PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH
2022
Pengarah
Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. (Plt. Kepala BBGP Jawa Tengah))
Penanggung jawab
Drs. Inyoman Rudi Kurniawan, MT (Kepala Bagian Tata Usaha BBGP Jawa Tengah)
Tim Penyusun
Tim Reviewer
Dr. Dian Fajarwati, M. Pd.
Salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah penyiapan guru dan tenaga
kependidikan yang mampu memimpin dan mengelola sekolahnya dengan baik
sehingga murid mendapatkan kebahagiaan selama menjalani proses pendidikan di
sekolah (Student’s Wellbeing).
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi dalam
penyelesaian buku pegangan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang
kita lakukan.
Untuk memperoleh hasil belajar secara optimal, ada hal-hal yang perlu diketahui
tentang modul ini:
1. Modul ini diawali dengan Bab Pendahuluan yang menyajikan latar belakang
mengapa pelatihan pengambangan kewirausahaan sekolah ini penting, dilanjutkan
dengan deskripsi singkat yang memberikan gambaran umum modul. Tujuan
pembelajaran dan indikator pencapaian tujuan juga dicantumkan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran. Materi dan sub materi juga disajikan lengkap agar
peserta pelatihan dan pengajar memahami batang tubuh modul dengan baik.
2. Mata diklat ini memiliki alokasi waktu sebanyak 6 jam pelatihan dengan modul yang
terbagi atas 3 materi pokok. Pembagian kegiatan belajar tersebut telah disesuaikan
dengan alur implementasinya sehingga pemahaman setiap materi akan sangat
penting sebagai modal peserta dalam memahami materi berikutnya.
3. Modul ini dapat digunakan dalam 2 (dua) moda pelatihan, yaitu moda luring (luar
jaringan) maupun kombinasi. Pada moda luring, modul disajikan dalam buku cetak
atau soft file dalam drive tertentu. Sedangkan pada moda kombinasi, modul akan
didigitalisasi dan disematkan dalam Learning Management System (LMS).
4. Di setiap akhir materi terdapat alat evaluasi dalam bentuk latihan/LK (lembar kerja)
yang disediakan guna menguji tingkat pemahaman peserta setelah memperoleh
pembelajaran. Latihan/LK yang dikerjakan akan dinilai dan dapat dijadikan umpan
balik untuk mengukur apakah materi sudah dikuasai dengan baik atau belum.
5. Guna memudahkan peserta pelatihan dalam memahami materi dalam modul ini,
pengajar akan melakukan banyak simulasi atau latihan selama proses
pembelajaran berlangsung.
A. Latar Belakang
Beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas
manajerial, pengembangan kewirausahaan dan supervisi (Pasal 54 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017). Pengembangan kewirausahaan sesuai
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, menyatakan bahwa kepala sekolah harus
mampu menciptakan inovasi yang berguna bagi sekolah, memiliki motivasi yang
kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah, pantang menyerah dan selalu mencari solusi yang terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. Hal ini sesuai dengan Kompri (2017:
293) yang menyatakan bahwa indikator kewirausahaan kepala sekolah adalah;
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan sekolah, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah,
pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah, memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kepala sekolah harus memiliki kompetensi kewirausahaan dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Kompetensi ini harus
dibekalkan kepada calon kepala sekolah yang kelak akan menjabat sebagai kepala
sekolah. Program penyiapan calon kepala sekolah harus menanamkan jiwa
kewirausahaan agar menghasilkan kepala sekolah yang inovatif, memiliki motivasi
untuk sukses, pantang menyerah, dan solutif terhadap masalah.
Tuntutan penguasaan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah belum
sejalan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil Uji
Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) yang diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin
Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) pada tahun 2015 kepada 176.378 kepala
sekolah (Maulipaksi, 2015). Hasil UKKS menunjukan bahwa rerata nilai pada
masing-masing jenjang adalah SMA 51.75, SMK 50.67, SMP 50.26, dan SD 44.43
(Purwata, 2015). Hasil UKKS menunjukan bahwa kompetensi kepala sekolah
masih dalam kategori “kurang”.
B. Deskripsi Singkat
Modul pengembangan kewirausahaan sekolah ini disusun agar peserta mampu
memahami konsep Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA),
mengidentifikasi potensi sekolah, menyusun gagasan inovasi berdasarkan potensi
sekolah, yang pada akhirnya mampu merancang program pengembangan
kewirausahaan sekolah.
Modul ini memuat materi-materi tentang Pendekatan Pengembangan Komunitas
Berbasis Aset (PKBA), gagasan inovasi pengembangan sekolah, dan
pengembangan program kewirausahaan sekolah.
C. Target Kompetensi
Adapun target kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah
kemampuan membangun budaya refleksi dalam pengembangan warga satuan
pendidikan dan pengelolaan program satuan pendidikan (Permendikbud Ristek
Nomor 40 Tahun 2021 pasal 12 ayat 1 dan 2).
B. Ekosistem Sekolah
Ekosistem dalam istilah biologi lingkungan yang berarti interaksi antara
komponen biotik dan abiotik (LIPI, 2013). Ekosistem di sini dibatasi sebagai
interaksi antara manusia terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Kita membatasi
makna manusia di sini sebagai peserta didik di sekolah. Sekolah adalah sebuah
komunitas manusia yang berkumpul bersama untuk saling belajar. Belajar adalah
proses menguasai pengetahuan dan keterampilan baru. Relasi di antara peserta
didik, sekolah dan belajar diikat dalam sebuah ekosistem. Maka keseimbangan
pendidikan di sekolah mengakui adanya saling ketergantungan yang sangat penting
diantara semua aspek pengembangan dalam setiap diri peserta didik dan
lingkungan sekolah secara keseluruhan (Ken Robinson, 2015). Jadi kita bisa
Nama : ….
Sekolah : ….
Nama Kegiatan
(Memuat nama program yang akan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi).
0. Latar Belakang
(Menguraikan permasalahan yang melatarbelakangi diadakannya program
tersebut)
0. Tujuan
(Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut)
1. …
2. ….
3. ….
0. Indikator Keberhasilan
(Penanda keberhasilan program)
1. ….
2. ….
3. ….
0. Sasaran
(Target yang akan dikenai kegiatan)
0. Bentuk Kegiatan
(Jenis-jenis kegiatan akan dilaksanakan, misalnya pelatihan, seminar,
pemberdayaan sumber daya yang ada, pendirian unit usaha, dan bentuk kegiatan
lain yang relevan)
0. Waktu dan Tempat
(Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan)
0. Jadwal dan Struktur Program
(Jadwal dan stuktur program kegiatan)
0. Susunan Panitia
(Personel yang terlibat dalam kegiatan)
0. Langkah-langkah Kegiatan
(Langkah-langkah dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut)
0. Pembiayaan
(Alokasi dana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan dan sumbernya)
0. Penutup
(Harapan yang ingin dicapai dan permohonan dukungan dari semua pihak)