan Jum’at. Untuk melatih
kedisiplinan untuk hadir tepat waktu dan mengikuti
aturan-aturan yang ada di sekolah untuk melatih
integritas semua warga sekolah.
3) Melaksanakan Upacara Bendera rutin pada hari senin,
menyanyikan lagu kebangsaan dan peringatan hari
besar untuk meningkatkan Nasionalisme.
4) Melaksanakan aktivitas bersama dalam menjaga 5K
dalam setiap hari terutama dalam aktivitas gotong
royong yang dilakukan hari Jum’at.
128
permainan atau aktivitas olahraga rekreasi seperti
berangkat ke sekolah dengan bersepeda, berjalan, lari.
129
Keempat, diklat/pelatihan, memotivasi dan
memberikan pemahaman kepada warga sekolah yang ada
di sekolah termasuk siswa bagaimana arti penting
peningkatan kompetensi terkini untuk menjawab
tantangan masa depan dengan melibatkan DU/DI. Waktu
dan tempat pelaksanaan disesuaikan di luar kegiatan
efektif belajar seperti pada sebelum memasuki tahun
pelajaran baru bertepatan dengan in house training (IHT)
atau pada akhir semester, materi diklat pengembangan
diri ini untuk meningkatkan kompetensi berdasarkan
hasil identifikasi permasalahan sekolah yang perlu di
perbaiki atau dikembangkan, seperti pelatihan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), kewirausahaan, wawasan
kebangsaan, teknologi terbarukan, dan pelatihan khusus
pengembangan kompetensi keahlian serta penanaman
pentingnya menjaga kesehatan untuk kebugaran tubuh
melalui seminar atau workshop sebagai salah satu
meningkatkan kulitas sekolah berhubungan dengan
kinerja sumber daya manusia yang ada di sekolah.
130
yang diampunya bagi guru. Bisa juga dilakukan secara
tiba-tiba untuk melihat proses pembelajaran di kelas
untuk memotret keadaan dan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.
131
Peningkatan Prestasi guru dan siswa
Pembinaan dan pengawasan kegiatan evaluasi harus
terus dilaksanakan oleh kepala sekolah agar sistem mutu
pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penulis dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan disekolah
dilakukan dengan memanfaatkan waktu luang melalui
pendekatan individu dengan strategi diskusi dengan
suasana santai sehingga bisa menggali kemampuannya
untuk dikembangkan baik itu dalam profesinya ataupun
dalam pembelajaran. Selain itu, dengan pendekatan
tersebut dapat mengatasi masalah yang terjadi pada guru,
seperti kedisiplinan, hubungan sosial dan masalah-
masalah yang muncul berkaitan dengan kepribadiannya.
Melalui pemanfaatan waktu luang dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan kegiatan evaluasi prestasi
guru tahun ke tahun semakin meningkat hal tersebut
berimbas pada prestasi siswa, peningkatan tersebut dapat
dilihat dari kedispilinan, kehadiran, pelaksanaan tugas
dan administrasi pembelajaran, serta dapat dilihat dalam
penilaian kompetensi guru (PKG) yang dilakukan oleh
pengawas pembina dan kepala sekolah. Minat bakat dari
setiap individu akan tergali, misalnya aktif dalam kegiatan
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP),
pengembangan prestasi olahraga dan seni, bahkan tidak
banyak guru yang senang dengan menulis diarahkan
menjadi penulis dan pada akhirnya dapat membuat buku
yang berkerjasama dengan penerbit.
132
dilakukan setiap hari dari mulai masuk sekolah sampai
keluar sekolah yang menanamkan nilai karakter religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
Peningkatan kompetensi siswa tidak hanya dalam
ketiga ranah pendidikan saja namun diberikan penguatan
melalui pemanfaatan waktu luang olahraga bersama,
melatih kondisi tubuh tetap bugar dan sehat. Maka dari
itu siswa bukan hanya pandai, terampil dan mempunyai
sikap yang baik tetapi dengan kesehatan/kebugaran
tubuhnya siap untuk bekerja/bergerak dengan leluasa
sesuai kebutuhan kerjanya. Hal tersebut terbukti dari
beberapa siswa lulusan yang menjadi teknisi dan
karyawan terbaik di perusahaan tempat bekerjanya.
133
pembelajaran dan memenuhi kebutuhan fasilitas
pendukungnya, ditunjukan dengan peningkatan kualitas
guru yang tiap tahun semakin lebih baik, serta sarana
yang semakin berkembang memenui kebutuhan proses
pembelajaran.
134
Setelah proses implementasi strategi pemanfaatan
waktu luang (leisure time) dilakukan secara sistematis dan
mengikuti langkah-langkah dan ketentuannya, dapat
dirasakan dan dialami penulis/kepala sekolah SMK Al
Amanah, kualitas sekolah menjadi meningkat, di
antaranya terjadi peningkatan kualitas: 1). profesionalitas
guru; 2). Prestasi guru, staf dan siswa; 3). Lulusan siap
bekerja; 4). Mutu Layanan; dan 5). Sarana prasarana.
Peningkatan kualitas sekolah yang digambarkan dalam
pembahasan sebelumnya dapat tergambar dengan singkat
pada tabel 1 berikut ini:
Indikator
No Awal Sekarang
Peningkatan
1 Profesionalitas Guru 80 % 95%
2 Prestasi Guru, Staf 86 % 98%
dan Siswa
3 Lulusan Siap Bekerja 65 % 80%
4 Mutu Layanan 75 % 90%
5 Sarana Prasarana 45 % 92%
Total Rerata 70,2% 91%
Indikator
135
2) Terhadap Tenaga Kependidikan (PTK), dampak
terhadap tenaga kependidikan dirasakan munculnya
kesadaran disiplin kerja yang baik, tepat waktu dan
mampu bekerjasama dengan rekan yang lainnya
sehingga dapat kerja secara maksimal
3) Terhadap siswa, peningkatan kualitas berdampak juga
pada kualitas pembelajaran siswa sehingga
kompetensinya meningkat maka akan mempengaruhi
terhadap lulusan, terutama dibekali pelatihan
kompetensi untuk tantangan masa depan yang
membuat siswa siap untuk bekerja baik secara
pengetahuan, keterampilan, sikap dan kondisi
kebugarannya.
4) Terhadap sekolah, berdampak lebih menyeluruh
dengan kualitas sekolah yang meningkat akan
menambah kepercayaan masyarakat terhadap
sekolah, bukan hanya itu saja melainkan akan
mempermudah sekolah bekerjasama dengan dunia
industri sehingga melahirkan pendidik dan siswa yang
berprestasi serta kompeten dalam bidangnya masing-
masing yang siap bekerja dan mampu bersaing
menghadapai tantangan dimasa depan.
136
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas.
Januarius, A. 2011. Study Tingkat Kebosanan dalam
Waktu Luang Pada Mahasiswa Baru Universitas
Kristen Petra Surabaya. Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
Nurkolis. 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model
dan Aplikasi, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Soekadijo R.G, 2000, Anatomi Pariwisata, Gramedia,
Jakarta.
137
Tentang Penulis
Rizal Alamsyah, M.Pd, dilahirkan
di Bandung pada tanggal 16
September 1984. Pendidikan
Sekolah Dasar ditamatkan di SDN
Celak 2 Gununghalu, lulus pada
tahun 1996. Kemudian
melanjutkan Pendidikan Menengah
Pertama di SMPN 1 Sindangkerta,
lulus pada tahun 1999. Setelah itu
melanjutkan Pendidikan Menengah
Atas di SMAN 3 Cimahi, lulus tahun
2002. Pada tahun yang sama
melanjutkan studi S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi (PJKR) di FPOK Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung, lulus tahun 2007. Studi S2
Pendidikan Olahraga dituntaskan pada tahun 2017 di
Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung. Menjadi kepala
sekolah dari tahun 2011 sampai dengan sekarang.
Penulis dapat dihubungi melalui nomor handphone/WA
085320202702.
138
PELAKSANAAN PERAKTIK KERJA
LAPANGAN (PKL) DENGAN STRATEGI
“PENSI”
Evriza
KEPALA SMKN I KOTA BENGKULU
Email: evrizaicha@gmail.com
139
Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter
dalam pelaksanaan PKL sangat penting karena
diharapkan dapat mendukung dalam membangun dan
membekali peserta didik menjadi generasi emas Indonesia
Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dalam menghadapi
dinamika perubahan di masa depan. Pelaksanaan PKL
harus dirancang dan dilaksanakan dengan
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter di antaranya adalah nilai-nilai jujur, disiplin,
bekerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,
menghargai prestasi, komunikatif, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggung-jawab.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bentuk
dari proses pembelajaran yang dilaksanakan di industri
atau dunia kerja. Penilaian hasil belajar dilakukan secara
menyeluruh pada ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Dunia
Kerja) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik
dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap
pengembangan program pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruhan (SMK). Program PKL disusun bersama antara
pihak sekolah SMK Negeri 1 Kota Bengkulu dan Du-Di
yang menjadi Institusi/Industri Pasangan (IP) dalam
pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutuhan siswa
sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana
berkontribusi bagi Du-Di terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah. Tujuan PKL dimaksudkan
untuk; (1) memberikan pengalaman kerja langsung (real)
kepada peserta didik dalam rangka menanamkan
(internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja; (2) memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengambangkan kepribadiannya yang berkarajter sesuai
dengan nilai-nilai positif yang tumbuh dan diperlukan
oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang ditekuni;
(3) menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik
untuk memasuki dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja
global; (4) memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di
sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi
lulusan; dan (5) mengaktualisasikan salah satu bentuk
aktivitas dalam penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) antara SMK Negeri 1 Kota Bengkulu dan
140
Institusi Pasangan yang memadukan secara sistematis
dan sistemik program pendidikan di sekolah dan program
pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja atau Du-
Di.
Manfaat pelaksanaan PKL bagi siswa SMK Negeri 1
Kota Bengkulu diharapkan siswa dapat: (1)
mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah
diperoleh di sekolah; (2) menambah wawasan mengenai
dunia kerja khususnya berupa pengalaman kerja
langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja
positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan
hasil kerja; (3) menambah dan meningkatkan kompetensi
serta menamkan etos kerja yang tinggi sesuai budaya
industri; (4) memperkuat kemampuan produktif sesuai
dengan kompetensi keahlian yang dipelajari; (5)
mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/
arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi
kepada dunia kerja; dan (6) memperkuat kepribadiannya
yang berkarater sesuai dengan tuntutan nilai-nilai yang
tumbuh dari budaya industri. Sedangkan manfaat bagi
sekolah adalah: (1) terjalinnya hubungan kerja sama yang
saling menguntungkan antara sekolah dengan dunia
kerja atau Du-Di; (2) meningkatkan kualitas lulusan
melalui pengalaman kerja langsung selama PKL; (3)
meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah
melalui sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran,
teaching factory, dan pengembangan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di
tempat PKL; (4) merealisasikan program penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat secara
terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai
karakter budaya industri sebagai salah satu bentuk
implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
tentang Peningatan Pendidikan Karakter; dan (5)
meningkatkan kualitas lulusan.
PKL juga memberikan manfaat bagi dunia kerja
yaitu: (1) Dunia Kerja atau Du-Di lebih dikenal oleh
masyarakat, khususnya masyarakat sekolah sehingga
dapat wahana dalam promosi produk; (2) adanya
masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan Du-Di; (3) Dunia Kerja atau Du-Di dapat
mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL; (4) mendapatkan calon tenaga
141
kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya; dan
(5) meningkatkan citra positif Du-Di karena dapat
berkontribusi terhadap dunia pendidikan sebagai
implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2016 tentang Revitalisasi SMK.
142
masih berhubungan dengan kompetensi keahlian siswa
yang bersangkutan. Sedangkan untuk beberapa siswa
yang memiliki faktor pribadi dan faktor kesehatan atau
fisik lemah pihak POKJA PKL menarik dari tempat PKL
sebelumnya dan menempatkan siswa yang bersangkutan
di tempat PKL atau Du-Di yang dekat dengan sekolah
atau tempat tinggal siswa tersebut yang tentunya juga
masih sesuai dengan kompetensi siswa dan atau
meletakkan siswa tersebut ke bidang usaha dan atau
bussiness centre sekolah mengingat dan menimbang
hampir setiap kompetensi keahlian yang ada di SMK
Negeri 1 Kota Bengkulu memiliki bidang usaha atau
miniatur Du-Di seperti yang ada di luar sekolah meskipun
jumlahnya masih terbatas yang tidak bisa menampung
semua siswa.
Dalam pelaksanaan PKL bukan hanya siswa yang
bermasalah, tetapi juga terdapat permasalahan dari guru
pembimbing, dimana pembimbing kadang kala tidak
melaksanakan monitoring ke Du-Di dengan bermacam
alasan. Kalaupun pembimbing datang ke DUDI hanya
batas menemui instruktur di Perusahaan saja tanpa
menemui siswa yang dibimbing menanyakan kondisi
siswa yang PKL. Kadang kala guru pembimbing juga tidak
begitu faham dan mengetahui kehadiran siswa di tempat
PKL, kecuali kalau ada pemberitahuan dari instruktur di
perusahaan kalau siswa yang sedang PKL punya
masalah, barulah guru pembimbing menangapi dan
menindaklanjutinya.
Kepala Sekolah berinisiatif dan mengambil tindakan
nyata untuk mengatasi masalah yang dihadapi agar
pelaksanaan PKL siswa SMK Negeri 1 Kota Bengkulu
dapat optimal dan memberikan hasil yang sangat baik.
Inisiatif dan tindakan nyata tersebut adalah dengan
memberikan pendampingan dan supervisi tanpa
pemberitahuan (supervisi mendadak) yang di istilahkan
dengan ‘Pensi’ dalam pelaksanaan PKL
143
Usaha dan Dunia Industri (Du-Di) yang sesuai dengan
kompetensi siswa. Siswa yang sudah menyelasaikan
pembelajaran di SMKN 1 Kota Bengkulu dapat di terima
di dunia kerja.
Tujuan khusus dari supervisi menurut Arikunto
(2003) adalah: (a) meningkatkan kinerja siswa sekolah
dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar
dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi
belajar secara optimal; (b) meningkatkan mutu kinerja
guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa
mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagaimana
diharapkan; (c) meningkatkan keefektifan kurikulum
sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di
dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung
dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan
tujuan lembaga; (d) meningkatkan keefektifan dan
keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa; (e)
meningkatkan kualitas pengelola sekolah, khususnya
dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang
optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi
belajar sebagaimana diharapkan; dan (f) meningkatkan
kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga
tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif
bagi kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya pada
kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan
lulusan. Kebijakan pelaksanaan supervisi dengan teknik
tanpa pemberitahuan yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah SMK Negeri 1 Kota Bengkulu merupakan adaptasi
dari teknik supervisi pendidikan kunjungan sekolah
namun dalam pelaksanaan PKL Supervisi tanpa
pemberitahuan ini dilaksanakan untuk mensupervisi
pelaksanaan PKL oleh siswa, instruktur dan Du-Di.
Tujuannya adalah untuk mengetahui situasi pelaksanaan
PKL apakah telah dilaksanakan dengan baik sesuai
prosedur atau tidak, dan untuk memperoleh informasi
dan pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan PKL
guna mengefektifkan supervisi oleh kepala sekolah
144
gambaran yang terstruktur untuk strategi pelaksanaan
Pensi dalam bentuk diagram sehingga kegiatan
pendampingan supervisi bisa terlaksana dengan baik dan
maksimal. Diagram yang dibuat oleh Kepala Sekolah di
sesuaikan dengan kondisi.
Pelaksanaan Supervisi
dan
Pola
Solusi Faktor
Penghambat
145
Strategi “PENSI” dalam Pemecahan Masalah PKL
Penyelesaian permasalahan dalam PKL dilakukan
Kepala Sekolah dengan memberikan pendampingan dan
supervisi tanpa pemberitahuan (supervisi mendadak) atau
‘Pensi’ terhadap pelaksanaan PKL di lapangan atau dunia
kerja (Du-Di) Pendampingan yang dilakukan oleh kepala
sekolah adalah pembinaan dan pembimbingan pada saat
pra-PKL dengan memberikan pembekalan berupa materi
yang berhubungan dengan PKL bagi siswa, dan guru
pembimbing serta instruktur sesuai perannya masing-
masing. Pemberian solusi bagi segenap permasalahan
yang timbul dengan melibatkan guru pembimbing dan
instruktur, serta memberikan motivasi kepada siswa,
guru pembimbing dan instruktur dalam pelaksanaan PKL
dengan memberikan masukan serta saran yang berkaitan
dengan teknis pelaksanaan PKL. Disamping itu Kepala
Sekolah membuat ketentuan atau aturan-aturan bersama
POKJA PKL untuk guru pembimbing dan untuk
instruktur yang ada di Du-Di, serta tata tertib untuk
siswa yang melaksanakan PKL . Adapun aturan-aturan
yang dibuat bersama dengan POKJA PKL untuk guru-
guru pembimbing antara lain: (1) Mengkondisikan siswa
sebelum melaksanakan PKL ke Du-Di, (2) Membicarakan
segala sesuatuyang berkaitan dengan pelaksanaan PKL
dengan pimpinan Du-Di atau yang mewakili,
(3)Mengetahui sebanyak mungkin proses pekerjaan yang
dilakukan siswa dintempat PKL, (4) Memberikan motivasi
kepada siswa agar selalu aktif dan tekun serta antusias
dalam mengikuti kegiatan praktik pada Du/Di yang telah
ditentukan, (5) Memberikan peringatan atau sanksi
kepada siswa yang melakukan pelanggaran atau tidak
disiplin, (6) Melaporkan dan mendiskusikan dengan
panitia Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentang hal-hal yang
ditemui di lapangan. Yang untuk Instruktur di Du-Di
adalah: (1) Menerima siswa untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) pada DU/DI yang bersangkutan,
(2) Mengatur pembagian tugas yang dilaksanakan oleh
siswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang sesuai dengan
kompetensi keahlian, (3) Memberikan pekerjaan kepada
siswa sesuai dengan pembagian tugas yang sudah
ditetapkan, (4) Memberikan bimbingan kepada siswa
sesuai dengan ketentuan penilaian Praktik Kerja
Lapangan (PKL), (5) Memberikan penjelasan kepada siswa
146
tentang mekanisme kerja yang ada pada instansi yang
bersangkutan, (6) Memberikan penilaian kepada siswa
sesuai dengan ketentuan penilaian Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
Sedangkan tata tertib untuk siswa yang PKL adalah:
(1) Mematuhi peraturan yang berlaku dalam
instansi/tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL),(2) Berada di tempat praktik 15 menit sebelum
praktik dimulai, berlaku sopan, jujur dan bertanggung
jawab, berinisiatif dan kreatif terhadap tugas-tugas yang
diberikan pada saat praktik,(3) Memakai pakaian praktik
sesuai aturan dari sekolah dan tanda pengenal, (4)
Memberi salam pada waktu datang dan meminta izin
pada waktu pergi serta berpamitan pada waktu pulang,
(5) Memberitahukan pada pimpinan unit/instruktur
apabila berhalangan hadir, (6) Membicarakan segera pada
guru pembimbing, ketua kelompok atau petugas yang
ditunjuk apabila mengalami kesulitan, (7) Menaati
peraturan dalam menggunakan alat atau bahan yang
dipakai dalam praktik, (8) Melaporkan segera kepada
petugas yang berwenang apabila terjadi kerusakan atau
mengambil alat atau bahan, (9) Membersihkan dan
mengatur kembali peralatan dengan rapi seperti semula,
apabila meninggalkan tempat, (10) Memelihara sarana
dan prasarana praktik kerja, ketertiban dan keamanan di
tempat praktik, (11) Mengisi dan menyerahkan agenda
harian.
147
Berdasarkan hasil analisa dan Pengamatan Kepala
Sekolah terhadap pelaksanaan PKL, maka sangat perlu
diadakan kegiatan yang sifatnya supervisi terhadp
pelaksanaan kegiatan PKL, oaleh sebab itu maka Kepala
Sekolah mengajak POKJA PKL untuk brifing terhadap
rencana pelaksanaan Supervisi yang sifatnya tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu, maka Kepala sekolah
mengajak POKJA PKL untuk brifing terhadap rencana
Kepala Sekolah akan melaksanakan Supervisi terhadap
pelaksanaan PKL. Dan merencanakan akan mengadakan
pembekalan terhadap guru-guru pembimbing siswa PKL
148
Siswa yang akan melaksanakan PKL dikumpulkan
oleh POKJA PKL untuk mendapatkan arahan dari Kepala
Sekolah, agar nantinya bisa maksimal dalam
melaksanakan tugas-tugas yang di berikan oleh
Instruktur, dan jangan sampai melakukan hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga akan merusak nama baik
sekolah, disamping itu Kepala Sekolah juga
menyampaikan kepada siswa, jaga diri baik-baik,
bekerjalah dengan maksimal, kalau selesai satu
pekerjaan, tanyakan pekerjaan berikutnya, jangan sampai
menunggu-nunggu pekerjaan diberikan, tetapi tanyakan
pekerjaan apa lagi yang harus dilaksanakan
149
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT.
Bina Aksara. Jakarta.
Direktorat PSMK. 2018. Pedoman Praktik Kerja Lapangan
(PKL) Peserta Didik SMK. Direktorat PSMK, Dirjen
Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.
150
Tentang Penulis
Evriza, dilahirkan di Batu Tebal pada
tanggal 10 Juli 1964. Pendidikan
Sekolah Dasar ditamatkan di Batu
Tebal pada tahun 1976. Kemudian
melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMP IV Angkat Candung
tamat tahun 1981, Setelah itu
melanjutkan pendidikan menengah
atas di SMEA Bukittinggi Jurusan
Tata Buku ,tamat tahun 1984. Pada
tahun yang sama melanjutkan studi ke IKIP Padang
Program D3 jurusan Pendidikan Dunia Usaha tamat
tahun 1987 kemudian melanjutkan ke S1 Pendidian
Dunia Usaha tamat tahun 1991 Selanjutnya
menyelesaikan studi S2 di Universitas Bengkulu tahun
2010 jurusan Manajemen Pendidikan,saat ini sedang
menyelesaikan studi S3 di IAIN Bengkulu jurusan
Pendidikan Agama Islam. Penulis dapat dihubungi melalui
no HP: 082384519960
151